Anda di halaman 1dari 8

MENGUKUR RISIKO DAN PENGEMBALIAN PORTOFOLIO INVESTASI

MENGUKUR PORTOFOLIO OPTIMAL


MEMAHAMI KONSEP CAPM

A. MENGUKUR RISIKO DAN PENGEMBALIAN PORTOFOLIO INVESTASI


Teori portofolio dikembangkan oleh Hery Markowitz pada 1952 yang didasarkan
pada kenyataan bahwa pemilik modal akan menginvestasikan uangnya dalam berbagai
jenis surat berharga untuk mengurangi risiko dan mendapatkan pengembalian yang lebih
tinggi. Semakin besar risiko investasi pada saham maka semakin tinggi tingkat keuntungan
yang akan diperoleh dari saham tersebut.
1. Menghitung keuntungan yang diharapkan dan risiko (deviasi standar)
Secara sistematis, return yang diharapkan dirumuskan sebagai berikut :
E(R) = ∑ni=1 Ri pri
Keterangan :
E(R) = return yang diharapkan dari suatu sekuritas
Ri = return ke-i yang mungkin terjadi
pri = probabilitas kejadian return ke-i
n = banyaknya return yang mungkin terjadi

Sedangkan risiko (deviasi standar) dirumuskan sebagai berikut :


∂ = √∑Pj (Xj - 𝑋̅)2
Keterangan :
∂ = risiko (deviasi standar)
Pj = probabilitas keuntungan ke-j
Xj = keuntungan ke-j
X = keuntungan yang diharapkan (mean)
Berikut adalah ilustrasi menghitung return dan risiko investasi :
Keadaan Probabilitas Keuntungan Keuntungan
Kejadian Saham A Saham B
Ekonomi kuat 0,25 28% 10%
Ekonomi sedang 0,50 15% 13%
Resesi 0,25 -2% 10%

Dari keadaan tersebut, keuntungan yang diharapkan dapat dihitung sebagai


berikut :
Expected return (Er)A = 0,25 (28%) + 0,50 (15%) + 0,25 (-2%) = 14%
Expected return (Er)A = 0,25 (10%) + 0,50 (13%) + 0,25 (10%) = 11,5%

Perhitungan risiko (standar deviasi) adalah sebagai berikut :


∂A = √0,25 (28% − 14%)2 + 0,50 (15% − 14%)² + 0,25(−2% − 14%)²
= 10,7%

∂B = √0,25 (10% − 11,5%)2 + 0,50 (13% − 11,5%)²0,25(10% − 11,5%)²


= 1,5%

Hasil perhitungan dapat disimpukan sebagai berikut :


Expected Return Deviasi Standar
Saham A 14% 10,7%
Saham B 11,5% 1,5%

2. Menghitung rata-rata tertimbang return dan risiko


Apabila investor menanamkan uang yang sama besarnya yaitu 50% ke saham
A dan 50% ke saham B, maka keuntungan yang diharapkan dapat dihitung
sebagai berikut (rata-rata tertimbang masing-masing Tingkat keuntungan).
0,5 (14%) + 0,5 (11,5%) = 12,7%

Sedangkan rata-rata tertimbang dari masing-masing standar deviasi sebagai


berikut.
0,5 (10,7%) + 0,5 (1,5%) = 6,1%
Namun demikian 6,1% itu bukan deviasi standar (risiko) dari portofolio
tersebut, sebab risiko portofolio bukan dari rata-rata tertimbang dari masing-
masing risiko ivestasi saham. Untuk menghitung besarnya risiko portofolio
dengan alokasi dana 50% saham A dan 50% saham B sebagai berikut :
Keadaan Probabilitas Keuntungan portofolio
Ekonomi kuat 0,25 50% (28%) + 50% (10%) = 19%
Ekonomi sedang 0,50 50% (15%) + 50% (13%) = 14%
Resesi 0,25 50% (-2%) + 50% (10%) = 4%
Sehingga rata-rata tertimbang dari keuntungan portofolio tersebut adalah :
19% (0,25) + 14% (0,50) + 4% (0,25) = 12,75
Hasil 12,75% tersebut sama dengan perhitungan rata-rata tertimbang dari
masing-masing keuntungan diatas. Sedangkan besarnya standar deviasi (risiko)
portofolio dihitung sebagai berikut :

∂ = √0,25 (19% − 12,75%)2 + 0,50 (14% − 12,75%)² + 0,25(10% − 11,5%)²


= 5,4%
Jadi standar deviasi portofolio lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata
tertimbang dari masing-masing deviasi standar. Adapun rata-rata tertimbang
deviasi standar 6,1% sedangkan deviasi standar atas portofolio gabungan 5,4%.

B. MENGUKUR PORTOFOLIO OPTIMAL


Portofolio-portofolio efisien belum berupa portofolio optimal. Portofolio efisien adalah
portofolio yang baik, tetapi belum yang terbaik. Portofolio efisien hanya mempunyai satu
faktor yang baik, yaitu faktor return ekspektasian atau faktor risikonya, belum terbaik
keduanya. Sedangkan portofolio optimal merupakan portofolio dengan kombinasi return
ekspektasian dan risiko terbaik. Pembentukan portofolio optimal dapat dilakukan dengan dua
metode yaitu pendekatan Markowitz dan pendekatan single index model (model indeks
tunggal).
1. Pendekatan Markowitz
Berikut langkah-langkah yang digunakan untuk membentuk portofolio optimal
model Markowitz :
a. Menghitung return tiap saham dengan rumus Hartono (2015:265)
(𝑃𝑡 −𝑃𝑡−1) 𝐷
Ri = +𝑃𝑡
𝑃𝑡−1 𝑡−1

Keterangan :
Ri = return saham ke-i
Pt = harga investasi sekarang
Pt-1 = harga investasi periode lalu
Dt = dividen sekarang
b. Menghitung expected return saham harian dari masing-masing saham dengan
rumus Hartono (2014: 25).
∑𝑛
𝑡=1 𝑅𝑖𝑡
E(Ri) = 𝑛

Keterangan :
E(Ri) = return ekspektasian
Rit = return aktiva ke-i pada periode ke-t
N = jumlah dari observasi data historis untuk sample banya dengan n (paling
sedikit
30 observasi) dan untuk sample sedikit digunakan (n-1)
c. Menghitung standar deviasi (risiko) saham dari masing-masing saham dengan
rumus Hartono (2014: 30).
∑𝑛
𝑡=1[𝑅𝑖𝑡−𝐸(𝑅𝑖)]²
SD = 𝑛

Keterangan :
SD = standar deviasi
Rit = nilai return saham ke-1 pada periode ke-t
E(Ri)= nilai return ekspektasian
N = jumlah dari observasi data historis untuk sample besar dengan n (paling
sedikit
30 observasi) dan untuk sample kecil gunakan (n-1)
d. Menghitung varian saham dari masing-masing saham dengan rumus Hartono
(2014: 33).
∑𝑛
𝑡=1[𝑅𝑖𝑡−𝐸(𝑅𝑖)]²
∂2i = SD2i = 𝑛
e. Menghitung kovarian antar saham perusahaan sampel dengan rumus Hartono
(2014: 35)
∑ [(𝑅𝑖𝑡−𝐸(𝑅𝑖𝑡)).(𝑅𝑗𝑡−𝐸(𝑅𝑖))]
σij = 𝑛

Keterangan :
σij = kovarian return antara saham 1 dan saham j
Rit = return saham i periode ke-t
Rji = return saham j periode ke-t
E(Ri)= return ekspektasian saham i
E(Rj)= return ekspektasian saham j
N = jumlah dari observasi data historis untuk sample besar dengan n (paling
sedikit
30 observasi) dan untuk sample kecil gunakan (n-1)
f. Menentukan proporsi dana dari saham-saham kandidat portofolio. Fungsi objektif
yang digunakan adalah fungsi resiko portofolio berdasarkan model Markowitz,
model penyelesaian optimasi ditulis sebagaimana dibawah ini. Fungsi Obyektif
dalam rumus Hartono (2017:352)
σ P2 = ∑𝑛𝑖=1 ∑𝑛𝑗=1 𝑊𝑖. 𝑊𝑗. σij
Keterangan :
σ P2 = standar deviasi portofolio
σij = kovarian antara proporsi saham i dan j
Wi = bobot atau proporsi dana yang diinvestasikan pada saham i
Wj = bobot atau proporsi dana yang diinvestasikan pada saham j
N = jumlah dari sekuritas Tunggal
Apabila telah dilakukan langkah-langkah diatas dengan benar, maka akan
diketahui saham-saham apa yang akan membentuk portofolio optimal, pada
tingkat return, dan risiko, berapa portofolio tersebut terbentuk.

2. Pendekatan Single Index Model


Prosedur penyusunan portofolio dengan single index model adalah sebagai
berikut :
a. Memberi peringkat saham menggunakan Excess Return to Beta (ERB)
𝑅𝑖−𝑅𝑓
ERB = 𝛽𝑡

Keterangan :
ERB = Excess Return to Beta
Ri = return saham i
Rf = risk free return
𝛽𝑡 = risiko sistematis

b. Menentukan Cut-off Rate(C*) dan portofolio optimal

Keterangan :
σ2m = varian pasar
𝛽𝑖 = beta saham i
σ2ei = varian residual error saham

c. Menentukan proporsi optimal


𝑍𝑖 𝛽𝑖
Wi = ∑𝑍 Dimana Zi = 𝜎²𝑒𝑖 (ERBi – C*)

Keterangan :
Wi = proporsi saham – i
Zi = skala pembobotan saham – i
2
𝜎𝑒𝑖 = varian error residual saham
ERBi = excess return to beta saham – i
C* = cut off point
K = banyak anggota portofolio
𝛽𝑖 = beta saham i

C. KONSEP CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM)


Teori ini dikembangkan oleh Sherpe dan Lintner pada 1960-an. Inti dari model ini
adalah hubungan antara keuntungan yang diharapkan dan risiko yang tidaak dapat
dihindarkan dan menggunakan dasar teori portofolio.
Asumsi yang mendasari teori ini adalah sebagai berikut :
- Semua investor fokus pada satu periode kepemilikan, dan mereka berusaha memaksimalkan
utilitas yang diharapkan dari kekayaan terminal mereka dengan memilih di antara portofolio
alternatif berdasarkan ekspektasi pengembalian dan deviasi standar masing-masing
portofolio.
- Semua investor dapat meminjam atau meminjamkan jumlah yang tidak terbatas pada tingkat
bunga bebas risiko tertentu
- Semua investor mempunyai estimasi yang sama atas ekspektasi imbal hasil, varians, dan
kovarians di antara seluruh aset (yaitu, investor mempunyai ekspektasi yang homogen)
- Semua asset dapat dibagi secara sempurna dan likuid
- Tidak ada biaya transaksi
- Tidak ada pajak
- Semua investor adalah pengambil harga
- Jumlah seluruh harta diberikan dan tetap.
- Pasar berada dalam kondisi ekuilibrium dimana penawaran setiap aset sama dengan
permintaan setiap asset

Komponen-komponen Capital Assets Pricing Model :


- Risk free rate : Tingkat imbalan yang diharapkan dari suatu investasi tanpa risiko,
seperti obligasi pemerintah dengan jangka waktu yang sesuai.
- Koefisien beta : beta menggambarkan sensitivitas asset terhadap perubahan umum di
pasar. Beta yang lebih besar dari satu mengindikasi aset yang lebih stabil disbanding
pasar, begitupun sebaliknya.
- Expected market return : Tingkat imbalan yang diharapkan dari pasar secara
keseluruhan.

Rumus Capital Assets Pricing Model (CAPM) adalah sebagai berikut :


E(Ri) = Rf + ꞵi [E(Rm) – Rf)
Keterangan :
E(Ri) = Tingkat pengembalian yang diharapkan dari aset keuangan i
Rf = tingkat pengembalian bebas risiko
ꞵi = koefisien beta aset i
Rm = Tingkat pengembalian yang diharapkan dari pasar secara keseluruhan

Interpretasi dari teori Capital Assets Pricing Model (CAPM) dinyatakan sebagai berikut :
- CAPM membantu investor dalam menilai apakah suatu aset memberikan tingkat
imbalan yang cukup tinggi untuk mengompensasi risiko terkait.
- Jika tingkat imbalan yang diharapkan dari aset melebihi tingkat imbalan yang
diharapkan CAPM, maka aset tersebut dianggap menguntungkan dan layak untuk
diinvestasikan, begitupun sebaliknya.
-

Anda mungkin juga menyukai