Anda di halaman 1dari 10

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TRISAKTI

Kelompok 1 :

Tasya Aprillya
(022002116502)
Stella Pricillya Tamareynee
(022002006033)

TUGAS AKHIR PRAKTIKUM


ANALISA KUANTITATIF
REGRESI LOGISTIK
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Kebangkrutan adalah suatu keadaan dimana kekayaan perusahaan tidak mencukupi untuk
menjalankan usahanya. Menurut Lesmana (2003), kebangkrutan adalah ketidakpastian tentang
kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya jika keadaan keuangannya memburuk. Oleh
karena itu, untuk mengurangi kekhawatiran kreditur dan investor, diperlukan ramalan
kebangkrutan.

Kebangkrutan dapat juga diartikan sebagai likuiditas perusahaan atau penutupan


perusahaan ataupun insolvabilitas. Kebangkrutan sebagai suatu kegagalan terjadi pada sebuah
perusahaan didefinisikan dalam beberapa pengertian yaitu, kegagalan Ekonomi (Economic
Distressed) dan kegagalan keuangan (Financial Distressed).

Perusahaan yang berada pada Negara sedang mengalami kesulitan ekonomi akan lebih
cepat mengalami kebangkrutan, karena kesulitan ekonomi akan memicu semakin cepatnya
kebangkrutan perusahaan yang mungkin tadinya sudah sakit kemudian semakin sakit dan
bangkrut. Perusahaan yang belum sakitpun akan mengalami kesulitan dalam pemenuhan dana
untuk kegiatan operasional perusahaan akibat adanya krisis ekonomi tersebut. Namun demikian,
proses kebangkrutan sebuah perusahaan tentu saja tidak semata-mata disebabkan oleh faktor
ekonomi saja, tetapi bisa juga disebabkan oleh faktor lain yang sifatnya non ekonomi. Menurut
Darsono dan Ashari (2005) mendeskripsikan bahwa secara garis besar penyebab kebangkrutan
bisa dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Ramalan kebangkrutan memandu berbagai pihak tentang kinerja keuangan perusahaan,


terlepas dari apakah akan menghadapi kesulitan di masa depan atau tidak. Menghadapi risiko
kebangkrutan, perusahaan harus menganalisis untuk mengantisipasi kebangkrutan yang mungkin
terjadi sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan penanggulangan dan perbaikan yang tepat.
Salah satu cara memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan adalah dengan menganalisis laporan
keuangan perusahaan.

Terdapat empat rasio yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk melihat tingkat
profitabilitas suatu perusahaan untuk menentukan probabilitas suatu perusahaan dikatakan
bangkrut atau tidak bangkrut nya suatu perusahaan, rasio yang dapat digunakan diantaranya
Working to Capital Asset (WCTA), Retained Earning to Total Asset (RETA), Book Value of Equity
to Book Value of Debt (MVBV), Sales to Total Assets (SETA). Empat rasio tersebut dapat
digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan.
Oleh karena itu kami akan melakukan penelitian dengan mengukur ke empat rasio tersebut
dengan menggunakan metode Regresi Logistik dengan variabel Independen Working to Capital
Asset (WCTA), Retained Earning to Total Asset (RETA), Book Value of Equity to Book Value of
Debt (MVBV), Sales to Total Assets (SETA), dan variabel dependent yaitu Grup yang terdiri dari 2
kelompok yaitu akan disimbolkan dengan 0 = Bangkrut dan 1= Tidak Bangkrut.

Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh :
1. Working to Capital Asset terhadap Profitabilitas
2. Retained Earning to Total Asset terhadap Profitabilitas
3. Book Value of Equity to Book Value of Debt terhadap Profitabilitas
4. Sales to Total Assets terhadap Profitabilitas

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengembangan Hipotesis

Working to Capital Asset dan Profitabilitas


Rasio modal kerja atau working capital to asset merupakan rasio likuiditas yang dapat digunakan
untuk mengindikasikan kemampuan suatu perusahaan di dalam menghasilkan modal kerja dari
seluruh aset yang dimilikinya (Pratiwi et al., 2019). Dengan begitu ketika working capital to asset
bernilai positif maka menandakan bahwa perusahaan sedang dalam kondisi yang baik karena
artinya perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam menghasilkan modal kerja dari seluruh
aset yang dimilikinya. Sedangkan Kasmir (2014) menyatakan bahwa “Profitabilitas merupakan
sebuah rasio yang dijadikan sebagai penilaian dalam mengukur tingkat keefektifitasan manajemen
sebuah perusahaan dalam mencapai keuntungan.”. Sehingga dapat dikatakan bahwa ketika nilai
working capital to asset yang dihasilkan oleh suatu perusahaan bernilai positif maka secara tidak
langsung menandakan tingkat keefektifitasan manajemen sebuah perusahaan.
H1 : Working Capital to Asset memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas

Retained Earning to Total Asset dan Profitabilitas


Rasio laba ditahan atau yang disebut dengan retained earning merupakan rasio profitabilitas
yang dapat digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan suatu perusahaan di dalam menghasilkan
laba ditahan dari seluruh aset yang dimiliki. Rasio ini juga dapat menunjukan seberapa
besar peningkatan atau surplus yang dialami oleh perusahaan. Laba ditahan sendiri
merupakan keuntungan dari aktivitas operasional perusahaan yang dibagikan kepada investor
dalam bentuk deviden (Pratiwi et al., 2019). Dalam hal tersebut berarti nilai retained earning
memiliki pengaruh yang baik terhadap profitabilitas. Karena ketika nilai rasio laba ditahan yang
dihasilkan tinggi, maka menunjukan profitabilitas yang dihasilkan perusahaan semakin baik.
Semakin tinggi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba ditahan dari
seluruh aset yang dimiliki maka semakin tinggi pula tingkat keefektifitasan manajemen sebuah
perusahaan dalam mencapai keuntungan.
H2 : Retained Earning to Total Asset memiliki pengaruh positif terhadap Profitabilitas

Book Value of Equity to Book Value of Debt dan Profitabilitas


Rasio ini biasanya digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
dari nilai pasar modal atau saham biasa. Untuk menghitung nilai pasar suatu saham, jumlah saham
yang beredar dikalikan dengan harga pasar per saham. Sedangkan untuk menghitung nilai buku
hutang, tambahkan kewajiban lancar dengan kewajiban jangka panjang (Pratiwi et al., 2019).
Dengan demikian, ketika Book Value of equity to Book Value of Debt bernilai positif artinya
perusahaan telah menunjukan kemampuan dalam memenuhi kewajiban dari nilai pasar modal.
Sedangkan Profitabilitas ataupun kemampuan dalam memperoleh laba merupakan ukuran yang
dipakai dalam menilai bagaimana suatu perusahaan dapat menghasilkan laba pada tingkat yang
sesuai dengan keinginannya. Semakin tinggi laba yang dihasilkan perusahaan maka kemampuan
suatu perusahaan untuk memiliki profitabilitas pun semakin tinggi. Sehingga dapat dikatakan
bahwa ketika nilai Book Value of Equity to Book Value of Debt yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan bernilai positif maka secara tidak langsung menandakan tingkat profitabilitas
peusahaan pun positif.
H3 : Book Value of Equity to Book Value of Debt memiliki pengaruh positif terhadap
Profitabilitas

Sales to Total Assets dan Profitabilitas


Sales to Total Asset yaitu rasio penjualan terhadap total aset, merupakan angka kunci yang
menunjukkan bahwa perusahaan dapat menghasilkan volume bisnis yang cukup terkait dengan
jumlah investasi di neraca. Sales to Total Assets dapat mencerminkan efisiensi manajemen dalam
menggunakan seluruh aset perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dan keuntungan atau profit
(Pratiwi et al., 2019). Dengan demikian, ketika Sales to Total Assets memiliki nilai positif maka
artinya perusahaan telah menghasilkan volume bisnis yang cukup terkait dengan jumlah investasi
di neraca. Profitabilitas menurut Sartono (2010) merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam
memperoleh laba dalam hubungan nya dengan penjualan, modal sendiri maupun total aktiva.
Maka, dapat dikatakan bahwa variabel Sales to Total asset berpengaruh besar terhadap
profitabilitas. Dapat dikatakan bahwa ketika variabel Sales to Total Assets yang dihasilkan oleh
suatu perusahaan bernilai positif maka secara tidak langsung mencerminkan bahwa perusahaan
sudah memiliki tingkat efektifitas yang baik terhadap manajemen sebuah perusahaan dalam
mencapai keuntungan dengan menghasilkan volume bisnis yang cukup terkait dengan jumlah
investasi di neraca.
H4 : Sales to Total Assets memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas
BAB III
METODE PENELITIAN
Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Logistik. Pengujian
dilakukan untuk menguji apakah variabel independen dapat digunakan untuk mengukur variabel
dependen. Metode analisis regresi logistik dinilai dari Uji Simultan, Uji Koefisien Determinasi,
Uji ketepatan Prediksi dan Uji Parsial.

