Anda di halaman 1dari 6

Padina australis

Klasifikasi :

Kingdom : Plantae
Divisi : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Ordo : Dictyotales
Famili : Dictyotaceae
Genus : Padina
Spesies : Padina australis

Habitat dan Nilai Ekonomi dari Padina australis

Padina australis umumnya hidup di air laut, khusunya diperairan laut yang dingin, dapat
juga ditemukan hidup melekat di bebatuan pada rataan terumbu karang di pinggiran pantai
(Trihatmoko, K., 2015).
Salah satu kandungan yang bernilai ekonomis penting dari Padina australis adalah alginat.
Alginat terdapat dalam semua jenis alga coklat sebagai salah satu komponen penyusun dinding
sel dalam bentuk garam-garam kalsium, magnesium, natrium, dan kalium dari asam alginat.
Alginat adalah istilah yang umum digunakan untuk garam-garam dari asam alginat. Pemanfaatan
alginat terutama dalam industri pangan (campuran kue, campuran es krim, campuran gula-gula,
campuran salad dan saus, campuran sirup), industri farmasi (bahan pensuspensi penisilin),
industri kosmetik (bahan dasar krim, pewarna rambut), industri tekstil (bahan pencelup), industri
cat (pensuspensi pigmen, penstabil emulsi, meningkatkan daya rekat), industri kertas (pelapis
kertas, meningkatkan daya serap tinta), industri karet (bahan penstabil), fotografi, dan bahan
adesif pada keramik (Trihatmoko, K., 2015).
Peranan Padina australis ini banyak digunakan untuk bahan kosmetik dan obat-obatan.
Beberapa aspek potensial dari rumput laut jenis Padina australis yang pernah diteliti antara lain
kajian potensi antibakteri dan antioksidan (Hongayo et al, 2012). Penggunaan ekstraknya sebagai
antibakteri terhadap pengendalian bakteri vibrio (Salosso dkk, 2011). Masyarakat di daerah
kepulauan Riau, Lampung selatan, Jawa selatan, serta Sumbawa menggunakannya sebagai bahan
makanan (Poncomulyo, dkk. 2006).
Struktur Sel dari Padina australis

Dinding selnya mengandung selulosa dan pektin. Dinding selnya juga tersusun atas lapisan
luar dan lapisan dalam, lapisan luar yaitu selulosa dan lapisan dalam yaitu agar. Unsur utama
dari bagian luar adalah selulosa, dianggap kimiawi karena identik dengan tanaman vaskular.
Bagian agar-agar dari dinding sel terdiri dari algin. Protoplas sel vegetatif umumnya memiliki
vakuola pusat dan inti tunggal. Inti mirip dengan tumbuhan vaskular terdapat membran inti,
nukleolus, dan jaringan berwarna. Sel vegetatif mengandung kloroplas berbentuk bulat panjang,
seperti pita, mengandung klofil serta xantofil
Sel vegetatif Padina australis sama dengan sel vegetatif alga coklat secara umum yang
umumnya mengandung lebih dari satu kromatofora. Beberapa spesies memiliki kromatofora
disciform, yang lainnya telah diratakan memanjang kromatofora dengan garis yang sangat tidak
teratur. Para kromatofora kekurangan pirenoid, tetapi mereka dapat mengandung satu atau lebih
dan yang tidak teratur berbentuk butiran fucosan keputihan.

Cadangan Makanan dari Padina australis

Cadangan makanan pada Padina australis berupa laminarin, yaitu sejenis karbohidrat yang
tergolong dalam polisakarida selain laminarin juga ditemukan manitol. Laminarin dapat
terakumulasi dalam jumlah yang cukup untuk membentuk 7-35 persen dari berat kering tanaman.
Peningkatan bertahap dalam jumlah itu pada saat reproduksi atau ketika bagian baru sedang
diregenerasi menunjukkan yang berfungsi sebagai cadangan makanan.

Bentuk Flagellata dari Padina australis

Umumnya sel-sel reproduktif pada alga coklat baik zoospore maupun gamet yang memiliki
flagel umumnya terdapat pada bagian lateral yang tidak sama panjang. Flagel panjang terletak
pada bagian depan dan flagel pendek pada bagian belakang yang keduannya lateral atau sejajar .
Flagel pada bagian anterior yang lebih panjang memiliki type tinsel dan pada bagian yang
posterior lebih pendek memiliki type whiplash. Namum pada spesies Padina australis yang
termasuk ke dalam ordo Dictyotales hanya mempunyai satu flagel pada gamet jantan yang
terletak pada bagian sisinya.
Reproduksi dari Padina australis

Perkembangbiakan Padina australis dapat berlangsung secara vegetatif maupun generatif.


Perkembangbiakan secara vegetatif (aseksual) dengan fragmentasi dan membentuk spora
(aplanospora dan zoospora). Zoospora yang dihasilkan memiliki 2 flagela yang tidak sama
panjang dan terletak di bagian lateral. Padina australis dapat bereproduksi secara seksual dengan
cara oogami. Mula-mula gametofit jantan dan betina akan membentuk gamet jantan dan betina
yang sama bentuk dan ukuranya. Gamet jantan dibentuk di dalam gametangium jantan yang
disebut spermatangium. Sementara itu, gametanium betina disebut karpogonium yang
mengasilkan gamet betina (ovum). Spermatozoid membuahi ovum yang menghasilkan zigot.
Perkembangbiakan pada bangsa ganggang coklat ini terjadi secara vegetatif, sporik, dan gametik.
Perkembangbiakan secara vegetatif dilakukan dengan perantara cabang-cabang kecil yang
dibentuk di bagian basal dari thalusnya atau dapat pula dilakukan secara fragmentasi thalusnya
(Trihatmoko, K., 2015).

Pergiliran keturunan dari Padina australis

Spesies Padina australis merupakan anggota dari ordo Dictyotales karena pada ordo
Dictyotales spora tidak mempunyai bulu cambuk. Sporangium beruang satu dan mengeluarkan
empat spora. Pembiakan seksual dengan oogami. Anteredium yang dan oogonium terdapat pada
satu tumbuhan dan tersusun secara berkelompok. Tiap oogonium merupakan satu sel telur.
Gamet jantan mempunyai satu bulu cambuk (flagel) yang terdapat pada sisinya. Sporofit dan
gametofit bergiliran dengan beraturan dan keduanya mempunyai talus berbentuk pita yang
bercabang-cabang menggarpu. Padina australis memiliki pergantian generasi isomorfik di mana
thallus yang tegak, diratakan dengan pertumbuhan yang diprakarsai oleh apikal tunggal pada
puncak masing-masing cabang. Pada spesies ini terdapat empat spora dalam sporangium. Karena
itu, spora sering disebut tetraspora. Dctyotales bersifat unilokular sporangia (Smith, 1955: 240-
241).
Padina memiliki pergantian keturunan isomorfik-diplohaplontic. Siklus hidupnya, terdapat
fase sporofit (tumbuhan diploid) dan gametofit (tumbuhan haploid) yang bentuk thalusnya mirip.
Siklus hidup terdiri dari fase haploid dan diploid independen yang hidup bebas yang secara
morfologis dapat dibedakan. thallus dewasa menunjukkan bintik-bintik gelap padat dalam garis
yang mereproduksi sorus pada blades untuk kedua sporofit dan gametofit. Hanya sel-sel
reproduksi dapat mengidentifikasi antara sporofit dan gametofit. Fase sporofit menghasilkan
sporangia tersebar dengan tetraspores biasanya non-motil. sporangial sorus membentuk baris
konsentris atau tambalan terisolasi antara garis rambut di salah satu atau kedua permukaan talus,
indusium ada atau tidak ada. Gametofit memiliki sorus yang terbungkus oleh indusium dengan
oogonium berdekatan di baris konsentris. Gametofit jantan memiliki antheridium sorus berwarna
keputihan, di baris konsentris atau tambalan terisolasi. Struktur reproduksi selalu teratur dalam
garis pada blades. Reproduksi seksual secara oogami, sedangkan meiosis menghasilkan empat
spora non motil haploid. Bahkan jika spesies Padina menunjukkan alternatif antara fase haploid
dan diploid, persentase fase kehidupan menunjukkan proporsi yang lebih tinggi dari sporofit
lebih dari gametofit pada banyak populasi. Reproduksi aseksual mungkin terutama aseksual
melalui mitosis tetraspore (Wichachucherd, dkk., 2014).
Pergiliran keturunan atau daur hidup Padina australis dimulai dengan pembentukan gamet
jantan pada antheridium dan sel telur pada oogonium yang terdapat pada tumbuhan Padina fase
gametofit, kemudian ketika kedua gamet tersebut bertemu maka terjadilah fertilisasi yang
kemudian menghasilkan zigot. Zigot kemudian berkembang menjadi tumbuhan sporofit yang
memiliki sporangium. Fase sporofit menghasilkan sporangia tersebar dengan tetraspores
biasanya non-motil. Terjadi pembelahan meiosis menghasilkan tetraspora. Tetraspora kemudian
berkembang menjadi tumbuhan dewasa dimana tumbuhan dewasa tersebut merupakan fase
gametofit pada spesies Padina australis. Pada fase gametofit akan terbentuk antheridium (alat
kelamin jantan) dan oogonium (alat kelamin betina).
Gambar Siklus Hidup Padina australis
Sumber: Wichachucherd, dkk., 2014
Gambar morfologi dan anatomi Padina australis

Sumber: Wichachucherd, dkk., 2014


DAFTAR PUSTAKA

Hongayo, Menelo C; Larino, C Ranel; Malingin, Daisy L. 2012. Antibacterial and Antioxidant
effects of Brown Alga Padina australis Hauck Crude Extract. IAMURE Multidisciplinary
Research Publications.

Poncomulyo; Taurino; Maryani, Herti; Kristiani, Lusi;, 2006. Budidaya dan Pengolahan Rumput
Laut. AgroMedia Pustaka, Jakarta.

Salosso, Y; Prajitno, A.; Abadi, A.L.; Aullanni’am. 2011. Kajian Potensi Padina australis
Sebagai Antibakteri Alami dalam Pengendalian Bakteri Vibrio alginolitycus Pada
Budidaya Ikan Kerapu Tikus (Cromeleptus altivelis). Fakultas Perikanan Universitas
Brawijaya; Malang.

Smith, Gilbrt M. 1955. Cryptogamic Botany Volume I Algae and Fungi. New York: McGraw-
Hill Book Company, INC.

Trihatmoko, K. 2015. Padina Australis (Alga Coklat), (Online) :


http://www.kompasiana.com/kharisrama/padina-australis-alga-
coklat_5530211c6ea83423318b45a5. Diakses pada tanggal 20 Desember 2015.

Wichachucherd, B., Prathep, A., & Zuccarello, G. C. 2014. Phylogeography of Padina boryana
(Dictyotales, Phaeophyceae) around the Thai-Malay Peninsula. European Journal of
Phycology, 49 (3), 313-323.

Anda mungkin juga menyukai