Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGENDALIAN VEKTOR DI RUMAH SAKIT

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Manajemen kesehatan & Limbah Rs

Dosen Pebimbing :

Sagita Candra Puspita Sari, SST.,M.Kes

Disusun Oleh :

1. Ayunir Rosidah (1761326120044)


2. Ganang Putro Mulyo (1761326120051)
3. Lailatul Maulidiyah (1761326120062)
4. M Ibsainul Yaqin (1761326120074)
5. Rosita Dewi (1761326120080)

PRODI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


STIKES AR-RAHMA MANDIRI INDONESIA
Carat - Gempol - Pasuruan
2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan izin dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pengendalian Vektor di Rumah Sakit” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta. kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk
pembaca pada umumnya dan untuk saya pada khususnya.

Terima kasih kepada ibu Sagita Candra Puspita sari, SST,. M.Kes sebagai dosen pengampu mata kuliah Manajemen
Kesehatan & Limbah Rumah Sakit yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada kami sehingga dalam
penulisan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Atas perhatian pembaca, saya mengucapkan terima kasih

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Pasuruan, 09 April 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ...................................................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN .
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pengendalian Vektor ..................................................................................................................... 6
2.2 Jenis-Jenis Vektor ....................................................................................................................................... 7
2.3 Pengendalian Vektor ................................................................................................................................... 8
2.4 Contoh Pengendalian Vektor di Rs ............................................................................................................ 8
2.5 Pemberantasan Vektor ................................................................................................................................ 9

BAB III PENUTUPAN


A. KESIMPULAN .......................................................................................................................................... 11
B. SARAN ...................................................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................... 12

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Rumah Sakit (RS) adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang
sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan
gangguan kesehatan (Kepmenkes 1204 tahun 2004).
Pembangunan bidang kesehatan saat ini diarahkan untuk menekan angka kematian yang disebabkan oleh
berbagai penyakit yang jumlahnya semakin meningkat. Masalah umum yang dihadapi dalam bidang kesehatan adalah
jumlah penduduk yang besar dengan angka pertumbuhan yang cukup tinggi dan penyebaran penduduk yang belum
merata, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang masih rendah. Keadaan ini dapat menyebabkan lingkungan fisik
dan biologis yang tidak memadai sehingga memungkinkan berkembangbiaknya vektor penyakit (Kepmenkes 1204
tahun 2004).

Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan dimana di dalamnya terdapat bangunan, peralatan, manusia
(petugas, pasien dan pengunjung) dan kegiatan pelayanan kesehatan, selain dapat menghasilkan dampak positif berupa
produk pelayanan kesehatan yang baik terhadap pasiendan memberikan keuntungan retribusi bagi pemerintah dan
lembaga pelayananitu sendiri, rumah sakit juga dapat menimbulkan dampak negatif berupa pengaruh buruk kepada
manusia, seperti sampah dan limbah rumah sakit yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, sumber penularan
penyakit dan menghambat proses penyembuhan serta pemulihan penderita, karena kegiatan atau sifat pelayanan yang
diberikan (Suwarso,1996)
Rumah sakit bisa menjadi depot segala macam penyakit yang ada di masyarakat, bahkan dapat pula sebagai
sumber distribusi penyakit karena selalu dihuni, dipergunakan, dan dikunjungi oleh orang-orang yang rentan dan lemah
terhadap penyakit. Di rumah sakit pula dapat terjadi penularan baik secara langsung (cross infection), melalui
kontaminasi benda-benda ataupun melalui serangga sehingga dapat mengancam kesehatan (vector borne infection)
masyarakat umum (Chandra, 2007).
Vektor adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit tetapi menyebarkannya dengan membawa patogen
dari satu inang ke yang lainnya. Vektor juga merupakan anthropoda yang dapat menimbulkan dan menularkansuatu
infectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan. Bagi dunia kesehatan masyarakat, binatang
yang termasuk kelompok vektor dapat merugikan kehidupan manusia karena disamping mengganggu secara langsung
juga sebagai perantara penularan penyakit. Penyakit yang ditularkan melalui vektor masih menjadi penyakit endemis
yang dapat menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa serta dapat menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat
sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian atas penyebaran vektor tersebut (Nurmaini, 2001).