Logistic Regression
Logistic Regression adalah metode standar untuk memperkirakan rasio kemungkinan yang
telah disesuaikan. Model Logistic Regression banyak digunakan untuk menyelidiki pengaruh
independen suatu variabel terhadap hasil binomial. Logistic Regression mencari model yang paling
sesuai dan hemat untuk mendeskripsikan hubungan antara hasil dari fungsi logit dan sebuah
himpunan variabel penjelas independen.
Regresi logistik merupakan bagian dari analisis regresi yang digunakan untuk menganalisis
variabel dependen yang kategori dan variabel independen bersifat kategori, kontinu, atau gabungan
dari keduanya. Analisis regresi logistik digunakan untuk memperoleh probabilitas terjadinya
variabel dependen. Pada dasarnya, regresi logistik sama dengan analisis diskriminan, perbedaan
hanya pada data variabel dependen. Jika pada analisis diskriminan data variabel dependen adalah
data rasio, sedangkan pada regresi logistik data variabel dependen adalah data nominal. Data
nominal disini lebih khusus data binary.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari tabel diperoleh jumlah sampel included in analysis = total sampel 147 sampel penelitian.
KODE UNTUK VARIABEL DEPENDENT DIMANA:
0 = Bangkrut
1 = Tidak Bangkrut

UJI SIMULTAN

Hipotesis:
Ho : Seluruh variabel independen tidak mempengaruhi probabilitas perusahaan untuk bangkrut
atau tidak bangkrut
Ha : Setidaknya terdapat satu variabel independen yang akan menentukan probabilitas
perusahaan akan bangkrut dan tidak bangkrut

Keputusan:
Jika Sig (P-Value) Dari Chi-square Model ≤ 0,05 Maka Ho Ditolak
Jika Sig (P-Value) Dari Chi-square Model > 0,05 Maka Ho Gagal Ditolak

Hasil Estimasi Parameter diperoleh P-Value dari Chi-square Model sebesar 0,000 < 0,05 maka
Ho Ditolak dan Ha Diterima. Sehingga dapat disimpulkan paling sedikit terdapat satu variabel
Independen yang berpengaruh Signifikan terhadap Variabel Dependennya.

UJI KOEFISIEN DETERMINASI


Hasil olahan diperoleh nilai (Nagelkerke R-square) sebesar 0,610 =61% yang artinya variasi dari
variabel independen yaitu WCTA, RETA, MVBV, dan SETA mampu menjelaskan variasi dari
variabel dependen yaitu probabilitas perusahaan akan membagikan dividen atau tidak
membagikan dividen sebesar 61% dan sisanya yaitu 39% adalah variasi dari variabel independen
lain yang tidak diuji dalam model empiris.

UJI KETEPATAN PREDIKSI

Hipotesis :
Ho : Model dapat menjelaskan data dengan baik (cocok dengan data pengamatan)
Ha : Model tidak dapat menjelaskan data dengan baik

Keputusan :
Jika p-value dari chi-square ≤ 0,05 maka Ho ditolak
Jika p-value dari chi-square > 0,05 maka Ho gagal ditolak

Hasil pengolahan diperoleh nilai p-value (sig) dari chisquare 0,131 > 0,05 maka Ho gagal ditolak
sehingga dapat disimpulkan estimasi yang dihasilkan dapat menjelaskan deta dengan baik/secara
tepat mampu memprediksi.

TABEL KLASIFIKASI

Untuk kasus perusahaan Bangkrut , dari total 52 observasi yang masuk dalam kategori Bangkrut,
model logistik dengan tepat memprediksi 45 observasi dan 7 observasi tidak tepat diprediksi
sehingga akurasi model sebesar 86,5%.
Untuk kasus perusahaan Tidak Bangkrut, dari total 95 observasi yang masuk dalam kategori Tidak
Bangkrut, model logistik dengan tepat memprediksi 88 observasi dan 7 observasi tidak tepat
diprediksi sehingga akurasi model sebesar 92,6%.
Secara keseluruhan ketepatan model dalam memprediksi kondisi akutalnya 90,5%

UJI PARSIAL

WCTA → PROFITABILITAS (+)


(Non-directional/two tailed statistics)
Hipotesis :
Ho: Tidak terdapat pengaruh dari WCTA terhadap Profitabilitas.
Ha: Terdapat pengaruh dari WCTA terhadap Profitabilitas.

Karena nilai koefisien pengaruh = -4.164 → arah pengaruh negatif.


Karena koefisien pengaruh yang dihasilkan tidak sesuai tanda, maka keputusan Ho Gagal
ditolak, Ha Ditolak
Kesimpulan: Tidak terdapat pengaruh dari WCTA terhadap Profitabilitas.

RETA → PROFITABILITAS (+)


(Non-directional/two tailed statistics)
Hipotesis :
Ho: Tidak terdapat pengaruh dari RETA terhadap Profitabilitas.
Ha: Terdapat pengaruh dari RETA terhadap Profitabilitas.

