Anda di halaman 1dari 2

Pulung Laksono Hadi

190513345

Hukum Tanah Adat A

1. Bagaimanakah kedudukan Hak Ulayat masyarakat hukum adat dalam UU Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria? Jelaskan!

2. Mengapa hak gadai dalam UUPA digolongkan sebagai hak atas tanah yang bersifat sementara?
Jelaskan!

3. Bagaimanakah ketentuan tentang pembatasan lamanya waktu menggadai menurut UU Nomor


56/PRP/ Tahun1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian? Jelaskan!

4. Mengapa UU Nomor 2 Tahun 1960 tentang Perjanjian Bagi Hasil dikatakan meskipun mempunyai
kekuatan berlaku secara yuridis akan tetapi tidak mempunyai kekuatan berlaku secara sosiologis?
Jelaskan dan berikan satu contoh konkritnya!

5. Mengapa hak sewa atas tanah pertanian dalam UUPA juga dinyatakan sebagai hak atas tanah yang
bersifat sementara? Jelaskan alasannya!

Jawab

1. Hak ulayat dalam UUPA diatur dalam pasal 3 UUPA. Dijelaskan bahwa UUPA mengiingat
pelaksanaan hak ulayat dan hak-hak yang serupa dari masayarakat hukum adat, sepanjang
hukum adat tersebut masih ada dan sesuai dengan kepentingan nasional dan Negara,
berdasarkan persatuan bangsa Indonesia dan tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang
dan peraturan lain yang lebih tinggi. Maka dari itu UU no 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria.
2. Hak gadai dalam UUPA digolonggkan sebagai hak atas tanah yang bersifat sementata karena
terdapat jangka waktu dalam memegang hak gadai yang diatur di dalam pasal 7 UU no 56 Prp
tahun 1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian
3. Ketentuan tentang pembatasan lamanya waktu menggadai menurut UU Nomor 56/PRP/
Tahun1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian diatur dalam pasal 7. Disebutkan dalam
pasal 7 bahwa (1)Barangsiapa menguasai tanah pertanian dengan hak-gadai yang pada mulai
berlakunya Peraturan ini sudah berlangsung 7 tahun atau lebih wajib mengembalikan tanah itu
kepada pemiliknya dalam waktu sebulan setelah tanaman yang ada selesai dipanen, dengan
tidak ada hak untuk menuntut pembayaran uang tebusan. Maksudnya adalah bahwa jika tanah
sudah dipegang oleh penerima gadai selama 7 Tahun, maka penerima gadai wajib
mengembalikan tanah tersebut kepada pemberi gadai atau si empunya tanah dan penerima
gadai tidak mempunyai hak untuk menuntut uang tebusan tersebut.
4. UU Nomor 2 Tahun 1960 tentang Perjanjian Bagi Hasil dikatakan meskipun mempunyai
kekuatan berlaku secara yuridis akan tetapi tidak mempunyai kekuatan berlaku secara sosiologis
karena isi dari UU Nomor 2 Tahun 1960 hanya bersifat mengatur saja tidak ada isi tentang
perilaku perliaku atas kaidah hukum kepada masyarakatmasyarakat dan tidak memberikan
kebutuhan pokok kepada masyarakat atas peraturantersebut. Kemudian harus adanya
efektivitas dalam peraturan tersebut. Undang-Undang No.2 Tahun 1960 Tentang Perjanjian Bagi
Hasil kurang efektif hal tersebut pelaksanaan perjanjian bagi hasil seperti yang di atur didalam
Undang-Undang hal tersebut jelas terlihat dalam Pasal 3 mengenai bentuk perjanjian, Pasal 4
mengenai jangka waktu perjanjian, pasal 7 mengenai pembagian hasil tanah, hal tersebut tidak
menunjukkan ketidak sesuaian apa yang di atur dalam undang-Undang No.2 Tahun 1960
Tentang Perjanjian Bagi Hasil dengan apa yang di implementasikan di masyarakat.
perjanjian bagi hasil memiliki kekuatan secara yuridis tetapi tidak memiliki kekuatan secara
sosiologi, karena tidak adanya sosialisasi dari pemerintah mengenai UU ini serta peraturan
peraturan yang berkaitan dengan perjanjian bagi hasil ini. Hal ini disebabkan karena kurangnya
peranan pejabat yang berhubungan dengan perjanjian bagi hasil.
penyelesaian sengketa bagi hasil di masyarakat kecamatan sungai raya kabuaten kubu raya tidak
ada camour tangan dari pejabat, seperti kepala desa, sanksi yang di atur dalam UU ini juga
dinilai tidak sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat. Sehingga dalam penyelesaian
sengketa masyarakat jarang mengacu pada UU ini. Dan juga lemahnya pembuatan perjanjian
atau kesepakatan karena hanya dilakukan secara lisan dan tidak ada kepastian hukum
5. hak atas tanah yang bersfuat sementara adalah hak atas tanah yang sifatnya sementara yang
dalam waktu singkat diusahakan akan dihapus sebab mengandung unsur yang tidak sesuai
dengan jiwa atau asas-asas UUPA.

Anda mungkin juga menyukai