Anda di halaman 1dari 9

Nama/NIM : Aulia Fatmawati (18029127)

Prodi : Pendidikan Matematika

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Resume Pertemuan 14

Karangan Ilmiah:

Artikel Ilmiah
A. Pengertian Artikel Ilmiah
Menurut Muchlisin (2018) Artikel ilmiah adalah tulisan berdasarkan hasil
penelitian (pengamatan) yang terstruktur atau sistematis berdasarkan metode ilmiah
(memenuhi kaedah dan etika ilmiah), untuk memdapatkan jawaban secara ilmiah
terhadap suatu permasalahan yang ada.
Artikel ilmiah dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu artikel ilmiah hasil
penelitian dan nonpenelitian. Artikel ilmiah hasil penelitian merupakan artikel yang
terikat ruang dan waktu, kemudian ditulis berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya.
Artikel ilmiah nonpenelitian merupakan artikel yang mengacu pada semua
jenis artikel yang bukan laporan penelitian. Artikel ilmiah nonpenelitian menelaah
konsep, teori, prinsip, model, atau produk.

B. Komponen Artikel Ilmiah


a. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian
Menurut Prof. Dr. Suyono, M.Pd dkk (2015) artikel ilmiah hasil penelitian
ditulis dengan sistematika ilmiah. Materi yang di kembangkan dalam artikel
ilmiah meliputi prosedur penelitian, temuan penelitian, pembahasan, dan
simpulan. Artikel ilmiah hasil penelitian terdiri atass beberapa komponen.

Tabel Komponen Artikel Ilmiah Hasil Penelitian

NO Komponen Keterangan
1. Judul Artikel a. Judul artikel tidak berbentuk kalimat, tetapi
berbentuk frasa,
b. Terdiri atas variable-variabel tertentu yang
diteliti. Variabel yang dipilih dalam judul
mewakili setiap fokus masalah yang dibahas
dalam artikel.
c. Panjang judul artikel 5-15 kata.
d. Informatif dan menarik minat pembaca.
2. Nama Penulis Nama yang dicantumkan dalam artikel hasil
penelitian adalah nama penulis artikel, bukan nama
peneliti.
3. Sponsor Sponsor berisi lembaga tempat penulis berkerja.
4. Abstrak dan Kata a. Abstrak merupakan ringkasan keseluruhan isi
Kunci artikel. Abstrak berfungsi memberikan
gambaran secara umum isi artikel sebelum
pembaca membaca artikel lebih lanjut.
b. Abstrak artikel ilmiah hasil penelitian berisi
masalah dan tujuan penelitian, prosedur/metode
penelitian, ringkasan hasil,pembahasan,
simpulan, dan saran yang ditulis secara ringkas.
c. Kata Kunci merupakan variable-variabel yang
akan diteliti. Kata kunci sering dihubungkan
dengan judul. Artinya, variable yang ditulis
didalam judul juga harus dirumuskan menjadi
kata kunci. Kata kunci merupakan kata atau
gabungan kata yang menjadi focus masalah.
6. Prosedur penelitian a. Prosedur penelitian merupakan pemaparan
metode penelitian yang telah dilakukan.
b. Prosedur penelitian berisi pendekatan,
rancangan penelitian, data dan sumber data,
alat dan bahan (jika ada), lokasi dan lama
penelitian (jika ada), metode pengumpulan
data, serta teknik analisis data.
7. Hasil penelitian a. Hasil penelitian merupakan salah satu bagian
penting pada artikel ilmiah hasil penelitian.
Hasil penelitian yang telah ditemukan akan
menjadi dasar pembahasan lebih lanjut.
b. Pada hasil penelitian diperbolehkan menulis
table atau grafik yang dimaksud agar
memudahkan pembaca dalam memahami table
atau grafik tersebut.
8. Pembahasan a. Pembahasan merupakan bagian paling penting
dalam artikel ilmiah hasil penelitian. Pada
pembahasan, penulis membahas secara
mendalam dan lugas tentang hasil penelitian
dan kecenderungan yang ditemukan dalam
penelitian.
b. Fungsi pembahasan adalah menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang ada pada rumusan
masalah, serta merumuskan tujuan.
c. Teks utama pada pembahasan dapat di sertai
teori yang mendukung atau dimodifikasi
dengan teori baru.
9. Simpulan dan Simpulan dan saran pada artikel disajikan dalam
saran bentuk essai, dan bukan penomoran.
10. Daftar Rujukan Daftar rujukan yang ditulis hanya rujuan yang
dikutip dalam artikel, bukan rujukan penelitian
secara keseluruhan.

