Anda di halaman 1dari 11

Makalah

Teknologi Bioindustri

Hari/Tanggal : Kamis, 9 Juni 2016


Dosen : Dr. Ir. Mulyorini Rahayuningsih, M.Si

NATURAL YEASTER
(Produk Bioindustri)
Oleh :
Idham Dhia F
Muhamad sapoan
Anggi Aryanti
Fahmi Baharuddin
Nofridian Dwi Tantika

F34110027
F34130001
F34130014
F34130015
F34130021

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Wajah merupakan bagian tubuh yang menggambarkan keseluruhan kondisi
seseorang. Kulit wajah yang cantik, segar dan mulus berseri merupakan dambaan
setiap orang terutama kaum wanita, oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan
untuk dapat memperoleh kulit wajah yang cantik dan mulus. Kulit wajah
memerlukan pemeliharaan yang khusus karena kulit wajah merupakan organ yang
sensitif terhadap perlakuan dan rangsangan. Setiap individu memiliki jenis kulit
wajah berbeda, karena dipengaruhi oleh kadar air dan produksi minyak dalam
kulit, kecepatan pergantian sel-sel lapisan tanduk, dan faktor lingkungan
(Sukmawati 2013).
Dewasa ini fenomena yang sedang terjadi adalah masyarakat terutama
wanita semakin sadar akan pentingnya menjaga penampilan. Wanita sekarang
semakin memperhatikan penampilan, mereka ingin selalu tampil cantik, menarik
dan modis. Selain itu kondisi lingkungan dan pergaulan juga mendorong wanita
supaya selalu tampil cantik dan menarik, sehingga mereka senantiasa menjaga
penampilan. Mereka tidak hanya menjaga penampilan melalui pakaian atau
dandanan saja tetapi juga memperhatikan dari segi perawatan kulit dan wajah.
Memiliki kulit yang cantik dan indah menjadi dambaan setiap wanita, karena
kecantikan dan keindahan kulit mempunyai daya tarik tersendiri bagi orang lain
maupun diri sendiri. Bagi kaum wanita yang selalu ingin berpenampilan cantik
menarik, perawatan kulit terutama untuk wajah merupakan suatu kewajiban yang
tidak bisa ditinggalkan.
Salah satu jalan untuk mengenyahkan kulit kusam dan kasar adalah
dengan melakukan langkah perawatan wajah. Dewasa ini banyak sekali
bermunculan produk-produk untuk perawatan kulit terutama untuk wajah, seperti
cream perawatan wajah, pembersih muka berupa sabun, toner ataupun cream.
Perawatan wajah yang paling mendasar berawal dari membersihkan wajah secara
teratur, minimal dua kali sehari disaat mandi. Oleh karena itu, banyak produsen
yang menciptakan produk pembersih wajah.
Belakangan ini nama Pitera memang tengah menjadi salah satu trending
topik di kalangan wanita. Produk dengan kandungan pitera diklaim sebagai salah
satu cara merawat kulit yang paling mutakhir, dan uniknya juga sekaligus cara
yang paling alami. Sebenarnya pitera adalah cairan hasil proses fermentasi nasi
dengan ragi Galactomyces. Di Jepang cairan ini telah melalui proses uji klinis
yang membuktikannya cukup ampuh merawat kulit secara menyeluruh,
mengembalikan keremajaan kulit, kekenyalan, menghindari kulit berminyak,
mengurangi problem kulit kering, dan bahkan meredakan jerawat ringan serta
menghilangkan sebum serta noda pada kulit.
Banyak wanita yang tergiur untuk bisa mendapatkan kulit mulus, kenyal,
dan halus ala Pitera sehingga rela mengeluarkan modal besar demi membeli

produk yang mahal. Tapi rupanya produk air ragi ini dapat dengan mudah dibuat
di rumah sendiri. Kabar baiknya, semua bahan bakunya bisa didapatkan dengan
mudah di rumah. Berdasarkan hal tersebut kami tertarik untuk membuat produk
berbasis bioindustri yang memiliki cara pembuatan sangat sederhana, namun
mengandung manfaat yang besar. Produk ini disebut dengan toner yang berbahan
dasar ragi Saccharomyces, nasi, serta air. Kami menamakan produk ini dengan
Natural Yeaster.
Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah memenuhi tugas akhir mata kuliah
Teknologi Bioindustri dan pengembangan produk non pangan dari bahan mikroba.

TINJAUAN PUSTAKA
Nasi adalah beras (serelia) yang telah direbus atau ditanak. Pada
umumnya, warna nasi adalah putih bila beras beras yang digunakan adalah
berwarna putih. Nasi bisa dikatakan makanan pokok bagi masyarat Indonesia,
karena hampir semua wilayah di Indonesia adalah mengonsumsi nasi sebagai
makanan pokoknya. Nasi banyak mengandung karbohidrat dan air, sehingga
manfaat nasi putih menjadi sumber tenaga utama yang cepat karena mudah
diserap tubuh (Sukandi et al. 2013). Dilihat dari kandungan karbohidrat yang
cukup banyak yakni 40,6 % (Poedjiadi 2005), maka pati yang tekandung dalam
nasi dapat diubah menjadi alkohol melalui proses biologi dan kimia.
Menurut Nurhayani et al. (2000), ragi adalah suatu inokulum atau starter
untuk melakukan fermentasi. Jenis jenis ragi yang beredar secara komersial
terdiri atas isolat kapang dan khamir, berdasarkan kandungan tersebut ragi
berperan dalam mengubah pati menjadi gula sederhana. Ragi instan yang terdapat
di pasaran terdiri atas 2 jenis, yaitu berbentuk butiran halus dan berbentuk bulat
pipih. Ragi instan atau ragi dadak merupakan jenis ragi yang dapat langsung
dicampur dengan bahan lainnya, contohnya adalah Fermipan, Mauripan, Safinstant yang berbentuk butiran halus (Nurhayani et al. 2000). Komposisi dari
khamir komersial Fermipan adalah ragi Saccharomyces cervisiae dan sorbitan
monostearate yang merupakan pengemulsi, produk khamir komersial ini
digunakan dengan penambahan air.
Fermentasi merupakan proses produksi energi sel dalam keadaan
anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk
respirasi anaerobik. Akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang
mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan
tanpa akseptor electron eksternal (Ikmawati 2011). Sedangkan menurut (Mulyono
2006) mengatakan bahwa, fermentasi adalah proses kimia yang berlangsung oleh
adanya mikroorganisme yang mengkatalis reaksi.

METODOLOGI
Bahan dan Alat
Alat yang digunakan pada pembuatan produk Natural Yeaster ini adalah
sednok teh, gelas kaca, karet gelang, dan plastik. Sedangkan bahan yang
digunakan adalah ragi instan (Fermipan), air matang, air hangat, dan nasi.
Metode
Cara pembuatan
1 Cuci semua peralatan yang akan digunakan dengan air panas agar steril
2 Masukan nasi ke dalam gelas kaca sebanyak 1 sendok makan. Sebaiknya
menggunakan nasi yang baru makan agar aroma toner lebih enak. Suhu
nasi tidak boleh panas, tunggu hingga suhu nasi sekitar 25-30 derajat.
3 Isi gelas dengan air matang dan air hangat hingga penuh.
4 Masukan 1 sendok teh ragi instan/ fermipan ke dalam gelas.
5 Aduk hingga merata. Tutup gelas dengan rapat menggunakan plastik dan
karet.
6 Tunggu hingga 3 jam.
7 Ambil larutan yang jernih. Usahakan cairan yang dekat dengan nasi tidak
diambil.
8 Saring larutan menggunakan kertas saring.
9 Simpan toner dalam kulkas. Toner yang disimpan dalam kulkas akan
bertahan hingga 3 hari.
Cara penggunaan
1 Siapkan kapas dan keluarkan toner dari lemari pendingin.
2 Tuangkan toner secukupnya pada kapas.
3 Lalu usapkan kapas ke seluruh bagian wajah.
4 Bilas wajah hingga bersih menggunakan air.
5 Simpan kembali toner yang sudah digunakan ke dalam lemari pendingin
agar toner lebih tahan lama.
Uji yang akan dilakukan adalah uji kadar pH, uji aroma, kadar alkohol,
dan biomassa kering. Cara uji secara lengkap adalah sebagai berikut:
1 Uji kadar pH
Uji kadar pH dilakukan dengan menggunakan kertas pH. Pengujian kadar
pH dilakukan selama 3 hari. Kertas pH dicelupkan ke dalam cairan toner, dan
hasilnya dibaca.
2 Uji aroma
Uji aroma dilakukan secara langsung oleh mahasiswa. Uji aroma penting
dilakukan agar memastikan toner yang digunakan masih layak untuk digunakan
dari segi aroma.
3 Kadar alkohol

