Anda di halaman 1dari 2

Olahraga & Politik

Narasi : Ketika organisasi olahraga dipimpin oleh atlet, tidak menjamin kemajuan
olahraga itu sendiri. Contoh:

- FIFA yang dipimpin oleh Michael Platini (legenda sepakbola) , justru malah
korup.

Ada organisasi olahraga dipimpin politisi malah jadi maju, contoh:

- Pencaksilat, ketum Prabowo Subianto. Asian Games menyabet 16 emas


- Wall Climbing, ketum Faisol Reza. Asian Games menyabet emas

Jon Adik: Jon, kesuksesan olahraga di Indonesia tidak bisa hanya bergantung pada
kemampuan atletnya saja, tapi di sisi lain juga perlu dukungan yang serius dari
pemerintah. Kemarin ada salah satu atlet, yang juga mantan stafsus menpora
menyinggung soal bobroknya kemenpora. Dan ini juga terjadi di organisasi
olahraga lain. Gimana menurut lo?

Jon Hafid: Ya, gue sepakat sama statement lo.

Kemudian menjelaskan soal Taufik Hidayat yang mengatakan bahwa jika gedung
kemenpora dibongkar, setengah isinya tikus semua.

Itu kan menyakiti hati orang banyak, dia juga tidak punya bukti.

Jon Adik: Menyinggung soal Deddy yg mengatakan menpora yang harusnya bisa
olahraga, emang menteri kelautan harus yang bisa njaring? Emang menteri
pertanian harus yang bisa macul? Emang mendikbud harus professor? Dll.
Kemudian mencontohkan atlet yg terjun ke politik:

1. Utut Adianto (catur) – PDIP


2014-2019 ketua fraksi PDIP, wakil ketua komisi X DPR RI
2. Yayuk Basuki (tenis) – PAN
2014 lolos DPR RI anggota komisi X
3. Moreno Soeprapto (pembalap) – Gerindra
2014 lolos DPR RI anggota komisi III

Closing: Pada ujungnya, atlet dan politisi harus bersinergi, berkolaborasi, dan
bekerja sama untuk kemajuan olahraga Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai