Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SINGLE INDEX MODEL

PUTRI AINUN JARIAH


A012221079
B1 KEUANGAN

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
Portofolio

Portofolio adalah kumpulan suatu instrumen investasi yang dibentuk untuk

memenuhi sasaran umum investasi. Sasaran dari suatu portofolio investasi tentunya

sangat tergantung dari individu masing- masing investor. Portofolio efisien adalah

kombinasi investasi yang memberikan nilai return yang sama dengan tingkat risiko

yang minimal atau dengan tingkat risiko yang sama akan memberikan return yang

maksimal. Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang investor dari

sekian banyak pilihan portofolio efisien yang ada. Seorang investor akan memilih

portofolio sesuai dengan preferensi investor yang bersangkutan terhadap return dan

risiko yang akan ditanggungnya.

Portofolio secara harafiah dan luas. Secara harafiah portofolio diartikan

sebagai kumpulan surat-surat. Sementara secara luas, portofolio diartikan sebagai

kumpulan kesempatan investasi atau serangkaian kombinasi aktiva yang

diinvestasikan dan dipegang oleh seoran pemodal, baik perseorangan ataupun

lembaga. Kombinasi aktiva tersebut dapat berupa aktiva riil, aktiva finansial atau

gabungan dari keduanya. Definisi portofolio yang lain menyatakan bahwa portofolio

merupakan sekumpulan asset seperti saham, obligasi. Dengan kata lain portofolio

adalah diversifikasi asset yang ditujukan untuk memperkecil risiko yang ditanggung.

Sementara itu, dalam teori portofolio, investor mempelajari penginvestasian

dana yang dimiliki pada berbagai jenis instrumen keuangan dengan tujuan

memperkecil risiko dan mendapatkan keuntungan yang optimal. Dalam analisis

keuangan dikenal dua macam model analisis portofolio yang optimal, yaitu

stochastic dominance dan single index model. Metode stochastic dominance

merupakan metode optimalisasi portofolio dengan pendekatan favorit komparatif


atas jenis saham yang diminati oleh investor. Sementara metode single index model

merupakan pemilihan kombinasi jenis saham dengan memperhatikan

kecenderungan naik turunnya saham dengan naik turunnya kinerja bursa atau indek

harga saham gabungan.

Investor yang rasional berusaha mencari kombinasi dari surat-surat berharga

yang memberikan keuntungan yang optimal. Investor perlu menyadari bahwa

investasi yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan mengandung risiko. Untuk

itu investor perlu melakukan kombinasi (diversifikasi) investasi yang memberikan

keuntungan optimal dengan risiko yang minimum. Diversifikasi dapat dilakukan

dengan berbagai cara seperti membentuk portofolio berisi banyak aktiva,

membentuk portofolio secara random maupun diversifikasi secara metode

Markowitz.

Single Index Model

William Sharpe mengembangkan model yang disebut model indeks tunggal.

Model ini dapat digunakan untuk menyederhanakan perhitungan di model Markowitz

dengan menyediakan parameter-parameter input yang dibutuhkan di dalam

perhitungan model Markowitz. Adapun parameter-parameter input untuk

menganalisis portofolio menggunakan model Markowitz adalah return ekspektasi

(E(Ri)), varian dari sekuritas (i2) dan kovarian antar sekuritas (ij).

Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi untuk menyederhanakan

masalah:

1. kesalahan residu dari sekuritas ke-I tidak berkovari dengan kesalahan residu

sekuritas ke-j atau ei tidak berkovari dengan ej untuk semua nilai dari i dan j.

2. ei tidak berkovari dengan return indeks pasar RM.


Keakuratan model indeks tunggal ini tergantung pada seberapa besar asumsi-

asumsi tersebut di atas realistis. Bila asumsinya realistis, maka model tersebut

menjadi akurat demikian pula sebaliknya.

Analisis portofolio dapat digunakan untuk menganalisis portofolio. Analisis ini

menggunakan menyangkut perhitungan return ekspektasi portofolio dan risiko

portofolio. Return ekspektasi, yang merupakan suatu portofolio merupakan rata-rata

tertimbang dari return ekspektasi individual sekuritas, dapat dicari dengan:


n
E( R p )=∑ w i . E( Ri )
i=1

sementara, risiko portofolio dapat dicari dengan menggunakan rumus:


2 2 2 2
σ i =β i . σ M + σ ei

Untuk menghitung portofolio yang optimal diperlukan data-data yaitu return

2
ekspektasi (Ri), Beta (i) dan risiko tidak sistematik σ ei untuk masing-masing

sekuritas. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan adalah

1. menghitung nilai ERBi untuk masing-masing sekuritas ke-I dengan

E( Ri )−R BR
ERBi =
menggunakan rumus: βI . ERBi merupakan excess return to

beta sekuritas ke i, E(Ri) adalah return ekspektasi berdasarkan model indeks

tunggal untuk sekuritas ke-i, R BR adalah return aktiva bebas risiko dan i

adalah beta sekuritas ke-i.

2. mengurutkan nilai ERBi tertinggi ke terkecil.


2
A=
[ E ( R i )−RBR ] . β i B i=
βi
i
3. menghitung nilai Ai ( σ 2ei ) dan Bi ( σ 2ei ) untuk masing-

2
masing sekuritas ke-i. σ ei merupakan varian dari kesalahan residu sekuritas

ke-i yang juga merupakan risiko unik atau risiko tidak sistemik.
i
σ 2M ∑ Aj
j=1
Ci = i
2
1+ σ M ∑ Bj
4. menghitung nilai Ci dengan rumus: j=1 dan

i
[ E (R j )−R BR ] . β j
σ 2M ∑ σ 2ej
j=1
Ci =
i
β 2j
1+ σ 2M ∑ σ2
j=1 ej

5. Besarnya cut-off point (C*) adalah nilai Ci dimana nilai ERB terakhir kali masih

lebih besar dari nilai Ci.

6. Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritas-

sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB

di titik C*

Besarnya dana yang diinvestasikan pada masing-masing sekuritas dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut: Besarnya proporsi untuk sekuritas ke-i

Zi
w i= k βi
∑ Zj Zi=
σ 2ei
( ERBi −C¿ )
adalah j =1 dengan .

Keterangan:

w i = proporsi sekuritas ke-i


K = jumlah sekuritas di portofolio optimal
β i = beta sekuritas ke-i
ERBi = excess return to beta sekuritas ke-i
2
σ ei = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i
C¿ = nilai cut off point yang merupakan nilai Ci terbesar.
Untuk mengetahui perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam portofolio

yang optimal dan proporsi dana pada masing-masing saham yang termasuk dalam

portofolio yang optimal dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:


1. menganalisis tingkat keuntungan dan risiko saham

a. Menghitung tingkat keuntungan masing-masing saham dengan rumus

W t +1−wt
Ri =
wt , dengan
Ri = tingkat keuntungan dari saham i per periode, W t+1

= harga saham i pada akhir periode dan


W t = harga saham i pada awal

periode.
n
∑ R ij
E( Rt )= i= j
b. Mencari expected return dengan rumus n , dengan E( Rt ) =
n
∑ Rij
tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham, i= j = jumlah keuntungan

saham, n = jumlah data


2
N
{ R ij−E( R i )}
σ 2i = ∑ 2
c. Mencari tingkat risiko dengan rumus I= J N , dengan σ i =

varian saham ke-i,


Rij = tingkat keuntungan saham I per periode, n jumlah

data.

2. menganalisis tingkat keuntungan bebas risiko.

Dalam analisis ini tingkat keuntungan bebas risiko yang digunakan adalah tingkat

suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

3. menganalisis tingkat keuntungan dan risiko pasar

untuk menganalisis tingkat keuntungan dan risiko pasar digunakan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. menghitung tingkat keuntungan pasar yang diketahui dari indeks harga

IHSG t −IHSG t−1


RM=
saham mingguan LQ 45 dengan rumus IHSG t−1 , dengan R M =
tingkat keuntungan pasar pada periode t,
IHSG t = Indeks harga saham pada

akhir periode t,
IHSG t−1 = Indeks harga saham pada akhir periode

sebelumnya

E( R M )=
∑ RM
b. mencari tingkat keuntungan pasar dengan rumus n , dengan

E( R M ) = tingkat keuntungan pasar, n = jumlah data

2
n
{ R M −E ( R M ) }
σ 2M = ∑ 2
c. menghitung risiko pasar dengan rumus i= j n , dengan σ M =

varians tingkat keuntungan pasar, R M = tingkat keuntungan pasar i per

periode, n = jumlah data.

4. mencari beta dan alfa dengan rumus sebagai berikut:

n ∑ ( R M ) ( Ri )−(∑ R M ∑ R i )
β i= 2
n ∑ ( R M )2 −( ∑ R M )
a. rumus untuk mencari beta adalah , dengan

Rm = Tingkat keuntungan indeks harga saham per periode dan Ri = tingkat

keuntungan harga saham per periode

α i=E ( R t ) −β i E ( R M )
b. rumus untuk mencari alfa adalah , dengan E ( R M ) =

E ( Rt )
tingkat keuntungan ekspektasi harga saham dan = tingkat keuntungan

ekspektasi indeks harga saham.

Untuk menghitung tingkat variance residual error masing-masing saham


2
σ 2ei =σ 2i −( βi2 xσ 2M )
digunakan rumus , dengan σ ei = varians keuntungan saham i,

2
β i = beta saham i, dan σ 2M = varians indeks harga saham.
E( Ri )−R BR
ERBi =
5. mencari excess return to beta (ERB) dengan rumus βI , dengan

ERBi merupakan excess return to beta sekuritas ke i, E(Ri) adalah return

ekspektasi berdasarkan model indeks tunggal untuk sekuritas ke-i, R BR adalah

return aktiva bebas risiko dan i adalah beta sekuritas ke-i.

i
σ 2M ∑
[ E ( R i )−R BR ] . β i
j=1 σ 2ei
Ci =
i
β 2i
1+ σ 2M ∑ σ2
6. mencari cut of point, dengan rumus j=1 ei

7. menentukan proporsi dana yang diinvestasikan ke dalam masing-masing saham

Xi
W i= n
∑ Xj Xi =
yang termasuk dalam portofolio optimal, dengan rumus j=1 , dengan

persentasi investasi saham ke i, dan n = jumlah investasi. Sedangkan untuk

βi
Xi= ( ERB−C ¿ )
mencari
X i digunakan rumus σ 2ei .

8. menghitung expected return dan varians portofolio. Untuk menghitung expected

return portofolio digunakan rumus E ( R P )=α P+ β P E ( R M ) , dengan E ( R P ) = tingkat

keuntungan yang diharapkan dari portofolio, α P = alfa portofolio dicari dengan

rumus
W i xαi , β P = beta portofolio dicari dengan menggunakan rumus W i xβ i ,

E ( RM )
= tingkat keuntungan yang dihasilkan dari indeks harga saham gabungan.

Sedangkan untuk mengetahui besarnya risiko portofolio digunakan rumus

2
σ P =β 2P σ 2M + (∑ W i σ ei)
.

Anda mungkin juga menyukai