Uji kadar alkohol dilakukan untuk menghitung kadar alkohol yang


terdapat dalam toner. Awalnya dimasukan 100 ml toner ke dalam labu erlenmeyer
kemudian ditambahkan dengan batu didih. Erlenmeyer dihubungkan dengan
pendingin balik dan cairan yang keluar ditampung hingga 60-80 ml. Cairan hasil
pemanasan dimasukan ke dalam gelas ukur lalu diukur kadar alkoholnya dengan
menggunakan alkoholmeter.
4 Biomassa kering
Uji biomassa kering dilakukan dengan menggunakan alat sentrifuge.
Awalnya kuvet Ditimbang dalam oven selama 30 menit. Kemudian ditimbang
bobotnya. Lalu toner dimasukan ke dalam kuvet Hingga hampir penuh. lalu
dimasukan ke dalam sentrifuge selama 20 menit. Keluarkan kuvet dari sentrifuge
dan buang airnya. Jangan sampai endapannya juga terbuang. Lalu kuvet yang
terdapat endapannya dimasukan ke dalam oven selama 1 hari hingga kering.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
[Hasil Terlampir]
Pembahasan
Alkohol merupakan nama satuan golongan senyawa organik yang tersusun
dari unsur-unsur C, H dan O dengan struktur yang khas. Alkohol atau dikenal juga
dengan etanol mempunyai rumus kimia C2H5OH, merupakan senyawa yang
banyak digunakan dalam bahan kosmetik, obat-obatan, pembuatan karet sintesis
hingga bahan bakar motor seperti gasohol dan petranol (Sebayang 2006). Selain
itu, alkohol juga digunakan sebagai pelarut untuk melangsungkan sejumlah reaksi
organik, misalnya metanol digunakan sebagai bahan anti pembekuan, alkohol
digunakan sebagai sumber panas karena mempunyai nyala yang jernih, dan lauril
alkohol digunakan dalam pembuatan deterjen. Sebagai bahan kosmetik, alkohol
dapat dijadikan bahan pembersih wajah (toner). Mengingat besarnya potensi
pemanfaatan alkohol tersebut, perlu dikembangkan proses pembuatannya
terutama dari bahan yang renewable, contohnya dibuat sebagai toner.
Alkohol dapat disintesis dari bahan pangan yang memiliki kandungan
karbohidrat yang tinggi dengan proses hidrolisis dan fermentasi. Fermentasi
adalah suatu proses perubahan kimia yang disebabkan oleh aktivitas mikroba
ataupun oleh aktivitas enzim yang dihasilkan mikroba. Jalur metabolisme
karbohidrat dalam sistem fermentasi etanol atau alkohol dapat dibuat oleh khamir.
Salah satu jenis khamir yang produktif dan sering digunakan ialah Saccharomyces
cerevisiae. Dalam fermentasi ini glukosa dalam karbohidrat didegradasi menjadi
etanol atau alkohol dan CO2 melalui suatu jalur metabolisme yang disebut
glikolisis. Jalur glikolisis ini disebut juga jalur Embden-Meyerhof-Parnas
(Sebayang 2006).
Salah satu bahan pangan yang dapat disintesis menjadi alkohol yakni nasi,
yang juga merupakan sumber karbohidrat. Nasi yang digunakan dapat juga
berasal dari limbah rumah makan. Karena nasi yang dijadikan salah satu bahan
fermentasi mudah didapat, fermentasi pengolahan nasi menjadi alkohol dengan
cara sederhana dapat dilakukan dalam skala rumah tangga. Alkohol ini selanjutnya
dapat diaplikasikan untuk digunakan sebagai toner atau pembersih wajah karena
sifatnya yang antiseptik. Percobaan kali ini digunakan nasi yang ditanak sendiri
untuk difermentasi menggunakan ragi (jenis khamir Saccharomyces cerevisiae).
Fermentasi dilakukan selama tiga jam. Selanjutnya, hasil fermentasi disaring
untuk memisahkan endapan dengan filtrat. Hasil filtrat inilah yang mengandung
alkohol dan selanjutnya dianalisa.
Saccharomyces cerevisiae adalah ragi dari famili saccharomycetaceae.
Famili Saccharomycetaceae adalah famili ragi dari ordo saccharomycetales yang
bereproduksi dengan pembentukan tunas. Saccharomyces cerevisiae dapat tumbuh