Penyakit yang ditularkan melalui vektor masih menjadi penyakit endemis yang dapat menimbulkan wabah
atau kejadian luar biasa serta dapat menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat sehingga perlu dilakukan upaya
pengendalian atas penyebaran vektor tersebut (Kepmenkes 1204 tahun 2004).
Nyamuk yang dapat bertindak sebagai perantara penularan penyakit malaria dan demam berdarah. Disamping

4
nyamuk sebagai vektor penyakit jugaditemukan binatang pengganggu yaitu tikus dan kucing yang berfungsi sebagai
binatang pengganggu, namun kedua phylum tersebut sangatlah mengganggu terhadap kesehatan manusia. Untuk itu

keberadaan vektor dan binatang pengganggu tersebut harus ditanggulangi, namun demikian tidak mungkin
membasmi sampai keakar-akarnya melainkan kita hanya mampu berusaha untuk mengurangi atau menurunkan
populasinya kesatu tingkat tertentu yang tidak mengganggu ataupun membahayakan kehidupan manusia (Siregar,
2010).
Bahaya lingkungan kerja baik fisik, kimiawi maupun biologis perlu dilakukan langkah pengendalian
sedemikian rupa sehingga dapat tercipta lingkungan kerja yang aman, nyaman, sehat dan produktif. Berbagai cara
pengendalian dapat dilakukan sebagai upaya penanggulangan bahaya di tempat kerja. Salah satu upaya dalam rangka
memberi perlindungan bagi tenaga kerja, pasien,dan pengunjung terhadap bahaya penyakit di Rumah Sakit dengancara
melakukan pengendalian vektor penyakit dan binatang pengganggu di rumah sakit. Oleh karena itu K3 harus benar-
benar diperhatikan dan diterapkandalam suatu rumah sakit atau tempat kerja lain dimana di dalamnya terdapat tenaga
kerja yang melakukan pekerjaanya. bukan hanya dilakukan pengawasan terhadap mesin dan peralatan, tetapi
pengawasan yang lebihpenting dilakukan karena manusia adalah faktor yang paling penting dalam suatu proses
produksi.
Pengendalian vektor penyakit dan Binatang Pengganggu terdapat di Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan LingkunganRumah Sakit dan Peraturan
Pemerintah No. 374 Tahun 2010 tentang Vektor Penyakit.

I. II. Rumusan Masalah

1. Apakah Pengertian Pengendalian Vektor ?


2. Apa saja jenis jenis Vektor ?
3. Bagaimana Pengendalian Vektor di Rumah sakit?

I.III. Tujuan

1. Untuk megetahui definisi pengendalian vektor


2. Untuk mengetahui Jeni-Jenis Vektor
3. Untuk mengetahui pengendalian vektor di Rumah sakit

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. DEFINISI PENGENDALIAN VEKTOR

vektor adalah arthropoda atau binatang tidak bertulang belakang (invertebrata) lain yang
menimbulkan penyakit infeksi pada manusia, dengan jalan memindahkan bibit
penyakit yang dibawanya pada manusia melalui gigitan pada kulit atau selaput lendir, atau meninggalkan
bibit penyakit yang dibawanya pada bahan makanan atau bahan bahan lainnya, sehingga mendatangkan
penyakit bagi manusia yang memakan ataumempergunakan bahan bahan tersebut (Myrnawati, 2004).
Pengendalian adalah semua usaha yang dilakukan untuk menurunkan atau menekan populasi atau
densitas vektor dengan maksud mencegah penyakit yang ditularkan vektor atau gangguan gangguan yang di
akibatkan oleh vektor (Sumantri, 2010).
Pengendalian vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk menurunkan populasi
vektor serendah mungkin sehingga keberadaannya tidak lagi berisiko untuk terjadinya penularan penyakit tular
vektor di suatu wilayah atau menghindari kontak masyarakat dengan vektor sehingga penularan penyakit tular
vektor dapat dicegah (Kemenkes RI, 2010).

Menurut Kusnoputranto dalam Simanjuntak (2005) yang dimaksud dengan pengendalian


vektor adalah semua usaha yang dilakukan untuk menurunkan atau menekan populasi vektor pada tingkat
yang tidak membahayakan kesehatan masyarakat.

 Tujuan pengendalian vektor dalam keadaan darurat :

Menurunkan populasi serendah mungkin secara cepat sehingga keberadaannyatidak lagi berisiko untuk
terjadinya penularan penyakit di suatu wilayah siapapun yang memiliki kontak dengan berbagai benda
maupun hewan lain yang mengalami infeksi leptospirosis. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui
selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau makanan yang terkontaminasi oleh urine hewan
terinfeksi leptospira.Masa inkubasi selama 4 - 19 hari.

6
2. JENIS-JENIS VEKTOR

Sebagai vektor biologis atau vektor sejati Dalam arthropoda mikroorganisme penyebab perubahan bentuk atau jumlah atau
sifatnya.
Tiga jenis penularan oleh vektor biologi :

1.2 Transmisi propagasi siklo


Penyebab penyakit : perubahan bentuk dan pertambahan banyak (multiplikasi).
Contoh : parasit plasmodium di nyamuk anopheles

2.2 Transmisi perkembangan siklo


Penyebab penyakit : perubahan bentuk atau morfologi, Jumlah tidak berubah
Contoh :Wuchereria bancrofti penyebab filariasis pada nyamuk Culex quenquefaciatis

3.2 Transmisi propagasi


Penyebab penyakit : mengadakan multiplikasi, tidak berubah bentuk. Contohnya : Pasteurela pestis (memperbanyak diri
cepat), pinjal tikus (Xenopsylla cheopis)

3. PENGENDALIAN VEKTOR

A. Pengendalian vektor secara alami

 Lautan, gunung, danau dan sungai yang luas, dapat menghalangi penyebaranserangga
 Tidak mempunyai beberapa spesies, serangga hidup di daerah yang tinggi dari permukaan laut
 Perubahan musim yang merupakan gangguan bagi kelestarian hidup vektor,seperti musim, iklim, angin
dan curah hujan
 Adanya hewan pemangsa

7
B. Pengendalian vektor secara buatan

 Pengendalian secara fisik dan mekanik


Metode pengendalian fisik dan mekanik adalah upaya-upaya untuk mencegah, mengurangi,
menghilangkan habitat perkembangbiakan dan populasi vektor secara fisik dan mekanik.
Contohnya: modifikasi dan manipulasi lingkungan tempat perindukan (3M, pembersihan lumut, penanaman
bakau, pengeringan, pengalihan/ drainase, dll), pemasangan kelambu, memakai baju lengan panjang,
penggunaan hewan sebagai umpan nyamuk (cattle barrier), pemasangan kawat.

 pengendalian secara biologi


Pengendalian secara biologi yitu pemanfaatan predator yang menjadi musuh vektor dan bioteknologi
sebagai alat untuk mengendalikan vektor.
Misalnya, predator pemakan jentik (ikan, mina padi,dan lain sebagainya), pemanfaatan bakteri, virus, fungi,
manipulasi gen ( penggunaan vektor jantan mandul danlain sebagainya)

 Pengendalian secara kimia


Pengendalian secara kimia merupakan pengendalian vektor dengan menggunakan pestisida kimia.
Misalnya, penggunaan kelambu berinsektisida, larvasida dan lain sebagainya semua agar lebih menjaga
lingkungan dengan baik karena bagaimanapun bencana yang terjadi tidak terlepas dari kita sebagai manusia yang
menempati lingkungan ini.

CONTOH PENGENDALIAN VEKTOR DI RUMAH SAKIT

8
PEMBERANTASAN VEKTOR DI RS

PENYAKIT YANG DITULARKAN :

9
Untuk melakukan pengendalian diperlukan pengetahuan tentang Pengenalan secara cermat perilaku atau binomik dari vektor
itu sendiri meliputi aspek perilaku :

 tempat berbiak (breeding habit),


 tempat istirahat maupun
 tempat mencari makan (feeding habit).
 Siklus kehidupan vektor
 Vektor ekologi
 Cara transmisi penyakit

Konsep Pengendalian Vektor Terpadu

A. Manajemen Lingkungan untuk Pengendalian Vektor

Merupakan perencanaan, pengorganisasian, perawatan dan pengawasan terhadap kegiatan dengan memodifikasi dan atau
memanipulasi faktor lingkungan atau dikaitkan dengan manusia dengan cara mencegah atau mengurangi habitat perkembangbiakan
vektor dan menurunkan kontak manusia dan vektor.

B.Modifikasi Lingkungan

Manajemen lingkungan yang mencakup perubahan fisik secara permanen terhadap tanah, udara, dan tanaman yang
ditujukan untuk mencegah, menghilangkan atau mengurangi vektor habitat tanpa menyebabkan dampak yang merugikan kualitas
lingkungan.

Meliputi : drainase, pengisian/penimbunan, peninggian tanah, perubahan dan batas pinggir kolam. Biasanya secara permanen dan
alami, operasi yang handal dan adekuat.

C. Manipulasi Lingkungan

Merupakan bentuk manajemen lingkungan yang meliputi beberapa kegiatan berulang yang direncanakan ditujukan dengan
menghasilkan kondisi sementara yang tidak disukai untuk perkembangbiakan vektor pada habitatnya.

Contoh : Perubahan salinitas, penggelontoran arus air, pengaturan ketinggian reservoir, pengeringan atau penggenangan kubangan,
penghilangan vegetasi, melindungi atau memaparkan terhadap sinar matahari.

D. Modifikasi atau Manipulasi Kebiasaan dan Perilaku Manusia

Manajemen lingkungan yang bertujuan menurunkan kontak manusia dengan vektor.

Contoh : tempat tinggal jauh dari sumber vektor, melindungi rumah dari nyamuk, memakai pelindung diri dan kebersihan, instalasi
penyediaan air bersih, pembuangan air limbah dan ekskreta, pencucian, mandi, zoopropilaksis, penempatan kandang yang strategis.

10
BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Rumah Sakit (RS) adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang
sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan
gangguan kesehatan (Kepmenkes 1204 tahun 2004).
Vektor adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit tetapi menyebarkannya dengan membawa patogen
dari satu inang ke yang lainnya. Vektor juga merupakan anthropoda yang dapat menimbulkan dan menularkansuatu
infectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan. Pengendalian vektor penyakit dan Binatang
Pengganggu terdapat di Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang
Persyaratan Kesehatan LingkunganRumah Sakit dan Peraturan Pemerintah No. 374 Tahun 2010 tentang Vektor Penyakit.
Pengendalian vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk menurunkan populasi vektor
serendah mungkin sehingga keberadaannya tidak lagi berisiko untuk terjadinya penularan penyakit tular vektor
di suatu wilayah atau menghindari kontak masyarakat dengan vektor sehingga penularan penyakit tular
vektor dapat dicegah (Kemenkes RI, 2010). pengandalian vektor dibagi menjadi 2 ; Pengendalian Alami dan
penghendalian Buatan.

B. SARAN

Pengendalian Vektor Terpadu (Integrated Vektor Management) IVM merupakan konsep pengendalian vektor
yang diusulkan oleh WHO untuk mengefektifkan berbagai kegiatan pemberantasan vektor oleh berbagai institusi. IVM
dalam pengendalian vektor DBD saat ini lebih difokuskan pada peningkatan peran serta sektor lain melalui kegiatan
Pokjanal DBD, Kegiatan PSN anak sekolah, dll.
Kegiatan pengendalian vektor pada KLB DBD Pada saat KLB, maka pengendalian vektor harus dilakukan
secara cepat, tepat dan sesuai sasaran untuk mencegah peningkatan kasus dan meluasnya penularan. Langkah yang
dilakukan harus direncanakan berdasarkan data KLB, dengan tiga intervensi utama secara terpadu yaitu pengabutan
dengan fogging/ULV, PSN dengan 3 M plus, larvasi 3M yang dimaksud yaitu:
• Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bakmandi/wc, drum, dan lain-lain seminggu
sekali (M1)
• Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/tempayan, dan lain-lain (M2)
• Memanfaatkan atau mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan (M3).
• Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak
• Menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon, dan lain-lain (dengan
tanah, dan lain-lain)
• Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat-tempat yang sulit dikuras
atau di daerah yang sulit air
• Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak-bak penampungan air
• Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar

11
• Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai
• Menggunakan kelambu
• Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk

12
DAFTAR PUSTAKA

13
14

Anda mungkin juga menyukai