Gol/Kel : P2/4 Dosen: Dr. Ir Mulyorini Rahayuningsih, MSi
PEMBUATAN SACCHAROMYCES FERMENTED FILTRATE TONER
Oleh:
Aulia Syafli Nosa (F34160038)
Kurniawan P. P. (F34160050)
Anisa Septi Anandini (F34160051)
Nadya Rizki (F34160056)
Syifa Amalia (F34160063)
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2019 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Produk-produk bukan hanya yaang dapat memuaskan kebutuhan
seseorang, tetapi terutama yang dapat memuakan kesenang konsumen. Kemajuan teknologi dibidang kosmetik pun mulai tampak dengan banyaknya produk kosmetik wajah yang berada dipasaran, selain itu kosmetik yang ditawarkan pun ada berbagai macam jenisnya seperti bedak, stik, masakara, pelembab wajah dan lain-lain. Kosmetk adalah alat-alat kecantikan seperti bedak, krem, dan lotion untuk memperindah wajah kulit, rambut dan lainya. Biaya untuk membelinya pun tidak bisa dibilang murah. Kosmetik yang sebenarnya merupakan barang sekunder pun menjadi kebutuhan primer dalam kehiduan para wanita. Mahasiswi sering dijadikan target pe- masaran berbagai produk industri, karena karakteristik mereka yang labil, spesifik dan mudah untuk dipengaruhi sehingga akhirnya mendorong munculnya berbagai gejala dalam perilaku membeli yang tidak wajar. Banyak industri yang mulai memproduksi kosmetik,karena melihat peluang dari omset penjualan yang cukup banyak terutama dari kalangan mahasiswi karena biasanya mereka akan lebih bersifat aktif mencari masukan dari te- mannya maupun berbagai iklan agar dapat menampilkan diri secara menarik. Pada kesempatan kali ini akan membahas cara pembuatan fermentasi ragi untuk kosmetik. Ragi yang digunakan kali ini saccharomyces cerivisae, ragi tersebut banyak sekali manfaat bagi kulit karena sifatnya yang skin-identical, artinya strukturnya sudah sesuai bagi kulit, bisa memperbaiki masalah kulit tanpa menimbulkan efek samping. Pada percobaan kali ini kelompok 4 akan mempelajari bagaimana cara pembuatan Saccharomyces Fermented Filtrate Toner dan mempelajari khasiat yang ada pada ragi saccharomyces cerivisae. METODOLOGI
Alat dan bahan
Alat yang digunakan pada pembuatan Fermented Filtrate Toner adalah
gelas, karet, kain bersih, sendok dan plastik. Bahan yang digunakan pada percobaan kali ini 1 bungkus ragi roti (merk Fermipan), 2 sdm nasi putih (nasi yang baru matang), dan 1/2 gelas air matang.
Metode
Air matang
Ditambahkan 2 sendok nasi putih
Ditambahkan 1 sdm ragi roti
Di aduk hingga rata dan Tutup rapat mulut gelas dengan
plastik yang diikat karet atau aluminium foil. Pastikan tidak ada udara masuk.
Dibiarkan selama 3 jam
Disaring dengan kain atau kertas saring
Dan dimasukkasn ke dalam botol kecil
hasil PEMBAHASAN
Perbedaan ragi roti dan ragi bir adalah pada strainnya
Strain yang berbeda menghasilkan jumlah karbon dioksida dan alkohol yang berbeda. Saccharomyces cerevisiae untuk ragi bir menggunakan strain yang menghasilkan banyak alkohol dan rasa pahit, sedangkan untuk ragi roti menggunakan strain yang menghasilkan banyak karbon dioksida sehingga adonan roti bisa mengembang. Ragi roti biasanya merupakan ragi aktif sehingga proses fermentasinya cepat, sedangkan ragi bir merupakan ragi inaktif sehingga proses fermentasinya lebih lama. Saccharomyces cerevisiae juga dimanfaatkan sebagai ragi bir. Ragi roti dan ragi bir disebut sebagai nutritional yeast karena nilai gizinya yang tinggi : vitamin B kompleks : B1 (thiamine), B2 (riboflavin), B3 (niacin), B5 (panthotenic acid), B6 (pyridoxine), B9 (folic acid), biotin mineral : kromium dan selenium Saccharomyces cerevisiae digunakan dalam skincare karena sifatnya melembabkan kulit (skin conditioning & moisturizing), selain itu juga cenderung mempercepat penyembuhan luka dan bekasnya. Hasil penelitian yang diterbitkan di Journal of Burn Care and Research menunjukkan bahwa ekstrak ragi S. cerevisiae yang dioleskan ke kulit mempercepat penyembuhan luka pada tikus. Protein ragi S. cerevisiae juga dapat meningkatkan produksi kolagen oleh fibroblast di lapisan dermis kulit. Kolagen adalah protein struktural utama yang menyokong kulit sehingga kulit kencang dan elastis. Produksi kolagen menurun sesuai pertambahan usia, ikatan kolagen yang ada semakin longgar. Paparan sinar matahari mempercepat kelonggaran ikatan kolagen dengan mengaktifkan enzim yang merusak ikatan kolagen. Hal ini menyebabkan timbulnya kerutan. Ekstrak ragi dan protein ragi dapat memperlambat kelonggaran ikatan kolagen sehingga kerutan tidak cepat muncul. Ekstrak/ filtrat dari fermentasi Saccharomyces merupakan bahan yang disebut skin-identical atau repairing ingredients karena struktur selulernya sangat mirip dengan sel kulit manusia, bisa memperbaiki berbagai ketidaksempurnaan kulit. Saccharomyces juga menghasilkan beta-glucan yang merupakan antioksidan kuat. Menurut berbagai hasil penelitian, filtrat (hasil penyaringan) dari fermentasi Saccharomyces tidak memiliki efek samping bagi kulit. Cara bekerja Saccharomyces adalah dengan meningkatkan produksi hyaluronic acid pada lapisan epidermis kulit manusia. Selain itu juga meningkatkan komponen polygalacturonase pada kulit, yaitu allantoin. Allantoin mampu menjaga kehalusan kulit.
Ekstrak/ hasil penyaringan dari fermentasi ragi Saccharomyces memiliki
sejumlah manfaat: mencerahkan kulit mengurangi kerutan menenangkan kulit dan mencegah stress pada sel-sel kulit menghaluskan dan melembabkan kulit meningkatkan sirkulasi darah pada kulit dan mengurangi dark circle Dalam buku The Essential Herb-Drug-Vitamin Interaction Guide, dr. George T. Grossberg dan Barry Fox merekomendasikan ragi bir (Saccharomyces cerevisiae) untuk penyembuhan jerawat, eksim dan luka bakar. Dalam Feed Your Skin, Starve Your Wrinkles seorang ahli nutrisi holistik Allison Tannis menyatakan bahwa vitamin B dalam ragi bir menyediakan energi yang cukup untuk replikasi sel-sel kulit, sedangkan kromium yang tinggi membantu kulit mengekstraksi energi tambahan dari lemak, karbohidrat dan protein.