Anda di halaman 1dari 7

Nama : Yuan Okan Ringga Armadhani

NIM : F1C022063

No. HP : 089665736754

RESUME HASIL PEMBELAJARAN

BAB 5 PROPOSISI

Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan
salahnya, seperti Adi adalah manusia penyabar, Besi bila didinginkan menyusut, Agus
Salim adalah Diplomat.

Semua pernyataan pikiran yang mengungkapkan keinginan dan kehendak yang


tidak dapat dinilai benar dan salahnya itu bukanlah porposisi, seperti Semoga Tuhan
selalu melindungimu, Ambilkan aku segelas air, Cis kau anak tolol.

Bentuk dan Macam-macam Proposisi

- Terdapat 2 macam Proposisi menurut sumbernya :


1. Proposisi Analitik (a priori)
Adalah Proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang sudah
terkandung pada subjeknya, seperti Apel adalah buah-buahan, Kucing adalah
hewan. Oleh karena itu, predikat pada proposisi ini tidak mendatangkan
pengetahuan baru.
2. Proposisi Sintetik (a posteriori)
Adalah proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang bukan
menjadi keharusan bagi subjeknya, seperti Jeruk ini manis, Bapak itu tinggi.
Kata “manis” pada proposisi “Jeruk ini manis” pengertiannya belum
terkandung di subjeknya yaitu “jeruk”. Dengan demikian kata “manis”
merupakan pengetahuan baru yang didapat melalui pengalaman.

- Terdapat 3 macam Proposisi menurut bentuknya :


1. Proposisi Kategorik
Adalah proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat yang
terdiri dari :
satu term subjek (pokok pembicaraan)
satu term predikat (menerangkan subjek)
satu kopula (kata yang menyatakan hubungan antara subjek dan predikat)
kopula menentukan kualitas proposisinya, bisa positif
(adalah/mengiyakan) dan bisa negatif (tidak, bukan, tak/mengingkari).
satu quantifier (banyaknya satuan yang diikat oleh subjek)
quantifier dibedakan jadi 3, yaitu universal(semua), partikular(sebagian),
dan singular(seseorang).

Terdapat 6 macam proposisi dari kombinasi antara kuantitas dan kualitas


proposisi, yaitu :
Universal Positif : semua manusia akan mati
Partikular Positif : sebagian manusia adalah guru
Singular Positif : agus adalah pesepak bola
Universal Negatif : semua kucing bukan hiu
Partikel Negatif : beberapa mahasiswa DO
Singular Negatif : fatimah bukan gadis pemalu

Lambang, permasalahan, dan rumus dari proposisi :

A dan I dari kata Affirmo (mengakui)

E dan O dari kata Nego (menolak)


Universal Positif berarti, quantifiernya universal (semua, seluruhnya, dll)
sedangkan Partikular Positif quntifiernya tidak universal (sebagian, beberapa,
tidak semua, dll) dan dikatakan positif karena kopulanya(kata hubung antara S
dengan P) positif (adalah/mengiyakan).

Universal Negatif berarti, quantifiernya unviersal (semua, seluruhnya, dll)


sedangkan Partikular Negatif quantifiernya tidak universal (sebagian, beberapa,
tidak semua, dll) dan dikatakan negatif karena kopulanya (kata hubungnya)
menunjukan indikasi menolak (bukan, tidak, tak, dll)

Nah sebelum masuk ke rumus kan ada 6 macam proposisi kombinasi, nah
di rumus ini kombinasi Singular Positif/Negatif tidak ada maka kata atau
quantifiernya dari singular (nama orang/spesifik) bila ditemukan, masukin ke
rumus Partikular Positif/Negatif tergantung kopulanya.

2. Proposisi Hipotetik
Adalah proposisi yang kebenaran yang dinyatakan justru digantungkan
pada syarat tertentu. Kopulanya adalah “jika, apabila, atau manakala” dilanjut
dengan “maka” (jarang digunakan). Proposisi ini menghubungkan dua
pernyataan sehingga muncul sebab akibat. Ada dua bentuk proposisi hipotetik
:
Bila A adalah B maka A adalah C
Bila A adalah B maka C adalah D

3. Proposisi Disyungtif
Adalah tipe proposisi kondisional. Kopula dari proposisi disyungtinf
bervariasi sekali untuk menghubungkan dua buah alternatif. Ada dua bentuk
proposisi disyungtif, yaitu
Disyungtif sempurna (mempunyai alternatif kontradiktif)
Disyungtif tidak sempurna (alternatifnya tidak berbentuk kontradiktif)

Rumus bentuk pertama adalah A mungkin B mungkin non B


Seperti : Hasan berbaju pudh atau berbaju non-putih.
Rumus bentuk kedua adalah A mungkin B mungkin C
Seperti : Hasan berbaju hitafn atau berbaju putih.
BAB 4 KLASIFIKASI

Klasifikasi merupakan pengelompokan barang yang sama dan memisahkan


barang yang berbeda menurut spesianya. Para ilmuan membuat klasifikasi ilmu menjadi
tiga golongan, yaitu ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu kealaman, ilmu-ilmu humaniora.
Pengelompokan barang-barang yang dilakukan ini tidak lain tidak bukan agar kita mudah
dalam berhubungan dengan benda-benda itu.

Genera Spesia Individu


Jenis Kelas Spesifik

Terdapat dua macam cara untuk membuat klasifikasi, yaitu :

1. Pembagian (genera -> spesia)


Pembagian adalah upaya membagi suatu jenis kepada spesia yang dicakupnya.
Jadi, pembagian merupakan penjelasan yang lebih lengkap mengenai suatu genera
kepada spesianya. Agar didapat spesia yang benar, maka ada patokan yang perlu
diperhatikan dalam pembagian, yaitu:
a. Pembagian harus didasarkan atas sifat persamaan yang ada pada genera
secara menyeluruh.
Spesianya merupakan perubahan tertentu dari sifat persamaan itu.
Syarat ini menjamin agar pembagian ini dapat menghasilkan spesia yang
langsung di bawah generanya.
Contohnya, jika kita hendak membagi bidang datar maka kita harus
membagi berdasarkan perubahan tertentu dari sifat generanya yaitu
jumlah sisi yang membentuknya. Maka kita akan mendapat pembagian;
segi tiga, segi empat, segi lima, segi enam, segi lebih dari enam.

b. Setiap pembagian harus berlandaskan satu dasar saja


Apabila dalam pembagian terdapat lebih dari satu dasat dapat
mengakibatkan spesia yang simpang siur. Contoh dari pembagian dengan
lebih dari satu dasar ketika kita membagi manusia menjadi; manusia
berkulit gelap (warna kulit), manusia sudra (ras), manusia eropa
(regional), manusia pemarah (sifat).
Pembagian yang benar atas manusia, contohnya dengan dasar
regional maka akan menghasilkan spesia-spesia; manusia eropa, manusia
asia, manusia amerika, manusia afrika, manusia antartika.

c. Pembagian harus lengkap.


Pembagian ini bergantung pada keluasan pengetahuan kita atas
kelompok barang-barang. Contohnya benua yang ada di bumi (genera),
yaitu benua asia, benua australia, benua afrika, benua amerika utara, benua
amerika selatan, benua antartika, dan benua eropa (spesia).
Dalam praktiknya, pembagian harus lengkap ini tergantung pada
keluasan pengetahuan individu dalam membagi suatu genera. Maka
apabila individu tersebut memiliki pengetahuan yang terbatas, kita dapat
menggunakan cara lain untuk membagi suatu genera dengan pembagian
dikotomi.
Pembagian dikotomi adalah pembagian dari suatu genera kepada
spesia yang dicakupnya dengan cara mengelompokan menjadi dua
golongan yang dapat dibedakan atas “ada” dan “tidak adanya” kualitas
tertentu.

2. Penggolongan (individu -> spesia)


Dalam cara pembagian, kita menguraikan denotasi suatu genera, maka
dalam cara penggolongan kita mencoba mengatur barang-barang dalam kelompok
spesia. Barang-barang yang mempunyai persamaan tertentu dikelompokan ke
dalam golongan yang sama dan barang-barang yang memiliki ciri yang berbeda
dengan kelompok pertama, maka pengelompokan ke dalam golongan yang lain.
Jadi dengan kemiripan dasar yang dimiliki oleh individu barang-barang tersebut
digolongkan.
Ada dua macam penggolongan, yaitu:
➢ Penggolongan Alam
Adalah penggolongan yang disusun atas kecerdasan kita, contohnya seperti
penggolongan melati, mawar, kenanga, dan anggrek ke dalam golongan
bunga.
➢ Penggolongan Buatan
Adalah penggolongan yang didasarkan atas satu sifat dengan untuk tujuan
tertentu, contohnya seperti pengelompokan barang-barang di toko,
pengelompokan genre buku di perpustakaan.

BAB 6 OPOSISI
Oposisi berisi tentang relasi yang ada antara proposisi. Dua pernyataan yang
berlawanan keduanya menginformasikan permasalahan yang sama, bagimanakah dalam
menentukan kebenaran dari dua pernyataan tersebut? Untuk mencari kebenaran
tersebut kita perlu mengetahui macam-macam hubungan logika. Terdapat enam macam
hubungan logika, yaitu :

1. Hubungan Independen (tak bertautan)


Dua pernyataan memiliki hubungan independen ketika kedua (pernyataan)
menampilkan permasalahan yang sama sekali terpisah. Hubungan ini mempunyai
kebiasaan bahwa benar salahnya pernyataan pertama tidak dapat dipakai untuk
menentukan kebenaran pernyataan lain. Contohnya, (1)kuda Sumbawa kuat-kuat;
(2)pohon asam berakar tunggang.

2. Hubungan Ekuivalen (persamaan)


Dua pernyataan mempunyai hubungan ini ketika keduanya memiliki makna yang
sama. Kebiasaan hubungan ini ialah benar salahnya pernyataan yang satu
menentukan benar salahnya pernyataan lain. Contohnya, (1)semua besi adalah
logam; (2)sebagian logam adalah besi.

3. Hubungan Kontradiktori (pertentangan)


Dua pernyataan mempunyai hubungan ini ketika keduanya terdiri dari term
subyek dan predikat yang sama tetapi berbeda kualitas dan kuantitas. Hubungan
ini memiliki kebiasaan bahwa bila satu salah yang lain harus benar, dan bila satu
benar yang lain harus salah, atau tidak mungkin keduanya benar atau salah.
Contohnya, (1)semua yang sukses rajin (benar); (2)sebagian yang sukses tidak
rajin (salah)
4. Hubungan Kontrari (perlawanan)
Dua pernyataan mempunyai hubungan ini ketika term subyek dan predikat kedua
pernyataan itu sama, kuantitasnya sama-sama universal tetapi kualitasnya
berbeda. Kebiasaan dalam hubungan ini ialah salah satu pernyataan harus salah
dan bisa salah keduanya. Contohnya, (1)semua pejabat negara korupsi; (2)semua
pejabat negara tidak korupsi. Apabila dalam kenyataan semua pejabat negara
melakukan tindak korupsi maka pernyataan peryataan pertama (semua pejabat
negara korupsi) benar, dan pernyataan kedua salah.

5. Hubungan Sub-kontrari (setengah perlawanan)


Dua pernyataan memiliki hubungan ini ketika term subyek dan predikat
pernyataan itu sama, kuantitasnya partikular, berbeda dalam kualitas. Dalam
hubungan ini memiliki kebiasaan bahwa salah satu pernyataan harus benar dan
bisa benar keduanya. Contohnya, (1)sebagian mahasiswa tidak malas; (2)sebagian
mahasiswa malas. Apabila dalam kenyataan semua mahasiswa tidak malas, maka
pernyataan satu benar dan pernyataan dua salah. Apabila dalam kenyataan
sebagian mahasiswa tidak malas dan sebagian mahasiswa malas maka dua
pernyataan tersebut sama benarnya.

6. Hubungan Implikasi (mencakup)


Dua pernyataan mempunyai hubungan ini ketika term subyek dan predikat
pernyataan itu sama, memiliki kualitas yang sama, tetapi kuantitasnya berbeda.
Kebiasaan dalam hubungan ini ialah bisa benar keduanya, salah keduanya, atau
satu benar satu salah. Contohnya, (1)Semua mahasiswa komplek C rajin; (2)
Sebagian mahasiswa komplek C rajin. Apabila dalam kenyataannya semua
mahasiswa komplek C memang rajin maka pernyataan 1 dan 2 benar. Apabila
semua mahasiswa koplek C tidak rajin maka pernyataan 1 dan 2 salah. Apabila
dalam kenyataan terdapat sebagian mahasiswa komplek C rajin dan sebagiannya
tidak maka pernyataan 1 salah dan pernyataan 2 benar.

Anda mungkin juga menyukai