Anda di halaman 1dari 36

PERUBAHAN VAGINA

DAN DASAR PANGGUL


Angggota:

1. Vina Dwi H
2. Noviyanti
3. Annisa Putri D
4. Anisa Mukrimah
5. Sarah Nerissa A
6. Maya Nanda P
7. Intan Sari P
8. Nabila Sukmawati
PERUBAHAN PADA VAGINA
Pada kala I ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina sehingga dapat
dilalui bayi. Setelah ketuban pecah, segala perubahan terutama pada
dasar panggul yang ditimbulkan oleh bagian depan bayi menjadi saluran
dengan dinding yang tipis.
Proses persalinan menyebabkan otot-otot dasar panggul di area sekitar vagina
meregang dengan tujuan untuk memberi jalan lahir bagi bayi. Setelah proses
persalinan, otot-otot yang meregang tersebut kembali menjadi rileks dan
mengendur.
persalinan normal ataupun caesar, maka vagina akan mengeluarkan lokia yang
berasal dari rahim. Lokia merupakan gabungan dari darah, lendir, dan cairan. Lokia
bisa mengalami perubahan warna dan konsistensi yang berlangsung selama 4-6
minggu. Vagina yang kaku saat proses persalinan akan mengakibatkan robekan
perineum karena dorongan kepala janin keluar
Tanda-Tanda Melahirkan Berupa Vagina Mengeluarkan Darah dan Lendir
Saat kandungan sudah mencapai usia 38 minggu.Keputihan sendiri adalah gejala
yang umum terjadi sepanjang kehamilan. Hal ini disebabkan oleh naik-turunnya
kadar hormon wanita sehingga hal tersebut terjadi.
Tubuh akan mengalami keputihan ketika serviks di dalam tubuh mengalami
perubahan yang signifikan ketika kehamilan memasuki trimester ketiga dan dapat
menjadi tanda-tanda melahirkan
momen untuk melahirkan semakin mendekat, terdapat dua perubahan utama yang dapat terjadi,
yaitu:
·Penipisan yang terjadi saat lapisan serviks atau vagina menjadi lebih lembut dan lebih tipis.
·Pelebaran juga terjadi ketika serviks mengalami pembukaan.
Serviks juga penuh dengan pembuluh darah, yang membuat bagian tersebut lebih rentan untuk
mengalami perdarahan.
Manfaat Sumbatan Lendir pada
Kehamilan
Selama kehamilan, leher rahim akan tertutupi oleh lendir
tebal yang berguna untuk melindungi bayi dengan
membentuk sumbatan. Hal tersebut berguna untuk
mencegah bakteri atau sumber infeksi lain yang melewati
pelindung serviks
MEKANISME PERSALINAN
a.Masuknya kepala janin ke PAP
b.Fleksi
c.Putaran paksi dalam
d.Ekstensi
e.Putaran paksi luar
f.Ekspulsi
1)Penurunan (decent)
Penurunan kepala janin kedalam pelvis biasanya dimulai sebelum
persalinan selama kala 1 kontraksi dan retraksi otot uterus menyebabkan
ruang dalam uterus menjadi lebih sempit, memberikan tekanan pada janin
untuk menurun.
2). Fleksi kepala
Tulang belakang janin bersentuhan lebih dekat dengan bagian posterios
tengkorak, tekanan kebawah pada aksis janin akan lebih mendesak oksiput
dari pada sinsiput. Efeknya adalah fleksi maksimal sehingga menyebabkan
diameter presentasi yang lebih kecil yang akan melewati pelvis dengan lebih
mudah.
3). Putaran paksi dalam
Selama satu kontraksi bagian yang terdepan terdorong kebawah dasar
pelvik. Tahapan diafragma muscular ini menyebabkan terjadi rotasi atau
putaran
4). Ekstensi
Setelah crowning terjadi, kepala janin dapat mengalami ekstensi, bertumpu
pada suboksipital disekitar tulang pubik. Gerakan ini melepaskan sinsiput
wajah dan dagu menyapu perineum dsan kemudian lahir dengan gerakan
ekstensi
5). Restitusi
Terpilihnya leher janin yang terjadi akibat rotasi internal, saat ini diperbaiki
dengan sedikit gerakan melepas pilihan tersebut maka oksiput akan
bergerak
6). Rotasi internal bahu
Bahu juga mengalami rotasi yang sama dengan kepala sehingga dapat
berada didalam diameter terbesar pintu bawah panggul yaitu diameter
antero posterio
Hormon yang berperan saat proses persalinan

1. Oksitosin
Hormon cinta atau oksitosin merupakan salah satu hormon utama yang sangat aktif saat proses
persalinan. Hormon ini juga akan keluar ketika Anda merasakan cinta, berhubungan seksual,
orgasme, dan menyusui.

2. Beta-Endorphins
Hormon ini merupakan salah satu bentuk dari hormon endorphin yang dikeluarkan otak saat
Anda merasakan sakit atau stres. Beta-endorphins merupakan hormon penghilang rasa sakit
alami dalam tubuh, jadi ia membantu Anda untuk mengatasi rasa sakit pada persalinan.

3. Prolaktin
Hormon ini sering kali disebut dengan hormon ibu. Hormon yang dihasilkan oleh pituitari ketika
masa hamil dan menyusui ini, berfungsi untuk menyiapkan payudara Anda untuk menyusui.
4. Progesteron

Progesteron dihasilkan oleh turunan sel telur hingga tiga puluh lima hari pada saat kehamilan.
Setelahnya, peran penghasil progesteron akan diambil alih oleh plasenta. Hormon ini akan terus
meningkat hingga akhirnya menurun setelah persalinan.
5. Catecholamines (CAs)
Hormon yang dikenal dengan hormon flight-or-fight ini terdiri atas hormon adrenaline dan
noradrenaline (epinephrine dan norepinephrine). Catecholamines merupakan hormon yang
keluar dari kelenjar adrenal di atas ginjal Anda yang merupakan reaksi tubuh terhadap rasa takut,
cemas, lapar, atau kedinginan.
Vagina saat persalinan
Vagina robek saat persalinan merupakan kondisi yang banyak dialami seorang ibu yang baru saja
melahirkan. Biasanya, robekan tersebut terjadi pada vagina hingga bagian perineum, yaitu area
yang berada di antara vagina dan anus.
Tiap wanita yang akan melahirkan memiliki risiko mengalami robekan pada vagina. Hal ini
terjadi karena pada saat melahirkan bayinya, jalan lahir ibu akan meregang dan mengalami
tekanan yang sangat kuat ketika hendak mendorong bayi keluar.
Jenis-Jenis Robekan
1. Robek vagina tingkat satu
Robek ini hanya terjadi di area kulit antara bibir vagina dan
rektum (bagian terakhir dari usus besar yang paling dekat
dengan anus), serta sedikit jaringan lemak yang berada persis
di bawah kulit perineum.
2. Robek vagina tingkat dua
Robek ini terjadi di kulit dan otot area perineum, bahkan
meluas hingga bagian dalam vagina.
3. Robek vagina tingkat tiga
Robek ini tergolong cukup parah karena tak hanya terjadi pada area
perineum, melainkan sampai ke otot yang mengelilingi anus.

4. Robek vagina tingkat empat


Robek ini adalah yang terparah karena tak hanya terjadi pada otot
vagina dan anus, melainkan sudah ke bagian yang lebih dalam, yaitu
dinding rektum.
Beberapa Faktor Risiko Vagina Robek Saat Bersalin
· Persalinan pertama kali
· Proses persalinan dengan alat bantu
· Ukuran bayi besar atau berat badan bayi di atas 3,5 kilogram
· Riwayat robekan vagina berat di persalinan sebelumnya
· Bayi lahir dengan posisi posterior, atau kepala di bawah dan menghadap
ke perut ibu
· Pernah menjalani episiotomi saat akan melahirkan atau pernah
menjalani episiotomi di persalinan sebelumnya
· Ukuran perineum pendek
· Persalinan lama
Usia ibu di atas 35 tahun saat melahirkan
Pembukaan serviks

Tanda persalinan lainnya adalah serviks mulai terbuka atau melebar.


Dokter, bidan atau perawat akan mengukur pelebaran dalam sentimeter
dari nol (tanpa pelebaran) sampai 10 (dilatasi penuh). Pada awalnya,
pembukaan serviks ini bisa sangat lambat. Namun, setelah ibu masuk
dalam proses persalinan aktif, pembukaan serviks akan berlangsung lebih
cepat.

Dilatasi vagina didasarkan karena kontraksi uterus atau his. Dalam


minggu-minggu menjelang persalinan, serviks mulai melunak. Kontraksi
terjadi dan membuka serviks cukup lebar sehingga bayi bisa lewat.

·
Perubahan Dasar Panggul
Secara umum, ada empat bentuk tulang panggul wanita dan
setiap bentuk memiliki pengaruh tersendiri terhadap proses
persalinan.
1. Platipeloid
Platipeloid disebut juga panggul datar. Pada tipe ini, rongga
panggul berbentuk oval, tetapi pipih atau melebar ke samping.
Hal ini dapat menyebabkan janin melewati panggul dengan
posisi kepala melintang.
2. Android
Pada tipe panggul ini, tulang bawah panggul menonjol
dan lengkungan tulang panggul terlihat sempit. Bentuk
panggul android juga berisiko menyebabkan proses
persalinan macet
3. Ginekoid
Tipe ini merupakan bentuk panggul yang paling umum pada
wanita dan merupakan bentuk panggul terbaik dan sesuai
untuk melahirkan normal. Hal ini karena rongga panggul lebar
dan luas, sehingga memberikan lebih banyak ruang bagi bayi
saat melewati vagina.
4. Antropoid
Panggul antropoid memiliki bentuk yang memanjang dan
lebih luas daripada panggul android. Namun, bentuk ini masih
lebih sempit dari panggul ginekoid. Beberapa wanita hamil
dengan tipe panggul ini bisa melahirkan secara normal, tetapi
umumnya persalinan akan berlangsung lebih lama.
Panggul Sempit dan Pengaruhnya terhadap Proses
Persalinan

Panggul memiliki banyak fungsi. Bagi wanita, salah satu fungsi


panggul adalah sebagai jalan keluar bayi saat persalinan. Oleh sebab
itu, ukuran dan kondisi panggul masing-masing wanita juga turut
memengaruhi proses kelahiran. wanita yang memiliki panggul
sempit disebut-sebut berpotensi mempersulit persalinan normal.
Penyebab panggul sempit

• Kelainan bentuk panggul akibat cacat lahir


• Faktor genetik, yakni memiliki ibu dengan bentuk panggul sempit
• Tinggi badan kurang dari 145 cm
• Cedera panggul akibat kondisi klinis, seperti patah tulang panggul, patah tulang pinggul,
prolaps organ panggul, radang panggul, atau tumor panggul
• Kadar hormon androgen dalam tubuh berlebih, sehingga menyebabkan panggul kecil
• Malnutrisi
• Gangguan tulang, seperti rakitis dan osteomalacia yang menyebabkan tulang panggul
tidak normal
Hal yang dapat di hindari atau pencegah terjadinya
cedera panggul
• Berhati-hati saat berkendara
• Mengenakan alat pelindung diri saat bekerja atau melakukan aktivitas yang berisiko
menyebabkan cedera pada panggul
• Melakukan pemeriksaan panggul dan organ reproduksi secara berkala
• Melakukan senam Kegel secara rutin
Resiko panggul sempit ada proses persalinan
Seorang ibu yang memiliki panggul sempit kemungkinan akan sulit menjalani
persalinan normal karena adanya risiko cephalopelvic disproportion (CPD).
CPD adalah ketidaksesuaian antara ukuran kepala bayi dengan ukuran panggul ibu yang
akan menjadi jalan lahir. Kondisi ini terjadi ketika ukuran panggul ibu sempit, sehingga
tidak muat untuk dilewati oleh janin saat hendak lahir. Jika hal ini terjadi, maka risiko
terjadinya persalinan lama atau macet akan semakin tinggi.
Posisi litotomi pada saat persalinan

Posisi Lithotomi adalah posisi berbaring telentang


dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas
bagian perut. Keuntungan dari posisi Lithotomi ini
adalah posisi kepala bayi yang relatif lebih mudah
dipegang dan diarahkan. Bila ada perubahan posisi
kepala, bisa langsung diarahkan menjadi semestinya
tetapi kelemahan dari posisi Lithotomi karena berbaring
telentang membuat ibu sulit untuk mengejan.
Ukuran panggul pada saat persalinan

• Distansia spianrum minimal ± 23-26cm.


• Distansia kritarum minimal ± 28-30cm.
• Konjugata eksterna minimal ± 18-20cm.
• Lingkar panggul luar minimal ± 80-90 cm.
Thank
you!!

Anda mungkin juga menyukai