Tugas Mankep LP1, LP2, Loogbook, Kompetensi, Absensi
Tugas Mankep LP1, LP2, Loogbook, Kompetensi, Absensi
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
IRA KHOIRINZA
NIM : 22.14901.12.27
PALEMBANG 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan pendahuluan yang
berjudul laporan pendahuluan Teknik Manajemen Konflik dalam Pengelolaan
Ruang Rawat ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada stase keperawatan manajemen keperawatan. Selain itu, laporan
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang manajemen konflik dalam
pengelolaan ruang rawat bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ns. Romliyadi, S.Kep, M.Kes,
M.Kep. pada stase manajemen keperawatan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan stase atau
bidang yang sedang kami jalani ini.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
saya berharap kritik dan saran yang membangun saya demi kesempurnaan laporan
ini.
Ira Khoirinza
ii
Defini Manajemen Konflik
Konflik secara etimologis berasal dari bahasa Latin “con” yang artinya bersama, dan “fligere”
yang berarti benturan atau tabrakan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses
social antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. (Lewis A.
Coser, 1997)
Dalam kamus bahasa Indonesia arti kata konflik adalah pertentangan; percekcokan; pertentangan
adalah perlawanan (yang brlawanan atau bertentangan); perselisihan yang sangat
(ketidakcocokan).
Konflik adalah suatu kondisi dimana pihak yang satu menghendaki agar pihak yang lain berbuat
sesuai dengan yang lain berbuat atau tidak berbuat sesuai dengan yang diinginkan, tetapi pihak
lain menolak keinginan itu. (Husni, 2004).
Sedangkan Menurut Ross (1993), manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil
para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang
mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin
atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif.
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar
dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada
proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun
pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan interpretasi.
Kategori Konflik
Menurut Marquis dan Hudston, ada tiga kategori konflik yang utama yaitu
Konflik Intrapersonal
Merupakan konflik dimana terjadi di dalam diri orang tersebut. Konflik interpersonal meliputi
upaya internal untuk mengklarifikasi nilai atau keinginan yang berlawanan. Secara sadar bekerja
untuk menyelesaikan konflik segera setelah konflik dirasakan pertama kali dirasakan adalah hal
yang sangat penting bagi kesehatan mental dan psikis pemimpin tersebut.
Konflik Interpersonal
Terjadi dua orang atau lebih dengan nilai, tujuan, dan keyakinan yang berbeda. Orang yang
mengalami konflik ini dapat mengalami pertentangan dalam komunikasi ke atas, ke bawah,
horizontal atau diagonal.
Konflik Interkelompok
3
Terjadi antara dua atau lebih kelompok orang, departemen atau organisasi. Contoh konflik
interkelompok adalah penggabungan dua partisan dengan perbedaan keyakinan yang snagat besar.
Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian
yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai
anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting
untuk alasan-alasan keamanan.
Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling
memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat
menguntungkan semua pihak. Menurut Nursalam, tekhnik ini merupakan penyelesaian konflik
dengan cara mengurangi komponen emosional dalam konflik.
Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang
sama.
4
Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling
memperhatikan satu sama lainnya.
Langkah-langkah penyelesaian konflik
Menurut nursalam (2002) menjabarkan langkah-langkah menyelesaikan suatu konflik meliputi :
Pengkajian
Analisis Situasi
Identifikaksi jenis konflik untuk menentukan waktu yang diperlukan, setelah dilakukan
pengumpulan fakta dan memvalidasi semua perkiraan melalui pengkajian lebih mendalam.
Kemudian siapa yang terlibat dan peran masing-masing, tentukan jika situasinya bisa berubah.
Analisis dan Mematikan Isu yang Berkembang
Jelaskan masalah dan prioritas fenomena yang terjadi. Tentukan masalah utama yang memerlukan
suatu penyelesaian yang dimulai dari masalah tersebut. Hindari penyelesaian semua masalah
dalam satu waktu.
Menyusun tujan
Jelaskan tujuan spesifik yang akan dicapai.
Identifikasi
Mengelola perasaan dengan cara menghindari respon emosional yang meliputi : marah, sebab
setiap orang mempunyai respon yang berbeda terhadap kata-kata, ekspresi dan tindakan.
Intervensi
Masuk pada konflik yang diyakini dapat diselesaikan dengan baik. Selanjutnya identifikasi hasil
yang posiitif yang akan terjadi.
Menyeleksi metode dalam menyelesaikan konflik. Penyelesaian konflik memerlukan strategi yang
berbeda-beda. Seleksi metode yang paling sesuai untuk menyelesaikan konflik yang terjadi.
