PERTEMUAN 2
16 September – Bina Persepsi bunyi dan irama
Anak tunarungu merupakan anak yang mengalami hambatan dalam fungsi pendengarannya,
sehingga diperlukan program yang dapat memaksimalkan sisa pendengaran yang dimiliki
agar mampu digunakan sebaik-baiknya untuk berinteraksi dengan lingkungan yang penuh
bunyi dan suara.
Walaupun anak tunarungu memiliki keterbatasan dalam aspek pendengaran, namun tetap
dimungkinkan untuk diperkenalkan bunyi dan suara yang ada di sekeliling anak.
Pengembangan Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama (PKPBI) bagi siswa tunarungu
merupakan pembinaan komunikasi dan penghayatan bunyi yang dilakukan sengaja ataupun
tidak sengaja, sehingga kemampuan peserta didik dalam hal komunikasi dan mempersepsi
bunyi melalui pendengaran dan perasaan vibrasi yang masih dimiliki peserta didik tunarungu
dapat berkembang secara optimal.
PKPBI akan berjalan maksimal apabila ditunjang dengan pemanfaatan media pembelajaran
yang mampu mengakomodasi tujuan dari terlaksananya pembelajaran PKPBI tersebut. Secara
umum tujuan dari program PKPBI adalah agar kepekaan pendengaran siswa tunarungu dan
perasaan vibrasi siswa dapat terlatih guna memahami dan merespons bunyi dan suara yang
ada di sekeliling siswa, baik dengan menggunakan Alat Bantu Mendengar (ABM) maupun
tidak, sehingga memungkinkan siswa tunarungu mampu beradaptasi dengan dunia bunyi di
sekitarnya.
Pertemuan ke 3
23 September – Tugas Makalah Konsep BKPBI
BKPBI adalah suatu pembinaan atau latihan dalam memahami bunyi yang dilakukan secara
spontan atau terprogram sehingga sisa-sisa pendengaran dan perasaan vibrasi (getaran) yang
dimiliki anak tunarungu dapat dimaksimalkan sebaik-baiknya untuk berinteraksi atau
bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Konsep Dasar BKPBI
A. Pengertian BKPBI
Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI) ialah pembinaan penghayatan bunyi
yang dilakukan dengan sengaja atau tidak senagaja, sehingga sisa-sisa pendengaran dan
perasaan vibrasi yang dimiliki anak-anak tunarungu dapat dipergunakan sebaik-baiknya
untuk berintegrasi dengan dunia sekelilingnya yang penuh bunyi.
Pembinaan secara sengaja yang dimaksud adalah bahwa pembinaan itu dilakukan secara
terprogram; tujuan, jenis pembinaan, metode yang digunakan dan alokasi waktu yang
ditentukan. Sedangkan pembinaan secara tidak sengaja adalah pembinaan yang spontan
karena anak bereaksi terhadap bunyi latar belakang yang hadir pada situasi pembelajaran di
kelas, seperti tiba-tiba terdengar bunyi motor, bunyi bell sekolah, suara bedug, kemudian
guru membahasnya. Misalnya, "Oh dengar suara motor ya? Suaranya 'Brem... brem... brem...'
benar begtu?".
Kemudian guru mengajak anak menirukan bunyi bell sekolah dan kembali meneruskan
pembelajaran yang terhenti karena anak bereaksi terhadap bunyi latar belakang tadi.
B. Pengertian
1) Bina Persepsi bunyi
upaya mengembalikan gejala bunyi pada asalnya atau sumbernya yaitu gerak tubuhnya
sendiri, guna hidup sedapat mungkin dalam bunyi / suara sehingga menjadikan bunyi bagian
dari hidup mereka.
2) Bina irama
pembinaan sisa pendengaran/ vibrasi. Anak tuli melalui music karena music merupakan suatu
rangkaian vibrasi yang diterima dan dikirim ke otak lewat jalur yang berbeda dari pada organ
pendengaran.
