Anda di halaman 1dari 14

PENGELOLAAN SDM UMKM

MIA AJENG ALIFIANA


PENDAHULUAN
• Faktor paling kritis dari kinerja 1. Manajer menurut tingkatannya:
UKM adalah Sumber Daya a. Top Manager (manajer puncak)
Manusia (Kurniawati and
b. Middle Manager (manajer madya)
Yuliando, 2015). Manajemen
c. First-Line Manager (manajer bawah)
sumber daya manusia (MSDM)/
bidang SDM yaitu aktivitas yang 2. Manajer menurut fungsinya:
terlibat dalam penarikan, a. Manajer pemasaran
pengembangan, dan b. Manajer operasional
mempertahankan tenaga kerja
c. Manajer sumber daya manusia
perusahaan yang berbakat dan
bersemangat. Tingkatan d. Manajer keuangan
manajer dan tanggung jawabnya e. Manajer penelitian dan pengembangan
adalah sbb.:
PENDAHULUAN
Pada akhir tahun 1960, Henry Mintzberg menyimpulkan Ketrampilan dasar manajemen menurut Robert L. Katz
(1970) digolongkan menjadi tiga kategori yaitu:
bahwa manajer menjalankan 10 peran yang berbeda dan
1. Keterampilan teknis (technical skill), yaitu
dapat dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu: merupakan kemampuan untuk menggunakan
keahlian khusus dalam melakukan tugas tertentu,
1. Peran Interpersonal (pemimpin lambang, pemimpin, seperti Ir. Teknik Sipil, Akuntan, Arsitek, Dokter dll.
penghubung) 2. Keterampilan kemanusiaan (human skill), yaitu
kemampuan bekerja sama dengan orang lain,
2. Peran Informasional (pengawas, penyebar informasi, seperti mengelola bawahan dan bekerjasama
juru bicara) dengan manajer lain.
3. Ketrampilan konseptual (conceptual skill), yaitu
3. Peran Memutuskan (entrepreneur, penanganan kemampuan untuk melihat situasi secara luas
kerusakan/gangguan, pengalokasian sumber daya, (comprehensive) serta mampu memecahkan
persoalan yang akan memberikan manfaat bagi
negosiator) mereka yang perlu diperhatikan.
MANAJEMEN SDM UMKM

• Pengelolaan SDM di UMKM sangatlah penting guna


keberlangsungan dan perkembangan usaha. Tahapan perkembangan UMKM sebagai berikut:

Biasanya SDM ynga rendah itulah yang menyebabkan 1. Perencanaan dan rekruitmen tenaga kerja,
kegagalan usaha sehingga manajemen SDM benar-
2. Pemilihan atau penyeleksian tenaga kerja.
benar harus ditingkatkan jika anda
3. Pelatihan atau pengembangan kompetensi SDM.
menginginkan usaha anda maju dan berkembang.
4. Penilaian dan evaluasi tenaga kerja, diperlukan
• UMKM umumnya didirikan dengan modal terbatas,
untuk mengetahui bagaimana kinerja SDM.
dan bahkan ada yang berasal dari pinjaman pihak
ketiga, dengan SDM yang terbatas pula. Oleh karena
itu manajemen SDM yang baik diperlukan agar usaha
dapat berkembang.
MANAJEMEN SDM UMKM

Langkah-langkah membangun SDM yang baik dalam


UMKM adalah (KEMENKOPUKM, 2010):
Faktor pendukung keberhasilan UKM untuk
1. Menentukan founding team
meningkatkan daya saingnya adalah:
2. Merekrut karyawan baru dengan selektif 1. Pendidikan SDM;

3. Memberi pelatihan SDM 2. Kebijakan pemerintah;


3. Persaingan bisnis;
4. Menyusun standar operasional perusahaan
4. Teknologi.
5. Membangun keterlibatan tenaga kerja

6. Pemberian renumerasi yang masuk akal

7. Evaluasi manajemen SDM.


KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan manajerial merupakan proses Kepememimpinan merupakan kemampuan untuk
mangarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai sebuah
berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok visi atau serangkaian tujuan yang ditetapkan (Robbins,
(Stoner et al, 1995). 2008).
Kepemimpinan merupakan proses, kepribadian, Kepemimpinan adalah proses memengaruhi orang lain
pemenuhan perilaku tertentu, persuasi wewenang, dalam suatu organisasi agar mereka dapat melaksanakan
pencapaian tujuan, interaksi perbedaan peran, inisiasi tugasnya dengan baik dalam mencapai tujuan (Bangun,
struktur, dan kombinasi dari dua atau lebih dari hal - 2012).
hal tertentu (Luthans, 2006).

Oleh karenanya, Perusahaan berupaya mencari orang dengan kemampuan kepemimpinan


karena perusahaan percaya, orang seperti ini membawa aset khusus untuk organisasi mereka
dan akhirnya akan meningkatkan profit.
KEPEMIMPINAN vs MANAJERIAL

Kepemimpinan Manajerial

Kepemimpinan berkaitan dengan penanggulangan perubahan. Manajemen berkaitan dengan penanggulangan


kompleksitas. Ini artinya kepemimpinan tidak hanya berarti memimpin manusia, tetapi juga memimpin perubahan,
menentukan arah dengan cara mengembangkan suatu visi masa depan, kemudian menyatukan orang-orang dengan
mengkomunikasikan visi ini dan menginspirasi mereka untuk mencapai tujuan organisasi (Yulk, 2010).
GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya kepemimpinan berkenaan dengan cara- cara yang digunakan oleh manajer untuk mempengaruhi
bawahannya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seorang manajer pada saat ia
mempengaruhi perilaku bwahannya.
Gaya kepemimpinan adalah pola-pola perilaku konsisten yang mereka terapkan dalam bekerja dengan melalui
orang lain yang dipersepsikan orang-orang itu (Hersey dan Blanchard, 1992). Gaya kepemimpinan merupakan
salah satu faktor terpenting dari kesuksesan suatu organisasi. Flippo (1992) merumuskan gaya kepemimpinan
sebagai suatu pola perilaku yang dirancang untuk memadukan kepentingan-kepentingan orang dan personalia
guna mengejar beberapa sasaran.
Tipe gaya kepemimpinan versi teori path-goal berdasar teori ekspektasi/ harapan (House, 1997) adalah:
1. Kepemimpinan direktif (directive leadership),
2. Kepemimpinan suportif (supportive leadership),
3. Kepemimpinan partisipatif (participative leadership),
4. Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi (achievement oriented).
GAYA KEPEMIMPINAN
Dalam karya klasik sosiolog politis, James McGregor Burns yang bertajuk leadership (1978). Burns membedakan
dua jenis kepemimpinan: Transactional dan Transformational.

Transformasional Transaksional

Sumber : Bass (1990), dalam Northouse (2013)


GAYA KEPEMIMPINAN
Kelebihannya yaitu :

Pemimpin tidak menyukai kekuasaan penuh, sehingga


KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL mendelegasikan kekuasaan kepada pengikutnya dengan cara
mengembangkan kemampuan dan rasa percaya diri bawahan,
merupakan proses dimana pemimpin dan
menciptakan tim- tim kerja yang bisa mengatur diri sendiri, dan
bawahan mengangkat satu sama lainnya ke meghilangkan pengawasan yang tidak perlu (Avolio & Gibson,
1988; Yukl, 2002).
tingkat moralitas dan motivasi yang lebih
tinggi. Pemimpin sering melatih bawahannya sehingga
meningkatkan kinerja dan komitmen bawahan (Barling dkk,
1996; Dvir dkk, 2002).
Pemimpin berusaha mengubah kesadaran
Pemimpin berpegang pada “tanggung jawab moral” yang
pengikutnya akan cita - cita dan nilai moral
memotivasi perubahan terhadap keinginan memenuhi
seperti persamaan, keadilan, kedamain, serta kebutuhan pribadi menjadi keinginan untuk mencapai tujuan
tim dan organisasi.
kemanusiaan dan bukannya didasarkan
emosi, seperti ketakutan, kecemburuan, Pemimpin sering ditemukan dan diterapkan pada berbagai
tingkat orgnanisasi dan relevan untuk berbagai situasi serta
ataupun kebencian.
cocok digunakan pada organisasi yang melakukan perubahan
besar-besaran (Bass 1996; 1997).
GAYA KEPEMIMPINAN
Karakteristik Pemimpin Transformasional
1. Idealized Influence: pemimpin memiliki perilaku dan gaya kepemimpinan yang membuat pengikutnya bangga,
mengagumi, menghormati dan sekaligus mempercayainya.
2. Inspirational Motivation: Pemimpin memotivasi dan merangsang inspirasi bawahan, memberitahukan visi
perusahaan secara jelas dan menarik, mendemonstrasikan komitmen terhadap seluruh tujuan organisasi, berbicara
dengan semangat dan antusias, membangkitkan motivasi karyawan untuk melakukan apa yang harus dilakukan,
dan mampu mengkomunikasikan tujuan penting dengan cara yang sederhana.
3. Intellectual Stimulation: Pemimpin merangsang imajinasi karyawan, mendorong karyawan mengatasi masalah
lama dengan ide - ide baru, memberikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan yang dihadapi bawahan,
memberikan motivasi pada bawahan untuk untuk mencari pendekatan- pendekatan baru dalam melaksanakan
tugas- tugas organisasi.
4. Individual Consideration: Pemimpin lebih people oriented, mau mendengarkan saran bawahan, memikirkan
kesejahteraan bawahan, serta memenuhi kebutuhan pengembangan karir bawahan.

Sumber: Bass 1990 dalam Robbins & Judge (2013)


GAYA KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL

Merujuk pada kumpulan model kepemimpinan yang berfokus


pada pertukaran yang terjadi antara pemimpin dan pengikutnya,
Kelebihannya yaitu :
karena pemimpin transaksional tidak menyesuaikan kebutuhan
pengikut atau berfokus pada pengembangan pribadi mereka.
❑ Pemimpin mengetahui yang
diinginkan, bawahan memperoleh yang
Kepemimpinan transaksional berdasar prinsip transaksi atau
diinginkannya bila upaya yang
pertukaran antara pemimpin dengan bawahan. Pemimpin
dilakukan sesuai.
memberikan imbalan atau penghargaan tertentu (misalnya,
❑ Pemimpin menjanjikan imbalan
bonus) kepada bawahan jika bawahan mampu memenuhi
sebagai pertukaran dengan upaya yang
harapan pemimpin (misalnya, kinerja karyawan tinggi).
telah dilakukan bawahan.
❑ Pemimpin responsive pada minat
Di sisi lain, bawahan berupaya memenuhi harapan pemimpin
pribadi bawahan (Bass, 1985).
disamping untuk memperoleh imbalan atau penghargaan, juga
untuk menghindarkan diri dari sanksi atau hukuman. Disini
tercipta hubungan mutualisme dan kontribusi kedua belah pihak
akan memperoleh imbalan (Bass, 2003; Humphreys, 2002;
Yammarino, 1993).
GAYA KEPEMIMPINAN
Karakteristik Pemimpin Transaksional
1. Contingent Reward: pemimpin memberitahu bawahan tentang apa yang harus dilakukan bawahan jika ingin
mendapatkan imbalan tertentu dan menjamin bawahan akan memperoleh apa yang diinginkannya sebagai
pengganti usaha yang dilakukan.
2. Management by exception: pemimpin berusaha mempertahankan prestasi dan cara kerja dari bawahannya,
apabila ada kesalahan pemimpin langsung bertindak untuk memperbaikinya. Manajemen eksepsi dibagi menjadi
dua yakni aktif dan pasif.
Management by exception (active): jika pemimpin secara aktif mencari apa ada kesalahan, dan jika ditemukan
akan mengambil tindakan seperlunya.
Management by exception (passive): jika pemimpin hanya bertindak jika ada laporan kesalahan, sehingga tanpa
ada informasi maka pemimpin tidak mengambil tindakan apa –apa.
3. Laissez-faire: jika membuang tanggung jawab, dan menghindari pembuatan keputusan.

Sumber: Bass 1990 dalam Robbins & Judge (2013)


FULL MODEL KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan transaksional dan transformasional
hendaknya saling melengkapi, tetapi tidak berarti
keduanya sama penting.

Kepemimpinan transformasional lebih unggul dan


menghasilkan tingkat upaya dan kinerja karyawan
yang melampaui hasil dari Kepemimpinan
Transaksional.

Tetapi, yang sebalikya tidak berlaku, apabila anda


adalah seorang pemimpin transaksional, dan anda
adalah seorang pemimpin yang biasa-biasa saja.
Jadi Pemimpin yang paling baik memiliki sifat
transaksional dan transpormasional sekaligus.

Sumber: Bass 1990 dalam Robbins & Judge (2013)

Anda mungkin juga menyukai