b. Artikel Ilmiah Hasil Nonpenelitian


Artikel ilmiah nonpenelitian ditulis dengan mengacu pada telaah konsep, teori,
atau fenomena yang terjadi di sekitar penulis. Artikel ilmah nonpenelitian ditulis
berdasarkan penalaran pribadi yang dilakukan penulis, namun tetap dalam
konvensi dan sistematika ilmiah. Sistematika artikel ilmiah nonpenelitian juga
sama dengan artikel ilmiah hasil penelitian, namun dengan subjudul yang
berbeda. Pada artikel ilmiah nonpenelitian tidak terdapat subjudul metode
penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan. Subjudul yang digunakan dalam
artikel ilmiah nonpenelitian adalah subjudul yang mewakili setiap focus masalah
yang dikembangkan oleh penulis.

Tabel Komponen Artikel Ilmiah Hasil Nonpenelitian


NO Komponen Keterangan
1. Judul Artikel a. Judul artikel informative dan menarik.
b. Tidak berbentuk kalimat, tetapi berbentuk frasa.
c. Panjang judul karakter 5-15 kata.
2. Nama Penulis dan a. Nama penulis ditulis lengkap.
Sponsor b. Sponsor adalah lembaga tempat penulis berkerja.
3. Abstrak dan Kata a. Abstrak berfungsi memberikan gambaran secara
Kunci umum isi artikel sebelum pembaca membaca
lebih lanjut.
b. Kata kunci dalam artikel ilmiah nonpenelitian
berisi variable-variabel yang dibahas dalam
artikel.
c. Kata kunci dalam artikel ilmiah nonpenelitian
tidak selalu berdasarkan pada judul, tetapi
berdasarkan pada konten isi artikel.
4. Pendahuluan a. Pendahuluan pada artikel ilmiah nonpenelitian
berisi pemaparan latar belakang, focus masalah,
tujuan, dan tinjauan pustaka secara ringkas dan
mendalam.
b. Pendahuluan perlu disertai rujukan yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya,
keabsahannya, dan keterkaitannya dengan focus
masalah yang dibahas.
c. Pendahuluan ditulis tanpa subjudul.
5. Bahasa a. Bahasan merupakan bagian paling penting dalam
artikel ilmiah nonpenelitian. Pada bahasan penulis
membahas fenomena atau masalah tertentu secara
detail. Bahasa didasarkan pada penalaran penulis
yang dikuatkan dengan konsep atau teori tertentu
yang berkaitan dengan focus masalah yang
dibahas.
b. Fungsi bahasan adalah menjawab rumusan
masalah.
6. Penutup Pada bagian akhir artikel ilmiah nonpenelitian,
subjudul yang digunakan adalah penutup. Penutup
berisi simpulan dan saran atau simpulan saja. Artikel
yang hanya memaparkan konsep atau teori tertentu
cukup diberi simpulan tanpa saran. Akan tetapi, artikel
yang membahas suatu fenomena tertentu sebaiknya
diberikan simpulan dan saran. Saran ditunjuk secara
umum kepada pembaca.
7. Daftar Rujukan Penulisan daftar rujukan pada artikel ilmiah
nonpenelitian secara struktur sama dengan artikel hasil
penelitian. Pada artikel jenis ini penulis diperbolehkan
tidak terlalu banyak merujuk informasi dan
memaksimalkan penalaran.

C. Syarat-syarat artikel ilmiah


Menurut Pateda (dalam Hermawan, 2019) menjelaskan bahwa minimal ada 8
(delapan) syarat yang harus dipenuhi agar suatu tulisan disebut tulisan ilmiah, yaitu :
1. Komunikatif
Dalam membuat artikel ilmiah penulis harus berusaha agar pembaca dapat
memahami isi dari tulisan. Gaya bahasa komunikatif adalah alternatif bagi penulis
untuk menyampaikan gagasan secara lebih tepat kepada pembaca. Hal ini juga
dapat mengurangi resiko miss communication antara penulis dan pembaca artikel.
Sehingga menulis artikel ilmiah menjadi lebih terarah dan terjamin kualitasnya.

2. Bernalar
Bernalar maksudnya adalah tulisan itu harus sistematis, isi pikiran yang
dikemukakan berurutan secara bersistem, berhubungan satu sama lain secara
koheresu dan mengikuti metode penulisan yang tepat. Berfikir sistematis saat
membuat artikel ilmiah itu penting karena dapat melatih seseorang untuk
merumuskan suatu permasalahan dari hal kecil kemudian bertahap kepada
persoalan dan memberi solusinya. Sehingga artikel ilmiah yang dibuat mudah
dipahami oleh orang lain.
3. Ekonomis
Tulisan ilmiah harus ekonomis maksudnya, kata dan kalimat yang digunakan
harus dipikir sedemikian rupa sehingga uraian padat, berisi dan pembaca
memahami materi apa yang dibahas. Kalimat yang boros dan bertele-tele akan
menimbulkan makna yang ambigu, hal tersebut bukan merupakan ciri khas bahasa
karya tulis ilmiah yang baik.