3) Bina komunikasi
Pembinaan terhadap anak dengan gangguan pendengaran agar anak dapat menerima
informasi dari luar dirinya dan dapat melakukan komunikasi dengan orang lain.
4) BPBI
Adalah latihan bagi anak tunarungu agar persepsi bunyi lewat resornasi pada tubuh menyatu
dengan persepsi bunyi yang diperoleh lewat vibrasi kontak pada bagian tilpun(penerima)
ABD nya
C. Tujuan BPBI
Guna membantu anak tunarungu mendengar atau memanfaatkan sisa pendengarannya.
Tujuan BPBI menurut A. Boskosumitro (1987):
· Guna memperkaya kehidupan emosi anak tunarungu agar menjadi lebih “kaya” dan
“berwarna”
· Memperluas dan mengendalikan motorik mereka, sehingga gerak tubuh dan suarapun
semakin terkendali
· Meningkatkan ketrampilanwicara dan baca ujaran mereka
· Perkembangan bahasa merekapun makin berkembang
· Semua tujan dan manfaat BPBI akan menambah suatu manfaat atau keuntungan bagi
anak tunarungu
Pertemuan 4
30 september – tugas artikel tentang pentingnya memberikan intervensi kepada abk
dan kaitkan dengan mata kuliah pengembangan bkpbi
Artikel BKPBI
Eneng Cika Rismaya
41032102200076
Intervensi pada ABK adalah penanganan/layanan terhadap anak yang mengalami resiko
hambatan dalam aspek motorik, komunikasi dan bahasa, sosial emosi, kognisi, dan persepsi-
sensori.
melakukan intervensi dini terhadap anak difabel amat penting untuk mengetahui penanganan
yang tepat
pentingnya intervensi dini yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak-anak berkebutuhan
khusus, harus dilakukan sedini mungkin, seperti pada anak usia balita, ia menambahkan arti
intervensi dini secara ringkas yaitu penanganan maupun pelayanan secepatnya dengan
memperhatikan berbagai gangguan dalam perkembangan ( terutama fisik dan indera).
Intervensi dini terhadap anak difabel sangat penting untuk mengembangkan potensi atau
kemampuan. Selain itu, juga memonitor perkembangan kemampuan anak berkebutuhan
khusus perlu digali dan agar potensinya bisa dilihat dengan bagaimana baiknya berkembang
sesuai yang dimiliki oleh anak berkebutuhan khusus. Jika intervensi dini tidak dilakukan atau
melakukan penundaan terhadap anak difabel, itu dapat memperlambat potensi yang
dimilikinya dan juga mempengaruhi perkembangan anak difabel sulit ditangani jika umur
dewasa.
Sangat berkaitan dengan BKPBI ini karena sangat berkaitan, karena kitab isa mengetahi anak
mengalami gangguan pendengaran.dan kita dapat mengetahui penanganan yang tepat untuk
anak anak tunarungu.
Pertemuan ke 5
7 oktober – TIDAK ADA MATERi
Pertemuan ke 6
14 oktober – tugas diskusi kelompok membuat program pkpbi untuk anak tunarungu
perjenjang
A. Pertanyaan program
tentang:
Pertemuan ke 7
21 oktober – pengertian pengembangan komunikasi persepsi bunyi dan irama
Sasaran
BKPBI diberikan untuk siswa tunarungu mulai dari TKLB, SDLB, sampai dengan SMPLB.
BKPBI juga diberikan kepada siswa yang masuk sekolah setelah berusia lebih dari 6 tahun
(terlambat masuk sekolah). Siswa yang tergolong tunarungu; baik ringan, sedang maupun
berat hingga total serta siswa yang memakai ABM dan tidak memakai ABM semua harus
memperoleh program khusus BKPBI dengan benar.
Program
Cakupan materi BKPBI secara ringkas disusun secara berjenjang mulai dari penghayatan
bunyi dan sifatnya paling primitif sampai dengan bunyi sebagai lambang yang paling tinggi
nilainya yaitu:
(a) Taraf penghayatan bunyi primitif atau taraf penghayatan bunyi bunyi latar belakang.
Bunyi primitif atau bunyi latar belakang (Elly Sri Melinda, 2008: 2) meliputi: Bunyi alam,
yaitu gemercik air, gemuruh angin, tiupan angin, pepohonan, banjir, kilat, dan lain-lain; Suara
binatang, yaitu suara anjing, suara kucing, suara ayam, suara bebek, dan lain-lain, Suara
manusia yaitu, suara mama, papa, adik, dan lain lain; Suara yang dibuat manusia, yaitu bunyi
toktok baso, kleneng es, bunyi dari organ artikulasi, dan lain-lain.
(b) Taraf penghayatan bunyi sebagai isyarat atau tanda, termasuk bunyi-bunyi alat musik. (c)
Taraf penghayatan bunyi yang tertinggi, yaitu penghayatan bunyi
bahasa atau percakapan yang terjadi saat ada interaksi antar manusia.
Bunyi-bunyi bahasa yang didengar siswa secara spontan melalui percakapan antar manusia,
misalnya percakapan dalam ekspresi marah, sedih, gembira, juga bentuk percakapan antar
manusia yang, menunjukkan kalimat berita, kalimat tanya, atau kalimat perintah.
Prinsip & Dasar Bina Persepsi Bunyi & Irama yang Tradisional
Dasar pelaksanaan BPBI adalah umpan balik atau sibernetik Penyadaran terhadap bunyi
harus dilakukan sedini mungkin. Latihan penyadaran bunyi perlu dilakukan secara bermakna.
Setelah ATR sadar bunyi/mampu mendeteksi maka dapat dimulai latihan
diskriminasi/membedakan antar sumber bunyi & sifat bunyi.
Latihan hrs dilakukan secara sistematis, teratur dan berkesinambungan. Latihan Indera
Pendengaran Latihan indera pendengaran dimaksudkan untuk melatih kepekaan anak
tunarungu terhadap respon bunyi yang didengarnya, sehingga sisa pendengaran anak
tunarungu dapat optimal digunakan.
Bentuk latihan indera pendengaran yang dapat diterapkan pada anak tunarungu di sekolah
adalah: (a) Latihan auditory attention. (b) Latihan auditory localitation. (c) Latihan auditory
discrimination. (d) Latihan auditory spatial relationship. (e) Latihan auditory examination. (f)
Latihan auditory memory. (g) Latihan auditory integration. (h) Latihan auditory closure. (i)
Latihan auditory tracking. (i) Latihan auditory convergensi. (k) Latihan auditory signal
permanent/constant. (1) Latihan auditory figure dan backround.
Tahapan-tahapan
Metode yang dianjurkan dalam pelaksanaan BKPBI terutama percakapan, ditunjang berbagai
metode yang relevan, yaitu metode permainan, demostrasi imitasi, pemberian tugas, dan
metode observasi dengan cara mengamati respon anak terhadap rangsangan bunyi.
Program
Jenis dan macam alat musik yang dapat digunakan (Elly Sri Melinda, 2008: 5) adalah: Alat
musik pukul, yaitu gamelan, gendang, drum; Alat musik petik, yaitu gitar, dawai, dan lain-
lain; Alat musik tiup, yaitu suling, terompet, dan lain-lain; Alat musik gesek, yaitu biola, dan
lain-lain; Alat musik elektronik, yaitu organ, gitar elektrik; Alat musik daerah, yaitu gamelan
jawa, gamelan sunda, gamelan bali, kulintang, angklung, seruling, kecapi dan lain-lain; Alat
musik barat, yaitu piano, biota, organ, melodi, dan lain-lain
Pertemuan 8
28 oktober UTS