Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Naufal Mussafa

NPM : 10820501

Kelas : 3MA22

Mata Kuliah : Etika dan Filsafat Komunikasi

6 Sistematika Berpikir

1. Sistematika Berpikir Deduktif

Sistematika berpikir deduktif adalah suatu cara berpikir yang menggunakan logika untuk
menarik kesimpulan dari premis atau pernyataan yang sudah diketahui atau diterima. Dalam
sistematika berpikir deduktif, kesimpulan yang dihasilkan haruslah benar jika premis atau
pernyataan yang digunakan benar. Sistematika berpikir deduktif sering digunakan dalam ilmu
pengetahuan, matematika, dan logika. Contohnya, jika kita tahu bahwa semua manusia adalah
makhluk hidup dan bahwa John adalah manusia, maka dengan menggunakan sistematika
berpikir deduktif kita dapat menyimpulkan bahwa John adalah makhluk hidup.

2. Sistematika Berpikir Induktif

Sistematika berpikir induktif adalah suatu cara berpikir yang menggunakan observasi atau
fakta yang telah diperoleh untuk menarik kesimpulan yang umum atau hipotesis. Dalam
sistematika berpikir induktif, kesimpulan yang dihasilkan mungkin tidak 100% benar karena
hanya didasarkan pada pengamatan atau fakta yang terbatas. Sistematika berpikir induktif
sering digunakan dalam ilmu pengetahuan dan penelitian. Contohnya, jika kita mengamati
bahwa semua burung yang kita lihat terbang, maka kita dapat menyimpulkan secara induktif
bahwa semua burung bisa terbang. Namun, kesimpulan ini mungkin tidak benar jika kita
menemukan burung yang tidak bisa terbang di kemudian hari. Oleh karena itu, sistematika
berpikir induktif harus digunakan dengan hati-hati dan harus disertai dengan pengamatan dan
penelitian yang lebih lanjut untuk memastikan kesimpulan yang dihasilkan benar.
3. Sistematika Berpikir Memecahkan Masalah

Sistematika berpikir memecahkan masalah adalah suatu cara berpikir yang digunakan
untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah secara sistematis dan
terstruktur. Sistematika berpikir memecahkan masalah melibatkan beberapa langkah yang
harus dilakukan secara berurutan, yaitu:

1. Identifikasi masalah: Langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah yang perlu


dipecahkan. Masalah ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti dari pengalaman
pribadi, tugas pekerjaan, atau lingkungan sekitar.
2. Analisis masalah: Setelah masalah diidentifikasi, langkah berikutnya adalah
menganalisis masalah tersebut dengan mengumpulkan informasi dan data yang
relevan. Hal ini dilakukan untuk memahami masalah dengan lebih baik dan
menemukan akar penyebab masalah.
3. Mencari solusi: Setelah akar penyebab masalah telah ditemukan, langkah selanjutnya
adalah mencari solusi untuk menyelesaikan masalah. Dalam mencari solusi, perlu
dipertimbangkan berbagai faktor seperti ketersediaan sumber daya, waktu, dan biaya.
4. Evaluasi solusi: Setelah beberapa solusi telah ditemukan, langkah selanjutnya adalah
mengevaluasi setiap solusi yang ada dengan mempertimbangkan kelebihan dan
kekurangan masing-masing solusi.
5. Implementasi solusi: Setelah solusi terbaik telah dipilih, langkah terakhir adalah
mengimplementasikan solusi tersebut dan memantau hasilnya. Jika solusi tidak
memberikan hasil yang diinginkan, maka proses pemecahan masalah dapat diulang
kembali.

Sistematika berpikir memecahkan masalah sangat berguna dalam berbagai bidang, seperti
bisnis, teknologi, dan sains. Dengan mengikuti langkah-langkah yang sistematis dan
terstruktur, kita dapat memecahkan masalah dengan lebih efektif dan efisien.

4. Sistematika Berpikir Kausatif

Sistematika berpikir kausatif adalah suatu cara berpikir yang digunakan untuk
mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antara dua atau lebih peristiwa atau fenomena.
Sistematika berpikir kausatif dapat membantu kita memahami mengapa suatu peristiwa terjadi
dan bagaimana suatu fenomena dapat mempengaruhi fenomena lainnya. Sistematika berpikir
kausatif melibatkan beberapa langkah yang harus dilakukan secara berurutan, yaitu:

1. Identifikasi hubungan sebab-akibat: Langkah pertama adalah mengidentifikasi


hubungan sebab-akibat antara dua atau lebih peristiwa atau fenomena. Hal ini
dilakukan dengan mengumpulkan informasi dan data yang relevan dan
menganalisisnya untuk menemukan pola hubungan yang ada.
2. Membuat hipotesis: Setelah hubungan sebab-akibat teridentifikasi, langkah berikutnya
adalah membuat hipotesis tentang bagaimana hubungan tersebut bekerja dan mengapa
peristiwa atau fenomena berhubungan satu sama lain.
3. Uji hipotesis: Setelah hipotesis dibuat, langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis
tersebut dengan melakukan eksperimen atau pengamatan yang sistematis. Hal ini
dilakukan untuk memastikan bahwa hipotesis yang dibuat benar dan dapat diandalkan.
4. Evaluasi hasil: Setelah hipotesis diuji, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi hasil
yang diperoleh. Hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk memperkuat atau
memperbaiki hipotesis yang telah dibuat.
5. Membuat kesimpulan: Setelah hasil dievaluasi, langkah terakhir adalah membuat
kesimpulan tentang hubungan sebab-akibat yang telah diidentifikasi. Kesimpulan ini
dapat digunakan untuk memahami fenomena lebih baik dan mengembangkan strategi
untuk mengatasi masalah yang terkait dengan fenomena tersebut.

Sistematika berpikir kausatif sangat berguna dalam berbagai bidang, seperti ilmu
pengetahuan, kedokteran, dan teknologi. Dengan menggunakan sistematika berpikir kausatif,
kita dapat memahami bagaimana suatu fenomena bekerja dan bagaimana kita dapat
memanfaatkannya untuk menghasilkan perubahan yang positif.

5. Sistematika Berpikir Kreatif

Sistematika berpikir kreatif adalah suatu cara berpikir yang digunakan untuk menghasilkan
ide-ide baru dan solusi-solusi inovatif. Sistematika berpikir kreatif melibatkan beberapa
langkah atau teknik kreatif yang dapat membantu kita menemukan ide-ide baru yang lebih
kreatif dan inovatif. Berikut adalah beberapa teknik kreatif yang dapat digunakan dalam
sistematika berpikir kreatif:

1. Brainstorming: Teknik brainstorming melibatkan pengumpulan ide-ide dari anggota


tim atau kelompok secara bebas dan tanpa kritik. Tujuannya adalah untuk
menghasilkan sebanyak mungkin ide dalam waktu yang singkat.
2. Analogi: Teknik analogi melibatkan mencari hubungan antara dua hal yang mungkin
tidak terkait secara langsung. Teknik ini dapat membantu kita menemukan perspektif
baru dan ide-ide yang tidak terduga.
3. Gambar: Teknik gambar melibatkan menggambar ide-ide kita dalam bentuk visual. Hal
ini dapat membantu kita memvisualisasikan ide-ide dan mengidentifikasi pola yang
mungkin tidak terlihat jika hanya dibicarakan.
4. Pemikiran lateral: Teknik pemikiran lateral melibatkan berpikir di luar kotak dan
mencari solusi yang tidak konvensional. Teknik ini dapat membantu kita menemukan
solusi yang lebih inovatif dan kreatif.
5. Reversal: Teknik reversal melibatkan membalikkan perspektif kita dan melihat masalah
dari sudut pandang yang berbeda. Teknik ini dapat membantu kita menemukan solusi
yang tidak terduga dan ide-ide yang lebih kreatif.

Sistematika berpikir kreatif dapat membantu kita menghasilkan ide-ide baru dan solusi-
solusi inovatif dalam berbagai bidang, seperti seni, desain, dan bisnis. Dengan menggunakan
teknik-teknik kreatif yang tepat, kita dapat meningkatkan kemampuan kita dalam berpikir
kreatif dan menghasilkan ide-ide yang lebih inovatif dan kreatif.

6. Sistematika Berpikir Filsafati

Sistematika berpikir filsafati adalah suatu cara berpikir yang digunakan untuk memahami
dan merenungkan tentang berbagai aspek kehidupan, seperti kebenaran, moralitas, dan
eksistensi. Sistematika berpikir filsafati melibatkan beberapa langkah yang harus dilakukan
secara berurutan, yaitu:
1. Pengamatan dan analisis: Langkah pertama adalah mengamati dan menganalisis
fenomena atau peristiwa yang ingin dipahami. Hal ini dilakukan dengan menggunakan
metode yang tepat dan berdasarkan pada pengamatan yang sistematis.
2. Menentukan masalah: Setelah pengamatan dan analisis dilakukan, langkah berikutnya
adalah menentukan masalah atau pertanyaan yang ingin dijawab. Masalah atau
pertanyaan ini haruslah spesifik dan dapat dijawab dengan jelas.
3. Mencari solusi: Setelah masalah atau pertanyaan ditentukan, langkah selanjutnya
adalah mencari solusi atau jawaban yang memadai. Hal ini dilakukan dengan
menggunakan berbagai teori dan konsep filsafat yang relevan dan dengan
mempertimbangkan berbagai sudut pandang yang mungkin.
4. Evaluasi solusi: Setelah solusi atau jawaban ditemukan, langkah selanjutnya adalah
mengevaluasi solusi tersebut dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan
masing-masing solusi. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa solusi yang
ditemukan memadai dan dapat diterima secara logika dan rasional.
5. Membuat kesimpulan: Setelah solusi atau jawaban yang tepat ditemukan, langkah
terakhir adalah membuat kesimpulan tentang fenomena atau peristiwa yang ingin
dipahami. Kesimpulan ini haruslah berdasarkan pada pemikiran yang rasional dan
logis.

Sistematika berpikir filsafati sangat berguna dalam membantu kita memahami dan
merenungkan tentang berbagai aspek kehidupan, seperti kebenaran, moralitas, dan eksistensi.
Dengan menggunakan sistematika berpikir filsafati, kita dapat mempertajam pemikiran kita
dan mengembangkan kemampuan kita dalam berpikir secara rasional dan logis.

Berdasarkan pemikiran whitney r mundt tentang arah pers di indonesia lebih condong ke
arah

Anda mungkin juga menyukai