Anda di halaman 1dari 34

RANCANG BANGUN KOMPOR LISTRIK TENAGA SURYA BERBASIS

MIKROKONTROLER ARDUINO DENGAN MEMANFAATKAN


BUSI GLOW PLUG SEBAGAI PEMANAS

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh

Mochammad Anggananda Pradana


NIM H41191406

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI TERBARUKAN


JURUSAN TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2022
RANCANG BANGUN KOMPOR LISTRIK TENAGA SURYA BERBASIS
MIKROKONTROLER ARDUINO DENGAN MEMANFAATKAN
BUSI GLOW PLUG SEBAGAI PEMANAS

PROPOSAL SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Teknik
(S.Tr.T)
di Program Studi Teknik Energi Terbarukan
Jurusan Teknik

Oleh

Mochammad Anggananda Pradana


NIM H41191406

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI TERBARUKAN


JURUSAN TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................ii

DAFTAR TABEL..................................................................................................iii

DAFTAR GRAFIK.................................................................................................iv

BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3

1.3 Tujuan........................................................................................................3

1.4 Manfaat......................................................................................................4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................5

2.1 Panel Surya................................................................................................5

2.2 Stand Alone Photovoltaic System.............................................................7

2.3 Arduino Uno..............................................................................................7

2.4 Busi Pemanas (glow plug).........................................................................8

2.5 Relay..........................................................................................................9

2.6 Modul PWM..............................................................................................9

2.7 Baterai.....................................................................................................10

2.8 Payback Period.......................................................................................11

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN...............................................................12

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan..............................................................12

3.2 Tahapan Penelitian..................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Panel Surya Tipe Monocrystalline......................................................5

Gambar 2. 2 Panel Surya Tipe Polycrystalline........................................................6

Gambar 2. 3 Panel Surya Tipe Thin Film................................................................6

Gambar 2. 4 Stand Alone Photovoltaic System.......................................................7

Gambar 2. 5 Arduino Uno........................................................................................8

Gambar 2. 6 Busi Glow Plug...................................................................................8

Gambar 2. 7 Relay...................................................................................................9

Gambar 2. 8 Modul PWM......................................................................................10

Gambar 2. 9 Baterai...............................................................................................10

Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian....................................................................13

Gambar 3. 2 Konsep Kompor Listrik Tenaga Surya.............................................14

Gambar 3. 3 Desain Kompor Listrik Tenaga Surya...............................................17


DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian..............................................................12

Tabel 3. 2 Beban Yang Digunakan........................................................................15

Tabel 3. 3 Tabel Pengambilan Data.......................................................................20


DAFTAR GRAFIK

Grafik 3. 1 Grafik Suhu..........................................................................................21

Grafik 3. 2 Grafik Tegangan Baterai.....................................................................22

Grafik 3. 3 Grafik Daya Listrik Terhadap Waktu..................................................22


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring berjalannya waktu, penggunaan Liquid Petroleum Gas (LPG) di
Indonesia mulai meningkat. Konsumsi LPG di Indonesia pada tahun 2021
mencapai 82,78 % dari total keseluruhan penduduk (BPS, 2021). LPG yang
digunakan untuk domestik sebesar 66% dimana pemanfatan gas paling besar
untuk industri sebesar 27,79%. Selanjutnya ekspor LNG sebesar 21,56%, gas
untuk ekspor 12,98%, pupuk 12,33% dan kelistrikan 11,9% (ESDM, 2022). Rata
– rata LPG yang digunakan untuk memasak yaitu 1,36 jam / hari (I Gusti, 2016 ).
Tentunya, jika semakin banyak yang menggunakan LPG, secara tidak langsung
potensi bahaya akan kebakaran dan kebocoran akan meningkat juga. Penyebab
kebocoran gas pada umumnya terjadi karena adanya masalah pada selang,
regulator, katup, kompor dan tabung (BSN, 2010). Energi listrik merupakan
salah satu solusi yang tepat untuk mengurangi resiko dari penggunaan gas LPG
pada aktifitas rumah tangga. Pada tahun 2021 konsumsi energi listrik meningkat
5,78% dari tahun 2020. Hal ini bisa dilihat dari penjualan energi listrik PLN pada
2021 mencapai 255,1 Tera Watt hour (TWh), lebih tinggi dari penjualan listrik
pada 2019 yang tercatat sebesar 243,1 TWh (CNBC Indonesia 2022). Dengan
adanya peningkatan konsumsi listrik, penggunaan oleh tiap individu harus efisien
disertai juga penghematan.
Energi matahari adalah salah satu energi alternatif yang merupakan sumber
energi terbesar di bumi dan masih jarang digunakan untuk menghasilkan energi
listrik skala menengah kebawah. Pemenuhan kebutuhan energi listrik bagi
masyarakat dapat dilakukan melalui penerapan stand alone photovoltaic
system (SAPS), yaitu sistem panel surya berdiri sendiri dan langsung terhubung
pada baterai, tanpa ada jaringan dengan instalasi lainnya (Sigit Sukmajati, 2021).
Untuk itu, hal yang harus dilakukan adalah mulai menggunakan energi matahari
dalam kehidupan rumah tangga untuk menghasilkan listrik. Pemanfaatan energi
listrik dalam aktifitas rumah tangga mulai banyak dilakukan dengan