secara aerob pada substrat glukosa, maltose, laktosa dan selobiosa. Fruktosa dan
galaktosa merupakan substrat terbaik untuk pertumbuhan ragi ini. Percobaan kali
ini, dibuat Saccharomyces cerevisiae tumbuh dalam keadaan anaerob.
Saccharomyces cereviseae sebenarnya tidak mampu langsung melakukan
fermentasi terhadap makromolekul seperti karbohidrat, akan tetapi enzim yang
disekresikan oleh mikroba tersebut mampu memutuskan ikatan glikosida sehingga
dapat difermentasi menjadi alkohol atau asam. Fermentasi alkohol dapat
didefinisikan sebagai proses penguraian gula menjadi alkohol dan karbondioksida
yang disebabkan enzim yang dihasilkan oleh massa sel mikroba. Perubahan yang
terjadi selama proses fermentasi adalah perubahan glukosa menjadi etanol oleh S.
cereviseae (Walker 2000)
Analisa yang dilakukan diantaranya pengukuran pH, aroma, kadar alkohol
dan biomassa kering. Pengukuran pH mengindikasi bahwa semakin lama waktu
fermentasi maka nilai pH semakin rendah. Rentan nilai pH yang ditunjukan hasil
sesuai dengan rentan nilai pH untuk pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae,
yaitu sekitar 4-5. Karena menurut Walker (2000), salah satu sifat Saccharomyces
cereviseae yaitu pertumbuhannya dapat berlangsung dengan baik pada kondisi pH
4 6. Nilai pH ini berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan, semakin rendah
nilai pH maka aromanya semakin kecut sehingga perlu dilakukan penambahan
bahan aditif agar pemakaian produk alkohol pembersih wajah ini tidak
mengurangi nilai mutu yang dirasa konsumen.
Berdasarkan hasil pengujian alkohol dengan prinsip distilasi kemudian
dilakukan pengukuran dengan alkoholimeter didapat kadar alkohol dari produk
Natural Yeaster adalah 0.1%. Hasil ini kurang mencukupi standar yang ada
karena jenis Saccharomyces cereviseae toleran terhadap kadar alkohol yang cukup
tinggi (12-18% v/v), tahan terhadap gula yang tinggi dan tetap aktif melakukan
fermentasi pada suhu (4-32)oC (Sebayang 2006). Hal ini dipengaruhi oleh waktu
fermentasi yang kurang cukup, karena waktu fermentasi yang biasa dilakukan 314 hari. Jika waktunya terlalu cepat Saccharomyces cereviseae masih dalam masa
pertumbuhan sehingga alkohol yang dihasilkan dalam jumlah sedikit dan jika
terlalu lama Saccharomyces cereviseae akan mati maka alkohol yang dihasilkan
tidak maksimal. Oleh karena itu perlu dilakukan waktu penambahan untuk
fermentasi dari tiga jam menjadi tiga hari dan apabila ingin diperpendek
diperlukan katalisator karena nasi yang berasal dari pati mempunyai kemampuan
hidrolisis yang lambat.
Berdasarkan hasil pengujian biomassa kering, diperoleh nilai rata-rata
yang cukup besar yaitu sekitar 43 g/L. Hal ini mengindikasi endapan dari hasil
fermentasi masih banyak (Sitohang et al. 2012). Berarti perlu dilakukan proses
hilir yang lebih baik seperti dilakukan penyaringan dua tahap atau dilakukannya
proses pemurnian. Karena jika dilihat, alkohol yang dapat dibuat sendiri ini
potensial untuk dikembangkan di lingkungan rumah tangga mengingat
kemudahan mendapatkan bahan baku.