Karena nilai koefisien pengaruh = 47.558 → arah pengaruh positif.


p-Value = 0.000 < 5% → signifikan.
Karena koefisien pengaruh yang dihasilkan sesuai tanda dan signifikan, maka keputusan Ho
ditolak, Ha diterima
Kesimpulan: RETA berpengaruh positif terhadap probabilitas perusahaan bangkrut atau tidak
bangkrut.
MVBV → PROFITABILITAS (+)
(Non-directional/two tailed statistics)
Hipotesis :
Ho: Tidak terdapat pengaruh dari MVBV terhadap Profitabilitas.
Ha: Terdapat pengaruh dari MVBV terhadap Profitabilitas.

Karena nilai koefisien pengaruh = 1.232 → arah pengaruh positif.


p-Value = 0.039 < 5% → signifikan.
Karena koefisien pengaruh yang dihasilkan sesuai tanda dan signifikan, maka keputusan Ho
ditolak, Ha diterima
Kesimpulan: MVBV berpengaruh positif terhadap probabilitas perusahaan bangkrut atau tidak
bangkrut.
SETA → PROFITABILITAS (+)
(Non-directional/two tailed statistics)
Hipotesis :
Ho: Tidak terdapat pengaruh dari SETA terhadap Profitabilitas.
Ha: Terdapat pengaruh dari SETA terhadap Profitabilitas.

Karena nilai koefisien pengaruh = 15.933 → arah pengaruh positif.


p-Value = 0.000 < 5% → signifikan.
Karena koefisien pengaruh yang dihasilkan sesuai tanda dan signifikan, maka keputusan Ho
ditolak, Ha diterima
Kesimpulan: SETA berpengaruh positif terhadap probabilitas perusahaan bangkrut atau tidak
bangkrut.

BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a. Pengujian hipotesis pertama, dengan menggunakan pendekatan Uji Parsial, tidak terbukti
bahwa Working to Capital Asset memiliki pengaruh positif terhadap Profitabilitas.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Tidak terdapat pengaruh dari Working to Capital Asset
terhadap Profitabilitas dalam menentukan probabilitas suatu perusahaan Bangkrut atau
Tidak Bangkrut.
b. Pengujian hipotesis kedua, dengan menggunakan pendekatan Uji Parsial, terbukti bahwa
Retained Earning to Total Asset memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
Profitabilitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Retained Earning to Total Asset
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas dalam menentukan
probabilitas suatu perusahaan Bangkrut atau Tidak Bangkrut.
c. Pengujian hipotesis ketiga, dengan menggunakan pendekatan Uji Parsial, terbukti bahwa
Book Value of Equity to Book Value of Debt memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap Profitabilitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Book Value of Equity to Book
Value of Debt memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas dalam
menentukan probabilitas suatu perusahaan Bangkrut atau Tidak Bangkrut.
d. Pengujian hipotesis keempat, dengan menggunakan pendekatan Uji Parsial, terbukti bahwa
Sales to Total Assets memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Sales to Total Assets memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap Profitabilitas dalam menentukan probabilitas suatu perusahaan
Bangkrut atau Tidak Bangkrut.

DAFTAR PUSTAKA

Adria, C., & Susanto, L. (2020). PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS, UKURAN


PERUSAHAAN, DAN PERPUTARAN TOTAL ASET TERHADAP PROFITABILITA.
Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara Jakarta, Vol.2 , No.1 , pp. 393 - 400.

Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.

Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan, Edisi Satu, Cetakan Ketujuh. Jakarta: Raja Grafindo
Persada

Legowo (2016). Perbandingan Antara Metode Analisis Diskriminan dan Regresi Logistik Untuk
Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Akademik Mahasiswa. Program Studi
Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Perbanas Institute.

Lesmana. 2003. Pedoman Menilai Kinerja untuk Perusahaan Tbk, Yayasan, BUMN, BUMD, dan
Organisasi lainnya. Edisi Pertama, Jakarta: Elex Media Komputindo.

Pratiwi, L., Amboningtyas, D., & Fathoni, A. (2019). Analisis Laporan keuangan Dengan
Menggunakan Model Altman Z-score Dan Springate Dalam memprediksi Kebangkrutan
(Studi Pada Perusahaan Kosmetik Yang terdaftar Di IDX Pada Tahun 2013-2017). Journal Of
Management, 5, 1–15.

Setyaningrum, K., Atahau, A., & Sakti, I., (2020). ANALISIS Z-SCORE DALAM MENGUKUR
KINERJA KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN
MANUFAKTUR PADA MASA PANDEMI COVID-19.Universitas Kristen Satya Wacana,
Salatiga.

Anda mungkin juga menyukai