1
diaplikasikannya kompor listrik. Prinsip kerja kompor listrik yaitu ketika
dihubungkan sumber listrik,

2
3

maka arus listrik akan mengalir ke elemen pemanas. Dengan mengalirnya arus
listrik, elemen akan menjadi panas dikarenakan tahanan yang dimiliki (Eka
Mandayatma, 2017). Pengaturan derajat panas pada kompor listrik dilakukan
dengan mengatur besar kecilnya arus listrik yang mengalir pada elemen pemanas
(Akhmad, 2018). Elemen pemanas disini adalah pengganti sumber api pada
kompor LPG. Keuntungan yang didapatkan dengan adanya kompor listrik ini
yaitu lebih ramah lingkungan, karena tidak menimbulkan polusi dan lebih aman
dari bahaya kebakaran karena kebocoran (R Syahputra, 2019). Tentunya dengan
keuntungan tersebut, penggunaan kompor listrik merupakan alternatif terbaik
yang harus dilakukan untuk mengganti kompor LPG.
Berdasarkan edaran Gubernur Jawa Timur No. 671/85/124.3/2022 tentang
himbauan penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB)
dan kompor induksi, PLN Grup Jawa Timur berupaya untuk meningkatkan
pasokan listrik menjadi lebih andal untuk kepulauan – kepulauan di Jawa Timur.
Program yang dijalankan yaitu electrifying lifestyle yang bertujuan untuk
memudahkan aktifitas masyarakat dalam memanfaatkan energi listrik sebaik
mungkin dalam kehidupan sehari hari. Langkah ini juga selaras dengan
pertumbuhan konsumsi listrik di Jawa Timur sebesar 4,62% pada bulan april 2022
(PLN, 2022). Dengan adanya himbauan diatas, tentunya ada dampak baik
terhadap lingkungan yaitu berkurangnya polusi pada jalanan dan juga dalam
rumah tangga aktifitas memasak akan menjadi bersih dan higienis. Oleh karena
itu, penggunaan alat – alat listrik khususnya kompor listrik perlu digunakan secara
merata.
Uji coba pada prototipe kompor listrik tenaga surya diketahui bahwa suhu
o
maksimum untuk percobaan memasak telur adalah 60,6 C dengan waktu rata rata
5,3 menit (Hasyim Asyari, 2019). Dari penelitian tersebut bisa dilihat bahwa suhu
tertinggi yang dapat dicapai adalah 60,6oC dimana suhu tersebut cukup jauh dari
kompor LPG yang mencapai 108oC (Sugiyanto, 2014). Modifikasi yang dilakukan
oleh peneliti adalah membuat waktu pemanasan yang singkat tetapi dengan suhu
yang dapat setara dengan kompor LPG. Untuk mendapatkan suhu setara dengan
4

kompor LPG, diperlukan tegangan dan arus yang stabil untuk men supply 3 buah
busi glow plug. Dimana suhu dari 1 buah busi glow plug adalah 118,8oC
(Benjamin Lawler, 2017). Suhu tersebut juga tergantung pada kondisi sekitar dan
nilai suhu tidak selalu mewakili ujung busi glow plug, sehingga akan terjadi
perbedaan saat suhu di dalam mesin dan saat diluar mesin. Lalu untuk mengatur
derajat panasnya diperlukan mikrokontroler arduino untuk mengatur nyala / mati
kompor listrik (Rachmad Wahyu, 2021).
Dalam pengaplikasiannya, kompor listrik tenaga surya ini menggunakan
sumber tegangan dari listrik DC baterai. Inovasi utama dari perancangan ini
adalah untuk menaikkan suhu dan menurunkan waktu pada saat memasak. Heater
yang digunakan adalah rangkaian dari busi glow plug yang dirangkai secara
paralel. Ujung panas dari busi glow plug akan dihubungkan menggunakan kawat
nikelin yang biasa digunakan untuk kawat penghantar panas.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti akan membuat sebuah kompor
listrik tenaga surya dengan pemanasan maksimal tetapi dengan waktu yang
singkat. Cara yang dilakukan yaitu dengan memberi arus dan tegangan yang stabil
pada busi glow plug untuk mempercepat pemanasan. Inovasi ini dilakukan untuk
memaksimalkan kinerja kompor listrik dan harapannya kedepan dapat
memudahkan dalam proses memasak.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang yang dibahas sebelumnya, maka rumusan
masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perbandingan waktu pemanasan dengan suhu pada kompor
listrik tenaga surya dan kompor LPG.
2. Bagaimana perbandingan suhu dengan daya yang digunakan pada kompor
listrik tenaga surya.
3. Berapa perbandingan payback periode kompor listrik tenaga surya dengan
kompor LPG.

