2009 Vol 03 02-04 Superimposition of Events
2009 Vol 03 02-04 Superimposition of Events
net
2009 vol. 3 no. 2
sistem lainnya. Tiap- tiap layer memiliki makna dan tujuan tersendiri di dalam
proses melahirkan suatu event dalam ruang. Bila kita lihat, layer-layer ini pada
awalnya merupakan layer-layer yang mengandung order atau keteraturan di
dalamnya. Ada keteraturan orientasi dan arah dalam membagi grid, penitikan
kubus yang disebar dengan jarak dan ritme yang memiliki pola yang sama, dan
14
arsitektur.net
2009 vol. 3 no. 2
bentuk bidang-bidang geometri yang mendasar. Namun pada hasil akhirnya,
ketika proses superimpose itu telah dilakukan, kita tidak lagi melihat order dari
layer-layer sebelumnya. Telihat dari proses pemikiran Bernard Tschumi ketika
mendesain proyek Parc de La Villette ini adanya transformasi atau perubahan
dari sesuatu yang memiliki kemurnian, kesempurnaan dan order dalam bentuk
(proporsi yang ideal menurut Vitruvius) menjadi sesuatu lain yang kacau, tidak
lagi terlihat sempurna di mata manusia yang melihatnya. Tschumi berusaha
melahirkan bentuk yang tidak lagi pure dan dapat dimengerti dengan mudah oleh
manusia dari bentuk dan tatanan order bentuk-bentuk geometris yang murni.
muncul antar sistem satu dengan sistem lainnya. Distorsi juga dimunculkan
Pertama adalah pembentukan geometri dari tiga sistem yang berbeda dan
mendasari geometri Euclidean yang kita kenal; points, lines, dan surface.
15
arsitektur.net
2009 vol. 3 no. 2
m3 atau disebut juga neutral space karena pada tahap awal ini Tschumi belum
memasukkan event atau program ruang ke dalamnya. Neutral space ini memiliki
sifat yang masih kosong dan akan dapat dirubah dan dicocokkan kembali dengan
dari bentuk folie-folie ini, saya melihat adanya repetisi bentuk folie yang masih
serupa. Repetisi ini memberikan identitas yang dapat dengan mudah dikenali di
tengah-tengah garis axis kota paris yang tidak ortogonal. Identitas folie ini sangat
kuat seperti layaknya booth telepon yang ada di Inggris atau seperti bentuk Paris
Metro Gates. Repetisi dan interval pada layer points yang mengandung ritme-
ritme ini secara tidak langsung mengingatkan saya dengan metode Durand.
Sangat proporsional dan penuh keseimbangan.
akan diisi oleh program ruang yang cenderung dapat menarik orang banyak
seperti misalnya and dan
music performance. Sehingga pada produk akhirnya, folies yang ada di taman
ini akan berfungsi sebagai building-generator untuk events yang akan hadir di
taman ini.
Pada layer surfaces, Tschumi melihat zona-zona pembagian ruang yang mungkin
hadir di site. Dan kemudian mewujudkannya dalam sebuah bentuk permukaan
bidang yang cukup luas untuk menampung berbagai aktvitas di taman tersebut.
Semua aktivitas yang membutuhkan pertambahan area secara horizontal,
seperti ruang untuk bermain, olahraga, exercise, mass entertainment, markets,
dan lain-lain, dalam arti tidak lagi di dalam satu follie, dituangkannya di dalam
layer surface ini dengan bentuk-bentuk geometri yang mendasar.
16
arsitektur.net
2009 vol. 3 no. 2
Superimpose Process
Distortion Process
Distorsi yang muncul tersebut kemudian disikapi lebih jauh oleh Tschumi dengan
memberikan forces yang pada akhirnya membuat semacam deviasi bentuk
dari geometri ideal yang kita kenal sebelumnya menjadi suatu bentuk ideal
form baru yang terlahir dari bentuk ideal dasar. Distorsi yang dilakukan tidak
lagi menunjukkan kestabilan bentuk karena langkah berikutnya yang dilakukan
Tschumi dalam proses distorsi ini adalah mengekstraksi tiap-tiap folie yang telah
elemen dasar yang membentuk folie tersebut. Berikut ini penjelasan proses
dekomposisi – permutasi – deformasi yang dia lakukan terhadap folies:
Dari proses dekomposisi ini kemudian diperoleh elemen-elemen dasar apa yang
menyusun folies tersebut. Tiap folie yang ada di taman tersebut memiliki hasil
ekstrasi yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Sehingga tidak heran bila
folie yang awalnya hanya berbentuk kubus dengan 6 sisi berubah menjadi suatu
bentuk yang lain.
17
arsitektur.net
2009 vol. 3 no. 2
Various Recombination/Permutation
Elemen-elemen dasar hasil ekstrasi yang telah diperoleh oleh Tschumi kemudian
direkombinasikan kembali satu dengan lainnya sehingga membentuk beberapa
alternative untuk memperoleh bentuk. “Each of the cubes is decomposed into
a number of formal elements which are then variously recombined. The result
is that each point of the grid is marked by a different permutation of the same
object.” Proses rekombinasi elemen – elemen pembentuk cube dilakukan
dengan menggunakan permutasi. Sebagai contoh proses permutasi, bentuk A,
bentuk B, dan bentuk C dapat dipermutasikan menjadi bentuk ABC, bentuk ACB,
bentuk BAC, bentuk BCA, bentuk CAB, dan bentuk CBA. Hasil permutasi ini
kemudian akan menghasilkan folies yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Susunan permutasi inipun tidak secara simple disusun kembali menjadi bentuk
yang stabil melainkan tiap-tiap elemen dipasangkan dengan elemen lain dengan
penyusunan yang tidak seimbang. “The cube has been distorted by elements
that were extracted from it”.
Deformation
Superimposition of Events
Dari hasil analisa bagaimana sang arsitek, Bernard Tschumi, dalam menghasilkan
suatu bentuk geometris kemudian saya mengambil kesimpulan mendasar
terhadap teknik yang digunakan oleh Tschumi. Teknik mendasar yang digunakan
adalah teknik superimposition sedangkan langkah-langkah berikutnya merupakan
tindakan lanjutan setelah proses superimpose. Sebelum menentukan benda apa
yang akan saya buat pada project kali ini, terdapat beberapa hal yang saya lihat
sebagai elemen utama dari metode pembentukan geometri Parc de La Villette
ini. Beberapa hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tschumi berusaha menampilkan sesuatu yang tidak teratur dari suatu bentuk
dasar geometri yang penuh keseimbangan dan proporsional. “Ideals of purity,
perfection, and order become sources of impurity, imperfection, and disorder.”
Data ini menunjukkan adanya suatu transformasi dari kondisi A ke kondisi B yang
bertolak belakang.
2. Teknik superimpose tiga layer yang dilakukan Tschumi untuk meraih bentuk
akan saya coba tampilkan sebagai berikut: Points terkait dengan interval, repetisi
bentuk, ritme, image, identity; Lines terkait dengan main axis, movement, space,
18
arsitektur.net
2009 vol. 3 no. 2
use, circulation, connection; Surfaces terkait dengan area dimana aktivitas
berlangsung, peluang event berlangsung.
Langkah-langkah yang saya lakukan adalah menyiapkan satu buah modul triplek
berukuran 103,5 x 103,5 cm2 yang cukup besar sebagai alas injak yang dapat
diletakkan di area yang banyak dilalui manusia sebagai jalur sirkulasi dari tempat
ke tempat (perempatan misalnya). Langkah berikutnya adalah mengaplikasikan
metode 3 layer titik, garis, dan bidang pada modul tersebut dengan titik sebagai
neutral space berkomposisi grid yang menunjukkan adanya interval dan ritme dari
titik-titik tersebut. Layer titik berupa kubus-kubus plastisin yang disusun dengan
sistem grid berinterval 12,5 cm. Bentuk kubus dipilih agar mempertahankan seirama
dengan perempatan yang dilalui. Bentuk kubus dapat mewakili dan menguatkan
identitas dan orientasi tersendiri di perempatan. Manusia yang melaluinya dapat
bersikap familiar ketika melewatinya. Layer garis akan menunjukkan jalur-jalur
sirkulasi yang memungkinkan terjadi pergerakan menusia di dalamnya (sama
seperti yang dilakukan Tschumi ketika melihat adanya dua garis axis utama
yang di dalamnya terdapat benyak pergerakan). Untuk movement layer garis ini
berupa garis-garis maya yang menggambarkan arah alur dan gerak movement
manusia di perempatan. Layer surface merupakan area yang mungkin digunakan
untuk berkegiatan yaitu area di antara kubus-kubus plastisin sebelumnya. Disini
layer surface adalah hasil invert dari pola jejak-jejak kaki orang berjalan. Invert
dari jejak-jejak ini kemudian menjadi bidang-bidang kosong tak terinjak yang
membentuk pola movement berjalan di perempatan. Setelah modul ini selesai,
saya meletakkannya di area ramai yang memungkinkan modul ini sering dilalui
19
arsitektur.net
2009 vol. 3 no. 2
Di dalam geometri arsitektur, peran geometri dan arsitektur tidak akan pernah
dapat terlepas satu sama lainnya. Setiap geometri yang terbentuk dan hadir pasti
memiliki arti dalam kehidupan manusia berkegiatan dalam ruang. Begitupun
arsitektur yang dapat terkonkritkan wujudnya dari bentuk-bentuk geometri yang
ada. Geometri dan arsitektur, masing- masing memiliki peranan dan kontribusi
langsung di dalam membentuk suatu ruang berkegiatan manusia. Seperti pada
eksplorasi project yang telah saya lakukan, Superimpositions of Events, dapat
kita lihat terdapat kesinambungan antara subjek pelaku action dengan objek
Daftar Pustaka
USA.
http://en.wikipedia.org/wiki/parc de la villette
20