Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN & ORGANISASI

Pengertian Dan Konsep Dasar Manajemen


PRINSIP-PRINSIP UMUM
MANAJEMEN
Dalam konteks manajemen, prinsip bersifat fleksibel yang perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi
tertentu dan situasi yang senantiasa berubah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa walaupun tidak bersifat
mutlak, prinsip-prinsip manajemen merupakan nilai yang menjadi intisari dari sebuah keberhasilan penerapan
manajemen. Menurutnya, prinsip-prinsip umum manajemen (general principle of management) seperti dikutip dari
pendapat Henry Fayol dapat dipaparkan sebagai berikut:

1) Pembagian Kerja, 8) Pemusatan,


2) Wewenang dan tanggung jawab, 9) Hirarki/Rangkaian Perintah,
3) Disiplin, 10) Ketertiban,
4) Kesatuan perintah, 11) Keadilan dan Kejujuran,
5) Kesatuan pengarahan, 12) Stabilitas Masa jabatan dalam Kepegawaian,
6) Subordinasi Kepentingan Perseorangan terhadap 13) Prakarsa, dan
Kepentingan Umum, 14) Semangat Kesatuan.
7) Penggajian Pegawai,
PERAN MANAJER
WEWENANG
FORMAL DAN
STATUS

PERAN PENGAMBIL
PERAN ANTAR PERAN
KEPUTUSAN
PRIBADI INFORMASIONAL

- Wiraswastawan
- Tokoh - Pemantau
- Pereda gangguan
- Pemimpin - Penyebar
- Pengalokasi sumber daya
- Penghubung - Juru bicara
- Perunding

Sumber: Herujito (2016:10)


Dari gambar tersebut, terlihat hubungan antar tiga golongan peran manajer, dan dari tiga golongan itu terdapat sepuluh
peran manajer, dengan uraian berikut:

A) PERAN ANTAR PRIBADI

1) Tokoh,
Dalam hal ini, manajer dipandang sebagai simbol status dan otoritas suatu organisasi. Misalnya melaksanakan tugas-
tugas sosial dan hukum, bertindak sebagai pemimpin simbolis dengan mengunjungi dan menyapa rekan serta bawahan,
dan lain sebagainya.

2) Pemimpin,
Seorang manajer juga berperan sebagai pemimpin yang memiliki setumpuk tugas yang harus dijalankan. Bagi seorang
pemimpin, tugas adalah jantung dari hubungan mencakup penataan dan pemberian motivasi kepada bawahan,
mengawasi kemajuannya, mempromosikan dan mendorong perkembangannya, dan menyeimbangkan efektivitas.

3) Penghubung,
Manajer harus dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat menyerap informasi sebanyak mungkin, membangun
jaringan dan terlibat dalam berbagai kesempatan untuk mendapatkan akses ke bagian yang berpotensi membantu
pencapaian tujuan organisasi secara maksimal.
B) PERAN INFORMASIONAL

1) Pemantau,

Manajer juga berperan sebagai pemantau atau pegawasan, artinya tugas seorang manajer meliputi operasi internal untuk
menilai keberhasilan kinerja departemen-departemen atau bawahannya.

2) Penyebar,

seorang manajer juga harus memiliki kemampuan untuk menyaring informasi yang benar-benar sesuai dengan fakta.
Dengan demikian, informasi yang akan disebarkan dan disampaikan kepada bawahan atau rekan-rekannya harus akurat
dan informasi ini digunakan dalam mencapai tujuan organisasi yang dipimpinnya.