Alat atau bahan


Air matang
Air panas
Fermipan

PERHITUNGAN EKONOMI
Jumlah
1 gelas
1 gelas
1 bungkus untuk 3 kali
pakai
1 sendok

Nasi
Total
Jumlah toner yang didapatkan : 50 ml
Jumlah toner dalam 1 botol : 100 ml
Harga jual toner : 10.000
Keuntungan : 10.000 (3000x2) = 4000

DAFTAR PUSTAKA

Harga (Rupiah)
500
500
1500
500
3000

Ikmawati.2011.Variasi Pertumbuhan Ragi Pembuatan Bioetanol Dari Kulit Ubi


(Monnihot Esculenta) Secara Fermentasi.Gorontalo(ID): Universitas
Negeri Gorontalo.
Mulyono.2006.Kamus Kimia.Bandung(ID): Bumi Aksara.
Nurhayani H, Muhiddin, Nuryati Juli dan I Nyoman PA.2000.Peningkatan
Kandungan Protein Kulit Umbi Ubi Kayu Melalui Proses
Fermentasi.JMS.VI(1): 1 -12.
Poedjiadi A.2005.Dasar-Dasar Biokimia.Depok(ID): UI Press.
Sukandi N, Astin L, Suleman D.2013.Sintesis Alkohol Dari Limbah Nasi Rumah
Makan Melalui Proses Hidrolisis dan Fermentasi.Gorontalo(ID):
Universitas Negeri Gorontalo.
Sukmawati A.2013.Pengaruh Konsentrasi PVA, HPMC, dan Gliserin Terhadap
Sifat Fisik Masker Wajah Gel Peel Off Ekstrak Etanol 96% Kulit Buah
Manggis.[Skripsi].Bali(ID): Universitas Udayana.
Sebayang F.2006.Pembuatan etanol dari molasses secara fermentasi menggunakan
sel Saccharomyces cereviseae yang terimobilisasi pada kalsium
alginate.Jurnal Teknologi Proses.V(2): 75-80.
Sitohang RV, Herawati T, Lili W.2012.Pengaruh pemberian dedak padi hasil
fermentasi ragi (Saccharomyces cereviseae) terhadap pertumbuhan
biomassa Daphnia sp.Jurnal Perikanan dan Kelautan.III(1): 65-72.
Walker GM.2000.Yeast Physiology and Biotechnology.Inggris(UK): John Wiley
and Sons.

LAMPIRAN

Hasil Analisa Uji Alkohol Natural Yeaster


Kadar pH
Hari kepH
1
5
2
5
3
4
Aroma
Hari ke0
1
2

Aroma
Tidak kecut
Sedikit kecut
Kecut, mirip aroma tape

Kadar Alkohol
Nilai yang terbaca pada alkoholimeter sebesar 0.1 %

Biomassa Kering
biomassa kering=

endapan hasil sentrifugasi kering


jumlah sampel semula

biomassa kering ( 1 )=

0.07 gram
=46.67 g/ L
0.0015 L

biomassa kering ( 2 )=

0.06 gram
=40 g/ L
0.0015 L

biomassa kering ratarata=

Produk Natural Yeaster

46.67+ 40 g /L
=43.335 g /L
2

Anda mungkin juga menyukai