1.3 Tujuan
5

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah disebutkan di atas, maka tujuan


yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perbandingan waktu pemanasan dengan suhu pada
kompor listrik tenaga surya dan kompor LPG.
2. Untuk mengetahui perbandingan suhu dengan daya yang digunakan pada
kompor listrik tenaga surya.
3. Untuk mengetahui perbandingan payback periode kompor listrik tenaga
surya dengan kompor LPG.

1.4 Manfaat
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan
mengenai ilmu kelistrikan yang telah dipelajari pada perkuliahan. Manfaat lainnya
ialah, peneliti dapat mengetahui ilmu perencanaan dan perancangan dari sebuah
kompor listrik tenaga surya berbasis mikrokontroler.

2. Bagi Pengguna
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam
mengurangi biaya saat menggunakan kompor listrik konvensional dan kebocoran
pada saat penggunaan gas LPG dalam kegiatan sehari hari. Selain itu, pengguna
juga mendapatkan suhu maksimum untuk memasak.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya


Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti selanjutnya
untuk bisa lebih berinovasi dalam mengembangkan kompor listrik yang lebih baik
lagi. Sehingga dalam implementasinya pada kemudian hari, didapatkan banyak
kemudahan dalam pengaplikasiannya.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Panel Surya


Panel Surya adalah elemen semikonduktor menggunakan prinsip
fotovoltaik, dimana prinsip tersebut dapat mengonversi energi matahari menjadi
energi listrik. Itensitas radiasi cahaya matahari mempengaruhi arus listrik dan
tegangan yang dihasilkan oleh panel surya. Semakin tinggi intensitas radiasi
cahaya matahari maka semakin tinggi pula arus dan tegangan yang dihasilkan.
Ada beberapa jenis panel surya yang dapat digunakan antara lain :

2.1.1 Monocrystalline
Panel surya tipe ini struktur utamanya menggunakan material silikon
sebagai bahan utama penyusunnya. Dengan digunakannya teknologi inilah,
kepingan sel surya yang dihasilkan akan identik satu sama lainnya dan juga
memiliki kinerja tinggi. Panel surya ini memiliki efisiensi yang tinggi karena
menggunakan sel surya jenis crystalline tunggal. Secara fisik, tipe panel surya ini
dapat dikenali dengan model terpotong pada tiap sudutnya dan terdapat warna
hitam gelap pada sel nya.

Gambar 2. 1 Panel Surya Tipe Monocrystalline


Sumber : www.sanspower.com

6
7

2.1.2 Polycrystalline
Panel surya tipe ini struktur utamanya terdiri dari beberapa batang kristal
silikon. Batang kristal ini dicairkan lalu dituangkan dalam cetakan berbentuk
persegi. Panel surya tipe ini efisiensinya lebih rendah dari monocrystalline. Ciri
khas yang menandakan panel surya tipe ini yaitu adanya motif pecahan kaca di
dalamnya. Bentuk dari panel surya ini adalah persegi, jika beberapa panel surya
jenis ini dirangkai maka rangkaiannya terlihat sangat rapat dan tidak ada
ruangan kosong antar sambungannya.

Gambar 2. 2 Panel Surya Tipe Polycrystalline


Sumber : www.sanspower.com

2.1.3 Thin Film


Jenis panel surya ini pada lapisan dasarnya ditambahkan sel surya yang
sangat tipis. Dengan bentuknya yang tipis, panel surya tipe ini memiliki berat
yang ringan. Ketebalan lapisan panel surya ini bisa sekitar ukuran nanometers
hingga micrometers.

Gambar 2. 3 Panel Surya Tipe Thin Film


Sumber : www.sanspower.com
8

2.2 Stand Alone Photovoltaic System


Stand Alone Photovoltaic System adalah sistem PLTS yang berdiri
sendiri dan dirancang untuk beroperasi mandiri dalam memasok beban DC
atau AC. Sistem ini dapat diaktifkan dengan modul Photovoltaic Array,
dimana modul ini dirangkai dengan kombinasi seri ataupun paralel untuk
mendapatkan besaran arus dan tegangan tertentu. Baterai yang digunakan
berdiri sendiri untuk menyimpan energi.

Gambar 2. 4 Stand Alone Photovoltaic System


Sumber : www.reseachgate.net

2.3 Arduino Uno


Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328.
Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR dan softwarenya memiliki
bahasa pemrograman yang bernama bahasa C (Andi, 2017).
Mikrokontroler ini memiliki 6 pin input untuk output PWM dan 6 pin
input analog. Dalam penggunaanya, mikrokontrol ini dihubungkan pada
PC menggunakan kabel USB. Tegangan maksimal input pada
mikrokontrol ini adalah 5V. Setiap pin pada arduino dapat menerima
maupun mengeluarkan arus listrik DC maksimum 40 mA. Agar lebih
aman pada saat menginputkan tegangan, disarankan menggunakan relay.
9

Gambar 2. 5 Arduino Uno


Sumber : www.firgelliauto.com

2.4 Busi Pemanas (glow plug)


Busi pemanas (glow plug) adalah salah satu komponen sistem
bahan bakar diesel tipe indirect. Fungsi dari busi ini adalah untuk
menghasilkan panas didalam silinder sehingga mempermudah mesin
diesel bekerja. Jadi sebelum mesin diesel melakukan start, perlu beberapa
detik setelah kontak di posisi on agar busi pemanas dapat dengan
maksimal memanaskan ruang di dalam silinder. Busi ini nantinya akan
digunakan sebagai elemen pemanas pengganti sumber api pada kompor
listrik tenaga surya. Tegangan dari baterai yang dialirkan pada busi
pemanas, dapat dikonversi menjadi energi panas sehingga kompor dapat
digunakan untuk memasak.

Gambar 2. 6 Busi Glow Plug


F
10

Sumber : Benjamin 2017

2.5 Relay
Relay adalah sebuah sakelar elektronik yang memiliki kumparan
tegangan rendah dan dililitkan pada sebuah inti. Pengoperasiannya
dikendalikan oleh arus listrik dimana sakelar besi di dalam relay akan
menjadi tertutup (closed) dikarenakan tertarik oleh kumparan yang dialiri
arus dan tegangan. Ketika kumparan tidak diberi arus dan tegangan, maka
sakelar besi akan menjadi terbuka (open) dikarenakan tertarik oleh pegas.
Relay sangat dibutuhkan dalam rangkaian elektronika sebagai
penggerak utama dari logika yang diberikan oleh mikrokontroler (Daniel,
2015). Selain itu, relay juga memiliki fungsi pengamanan dikarenakan
relay akan membuat sistem kontrol dan beban terpisah sehingga saat
terjadi konsleting pada beban, sistem kontrol masih bisa berfungsi.

Gambar 2. 7 Relay
Sumber : www.alibaba.com

2.6 Modul PWM


PWM adalah singkatan dari Pulse Width Modulation dimana artian
dalam bahasa indonesia adalah Modulasi Lebar Pulsa. Dalam
pengaplikasiannya, PWM mengubah lebar sinyal pulsa dari suatu tegangan
dengan nilai amplitudo tetap dan frekuensi yang tetap juga. Sedangkan
modul PWM adalah suatu perangkat yang memiliki fungsi seperti relay
11

yaitu akan aktif jika diberikan sinyal dari mikrokontroler. Modul PWM
tersambung dengan sumber tegangan, dimana fungsi utamanya adalah
mengatur PWM dari sumber tegangan terhadap beban sesuai dengan
sinyal PWM yang diberikan oleh mikrokontroler.
Modul PWM juga memiliki keuntungan dimana akan mencegah tegangan
drop saat dihubungkan dengan beban yang cukup besar. Hal ini dikarenakan
beban akan mendapat tegangan langsung dari sumber tanpa ada keterkaitan
dengan tegangan pada mikrokontroler.