5
Daftar Pustaka
https://id.scribd.com/presentation/452381922/KELOMPOK-7-MATERI-6-TEKNIK-
6
7
LAPORAN PENDAHULUAN MACAM-MACAM
DIMENSI MUTU (KEPUASAN PELANGGAN)
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
IRA KHOIRINZA
NIM : 22.14901.12.27
PALEMBANG 2023
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan pendahuluan yang berjudul Laporan
Pendahuluan Macam-Macam Dimensi Mutu (Kepuasan Pelanggan) ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada stase keperawatan manajemen keperawatan. Selain itu, laporan ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang macam-macam dimensi mutu
(kepuasan pelanggan) bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ns. Romliyadi, S.Kep, M.Kes, M.Kep.
pada stase manajemen keperawatan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan stase atau bidang yang sedang
kami jalani ini.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saya
berharap kritik dan saran yang membangun saya demi kesempurnaan laporan ini.
Ira Khoirinza
9
Pengertian Dimensi mutu
Menurut Goetsch and Davis(1994), mutu merupakan suatu keadaan dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, proses, dan sumber daya (resources) yang memenuhi
atau melebihi harapan pengguna/pelanggan.
Menurut Wijono mutu adalah gabungan sifat-sifat produk atau jasa pelayanan dari
pemasaran, egineering, manufaktur, dan pemeliharaan dimana produk jasa pelayanan
dalam penggunaannya akan bertemu dengan harapan pelanggan (Riyadi, 2015).
Sedangkan Efendi (2009) dalam Aji (2016), mengatakan mutu adalah keseluruhan
karakteristik barang atau jasa yang menunjukan kemampuan dalam menentukan
kebutuhan konsumen, baik berupa kebutuhan yang dinyatakan maupun kebutuhan yang
tersirat.
Dimensi mutu adalah suatu pandangan dalam menentuhkan penilaian terhadap jenis dan
mutu pelayanan dilihat dari akses, efektivitas, efisiensi, keselamatan, dan keamanan
kenyamanan, kesinambungan pelayanan kompetensi teknis dan hubungan antarmanusia
berdasarkan standar WHO (Anonim, 2008).
Mutu merupakan konsep yang komprehensif dan multidimensional. Lori DiPrete Brown
et al. Dalam QA Methodology Refirenment Series (1992) dalam Bustami (2011)
mengemukakan bahwa kegiatan penjaminan mutu menyangkut satu atau beberapa
dimensi mutu yaitu;
Tangible (berwujud) : meliputi penampilan fisik dari fasilitas, peralatan, karyawan dan
alat-alat komunikasi.
11
Realibility (Keandalan): yakni kemampuan untuk melaksanakan jasa yang telah
dijanjikan secara konsisten dan dapat diandalkan (akurat).
Responsiveness (cepat tanggap): yaitu kemampuan untuk membantu pelanggan
(konsumen) dan menyediakan jasa atau pelayanan yang cepat dan tepat
Assurance (kepastian) : mencakup pengetahuan dan keramah tamahan para karyawan
dan kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan, kesopanan
dan sifat dapat dipercaya yang memiliki para staff, bebas dari bahaya, resiko atau
keraguan.
Emphaty (empati) : meliputi pemahaman pemberian perhatian secara individual kepada
pelanggan, kemudahan dalam melakukan komunikasi yang baik dan memahami
kebutuhan pelanggan.
12
Daftar Pustaka
Wanarto, Guntur Budi. 2013. Penilaian Mutu Pelayanan Kesehatan Oleh Pelanggan.
Magetan: Forikes
http://digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Books-439-
POLTEKKESSBYBooks439BUKUGUNTUR.pdf diakses pada tanggal 20 Maret 2023
pukul 16.00 WIB
https://www.sijenius.com/2020/09/5-dimensi-utama-mutu-pelayanan-kesehatan.html
diaskes pad tanggal 20 Maret 2023 pukul 16.30 WIB
13
LOGBOOK KEGIATAN
Tanggal : 13/03/23
Mengetahui,
Mengetahui,
Mengetahui,
Mengetahui,
Tanggal : 17/03/23
Mengetahui,
L
I
B
U
R
Mengetahui,
L
I
B
U
R
Mengetahui,
Mengetahui,
Mengetahui,
Mengetahui,
Mengetahui,
Mengetahui,
L
I
B
U
R
Mengetahui,
L
I
B
U
R
Mengetahui,
Mengetahui,
Mengetahui,
Mengetahui,
Mengetahui,
Mengetahui,
L
I
B
U
R
Mengetahui,
L
I
B
U
R
Mengetahui,
Mengetahui,
Mengetahui,
Mengetahui,
Mengetahui,