4. Berdasarkan landasan teori yang kuat


Teori yang kuat adalah teori yang diakui oleh sesama ahli dalam disiplin ilmu
yang dibahas. Studi pustaka atau literature review adalah bagian dari sebuah karya
tulis ilmiah, pada dasarnya merujuk upaya umum yang harus dilalui untuk
mendapatkan teori-teori relevan dengan topik penelitian, juga memuat
pembahasan-pembahasan penelitian terdahulu. Referensi ilmiah yang terkait
dengan penelitian yang dijelaskan oleh penulis dalam karya ilmiah tersebut,
memberikan gambaran awal yang kuat tentang mengapa sebuah penelitian harus
dilakukan dan apa saja penelitianpenelitian lain yang telah dilakukan. Studi
pustaka dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
a) Kepustakaan konseptual Meliputi konsep-konsep atau teori-teori pada buku
dan artikel yang ditulis oleh para ahli, isi penyampaiannya sangat ditentukan
oleh ide-ide atau pengalaman para ahli tersebut.
b) Kepustakaan penelitian Meliputi laporan penelitian yang telah diterbitkan baik
pada jurnal maupun majalah ilmiah.

Bila peneliti telah memperoleh kepustakaan yang relevan, maka segera


disusun secara teratur untuk dipergunakan dalam penelitian. Oleh karena itu studi
kepustakaan meliputi proses umum seperti: mengidentifikasikan teori secara
sistematis, penemuan pustaka, dan analisis dokumen yang membuat informasi
berkaitan dengan topik penelitian.

5. Relevasi dengan disiplin ilmu yang dibahas


Relevasi dengan disiplin ilmu yang dibahas ini berarti uraian tidak boleh
menyimpang dari disiplin ilmu yang menjadi pusat pembahasan, juga metode
yang dipilih harus relevan dengan masalah yang disampaikan.

6. Didukung data yang meyakinkan


Tulisan ilmiah harus didukung oleh data yang cukup dan meyakinkan. Data
pendukung sudah pasti relevan dengan disiplin ilmu yang dibahas, sumber data
harus disebutkan dan data yang digunakan adalah data yang mutakhir.

7. Ditopang oleh kepustakaan yang mutakhir


Tulisan ilmiah harus ditopang oleh kepustakaan mutakhir. Kepustakaan
mutakhir adalah karya ilmiah yang diterbitkan 5 tahun terakhir bahkan idealnya 2
tahun terakhir. Kemutakhiran kepustakaan dapat dilihat melalui daftar
kepustakaan yang ditempatkan pada setiap akhir bab, atau pada lembar terakhir
tulisan.

8. Dapat dipertanggung jawabkan


Suatu tulisan ilmiah harus dapat dipertanggung jawabkan, baik tanggung
jawab ilmiah, tanggung jawab moral, tanggung jawab teknis dan sosial. Tanggung
jawab mengandung pengertian buku acuan, sumber data dan sumber kutipan harus
secara jujur disebutkan.

D. Cara Membuat dan Membaca Artikel Ilmiah


a. Cara Membuat Artikel Ilmiah
Menurut pakar sistem informasi University of Malaya Dr. Tutut Herawan tips
membuat artikel ilmiah yang baik yaitu:
1. Buat kerangka tulisan
Rencanakan tulisan anda, buatlah kerangka tulisan agar tulisan memiliki
struktur dan tersusun dengan baik.
2. Jangan mulai menulis dahulu
Dalam menulis artikel ilmiah, biasanya orang-orang akan menulis terlebih
dahulu, baru setelah itu mencari konfrensi atau jurnal ilmiah yang cocok untuk
mempublikasikan tulisan mereka. Cobalah untuk membalik kebiasaan ini, cari
target jurnal atau koferensi dulu, lalu mulai menulis agar anda berusaha
menulis sesuai standar yang ditentukan. Jika dilakukan terus menerus, tentu
kualitas tulisan akan menjadi lebih baik.
3. Abaikan bahasa
Ketika merencanakan tulisan, jangan terlalu pedulikan bahasa anda. Tata
bahasa dapat dilakukan setelah selesai menulis.
4. Tulis dan tulis ulang
Setelah selesai menulis, periksa lagi tulisan anda untuk memastikan
kualitasnya. Proses penulisan ulang akan terfokus pada aspek bahasa agar
tulisan menjadi lebih baik.
5. Cari pembaca
Jangan takut meminta rekan anda untuk membaca tulisan anda. Jangan
menunggu sampai tulisan anda sempurna. Tulisan tidak bisa sempurna,
apalagi jika hanya anda yang membaca. Maka, carilah pembaca untuk menilai
tulisan anda. Dengan begitu, anda akan tau apa yang perlu diperbaiki.
6. Buat judul yang singkat
Buatlah judul yang pendek dan menarik, bukan yang panjang. Ratarata
artikel jurnal kategori Q1 berjudul pendek. Jadi, ikutilah contoh ini, jangan
buat judul terlalu panjang.
7. Pastikan abstrak singkat namun sarat informasi
Abstrak yang baik terdiri dari 150-250 kata dan memuat seluruh inti
artikel. Maka, abstrak harus membuat latar belakang, rumusan masalah atau
tujuan, metode,hasil,diskusi,dan kesimpulan penelitian. Rangkailah ke-6
elemen ini dengan baik sesuai dengan gaya bahasa akademis.

b. Cara Membaca Artikel Ilmiah


Seorang peneliti mengalokasikan banyak waktunya untuk membaca sebuah
karya tulis utamanya hasil-hasil penelitian (research paper). Bagaimanapun skill
ini sangat penting agar waktu yang digunakan dalam membaca paper dapat
dilakukan secara otimal. Artikel ini ditulis oleh S. Kesnav dan David R. Cheriton
dari Universitas Waterloo Canada, membaca karya tulis ilmiah (paper) terdiri dari
tiga langkah berikut ini :
1. Langkah pertama yang dilakukan adalah membaca (memindai) paper secara
cepat. Kamu boleh memulai langkah mana dulu yang kamu pilih.
a) Perhatikan judul, abstrak, dan pendahuluan secara teliti
b) Baca bagian kepala dan sub-bagian kepala, tetapi abaikan apa yang ada
didalamnya.
c) Baca sekilas konten matematis / rumus-rumus jika ada untuk menentukan
dasar teori yang digunakan
d) Baca bagian kesimpulan
e) Pandang secara sekilas referensi, untuk mengetahui adanya keterkaitan
dengan apa yang sudah kita baca sebelumnya.

Diakhir langkah ini, kamu harus bisa menjawab beberapa pertanyaan 5K:

a) Kategori : Apa jenis paper? Ukuran paper? Dan sistem analisanya?


Deskripsikan bentuk dasar dari paper terbebut?
b) Konteks : Yang mana paper lain yang memiliki kesamaan dengan paper
ini? Yang mana dasar teori yang digunakan untuk menganalisa masalah?
c) Kebenaran: Apakah asumsi yang ditampilkan sesuai?
d) Kontribusi : Apakah pokok dari paper tersebut memiliki kontribusi besar?
e) Kejelasan : Apakah paper tersebut ditulis dengan baik?

2. Langkah kedua, baca paper dengan penuh ketelitian tetapi abaikan bagian
yang terlalu detail seperti bukti-bukti. Ini menolongmu untuk memahami
point-ponit kunci atau kamu bisa mencatat dan membuat komentar pada garis
tepi paper yang kamu baca.
a) Lihat secara teliti gambar, diagram, dan ilustrasi lainnya dalam paper.
Berikan perhatian spesial pada grafik. Apakah sumbu diberikan label
dengan baik? Apakah hasil disajikan dengan batang/garis yang keliru?
Kebanyakan kesalahan, umumnya disebabkan karena sifat terburu-buru
dari penulis.
b) Ingat untuk menandai hal-hal yang relevan. Baca referensi yang belum
terbaca sebelumnya. Ini merupakan waktu yang tepat untuk mengetahui
latar belakang dari paper tersebut.

3. Langkah ketiga, untuk memahami paper seutuhnya kamu harus benarbenar


meninjau dan memahami langkah ketiga ini. Kunci dari langkah ketiga adalah
berusaha untuk mengimpelentasikan kembali paper. Berarti kamu membuat
asumsi yang sama dengan penulis, kemudian menuangkan ulang hal tersebut
dengan menggabungkan kreasi ulang dengan paper aktual, kamu bisa lebih
mudah mengidentifikasi tidak hanya inovasi dari paper tersebut tetapi juga
kekurangan dan asumsi yang tersembunyi.

Anda mungkin juga menyukai