Gambar 2. 8 Modul PWM


Sumber : https://aliexpress.com

2.7 Baterai
Baterai adalah alat yang digunakan pada perangkat elektronik yang
memiliki fungsi untuk menyimpan energi listrik. Baterai menyimpan energi listrik
melalui proses elektro kimia. Pada saat proses pengisian hal yang terjadi adalah
perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Sedangkan saat proses
pengosongan hal yang terjadi adalah perubahan energi kimia menjadi energi
listrik. Arus yang berasal dari baterai yaitu arus searah atau arus DC.
12

Gambar 2. 9 Baterai
Sumber : www.tokopedia.com

2.8 Payback Period


Payback period yang juga bisa disebut periode pengembalian ialah
jangka waktu untuk mengembalikan modal dari suatu investasi, yang
dihitung dari selisih antara pendapatan dan pengeluaran per tahun. Periode
waktunya adalah jumlah waktu yang dibutuhkan sejak awal proses
perancangan dana diinvestasikan sampai tercapainya arus kas bersih yang
sama dengan investasi awal. Payback period dinyatakan dalam angka yang
menunjukkan jangka waktu per tahun kapan dana bisa kembali sesuai
dengan investasi awal.
Metode payback period banyak dilakukan karena selain
perhitungan yang mudah, juga akan bisa menjadi parameter untuk
pertimbangan melakukan investasi. Semakin pendek usia investasi yang
dilakukan, maka akan berbanding lurus dengan semakin kecilnya resiko
ketidakpastian yang ditimbulkan (Rezka, 2012). Payback period dapat
dihitung dengan rumus berikut :

2.1.4 Jika jumlah aliran araus kas per – tahun berbeda


a−b
Payback period = n + x 1 tahun
c−b

Keterangan :
13

 n : Tahun terakhir jumlah arus kas belum bisa menutupi modal


investasi awal.
 a : Jumlah investasi awal.
 b : Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n.
 c : Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1

2.1.5 Jika jumlah aliran kas per – tahun sama


Investasi Awal
Payback period = x 1 tahun
Arus Kas

Keterangan :
 Investasi awal : Dana yang dikeluarkan untuk modal awal.
 Arus kas : Investasi awal - biaya operasional.
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


3.1.1 Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Workshop Teknik Energi Terbarukan dan
rooftop Gedung Teknik Politeknik Negeri Jember yang beralamat di Jl. Mastrip
Kotak Pos 164 Jember 68121, Telepon (0331) 333532-34. Tempat ini dipilih
sebagai lokasi penelitian karena paparan sinar matahari di rooftop sangat ideal dan
tidak terhalang bayangan apapun.

3.1.2 Waktu Pelaksanaan


Rangkaian kegiatan penelitian ini dimulai akan dimulai tepatnya pada
bulan Januari 2023 dan berakhir pada bulan April 2023. Untuk proses
pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret 2023. Jadwal pelaksanaan
penelitian disajikan pada tabel 3.1

Tabel 3. 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Januari Februari Maret April


No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Studi Literatur
Penyusunan
2
Proposal
3 Seminar Proposal
4 Revisi Proposal
5 Perancangan Alat
6 Pengujian Alat
7 Pengambilan Data
8 Analisa Data
9 Penyusunan

14
Skripsi

15
16

3.2 Tahapan Penelitian


Proses pelaksanaan yang dilakukan dari awal sampai akhir dalam
pembuatan kompor listrik tenaga surya secara lengkap disajikan pada diagram alir
berikut :

Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian


17

3.2.1 Studi Literatur


Studi literatur merupakan tahapan untuk mendapatkan informasi sebagai
acuan untuk melakukan penelitian. Pengambilan sumber informasi dapat merujuk
pada jurnal, artikel, skripsi, maupun sumber secara langsung. Selain itu, studi
literatur juga melakukan diskusi dengan berbagai pihak yang ahli di bidangnya.

3.2.2 Perancangan Alat


Perancangan alat dibuat untuk mempermudah proses pembuatan alat guna
keberlangsungan penelitian dan pengambilan data. Perancangan alat ini
merupakan konsep awal untuk memperjelas prinsip kerja dari kompor listrik
tenaga surya yang akan dibuat. Berikut pada gambar 3.2 akan ditampilkan konsep
dari kompor listrik tenaga surya.

Gambar 3. 2 Konsep Kompor Listrik Tenaga Surya

Kompor listrik tenaga surya ini menggunakan listrik DC yang berasal dari
baterai. Sistem kontrol yang digunakan adalah arduino uno yang mendapat supply
tegangan dari baterai dan adaptor. Untuk mengatur panas pada busi glow plug,
digunakan pin PWM dengan penguat modul PWM agar supaya dapat digunakan
pada beban yang besar yaitu busi glow plug. Pengaturan PWM menggunakan
potensio 10K agar supaya putaran knop kompor dapat lebih banyak tetapi dengan
range nya cukup pendek.
Pada knop kompor terdapat label ( OFF, I, II, III ) untuk megatur nyala
busi glow plug, menggunakan switching relay. Jadi logika dari pin analog,
digunakan untuk 2 output yaitu PWM dan digital. Pin PWM untuk mengatur
variasi panas busi glow plug, lalu untuk pin digital digunakan untuk nyala busi
glow plug. Berikut adalah kondisi relay sesuai dengan label pada knop :
18

