Anda di halaman 1dari 3

Status Ontologi Objek Ilmu

 Tujuan utama sebuah epistemologi (teori pengetahuan) adalah


menunjukan bagaimana ilmu itu mungkin secara filosofis. Jika ilmu itu
sendiri kita definisikan sebagai “pengetahuan tentang sesuatu sebagaimana
adanya”.
 Pengetahuan tentang sesuatu sebagaimana adanya itu baru mungkin
diperoleh hanya apabila kita yakin akan keberadaan atau, lebih tepat lagi,
status ontologis dari sesuatu yang kita jadikan objek penelitian kita.
 Status ontologis ini menjadi penting dibahas karena terjadi “deviasi” yang
dilakukan oleh filsafat barat terhadap latar belakang medieval-nya.

Hierarki Wujud Al-Farabi

Al-Farabi mengemukakan hierarki wujud sebagai berikut:


1. Tuhan yang merupakan sebab keberadaan wujud yang lain.
2. Para malaikat yang merupakan wujud-wujud yang sama sekali materil.
3. Benda-benda langit atau bendabenda angkasa (celestial).
4. Benda-benda bumi (terrestial).

Status ontologis berbagai tingkat wujud untuk dijadikan sebagai basis


ontologis bagi klasifikasi metode ilmiah islam. kita mulai dengan Tuhan yang
berada di puncak hierarki wujud.

Tuhan

 Sebagai sebab pertama (al-‘illah al’-ula).


 Dia, Merupakan sebab bagi keberadaan wujud lain, termasuk alam materi
ini yang tidak lain adalah akibat-akibatnya.
 Dari sudut status ontologis, Tuhan, sebagai sebab pertama, tentu akan jauh
lebih utama dibandingkan dengan status ontologis alam fisik ini karena
sementara tuhan adalah sebab, sumber atau prinsip, alam materiil ini tak
lain adalah akibat atau derivat tuhan.
 Dalam pandangan filososf muslim sekalipun tuhan bersifat imateriil, dia
lebih riil dan lebih prinsiipil daripada dunia materiil yang kasat mata.
 Bagi para pemikir barat sekuler, materiilah yg lebih riil, sedangkan yang
ghaib (imateriil) sering dipandang sebgai ilusi atau delusi.
Ibnu Sina
 Tuhan sebagai Wajib al-Wujud (Wujud Niscaya) sedangkan alam sebagai
mumkin Al-wujud (wujud yang mungkin/potensial).
 Sebagai wujud mungkin dalam arti potensial, alam sangat bergantung
keberadaanya pada wujud niscaya, dalam arti wujud yang senantiasa
aktual. tanpa adanya wujud yang senantiasa aktual, alam sebagai wujud
yang mungkin (potensial) akan tetap berada dalam keadaan potensial.

Al-Kindi
 Tuhan dalam kaitanya dengan alam adalah bahwa Dia Sang Penggerak
Yang Tidak Digerakan (The Unmoved Mover).
 Al-Kindi dengan idenya itu menunjukan asal-usul gerak alam yang tanpa-
Nya tak tergambar oleh akal, bagaimana alam semesta bisa bergerak.
 Ide bahwa tuhan adalah penggerak, kita tahu berasal dari Aristoteles yang
kemudian memang memengaruhi banyak pemikiran filosof sesudahnya
termasuk Al-Kindi.
 Dari sini, kita bisa mengerti mengapa bagi Al-Kindi tuhan lebih riil dan
lebih fundamental dari pada alam fisik.

Malaikat
 Malaikat, yang digambarkan (Al-Farabi) sebagai wujud yang sama sekali
immaterial.
 Ia terkadang disebut akal (Al-Farabi dan Ibnu Sina), seperti dalam istilah
akal aktif (al-aql al-fa’al) untuk malaikat jibril, yang mengadakan kontak
dengan para nabi.
 Ia juga disebut cahaya (Al-Suhrawardi), seperti al-nur al-aqrab untuk
malaikat pertama yang muncul dengan intensitas cahaya yang karena
dekatnya hampir sama dengan tuhan.
 Apapun nama yang disandangnya, malaikat itu bersifaat immaterial.
Dengan menyebut mereka imaterial, berarti malaikat itu bersifat
impersonal. Karena bersifat impersonal, malaikat dengan mudah ditukar
oleh Suhrawardi dengan cahaya, atau sebaliknya cahaya dengan malaikat.
 Memiliki status ontologis yang lebih tinggi dan riil dibandingkan alam
materi, karena pengaruhnya yang besar terhadap pembentukan benda-
benda fisik, seperti planet-planet dan bumi kita sendiri tanpa tindakan
mereka, alam meteri ini tidak akan terwujud.
Benda-benda Angkasa (Celestial)

 Menurut Al-Farabi benda-benda angkasa (celestial), Berbeda dengan


malaikat yang bersifat immaterial di satu pihak, dan benda-benda fisik
yang bersifat melulu materi.
 Benda-benda angkasa merupakan gabungan antara benda-benda
immaterial dengan benda-benda fisik.
 Dalam pemikiran Ibnu Sina mereka memiliki jiwa status ontologis benda-
benda langit lebih tinggi dan riil dibandingkan status ontologis benda-
benda murni fisik.

Benda-Benda Bumi (Terrestrial)

 Al-Farabi mengemukakan lima macam benda (dari yang terendah himgga


yang tertinggi, yaitu: 1. Unsur-unsur, 2. Mineral, 3. Tumbuh-tumbuhan, 4.
Hewan nonrasional 5. Hewan rasional (manusia).
 Dalam filsafat islam dan atas pengaruh dari filsafat Yunani, terutama
Aristoteles, unsur-unsur sebagai bagian yang terendah dari hierarki wujud
biasanya dikatakan berjumlah empat, yaitu: 1. Tanah, 2. Air, 3. Udara, dan
4. Api. Keempat unsur ini merupakan dasar bagi pembentukan benda
benda alami lainya dengan komposisi unsur yang berbeda-beda yaitu
mineral, tumbuhan dan hewan.

Anda mungkin juga menyukai