3) Juru Bicara,

Pada sisi ini manajer dalam kapasitas public relation dengan menginformasikan dan melobi orang lain yang memiliki
power untuk menjaga stabilitas organisasinya mencapai tujuan yang ditentukan.
C) PERAN PENGAMBIL KEPUTUSAN

1) Wiraswastawan (Berjiwa Pengusaha) ,


Peran manajer dala konteks ini adalah dengan mengidentifikasi ide-ide baru dan memulai proyek perbaikan dengan
menerapkan inovasi dalam rencana untuk masa depan organisasi.
2) Pereda Gangguan,
Seorang manajer harus mampu mengatasi situasi krisis, seperti sengketa atau masalah yang terjadi dan harus segera
mengambil tindakan korektif dan menyelesaikan konflik dengan mencari jalan keluar alternatif yang strategis.

3) Pengalokasi sumber daya,

Peran lain dari seorang manajer adalah mengalokasikan sumber daya yang dimiliki organisasi serta berwenang
mengendalikannya.

4) Perunding / Negosiator,

Dalam negosiasi, seorang manajer melakukan hal-hal seperti membela kepentingan bisnis, mempertahankan
kepentingan organisasi, menjaga kestabilan organisasi, dan sebagainya.
CIRI-CIRI MANAJER PROFESIONAL
Faktanya tidak ada organisasi atau perusahaan yang ingin diisi oleh orang-orang yang tidak profesional, khususnya yang
berada pada posisi manajer sebagai orang yang berwenang untuk mengelola semua sumber daya yang ada. Manajer yang
profesional akan dapat mengantarkan pada pencapaian tujuan organisasi/perusahaan secara maksimal, dan sebaliknya
manajer yang tidak profesional akan menjerumuskan organisasi/ perusahaan pada jurang kehancuran. Adapun ciri-ciri
orang profesional sebagai berikut:
Seorang manajer digolongkan pada manajer yang
ORANG-ORANG PROFESIONAL profesional apabila dalam pengambilan sebuah
MENDASARKAN SETIAP KEPUTUSANNYA keputusan yang berkenaan dengan pekerjaannya
PADA PRINSIP UMUM. senantiasa mendasarkan pada prinsip-prinsip umum
yang berlaku sesuai dengan ilmu pengetahuan yang
memadai.
ORANG-ORANG PROFESIONAL Demikian pula manajer yang profesinal, bahwa
MENCAPAI STATUS PROFESIONALNYA kedudukannya saat ini diraih atas kerja keras dan
MELALUI PRESTASI. prestasi-prestasi yang telah ia dapatkan, bukan
berdasarkan pada kedekatan orang-orang yang
memiliki wewenang untuk menjadikannya sebagai
manajer.
ORANG-ORANG PROFESIONAL HARUS Dalam situasi ini, seorang manajer seringkali
TUNDUK PADA KODE ETIK YANG berhadapan dengan kondisi yang serba sulit, yang
MELINDUNGI KLIENNYA. menuntutnya berlaku adil tanpa terlihat sedikitpun
berpihak kepada salah satu atau sebagian anggota
atau kliennya. Oleh karena itu, pengetahuan dan
keterampilan yang memadai berkenaan dengan
pekerjaannya harus senantiasa ditingkatkan, agar
dapat meminimalisir terjadinya diskrimanasi secara
tidak langsung dan berikibat pada gesekan dalam
organisasi.
ORANG-ORANG PROFESIONAL Manajer profesional tidak memisahkan antara
MENGABDIKAN DAN MENGIKATKAN kehidupan pribadi dengan pekerjaannya, dalam arti
DIRI PADA ORGANISASI YANG kata bahwa penjiwaan terhadap pekerjaan sangat
MEWADAHINYA. dibutuhkan untuk mengantarkan organisasi
mencapai tujuan dengan maksimal. Manajer
profesional tidak hanya melihat pekerjaannya
sebagai lahan mencari keuntungan semata,
melainkan juga dilihat sebagai lahan untuk
mengabdikan diri pada banyak orang. Oleh sebab
itu, manajer yang profesional memiliki motivasi
yang kuat untuk mengelola organisasi,
mengantarkan pada keberhasilan yang optimal.
KARAKTERISTIK MANAJER
YANG BERHASIL
Secara umum keberhasilan manajer, baik tingkatan atas, menengah, maupun tingkatan bawah dapat dilihat dari
karakteristiknya. Menurut Stoner, James A. F. dan Wankel Charles (1988) 50, ada tiga karakteristik yang dapat dikaitkan
dengan manajer yang berhasil, yaitu harus memiliki:

● Kebutuhan untuk mengelola, yang dimaksudkan adalah hanya orang-orang yang ingin mempengaruhi prestasi orang
lain dan merasa puas kalau dapat melakukannya, bisa menjadi manajer yang efektif.
● Kebutuhan terdapat kekuasaan, manajer yang baik mempunyai kebutuhan untuk mempengaruhi orang lain atau
bawahannya. Namun demikian, manajer yang baik tidak sertamerta mengandalkan otoritasnya kedudukannya sebagai
manajer, melainkan mengandalkan pengetahuan dan kemampuannya.
● Kemampuan untuk empati, manajer yang baik membutuhkan kemampuan untuk memahami dan mengatasi reaksi
emosional orang lain atau bawahannya yang sering tidak terungkap. Dengan kemampuan tersebut, ia tetap dapat
menggalang dan mendorong orang lain atau bawahannya untuk bekerjasama.
BIDANG-BIDANG MANAJEMEN

1) BIDANG PRODUKSI Manajemen produksi dipandang sebagai suatu rangkaian kegiatan yang
terencana dan terkendali sebagai upaya mengubah input menjadi output, dan
melakukan evaluasi terhadap output yang dihasilkan melalui umpan balik.
Dalam manajemen produksi, ada dua hal penting yang harus diperhatikan,
agar menghasilkan output yang berkualitas, yaitu perancangan sistem
produksi dan pengendalian sistem produksi.
BIDANG-BIDANG MANAJEMEN
1. Riset Pasar, Riset pasar merupakan salah satu indikator pemberian informasi
mengenai pasar dari produk/jasa yang dihasilkan oleh manajemen yang
mempengaruhi bidang-bidang lainnya.
2) BIDANG 2. Segmentasi, Segmentasi dilakukan sebelum proses pemilihan dan penentuan pasar,
PEMASARAN karena segmentasi nantinya akan menjadi dasar dan bahan pertimbangan dalam
penentuan pasar tersebut.
3. Targetting, Proses ini merupakan kelanjutan dari segmentasi, karena lebih
memfokuskan pada sasaran yang akan menjadi konsumen dari produk/jasa yang
dihasilkan organisasi atau perusahaan.
4. Positionoing, Proses ini merupakan kelanjutan dari segmentasi, karena lebih
memfokuskan pada sasaran yang akan menjadi konsumen dari produk/jasa yang
dihasilkan organisasi atau perusahaan.
5. Bauran pemasaran, Bauran pemasaran atau sering disebut juga dengan pemasaran
produk (jasa) yang dihasilkan, perlu memperhatikan beberapa hal penting, atau
dikenal dengan 4P (product, price, promotion, place).
6. Kepuasan pelanggan, Dalam banyak kesempatan sering ditemukan istilah bahwa
pelanggan adalah raja yang harus dilayani dan harus dipenuhi kebutuhannya.
BIDANG-BIDANG MANAJEMEN

3) BIDANG 1. Manajemen sumber dana, Seorang manajer yang bertugas


mengelola sumber dana harus dapat memilah dan memilih
KEUANGAN
sumber dana yang akan digunakan organisasi atau perusahaan.
2. Manejemen penggunaan dana, Dana yang diperoleh oleh organisasi
atau perusahaan harus dikelola dengan sebaik mungkin.
Sehingga organisasi atau perusahaan akan dapat terus
meningkat dari waktu ke waktu serta dapat memberikan
kesejahteraan yang lebih baik kepada pemilik maupun karyawan.
3. Pengawasan penggunaan dana, Pengawasan penggunaan dana
sangat dibutuhkan agar dana yang dimiliki oleh organisasi atau
perusahaan tepat guna sesuai dengan rencana dan tujuan yang
telah ditetapkan. Penggunaan dana yang tidak tepat sasaran
akan berakibat pada kerugian organisasi atau perusahaan.
BIDANG-BIDANG MANAJEMEN

4) BIDANG PERSONALIA 1. Penerimaan pegawai,


2. Penilaian pegawai,
3. Promosi dan mutase pegawai, dan
4. Motivasi.
BIDANG-BIDANG MANAJEMEN
1. Pengadministrasian kegiatan, Kegiatan dalam organisasi besar
khusunya, sangat banyak dan beragam, sehingga perlu
4) BIDANG dilengkapi dengan pengadministrasian yang handal, salah
ADMINISTRASI satunya adalah pengadministrasian terpadu.
2. Pemakaian alat-alat perkantoran, Manajemen alat-alat perkantoran
dibutuhkan agar pemakaiannya dapat digunakan secara efektif
dan efisien. Setiap bagian-bagian dalam sebuah organisasi harus
diatur dalam penggunaannya, sehingga sesuai dengan kebutuhan
dan kesanggupan organisasi.
3. Pemeliharaan organisasi, Pemeliharaan organisasi dilakukan dengan
pemeliharaan arsip-arsip penting yang berkenaan dengan
organisasi tersebut. Dengan pemeliharaan arsip-arsip penting,
akan memudahkan melihat dan meninjau kembali terkait dengan
berbagai hal yang pernah dilakukan.
EFISIENSI DAN EVEKTIVITAS
DALAM MANAJEMEN
Selanjutnya Stoner, James A. F. dan Freeman, R. Edward (1994) mengemukakan pendapatnya mengenai efisiensi dan
efektivitas. Menurutnya efisiensi merupakan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan benar. Batasan tersebut
berkenaan dengan konsep “masukan” dan “keluaran”. Dalam arti kata bahwa manajer yang memiliki kemampuan untuk
menekan biaya sumber daya yang dipergunakan untuk mencapai tujuan adalah manajer yang bertindak efisien.
Sedangkan efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat. Artinya seorang manajer yang
memilih suatu sasaran yang tepat sebagai tujuan adalah manajer yang bertindak efektif.

Herujito (2001) mengatakan, kunci keberhasilan bagi organisasi adalah efektivitas, namun tidak mengesampingkan
efisiensi secara mutlak. Semakin efektif suatu organisasi menentukan sasaran yang harus dicapai, didukung dengan
efisiensi sumber daya yang dimiliki, maka semakin berhasil organisasi tersebut dalam pencapaian tujuan.
HAMBATAN DALAM PENERAPAN
FUNGSI MANAJEMEN
Menurut Sukwiaty, dkk., beberapa hambatan yang yang sering terjadi dalam penerapan fungsi-fungsi manajemen secara
umum dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu Hambatan Internal dan hambatan eksternal, antara lain:

1) Hambatan Internal :

● Manajer belum sepenuhnya memahami aspek-aspek yang berkaitan dengan fungsi-fungsi manajemen,
● Manajer seringkali masih kurang mampu menjabarkan fungsi-fungsi manajemen secara operasional,
● Organisasi belum siap melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang digariskan oleh manajer,
● Belum tersedianya sarana dan prasarana yang dapat mendukung pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, dan
● Adanya faktor risiko dan ketidakpastian di dalam pelaksanaan kegiatan.
HAMBATAN DALAM PENERAPAN
FUNGSI MANAJEMEN
1) Hambatan Eksternal :

● Adanya berbagai peraturan, ketentuan, atau perundang-undangan pemerintah, baik tingkat pusat ataupun tingkat
daerah,
● Adanya dampak negatif dari pengembangan organisasi lain yang sejenis, dan
● Tidak mendukungnya infrastruktur yang ada di luar organisasi.
Sekian, terima kasih..

Anda mungkin juga menyukai