Dosen Pengampu:
Ahmad Fatoni, S.E.Sy., M.E.K
Disusun Oleh:
Muhammad Luthfan Karim (5554200032)
Dinda Dwi Amalia (55544200004)
Alisa Batari Agung (5554200029)
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah yang masih memberikan kita nikmat iman,
nikmat Islam serta nikmat sehat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
materi yang membahas mengenai operasi moneter dual monetary system.
Penulisan makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
ekonomi moneter Islam. Tujuan penulisan dari makalah ini adalah membuka dan
menambah insight atau wawasan mengenai sistem operasi moneter. Kami
harapkan makalah kami dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini, masih jauh dari kata
sempurna. Kami yakini makalah ini masih memiliki kekurangan baik dari segi
penulisan, peletakkan kata, dan lainnya. Maka dari itu, kritik dan saran kami
terima demi kemajuan serta perkembangan kami dalam membuat makalah
kedepannya.
Mohon maaf bila ada salah kata serta kurang lebihnya dari kami. Akhir kata kami
ucapkan terima kasih.
Kelompok 7
2.1 Pengertian PUAB, PUAS, SBI, SBIS, Deposit Facility dan Fasbis
2.1.1 Pasar Uang Antar Bank
Pasar uang antar bank atau sering juga disebut interbank call money
market adalah kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan
bank lainnya. Untuk mengerahkan dana-dana masyarakat guna menunjang
pelaksanaan pembayaran dan stabilitas moneter, maka perlu diciptakan
prasarana-prasarana yang dapat membantu memperlancar mobilisasi dana-
dana masyarakat tersebut. Maka dari itu, langkah-langkah yang diambil
antara lain dengan merintis pasar pasar uang yang terorganisir, yaitu pasar
uang antar bank (PUAB) . PUAB ini untuk jangka pendek. Hal ini sesuai
dengan definisi baku dari BI yang menyatakan bahwa pasar uang antar
bank sebagai kegiatan pinjam meminjam dana jangka pendek antar bank
yang dilakukan melalui jaringan komunikasi elektronis.
Mekanisme pasar uang ini dapat dilaksanakan melalui proses kliring dan
di luar proses kliring.
Proses Kliring
A. Transaksi melalui kliring penyerahan
1. Bank yang meminjamkan berkewajiban untuk:
- Menyerahkan nota kredit untuk peserta yang menerima
pinjaman, sejumlah transaksi yang disetujui oleh pihak
yang bersangkutan.
- Memperhitungkan nota kredit tersebut sebagai bagian dari
nota kredit yang diserahkan dalam kliring penyerahan.
2. Bank yang menerima pinjaman berkewajiban untuk:
- Menerbitkan surat sanggup (aksep/promes) yang ditujukan
kepada bank pemberi pinjaman sesuai dengan transaksi
yang disepakati.
- Memperhitungkan nota kredit yang diterimanya sebagai
bagian dari nota kredit yang diterima dalam kliring
penyerahan.
- Menyerahkan tembusan atau fotokopi surat sanggup
(aksep/promes) yang bersangkutan kepada penyelenggara
kliring.
3. Pencairan kembali surat sanggup dilakukan dengan cara
penerbitan nota debit (N/B) oleh peserta yang memberikan
pinjaman sebagai warkat kliring
B. Transaksi yang diselenggarakan pada jadwal yang disediakan
khusus untuk pasar uang antar bank
1. Bank yang meminjamkan berkewajiban untuk:
- Menyerahkan nota kredit untuk peserta yang menerima
pinjaman sejumlah transaksi yang disetujui oleh pihak yang
bersangkutan
- Mencantumkan jumlah transaksi tersebut pada bilyet saldo
kliring
2. Bank yang menerima pinjaman berkewajiban untuk:
- Menerbitkan surat sanggup
- Mencantumkan jumlah transaksi
- Menyampaikan tembusan atau fotokopi kliring
Luar Kliring
1. Bank yang menerima pinjaman berkewajiban:
- Menerbitkan surat sanggup yang ditujukan kepada bank
pemberi pinjaman sesuai dengan transaksi yang disepakati
- Menyampaikan tembusan atau fotokopi surat sanggup yang
bersangkutan kepada BI
2. Bank yang memberikan pinjaman harus menyelesaikan transaksi
tersebut menurut cara yangg disepakati dengan penerima
pinjaman.
3. Pencairan kembali surat sanggup.
2.1.2 Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS)
Bank syariah dapat mengalami kekurangan likuiditas disebabkan
oleh perbedaan jangka waktu antara penerimaan dan penanaman dana
atau kelebihan likuiditas yang dapat terjadi karena dana yang
terhimpun belum dapat disalurkan kepada pihak yang memerlukan.
Dalam rangka peningkatan efisiensi pengelolaan dana, bank yang
melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah memerlukan
adanya pasar uang antarbank.
Ketentuan umum pasar uang antarbank berdasarkan fatwa MUI terdiri
dari:
A. Pasar uang antarbank yang tidak dibenarkan menurut syariah yaitu
pasar uang antarbank berdasarkan bunga.
B. Pasar uang antarbank yang dibenarkan menurut syariah yaitu pasar
uang yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
C. Pasar uang antarbank berdasarkan prinsip adalah kegiatan
transaksi keuangan jangka pendek antarpeserta pasar berdasarkan
prinsip syariah.
D. Peserta pasar uang sebagaimana dalam poin C, yaitu bank syariah
sebagai pemilik atau penerima dana dan bank konvensional hanya
sebagai pemilik dana.
3.1 Kesimpulan
Pasar uang antar bank atau sering juga disebut interbank call money
market adalah kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank
lainnya. Operasi moneter adalah pelaksanaan kebijakan oleh Bank Indonesia
(BI) dalam rangka pengendalian moneter melalui operasi pasar terbuka dan
koridor suku bunga.
Operasi Moneter (OM) bertujuan untuk mendukung pencapaian stabilitas
moneter yang dilaksanakan di pasar uang dan pasar valas secara terintegrasi.
OM dapat dilakukan secara konvensional dan berdasarkan prinsip syariah.
Operasi pasar terbuka adalah strategi pemerintah untuk mengontrol peredaran
uang. Caranya dengan memperjualbelikan surat berharga. Operasi pasar
terbuka injeksi - OPT jenis ini dilakukan jika berdasarkan perkiraan
perhitungan likuiditas atau indikator suku bunga di PUAB, diperkirakan akan
terjadi kekurangan likuiditas. Indikasi kekurangan likuiditas di antaranya
adalah peningkatan suku bunga PUAB secara tajam. Operasi pasar terbuka
absorpsi - OPT jenis ini dilakukan jika berdasarkan perkiraan perhitungan
likuiditas atau indikator suku bunga di PUAB, kelebihan likuiditas
diperkirakan terjadi. Indikasi kelebihan likuiditas di antaranya adalah
penurunan suku bunga PUAB secara tajam.
Standing Facilities adalah kegiatan penyediaan dana rupiah dari Bank
Indonesia kepada Bank dan penempatan dana rupiah oleh Bank di Bank
Indonesia untuk Operasi Moneter yang dilakukan secara konvensional dan
berdasarkan prinsip syariah.
3.2 Saran
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan laporan dalam bentuk
makalah ini masih memiliki kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca maupun para pihak yang berkepentingan agar
kedepannya dapat disajikan makalah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Widayatsari, Any. 2014. PASAR UANG ANTAR BANK SYARIAH. Bali: Jurnal
Ekonomi dan Hukum Islam, Vol. 4, No.2. (ISSN:2088-6365)