1. Untuk OFF relay 1, 2, 3 akan berlogika LOW.


2. Untuk ( I ), relay 1 akan menyalakan 1 busi glow plug.
3. Untuk ( II ), relay 2 akan menyalakan 1 busi glow plug lagi, sehingga 2 busi
glow plug akan meyala.
4. Untuk ( III ), relay 3 akan menyalakan 1 busi glow plug lagi, sehingga 3 busi
glow plug akan meyala.
Jadi pengaturan panas akan dibuat bervariasi bukan hanya pada derajat
panasnya, tetapi juga pada nyala busi glow plug nya agar supaya arus yang
mengalir akan maksimal pada busi yang dinyalakan saja khususnya jika ingin
menggunakan derajat panas sedang pada kompor listrik tenaga surya. Dalam
perancangan alat akan ada 2 tahap perancangan antara lain :
1. Perancangan Panel surya
Pada perancangan panel surya, akan dilakukan perhitungan untuk
menentukan kapasitas panel dan baterai yang akan digunakan. Proses
penentuannya harus disesuaikan dengan beban keseluruhan yang akan dipakai.
Sebelum ke perhitungan, pemakaian beban akan disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3. 2 Beban Yang Digunakan

Daya Jumlah Lama Penggunaan Konsumsi


Nama Beban
(Watt) (Buah) (Jam) Energi (Wh)
Arduino 5 1 6,8
Modul PWM 1 1 1,36
1,36
Relay 3 Channel 2 1 2,72
Busi Glow Plug 60 3 244,8
Total 255,68

 Total konsumsi daya


= (daya . jumlah) + (daya . jumlah) + ...
= 5 watt + 1 watt + 2 watt + 180 watt
= 188 watt
19

 Total konsumsi energi


= 6,8 Wh + 1,36 Wh + 2,72 Wh + 244,8 Wh
= 255,68 Wh

 Energi keseluruhan
= (Total konsumsi energi) + (Total konsumsi energi . rugi rugi )
= (255, 68) + (255,68 . 15%)
= (255, 68) + (38,352)
= 294, 032 Wh

 Ukuran arus baterai


Energi Keseluruhan
=
Tegangan Input
294 , 032Wh
=
12 V
= 24,5 Ah

 Ukuran arus baterai keseluruhan


Ukuranarus baterai
=
DOD
24,5 Ah
=
7 0%
= 35 Ah

 Energi baterai
= Ukuran arus baterai keseluruhan . tegangan baterai
= 35 Ah . 12 V
= 420 Ah

 Energi baterai yang ready (di pasaran)


20

= 12 V . 20 Ah
= 240 Ah

 Jumlah baterai
Energi baterai
=
Energi baterai yang ready
420 Ah
= = 1,75 buah (2 buah)
240 Ah

 Kebutuhan panel
Energi baterai
=
lama penyinaran . spek panel
420Wh
=
5 jam .50 ℘
= 1,68 ( 2 buah )

2. Perancangan Mekanik
Pada perancangan mekanik, hal pertama yang harus dilkukan adalah
mendesain bentuk alat. Tujuan desain alat adalah memberikan gambaran terkait
alat yang akan dibuat dengan tujuan memberikan informasi bentuk fisik seperti
dimensi dari kompor listrik tenaga surya. Desain dari kompor listrik tenaga surya
dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 3. 3 Desain Kompor Listrik Tenaga Surya


21

3.2.3 Persiapan Alat, Bahan dan Komponen


Alat yang dibutuhkan berguna untuk mendukung dan memudahkan dalam
penelitian ini khususnya dalam tahap pembuatan. Sedangkan bahan adalah barang
habis pakai yang digunakan dalam perancangan alat ini. Adapun alat, bahan, dan
komponen yang akan digunakan sebagai berikut :
1. Tang kombinasi.
2. Bor listrik.
3. Obeng plus.
4. Solder 40 watt.
5. Timah 1 roll.
6. Sekrup.
7. Kabel.
8. PCB Fiber Polos 25 x 20 cm.
9. Besi hollow 4 meter.
10. Plat 20 x 25.
11. FeCl3.
12. Kawat nikelin 4 meter.
13. Relay 3 channel.
14. Arduino Uno.
15. Modul PWM.
16. Busi Glow Plug.
17. Kompor Listrik Maspion S300.
18. Panel Surya Monocrystaline 50 Wp
Model : Sunwatt
Voltage at Pmax (Vmp) : 18,0 V
Current at Pmax (Imp) : 2,78 A
Open Circuit Voltage (Voc) : 22,28 V
Short Circuit Voltage (Isc) : 3,02 A
Dimension : 450 * 560 * 25
19. SCC 12 V / 10 A.
22

20. Baterai 12V / 20 Ah.

3.2.4 Pembuatan Alat.


Pembuatan kompor listrik tenaga surya ini dibuat berdasarkan konsep yang
telah disusun pada tahap perancangan. Setiap langkah langkah yang dilakukan
saat proses pembuatan telah berdasarkan teori yang ada dan pengalaman. Adapun
langkah langkahnya sebagai berikut :
1. Membuat skema rangkaian pada aplikasi Eagle dengan tujuan agar lebih
memudahkan peletakan komponen elektronik.
2. Menyiapkan alat, bahan, dan komponen yang akan digunakan juga disertai
pengecekan komponen terutama dari busi glow plug. Hubungkan ulir atas
busi pada ( + ) accu, dan ulir tengah busi pada ( - ) accu. Jika ujung busi
terasa panas dan berwarna merah menyala, bisa dipastikan bahwa busi dalam
keadaan baik.
3. Menyiapkan layout rangkaian dengan menyablon menggunakan setrika pada
PCB polos. Setelah selesai, kelupas sisa kertas pada PCB dengan direndam
pada air. Lalu, celupkan pada cairan FeCl3 untuk membentuk jalur pada PCB.
Jika sudah, lubangi PCB denganbor untuk menempatkan komponen.
4. Melakukan perangkaian besi penyangga panel surya agar supaya panel surya
bisa berdiri untuk melakukan pengisian daya pada baterai.
5. Melakukan perangkaian besi penyangga untuk rangka penempatan baterai,
dan komponen lainnya dibawah kompor listrik. Hal ini harus dilakukan
dengan hari hari dan sangat presisi agar supaya dapat menopang beban berat
saat memasak.
6. Melakukan pemrograman pada arduino menggunakan software IDE Arduino.
Pemrogaman ini untuk mengoperasikan potensio sebagai knop untuk
mengatur PWM yang nantinya akan digunakan untuk mengatur panas dan
nyala busi glow plug.
23

7. Melakukan pengujian nyala kompor dan sistem kontrol. Jika kompor dapat
menyala dalam waktu 1.36 jam dan relay berfungsi dengan baik sesuai
dengan PWM maka pengujian bisa dikatakan berhasil. Jika pengujian
berhasil, maka kompor listrik tenaga surya sudah siap untuk digunakan.

3.2.5 Pengujian Alat


Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui apakah kompor listrik tenaga
surya ini berfungsi dengan baik atau tidak. Jika tidak, maka akan dilakukan
pengecekan secara keseluruhan dan mendetail dimana sekiranya ada bagian yang
mengalami kerusakan. Adapun beberapa parameter yang dilakukan pengujian
antara lain.
1. Kompor listrik tenaga surya mengeluarkan panas pada elemen pemanas.
2. Sistem kontrol bekerja dengan baik.
3. Kompor listrik dapat menyala dalam jangka waktu yang lama.

3.2.6 Pengambilan Data


Pengambilan data dilakukan setelah semua parameter pengujian alat
berhasil dilakukan dan proses pengambilan data diperlukan kompor listrik tenaga
surya dalam kondisi terbaik sehingga data yang dihasilkan akurat. Dalam proses
pengambilan data, juga akan terintegrasi dengan data logger untuk pengambilan
data secara real time. Berikut adalah tabel yang digunakan untuk proses
pengambilan data :
Tabel 3. 3 Tabel Pengambilan Data

Waktu Suhu Tegangan Arus Daya


No
(Detik) (oC) (V) (I) (Watt)

Kompor 1 30
Listrik 2 60
3 90
24

4 120
5 150
6 180
7 210
8 240
9 270
10 300
1 30
2 60
3 90
4 120
Kompor 5 150
LPG 6 180
7 210
8 240
9 270
10 300

3.2.7 Analisa Data


Analisa data dimulai dengan melihat tabel pengambilan data dan akan
disajikan grafik yang nantinya akan mempermudah proses pembacaan data.
Setelah itu akan dilakukan proses perhitungan untuk mengetahui payback period
dengan dibandingkan kompor LPG, dan juga akan dilihat suhu maksimum yang
dicapai apakah bisa setara atau bahkan lebih dengan kompor LPG. Untuk lebih
mempermudah analisa data akan disajikan grafik sebagai berikut :
1. Grafik suhu kompor listrik tenaga surya dan kompor LPG terhadap waktu.
25

