Anda di halaman 1dari 8

Psikoislamika: Jurnal Psikologi dan Psikologi Islam

Volume XX, No X (YYYY), pp. xx—xx


ISSN 1829-5703 (p), 2655-5034 (e)
https://doi.org/XXXXXXX/psi.v17i2.10484

Kritik dan Analisis Teori Evolusi Darwin dan Penciptaan Manusia


Dalam Perspektif Islam

Gagas Srivindita Sulistiyo Bagus (NIM : 220401110203)


1
Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang

Abstract: Darwinism is a theory of human origins that is still controversial


among biological scientists, Most scientists view Darwin's theory of
evolution as having an advantage in explaining and demonstrating the
process of evolution of organisms using the rationale of materialism. From
an Islamic perspective, the creation of humans is not something created
from the smallest material that has evolved to the present form, from an
animal to a human. The Islamic perspective criticizes the thought of
materialism which is a problem in Darwin's theory of evolution in which this
thought leads humanity to a decline in morals and values.
Keywords: Darwinism; Evolution Theory; Islamic Perspective; Materialisme
(;)

Abstrak: Darwinisme merupakan sebuah teori mengenai asal-usul manusia


yang hingga kini masih menjadi kontroversi diantara ilmuwan biologi,
namun banyak ilmuwan yang memandang teori evolusi darwin memiliki
keunggulan dalam menjelaskan dan memperlihatkan proses evolusi
organisme dengan menggunakan dasar pemikiran materialisme. Dalam
perspektif islam, penciptaan manusia bukanlah sesuatu yang tercipta dari
materi paling kecil yang berevolusi sampai pada fase sekarang, dari sebuah
hewan sampai menjadi manusia. Perspektif islam mengkritik pemikiran
materialisme yang menjadi masalah dalam teori evolusi darwin yang
dimana pemikiran tersebut membawa umat manusia kedalam kemunduran
moral dan nilai.
Kata Kunci: Teori Darwin; Materialisme; Perspektif Islam; Teori Evolusi (;)
Copyright ©2020. The Authors. Published by Psikoislamika: Jurnal
Psikologi dan Psikologi Islam. This is an open access article under the
CC BY NO SA. Link: Creative Commons — Attribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International — CC BY-NC-SA 4.0

Pendahuluan

Permasalahan mengenai asal-usul manusia merupakan topik masalah yang masih menjadi
kontroversial diantara para ilmuwan yang ada di dunia, sejak dikemukakannya teori evolusi oleh Charles
Robert Darwin setelah perjalanannya dari ekspedisi panjang ke berbagai negara untuk melakukan
penelitian ia menyusun teori evolusi dengan sistemasi dalam sebuah buku “The Origin of Species bi

Copyright © 2020 Authors’s name 1


Authors Names

Means of Natural Selection, or Preservation of Favoured Races in the Struggle of Lifes”.


Kemunculan teori tersebut mengguncangkan banyak ilmuwan,agamawan,filsuf dan masyarakat
umum, khususnya bagi umat beragama monoteisme seperti islam,kristen dan judaisme. Dalam islam
sendiri telah dijelaskan dalam Al-Qur'an mengenai proses penciptaan manusia dan tahapan-tahapannya.

Dari munculnya teori evolusi darwin pada awal abad-19 melahirkan madhzab atau aliran
pemikiran materialsme dan evolusionisme pada dunia ilmu pengetahuan khususnya biologi. Para ilmuan
atau masyarakat yang memercayai dan menjadikan dasar pemikiran tersebut sebagai pilar dalam
memandang sesuatu, mereka melihat segala sesuatu dari aspek materi terkecil dan tidak percaya pada
adanya konsep penciptaan dan menyatakan bahwa segala hal yang ada di alam semesta ini dapat ada
karena adanya kemungkinan sebuah “kebetulan”, mereka menolak adanya eksistensi zat lain yang
berkemungkinan besar menjadi alasan dari semua yang ada di semesta ini dapat ada. Dengan pemikiran-
pemikiran seperti ini menjadikan dasar lahirnya ideologi-ideologi yang merusak nilai dan moral hakikat
manusia seperti ateisme, teori evolusi juga menjadi sebuah kerangka utama dalam pemikiran materialisme
Karl Max untuk melahirkan ideologi komunisme.

Namun pada abad ke-20 dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi teori evolusi
darwin atau darwinisme makin mengalami kemerosotan dengan lahirnya cabang ilmu baru seperti
genetika yang akhirnya membawa teori evolusi kepada ambang keruntuhan, banyak ilmuwan yang mulai
meragukan validitas dari teori evolusi darwin, dikarenakan teori tersebut muncul pada masa ketika ilmu
pengetahuan dan teknologi masih terbelakang, serta ditambah dengan kenyataan bahwa Charles Darwin
sendiri bukanlah seseorang dengan latar belakang biologi yang memadai.

Hingga masa kini dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, teori evolusi darwin sendiri
masih tetap eksis dibeberapa kalangan ilmuwan meski kevaliditasan dari teori evolusi sendiri hingga
sekarang masih meragukan. Para ilmuwan dengan aliran pemikiran materialisme evolusionisme masih
tetap mempertahankan teori evolusi darwin mereka bersikeras untuk tetap mengikuti teori ini meski telah
mengalami kecacatan-kecacatan. Dari pada itu teori dari evolusi sendiri masih menjadi bagian penting
dari perkembangan ilmu biologi.

Pada artikel ini penulis akan mengemukakan kritik dan analisis dari teori evolusi darwin atau
darwinisme, bagaimana teori tersebut memengaruhi berbagai cara pikir manusia pada sampai sekarang
dan penciptaan manusia menurut perspektif islam.

Asal-Usul Manusia Menurut Perspektif Darwinisme


Teori evolusi merupakan sebuah hasil dari filfasat materialisme yang muncul bersamaan dengan
kebangkitan pemikiran-pemikiran filsafat kuno yang menyebar secara luas pada awal abad ke-19.
Pemikiran materialisme tersebut berusaha untuk menjelaskan segala sesuatu yang ada di alam semesta
melalui aspek-aspek materi hingga yang terkecil, mengeyampingkan konsep penciptaan filsafat
materialistis, yang bertentangan dengan akal manusia.

Charles Darwin Dalam bukunya The Origin of Species Darwin yang diterbitkan pada tahun 1859 (Yahya,
2003:10), mengatakan: "Semua spesies kebetulan diturunkan dari nenek moyang yang sama. Misalnya
menurut Darwin, paus berevolusi dari beruang yang mencoba berburu di laut." Sementara itu, dalam

2
Article title…

bukunya The Descent of Man terbit tahun 1971, Darwin mencatat bahwa, “Manusia dan kera diturunkan
dari nenek moyang yang sama, sedangkan kerabat terdekat manusia yang belum punah adalah gorila dan
simpanse (Howard, 1990: 94-95). Sejak saat itu, para Darwinis berusaha mempertahankan kebenaran
pernyataan ini. Terlepas dari penelitian, klaim "evolusi manusia" tidak pernah didukung oleh pengetahuan
ilmiah yang sebenarnya, terutama di bidang fosil.

Darwin tidak pernah menerima pelatihan formal dalam biologi. Dia adalah seorang naturalis yang tertarik
pada alam dan makhluk hidup. Ketertarikan itu membuatnya menjadi sukarelawan untuk perjalanan
dengan kapal bernama H.M.S. Beagle" meninggalkan Inggris dari tahun 1831 hingga 1836, sebuah
perjalanan panjang dan berharga dalam sejarah ilmu pengetahuan Eropa. Darwin sangat takjub melihat
berbagai makhluk termasuk spesies burung tertentu di Kepulauan Galapagos di lepas pantai Ekuador. Dia
berpikir bahwa variasi pada paruh burung adalah karena adaptasi mereka terhadap habitatnya.
Dengan pemikiran ini, ia berspekulasi bahwa asal usul kehidupan dan spesies di dalamnya terletak pada
konsep "adaptasi lingkungan" (Howard, 1990:3-4). Menurut Darwin (Hart, 1987:113) "Makhluk hidup
yang berbeda tidak diciptakan secara terpisah oleh Tuhan, tetapi diturunkan dari nenek moyang yang
sama dan menjadi berbeda satu sama lain melalui kondisi alam." Darwin menyebut proses ini "evolusi
melalui seleksi alam".

Seleksi alam berkisar pada gagasan bahwa makhluk yang paling dapat beradaptasi dengan kondisi alam
habitatnya akan menjadi dominan dengan memiliki keturunan yang mampu bertahan hidup, sebaliknya
yang tidak bisa akan mati (Yahya, 2001:22.) misalnya, dalam kawanan rusa yang dimakan hewan liar,
yang dapat berlari lebih cepat akan bertahan. Tapi tentu saja mekanisme seperti itu tidak membuat rusa
berkembang, tidak mengubahnya menjadi spesies lainnya, rusa tetaplah rusa. Tetapi contoh-contoh
seleksi alam yang dikemukakan para evolusionis hanyalah upaya untuk menipu masyarakat. sama sekali
tidak mempromosikan teori evolusi, karena mekanisme ini tidak pernah dapat menambah atau
memperbaiki informasi genetik suatu spesies. Seleksi alam juga tidak dapat mengubah satu spesies
menjadi spesies lain.

Darwin menyadari bahwa teorinya menghadapi banyak masalah. Dia mengakui hal ini dalam bukunya di
bab "Difficulties of the theory". Kesulitan-kesulitan ini, khususnya dalam kasus gugus fosil dan organ
kompleks makhluk hidup, tidak dapat dijelaskan secara kebetulan. Darwin berharap bahwa kesulitan-
kesulitan ini akan teratasi di masa depan seiring kemajuan ilmu pengetahuan, dan membuat beberapa
prediksi: Meskipun telah berusaha sebaik mungkin, para evolusionis belum menemukan satu pun bentuk
peralihan dalam 140 tahun sejak zaman Darwin.

Derek A Ager (Yahya, 2003:30), seorang evolusionis terkenal mengakui fakta ini dan berkata:"Jika kita
mencermati catatan fosil, baik pada tingkat kelas atau spesies, kita tidak selalu menemukan evolusi
bertahap, melainkan ledakan tiba-tiba dari satu kelompok hidup diikuti dengan kepunahan yang lain."
Munculnya makhluk hidup secara tiba-tiba. di Bumi bukti bahwa makhluk hidup diciptakan oleh tuhan.

Menyadari bahwa seleksi alam tidak mendorong evolusi, para evolusionis abad ke-20 memperkenalkan
konsep "mutasi" ke dalam teori mereka. Mutasi adalah perubahan gen makhluk hidup yang disebabkan
oleh pengaruh luar seperti radiasi atau reaksi kimia. Evolusionis berpendapat bahwa perubahan ini
disebabkan oleh evolusi organisme. Namun, beberapa penemuan ilmiah membantah klaim tersebut,
karena semua mutasi yang diketahui hanya merugikan makhluk hidup. Semua mutasi menyebabkan
kelainan mental atau fisik pada manusia, seperti mongolisme (sindrom Down), albinisme (albinisme),
Psikoislamika: Jurnal Psikologi dan Psikologi Islam
Authors Names

kerdil (dwarfisme), atau penyakit lain seperti kanker. Akan tetapi, para pendukung teori evolusi mencoba
mengaburkan masalah ini, bahkan dalam buku teks evolusionis. contoh dari mutasi berbahaya ini disebut
"bukti evolusi". Oleh karena itu, neo-Darwinisme harus menempatkan mutasi di samping seleksi alam
sebagai penyebab perubahan yang menguntungkan. Namun, mutasi hanya bisa menjadi penyebab
perubahan yang merugikan.

Evolusionis Warren Weaver (Yahya, 2001:26), mengatakan:“Banyak orang terkejut dengan klaim bahwa
hampir semua gen bermutasi berbahaya. Jika mutasi adalah bagian penting dari proses evolusi, bagaimana
bisa efek yang baik - evolusi ke bentuk kehidupan yang lebih tinggi - berasal dari mutasi, yang hampir
semuanya? Oleh karena itu, tidak mengherankan jika hingga saat ini belum ditemukan mutasi yang
bermanfaat, semua mutasi diketahui berbahaya, yang menghambat evolusi makhluk hidup, karena tidak
ada mekanisme di alam yang dapat menyebabkannya. Fakta ini terbuktikan konsisten dengan bukti yang
terdokumentasi.

color to facilitate their appearance on the online database. Figures created in MS Word, MS PowerPoint,
MS Excel should be supplied in their native formats. Electronic figures created in other applications
should be copied from the origination software and pasted into MS Word template document.
Photographic images should be inserted in the main body of the article and of high quality. Please follow
Figure 1 in preparing pictures. If a figure is from a particular source, you must mention the source. Title
of a figure must be put below the figure. Do not put border on the figures. Figure 1.The result of Stress

Example on How to Put Caption for a Figure

Asal Usul Manusia Menurut Islam

Secara bertahap proses penciptaan manusia dijelaskan dalam QS Al-Mu’minun ayat 12-16 berikut ini
(Ibnu Abbas, n.d.) (A. B. . Hasan, 2006):

‫ ث ُّمَ َج َعلۡن ٰ ُه نُطۡ َف ًة ِفىۡ ق ََر ٍار َّم ِكي ٍۡن‬١٢ ۚ ‫ان ِمنۡ ُسلٰل َةٍ ِ ّمنۡ ِطي ٍۡن‬ َ ‫ َول َ َقدۡ َخلَقۡنَا الۡاِن َۡس‬ ‫َخلَقۡنَا‬ َ ‫َخلَقۡنَا ال َۡعل َ َق َة ُمضۡ َغ ًة ف‬َ ‫عل َ َق ًة ف‬َ ‫ ث ُّمَ َخلَقۡنَا النُّطۡ َف َة‬١٣
‫ال ُۡمضۡ َغ َة ِع ٰظ ًما َفك ََسوۡنَا ال ِۡع ٰظ َم لَح ًۡما‬ ‫ث ُّمَ اِنَّكُمۡ يَوۡ َم‬١٥ ‫ۡن‬ ؕ َ ‫ ث ُّمَ اِنَّكُمۡ بَع َۡد ٰذلِ َك ل ََم ِي ّتُو‬١٤ ؕ ‫ـر َك الل ّ ٰ ُه اَح َۡس ُن الۡخٰ لِ ِقي َۡن‬
َ ٰ َ ‫ث ُّمَ اَن َۡشاۡن ٰ ُه َخلۡقًا ا ٰ َخ َر ؕ َف‬
‫ب‬ ‫ت‬
١٦ ‫الۡ ِقيٰ َم ِة ُتب َۡعثُو َۡن‬

“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami
menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu
Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang
paling baik.Kemudian setelah itu, sesungguhnya kamu pasti mati. Kemudian, sesungguhnya kamu akan
dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari Kiamat. Dan sungguh, Kami telah menciptakan tujuh (lapis)
langit di atas kamu, dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami).”

Pesan Al-Qur’an di atas sangat jelas sekali, bahwa manusia itu diciptakan dari tanah. Nabi Adam
adalah bukti yang nyata. Setelah penciptaanya, keturunan-keturunan Adam terbuat dari saripati tanah.
Saripati tanah itu terdapat pada diri manusia laki-laki dan perempuan. Saripati tanah itu menjadi nutfah,
suatu tetesan dari air yang hina bernama sperma yang kemudian bertemu dengan sel telur. Selanjut

4
Article title…

keduanya tersimpan rapi di dalam rahim. Alam rahim adalah tempat yang dianggap aman dan kokoh
untuk kemudian berkembang ke arah selanjutnya, dan seterusnya hingga menjadi seorang manusia
dewasa, hinggu suatu hari menemui ajalnya, dan mati.

Proses penciptaan manusia yang terkandung dalam ayat al-Qur’an di atas diperkuat dengan hadis
Nabi Muhammad berikut ini:

‫ حدثنا رسول هلال صلى هلال عليه‬:‫ قال عبد هلال‬,‫ عن زيد بن وهب‬, ‫ عن االعمش‬, ‫ حدثنا ابو االحوص‬,‫حدثنا الحسن بن البيع‬
‫ ثم يكون مضغة مثل‬,‫ ثم يكون علقة مثل ذلك‬,‫ ان احدكم يجمع خلقه في بطن امه اربعين يوما‬:‫ قال‬.‫وسلم وهو الصادق المصدوق‬
‫ فان الرجل‬,‫ ثم ينفخ فيه الروح‬,‫ وشقي او سعيد‬, ‫ واجله‬:‫ ورزقه‬,‫ اكتب عمله‬:‫ ويقال له‬,‫ ثم يبعث هلال ملكا فيؤمر بأ ربغ كلمات‬,‫ذلك‬
‫ ويعمل حتى ما يكون بينه وبين‬,‫ فيعمل بعمل اهل النار‬,‫ فيسبق عليه كتابه‬,‫منكم ليعلم حتى ما يكون بينه وبين ابجنة اال ذراع‬
‫ فيعمل بعمل اهل الجنة‬,‫ فيسبق عليه الكتاب‬,‫ النا راال ذراع‬.

“Telah datang berita kepada kami dari Hasan bin Robi, telah datang berita kepada kami Abu Ahwash dari
A’Masy, dari zaid bin Wahb, berkata Abdullah telah berkabar kepada kami Rasulullah SAW, ia adalah
individu yang jujur dan terpercaya, bersabda:”Sesungguhnya ketika dalam penciptaannyaa, tiap individu
diperut ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi zigot waktu yang sama, kemudian menjadi
segumpal daging (mudghoh) selama waktu yang sama, kemudian mengutus malaikat dengan membawa
empat ketetapan-Nya, tulislah amalnya, rejekinya, ajalnya dan sengsaranya dan bahagianya, lalu
ditiupkan ruh-Nya padanya. Maka sesungguhnya individu diantara kalian ada yang beramal sudah dekat
dengan surga kecuali sejengkal saja, lalu didahului oleh catatan (ketetapan takdir) sampai akhirnya
beramal dengan amalan penghuni neraka, dan ada juga individu yang amalnya sudah dekat dengan
neraka, kecuali sejengkal saja, lalu didahului catatan ketetapan takdir, sehingga individu beramal dengan
ketetapan penghuni surga.” (Muhammad bin Isma’il Abu ‘Abdillah al-Bukhari al-Ju’fi, 1422), (Wahid,
2020).

Hadis ini menggambarkan proses penciptaan manusia terjadi pada perut seorang ibu. Empat
puluh hari pertama terbentuknya zigot (alaqah), empat puluh hari kemudian segumpal daging (mudghah),
kemudian ditentukan rizkinya, ajalnya, bahagianya dan sengsaranya, setelah itu, Allah meniupkan ruh-
Nya.

Setelah Nabi Adam, AS., kemudian Allah menciptakan Hawa sebagai perempuan pertama. Ia
diciptakan dari tulang rusuk Adam (Kurniawati & Bakhtiar, 2018). Manusia diciptakan untuk bertakwa
karena alasan penciptaannya. Untuk pertama kali Allah menciptakan Adam, kemudian Hawa, kemudian
keturunan-keturunannya. Allah juga menganjurkan manusia untuk saling meminta dan memelihara
hubungan silaturrahim QS. An-Nisa [4]: 1). Allah menciptakan seorang istri dari diri yang satu, untuk
kebahagiaan. Setelah keduanya hidup bersama, istrinya pun mengandung. Berawal kandungannya terasa
ringan, hingga membesar dan terasa berat, kemudian berdoa agar Allah memberi anak yang saleh dan
jadikannya orang yang bersyukur (QS. Al-A’raf [7]: 189). Hawa diciptakan tidak sekedar menjadi
seorang istri yang memberikan Adam keturunan demi keturunan, akan tetapi, Hawa menjadi simbol
partner pertama bagi laki-laki pertama yang bernama Adam (Kurniawati & Bakhtiar, 2018).

Maurice Bucalle melakukan penelitian tentang proses penciptaan manusia dalam tafsiran
AlQur’an. Konsep genetika yang dijelaskan Al-Qur’an diakui oleh dunia ilmiah, sebelum George Mendel
(1822-1884). Berita penciptaan manusia dalam Al-Qur’an jauh lebih dulu dan lebih tua dibandingkan
temuannya (A. B. . Hasan, 2006).

Menurut Harun Yahya (Yahya, 2003) semua mahkluk hidup dan segala hal yang ada di alam
semesta ini tidaklah secara kebetulan ada namun mereka diciptakan oleh zat yakni Tuhan. Ia mengatakan
bahwa untuk memahami fakta tersebut para ilmuan tidak perlu merujuk kepada hasil penelitan-penelitian
yang rumit dari laboratiorum biokimia dan penggalian geologis. Tanda dari fakta tersebut dapat nampak
pada setiap mahkluk hidup yang ada di muka bumi, ada teknologi yang rumit pada komponen seekor
serangga atau pada ikan kecil di kedalaman laut yang tak pernah dicapai manusia, bahkan terdapat
Psikoislamika: Jurnal Psikologi dan Psikologi Islam
Authors Names

mahkluk hidup yang tak berakal namun dapat mengerjakan tugas-tugas yang bagi manusia pun rumit
untuk dilaksanakan. Bukti tersebut merupakan sebuah fatkta dari keberadaan Sang Pencipta yang
menguasai seluruh alam, yakni Allah.

Analisis Teori

Teori evolusi darwin atau darwinisme memang secara empiris dapat menjelaskan mengenai asal-usul
dari berbagai jenis mahkluk hidup dan materi yang ada dimuka bumi, namun meski begitu teori evolusi
darwin khususnya pada pemikiran materialisme juga memberikan jawaban-jawaban yang kurang diterima
validitasnya seperti pertanyaan mengenai asal-usul dari segala hal, alam semesta, materi dan partikel,
materialisme hanya bisa memberikan jawaban “kebetulan” belaka. Segala hal yang terjadi diluar akal
pikir manusia akan dijawab dan diukur dengan ukuran dan nilai “kebetulan” yang dimana kemungkinan
hal tersebut terjadi berada di bawah 0%. Mereka menolak pemikiran mengenai eksistensi suatu hal yang
berada di luar kuasa manusia yakni keberadaan pencipta, teori evolusi tersebut membangkitkan pemikiran
materialisme buta yang dimana akhirnya melunturkan nilai dan moral dari hakikatmanusia seperti
munculnya ateisme dan komunisme.
Para evolusionis dan materialisme menolak dengan argumen bahwa manusia itu merupakan hasil
ciptaan tuhan dan bukan dari hasil evolusi dari suatu spesies hewan, meski pada perkembangan ilmu
pengetahuan seperti genetika memberikan fakta-fakta baru mengenai asal-usul dari mahkluk hidup.

Selain dari ateisme, teori evolusi darwin juga menunjukan dan mengangkat sebuah konsep “rasis”
dari konsep seleksi alam yang menyebutkan bahwa spesies atau ras yang terkuatlah yang akan dapat
bertahan dan berevolusi kepada tahap baru.

Meski begitu teori evolusi mengeyampingkan pemikiran-pemikiran materialisme butanya, juga


menyumbangkan jasa yang besar pada perkembangan cabang ilmu biologi khususnya tekonologi dan
rekayasa genetika, karena dengan adanya teori evolusi tersebut dapat menjelaskan dan menunjukan
bagaimana struktur dan konsep dari sel dna makhluk hidup sehingga pada saat ini pun para ilmuwan
dapat menggabungkan dna makhluk hidup dan memunculkan jenis spesies unik.

Namun tetap dalam pandangan islam inti dari teori evolusi tetaplah sebuah konsep yang tidak dapat
diterima, karena dalam Al-Qur'an sendiri sudah dijelaskan secara rinci mengenai penciptaan alam semesta
dan segala hal isinya termasuk manusia sendiri dari Nabi Adam A.S. Sehingga apa yang dikatakan oleh
teori evolusi merupakan suatu hal yang sesat berdasarkan perspektif islam.

Daftar Pustaka
Taufik, L. M. (2019). TEORI EVOLUSI DARWIN: DULU, KINI DAN NANTI. Jurnal Filsafat
Indonesia, 2.

Syafii, A., Jurusan, D., Stain, U., & Palu, D. (n.d.). KRITIK ISLAM ATAS TEORI EVOLUSI DARWIN
(Suatu Kajian tentang Asal-usul Kehidupan Manusia).

6
Article title…

Suyadi Raharusun, A. (n.d.). Kajian Psikosufistik Terhadap Penciptaan Manusia dalam Islam.
https://doi.org/10.15575/saq.v6i1.13214

Juabdin, H., Dosen, S., Ftk, P., Raden, I., & Lampung, I. (2016). MANUSIA DALAM PERSPSEKTIF
AGAMA ISLAM. Jurnal Pendidikan Islam, 7.

Harun Yahya. (2003). Keajaiban Penciptaan Manusia (Sriherwanto Catur, Ed.). PT. Globalmedia Cipta
Publishing.

Harun Yahya. (2003). The Evolution Deceit.

Psikoislamika: Jurnal Psikologi dan Psikologi Islam


Authors Names

This page is intentionally left blank

Anda mungkin juga menyukai