Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ayuningrat

No : 02

Kls : XII MIPA 4

Teheran,-Jenderal paling berpengaruh di Iran, Qasem Soleimani, yang juga komandan


pasukan elite Quds dari Garda Revolusi, tewas di Baghdad, hari Jumat (03/01), dalam
serangan udara Amerika Serikat.Jenderal berusia 62 tahun ini tewas di bandar udara di
Baghdad bersama sejumlah milisi dukungan Iran.Departemen Pertahanan AS, Pentagon,
menyebut Soleimani dibunuh “atas perintah Presiden Trump”. Pembunuhan Jenderal
Soleimani menandai peningkatan ketegangan antara Washington dan Teheran.Di bawah
kepemimpinannya, Iran memperkuat kelompok Hizbullah di Lebanon dan kelompok-
kelompok pro-Iran lain, memperbesar kehadiran militer Iran di Irak dan Suriah dan menjadi
figur kunci dalam upaya Suriah menggempur kelompok-kelompok pemberontak.Pemimpin
tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengatakan “akan ada serangan balasan terhadap
penjahat” yang melakukan serangan.Ia juga mengumumkan masa berkabung nasional selama
tiga hari.Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, menyebut tindakan tersebut “sangat
berbahaya dan eskalasi yang bodoh”. Jenderal Soleimani dikenal sebagai tokoh kunci dalam
pemerintah Iran.Pasukan Quds yang dia pimpin melapor secara langsung kepada pemimpin
tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan dia sendiri disanjung sebagai sosok
pahlawan.Namun, Amerika Serikat menggambarkan Jenderal Soleimani sebagai teroris yang
bertanggung jawab atas tewasnya ratusan personel AS.

Presiden Donald Trump mencuitkan foto bendera AS setelah berita kematian Soleimani
mengemuka. Sementara itu, harga-harga minyak dunia melonjak lebih dari 4% setelah
serangan terjadi.

“Atas perintah Presiden, militer AS telah mengambil aksi pertahanan yang menentukan demi
melindungi para personel AS di luar negeri dengan membunuh Qasem Soleimani,” papar
pernyataan Pentagon.

“Serangan ini ditujukan untuk mencegah rencana serangan Iran di masa mendatang. Amerika
Serikat akan melanjutkan menempuh semua aksi yang diperlukan guna melindungi rakyat
kami dan kepentingan kami di mana pun mereka berada di dunia.”
Serangan terhadap Soleimani terjadi beberapa hari setelah sejumlah demonstran menyerang
kedutaan besar AS di Baghdad dan sempat bentrok dengan tentara AS. Pentagon mengatakan
Soleimani memberi persetujuan serangan terhadap kedutaan AS.

Garda Revolusi Iran mengatakan pemimpin milisi Irak, Abu Mahdi al-Muhandis, turut tewas
dalam serangan AS. Mereka mengatakan serangan tersebut dilakoni helikopter-helikopter
AS.

Sejak 1998, Mayor Jenderal Qasem Soleimani memimpin Pasukan Quds Iran – kesatuan elite
di dalam tubuh Garda Revolusi Iran yang bertugas menangani operasi rahasia di luar negeri.

Iran mengakui peran Pasukan Quds dalam rangkaian konflik di Suriah. Kesatuan itu bertugas
memberi konsultasi kepada pasukan yang setia terhadap Presiden Suriah, Bashar al-Assad,
sekaligus mempersenjatai ribuan milisi Syiah di Suriah dan Irak.

Khusus di Irak, Pasukan Quds memberi sokongan kepada paramiliter Syiah yang membantu
melawan ISIS.Konflik-konflik ini menjadikan Soleimani semacam pesohor di Iran.

Pemerintahan Trump menuding Pasukan Quds adalah “mekanisme utama Iran untuk
memanen dan mendukung” kelompok-kelompok yang dikategorikan AS sebagai kelompok
teroris di Timur Tengah—termasuk Gerakan Hezbollah di Libanon dan Jihad Islam di
Palestina.

Sokongan Pasukan Quds, menurut AS, diberikan dalam wujud penyediaan dana, pelatihan,
persenjataan, dan peralatan militer.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, menggolongkan Garda Revolusi Iran dan Pasukan
Quds sebagai kelompok teroris asing pada April 2019 lalu.

Anda mungkin juga menyukai