KULIT JERUK
Ditulis oleh:
Guru :
Puji serta syukur di panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penyusunaan Makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………………………………………………… ii
ABSTRAK…………………………………………………………………………………………………………………….... iii
KATA PENGANTAR ………………..……………………………………………………………………………………… iv
DAFTAR ISI ………..…………………………………………………………………………………………………..….... vi
DAFTAR LAIN …………………………………………………………………………………………………………..….. vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................…………1
1.2 Gagasan kreatif ....................................................................…………1
1.3 Rumusan masalah.……………………………..……………………..2
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................…………2
1.5 Manfaat Penelitian ...............................................................…………2
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit jeruk merupakan salah satu limbah yang banyak beredar di
lingkungan. Limbah kulit jeruk dapat berasal dari industri minuman,
ataupun dari pasar. Pada tahun 2013, jumlah kulit jeruk di Indonesia
mencapai 309.678 ton tiap tahunnya. Sejauh ini belum banyak orang
yang mampu memanfaatkan limbah kulit jeruk, khususnya limbah di
pasar, agar menambah nilai jualnya (Kementerian Pertanian, 2013).
Pada kulit jeruk mengandung beberapa senyawa yang dapat
dimanfaatkan lebih lanjut, seperti kandungan minyak atsiri di dalamnya.
Minyak atsiri dalam kulit jeruk memiliki kandungan yang dapat
memberikan efek menenangkan. Minyak atsiri yang tercium melalui
hidung akan melewati reseptor penangkap aroma. Reseptor akan
mengirimkan sinyal-sinyal kimiawi ke otak dan akan mengatur emosi
seseorang, sehingga minyak atsiri biasa digunakan pada campuran
aromaterapi pada bidang kesehatan (Rusli, 2010).
Minyak atsiri juga dapat mengusir nyamuk, karena
mengandung linalool, geraniol, dan eugenol. Linalool adalah racun
kontak yang meningkatkan aktivitas saraf sensorik pada serangga, lebih
tepatnya menyebabkan stimulasi saraf motor yang dapat menyebabkan
kejang dan kelumpuhan pada beberapa serangga. Sedangkan eugenol
merupakan suatu cairan yang memiliki aroma yang menyegarkan dan
bersifat sebagai stimulan, anestetik lokal, karminatif, antiemetik,
antiseptik, dan antispasmodik. Sifat antiseptik ini yang dapat
menghindarkan dari gangguan nyamuk. Selanjutnya untuk geranol yaitu
iv
senyawa yang dapat mengakibatkan kematian pada serangga. Serangga
yang terkena senyawa ini akan memperlihatkan gejala keracunan dan
dapat menyebabkan kematian karena adanya zat racun dalam lambung
(Kardinan, 2007).
Kegunaan dari minyak atsiri dapat dimanfaatkan menjadi suatu
produk lilin yang diminati masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan lilin
mengalami peningkatan. Masyarakat tidak hanya menggunakan lilin di
saat listrik padam saja, namun juga menggunakannya untuk menenangkan
diri. Oleh karena itu, lilin dengan campuran minyak atsiri merupakan suatu
inovasi yang menambahkan unsur pengusir nyamuk di dalamnya.
Lilin multifungsi ini berbeda dengan produk lilin aromaterapi
lainnya. Lilin aromaterapi yang beredar di pasar hanya menawarkan fungsi
penenang atau aromaterapi saja, sedangkan lilin multifungsi ini
menambahkan fungsi pengusir nyamuk di dalamnya. Penggunaan lilin
multifungsi juga dapat mengurangi risiko yang ditimbulkan dari obat
nyamuk yang sering digunakan masyarakat untuk mengusir nyamuk. Obat
nyamuk seperti obat nyamuk bakar, semprot, maupun vapor mengandung
pestisida dan bahan kimia lain yang berbahaya bagi kesehatan
penggunanya. Penggunaan lilin multifungsi ini lebih aman dalam
mengusir nyamuk, karena menggunakan bahan alami, dan juga menjadi
pelopor gerakan ramah lingkungan karena mengurangi limbah kulit jeruk.
Keunggulan lain dari lilin multifungsi ini yaitu bersifat tahan lama dan
tidak ada asap. Strategi pemasaran lilin menggunakan konsep JasJus
(Jual Sana Jual Sini). Lilin multifungsi ini dinamakan dengan TROLIN
(Trio Lilin) dengan konsep 3P, sebagai penerang, pengharum, dan
pengusir nyamuk.
B. Rumusan Masalah
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
pengharum ruangan.
lingkungan.
vi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri dari sumbu yang diselimuti
oleh bahan bakar padat yang mudah terbakar. Sebelum abad ke-19, bahan bakar
yang digunakan biasanya adalah lemak sapi (yang banyak mengandung asam
stearat). Sekarang yang biasanya digunakan adalah parafin.
Kulit jeruk atau zest adalah sebuah bahan pangan yang disiapkan dengan
menguliti atau memotong kulit luar dan berwarna dari buah-buahan sitrus yang
tak diberi lilin seperti lemon, jeruk, sitron dan limun. Kulit jeruk dipakai untuk
menambah rasa pada makanan.
Kerajaan :Plantae
Filum :Magnoliophyta
Kelas:Magnoliopsida
Ordo:Sapindales
Famili:Rutaceae
Genus:Citrus
Spesies:C. Sinensis
B. Asal – Usul dan Penyebaran
Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Cina
dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang
lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan.
A. Kesehatan
Berkat kandungan vitamin C-nya yang sangat baik, manfaat kulit jeruk
membantu memecah hidung tersumbat dan membersihkan paru-paru. Vitamin C
juga meningkatkan kekebalan, dan ini membantu menangkal dan mencegah
infeksi paru-paru. Kulit jeruk dapat membantu mengeluarkan dahak dengan
membersihkan paru-paru.
B. Kecantikan
· Manfaat kulit jeruk dianggap berkhasiat bagi kulit karena dapat mengatasi
komedo, sel mati, jerawat, dan noda, serta mencerahkan wajah. Moms juga bisa
menambahkan susu atau dadih untuk mendapatkan kilau ekstra pada kulit.
Kulit jeruk kaya akan serat, folat, kalsium, vitamin C, vitamin B6, dan nutrisi penting
lainnya. Selain itu, terdapat sejumlah kandungan polifenol yang dapat menangkal
beberapa penyakit, Toppers.
viii
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Bahan
1. Kulit jeruk sunkist (Citrus sinensis)
2. Simplisia daun mint (Mentha Piperita)
3. Etanol 96%
C . Langkah-langkah
7
8
Pembuatan minyak atsiri dari kulit jeruk Sunkist dilakukan dengan prosedur
sebagai berikut:
1.Penyiapan bahan
Mencuci bersih jeruk sunkist kemudian memotong kecil-kecil dan mencincang
halus kulit jeruk sunkist.
2. Soxhletasi
a. Menimbang kulit jeruk Sunkist yang sudah dihaluskan sebanyak 50 gram lalu
membungkusnya dengan kertas saring kemudian memasukkan kedalam
timbal/klonsong pada alat soxhlet tersebut.
b. Menuang 300 ml etanol 96% kedalam labu leher Satu
c. Merangkai alat ekstraksi, pemanas dihidupkan, dan pendingin dialirkan
d. Melakukan proses ektraksi selama 3 jam sebanyak 9 siklus
3. Dekantasi
a. Memasukkan kembali campuran minyak atsiri dan solvent hasil dari ekstraksi
tadi kedalam labu leher satu.
b. Merangkai alat ekstraksi, pemanas dihidupkan, dan pendingin dialirkan.
c. Proses pemisahan dilakukan hingga solvent atau etanol yang masih terlarut
pada minyak atsiri akan jatuh di dalam klonsong. Sehingga menyisakan minyak
atsiri di dalam labu leher satu tersebut.
4. Rotary Evaporator
Melakukan proses pemisahan lebih lanjut pada alat rotary evaporator bertujuan
agar ekstrak yang didapatkan lebih pekat. Memasukkan hasil ekstrak pada alat
soxhlet tadi ke dalam labu alas bulat kemudian merangkai alat rotary evaporator
dan mengatur suhu yang sesuai dengan titik didih. pelarut. Pelarut yang masih
tersisa akan diuapkan dan ditampung kedalam labu pelampung. Pelarut yang
menguap tersebut disebabkan oleh proses. pemanasan di water chamber. Proses
pemisahan berlangsung selama kurang lebih 1 jam dengan suhu 50°C.
Pembuatan minyak atsiri dari daun Mint dilakukan dengan prosedur sebagai
berikut:
1. Persiapan bahan
Menimbang simplisia daun mint seberat 200 gram dan mencampurkannya dengan
400 ml etanol 96% kedalam gelas beker. Kemudian mengaduknya selama 10
menit.
2. Metode maserasi
Memasukkan campuran simplisia daun mint dan etanol yang sudah diaduk
kedalam toples kedap udara lalu menyimpannya dalam suhu kamar selama kurang
lebih 3 hari. Mengaduk campuran tersebut setiap hari selama 3 hari di waktu yang
sama.
3. Rotary Evaporator
Setelah direndam dengan pelarut selama 3 hari, memasukkan campuran tersebut
kedalam labu alas bulat. Merangkai alat rotary evaporator untuk melalui proses
pemisahan minyak atsiri dengan pelarut. Proses pemisahan berlangsung selama
kurang lebih 1 jam dengan suhu 50°C.
9
10
BAB IV
ISI DAN PEMBAHASAN
Camilan adalah istilah bagi makanan yang bukan merupakan menu utama
(makan pagi, makan siang atau makan malam). Makanan yang dianggap makanan
ringan adalah sesuatu yang dimaksudkan untuk menghilangkan rasa lapar
seseorang sementara waktu, memberi sedikit pasokan tenaga ke tubuh, atau
sesuatu yang dimakan untuk dinikmati rasanya.
Bobosi merupakan camilan inovasi karena menginovasi camilan kue
nastar yang berbahan dasar tepung terigu diganti dengan bahan dasar singkong.
Hal ini dilakukan karena singkong memiliki kandungan gizi yang lebih baik
dibandingkan tepun terigu. Selain itu inovasi dilakukan dari segi bentuk, warna
dan rasa.
“sehat”, World Health Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan
yang sangat luas, yaitu “keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial,
tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam definisi ini,
sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang tidak
berpenyakit pun tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia semestinya dalam
keadaan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial.
Makanan praktis berarti makanan yang dibuat dari bahan alami yang
mudah didapat, seperti padi-padian, daging, dan limbah daging.
Makanan yang bergizi adalah makanan yang cukup mengandung
karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin dalam jumlah yang seimbang sesuai
kebutuhan.
Bobosi merupakan camilan berbahan dasar singkong yang memiliki
kandungan gizi tinggi, Camilan bobosi juga sebagai pengganti makanan
berkarbohidrat, Camilan bobosi dibuat dengan mudah dan sederhana, Pengolahan
bobosi meskipun berbahan tradisional tetapi dikemas dan disajikan dengan bentuk
modern.
Langkah-langkah membuat bobosi:
A. Alat
Alat yang di gunakan adalah oven, mixer, wadah, spatula, loyang, kompor,
wajan, dan pisau.
B.Bahan
500 gram strawberry
100 ml air
100 gram gulapasir
300 gram margarine
500 gram telur
250 gram tepungteriguselai strawberry
1 kg singkong
C .Cara membuat
11
12
BAB V
PENUTUP
5.1 kesimpulan
Camilan adalah istilah bagi makanan yang bukan merupakan menu
utama (makan pagi, makan siang atau makan malam). Makanan yang
dianggap makanan ringan adalah: sesuatu yang dimaksudkan untuk
menghilangkan rasa lapar seseorang sementara waktu, memberi sedikit
pasokan tenaga ke tubuh, atau sesuatu yang dimakan untuk dinikmati rasanya.
Salah satu camilan inovasi yang sehat, praktis, dan bergizi adalah
bobosi. Selain rasanya yang enak, bobosi juga mudah membuatnya. Selain itu
camilan bobosi ini dapat pula dikonsumsi sebagai pengganti makanan
berkarbohidrat.
B. Saran
1. Karya Tulis Ilmiah ini semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat dan
semoga pembaca dapat memberikan kritik yang membangun.
2. Semoga para remaja perkotaan dapat mengonsumsi bobosi sebagai camilan
inovasi yang sehat, praktis, dan bergizi.
13
DAFTAR PUSTAKA
vii
vii