Grafik 3. 1 Grafik Suhu

Grafik Suhu
120
100
80
Suhu OC

60
40
20
0
30 60 90 120 150 180 210 240 270 300
T (Detik)

Kompor Listrik Tenaga Surya Kompor LPG


2. Grafik tegangan baterai terhadap waktu.
Grafik 3. 2 Grafik Tegangan Baterai

Grafik Tegangan Baterai


15
Tegangan (V)

10
5
0
30 60 90 120 150 180 210 240 270 300
T (Detik)

Kompor Listrik Tenaga Surya

3. Grafik daya terhadap waktu.


26

Grafik 3. 3 Grafik Daya Listrik Terhadap Waktu

Grafik Daya Listrik


60
50
Daya (Watt)

40
30
20
10
0
30 60 90 120 150 180 210 240 270 300
T (Detik)

Kompor Listrik Tenaga Surya


27

DAFTAR PUSTAKA

(Harus urut abjad)


Badan Pusat Statistik (BPS). 2021. Persentase Rumah Tangga Indonesia Menurut
Bahan Bakar Utama yang Digunakan Untuk Memasak. Badan Pusat
Statistik.

I Gusti, N. M. W, I. M. Sudarma, dan I. M. Adhika. 2016. Jejak Karbon


Konsumsi LPG dan Listrik Pada Aktifitas Rumah Tangga di Kota
Denpasar, Bali. Jurnal Ilmu Lingkungan. Vol. 10 (1). Hal 68 – 74.

Migas ESDM. 2022. Capaian KESDM 2021: Gas Domestik Capai 66 Persen,
Implementasi Harga Gas Untuk Industri Meningkat.

Asmarini Wilda. 2022. Konsumsi Listrik 2021 Tumbuh Pesat, Lampaui Pra
Pandemi Covid. CNBC Indonesia : 2022.

Sigit, S., N. G. Pahiyanti, dan Indrianto. 2021. Disain Kompor Listrik Dengan
Menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Untuk Kebutuhan Listrik
Rumah Tangga. Jurnal Ilmiah SUTET. Vol 11. Hal. 25 – 35.

Hanifa, H. F., E. Mandayatma, dan E. S. Budi. 2017. Implementasi Kontrol


Logika Fuzzy sebagai Pengendali Suhu pada Proses Pemanasan Dalam
Pembuatan Sirup Jahe. Jurnal Elkolind, Vol 04 (2). Hal. 2 – 9.

PT PLN (Persero). 2022. PLN Grup Ajak Pemprov Jatim Menjadi Bagian Dari
Electrifying Lifestyle. Artikel Online. https://web.pln.co.id/media/siaran-
pers/2022/05/pln-grup-ajak-pemprov-jatim-menjadi-bagian-dari-
electrifying-lifestyle.
28

Hasyim, A., Umar, dan A. P. Irawan. 2019. Desain Prototipe Kompor Listrik
Tenaga Surya. Jurnal Teknik Elektro. Vol 19 (01). Hal. 6 – 9.

Sugiyanto, S. Siswantoro. 2014. Pemanfaatan Panas Pada Kompor Gas LPG


Untuk Pembangkitan Energi Listrik Menggunakan Generator
Thermoelektrik. Jurnal Teknologi. Vol 7 (2). Hal. 100 – 105.

Rachmad, W. P., W. D. Kurniawan. 2021. Analisa Sistem Pengendalian


Temperatur Berbasis Arduino Uno Pada Prototipe Tabung Reaktor. Jurnal
Pendidikan Teknik Mesin. Vol 10 (03). Hal. 67 – 74.

Benjamin L., J. Lacey, O. Güralp, P. Najt, Z. Filipi. 2017. HCCI combustion with
an actively controlled glow plug: The effects on heat release thermal
stratification, efficiency, and emissions.

Daniel, A. 2015. Pengembangan Sistem Relay Pengendalian dan Penghematan


Pemakaian Lampu Bebasis Mobile. Seminar Nasional Informatika. Hal. 75
– 85.

Andi, J., I. D. Sara, dan R. H. Siregar. 2017. Prototipe Pemanfaatan Panel Surya
Sebagai Sumber Energi Pada Sistem Otomasi Atap Stadion Bola. Jurnal
Online Teknik Elektro. Vol 2 (1). Hal. 35 – 42.

Dimas, C. K. 2017. Uji Kinerja Kompor Induksi. Skripsi. Fakultas Teknologi


Industri Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Abdul, K. 2017. Desain Kompor Listrik Tenaga Surya Untuk Batik Tulis Yang
Ramah Lingkungan. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai