Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan
logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi
antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914).
Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan
berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik
antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik
adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk
hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan
merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen
ekosistem harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang
(homeostatis). Perubahan terhadap salah satu komponen akan memengaruhi
komponen lainnya .Homeostatis adalah kecenderungan sistem biologi untuk
menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan.
Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya
komponen penyusunnya yaitu organisme dan populasi. Dengan demikian,
ekosistem dapat dianggap suatu cibernetik di alam. Namun manusia cenderung
mengganggu sistem pengendalian alamiah ini. Ekosistem merupakan kumpulan
dari bermacam-macam dari alam tersebut, contoh hewan, tumbuhan, lingkungan,
dan yang terakhir manusia.

1
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian energi dan konsep-konsep dasar yang berhubungan
dengan energi?
2. Bagaimana lingkungan energi?
3. Bagaimana konsep produktivitas?
4. Bagaimana rantai-rantai pangan, jaring-jaring pangan dan tingkat-
tingkat trofik?
5. Bagaimana metabolisme dan ukuran individu?
6. Bagaimana struktur trofik dan piramida ekologi

1.3. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian energi dan konsep-konsep dasar yang berhubungan
dengan energi.
2. Mengetahui lingkungan energi.
3. Mengetahui konsep produktivitas.
4. Mengetahui rantai-rantai pangan, jaring-jaring pangan dan tingkat-tingkat
trofik
5. Mengetahui metabolisme dan ukuran individu.
6. Mengetahui struktur trofik dan piramida ekologi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DINAMIKA POPULASI


Populasi merupakan kumpulan dari kelompok organisme terdiri dari
spesies tertentu dalam suatu daerah, suatu populasi terdiri dari unit-unit yang
membangun populasi. Dinamika adalah suatu kumpulan dari dua atau lebih
individu di mana perubahan individu satu dapat mempengaruhi individu
lain. Sedangkan Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu
daerah dan waktu tertentu. Contoh populasi dari komunitas sungai dapat berupa
populasi rumput, populasi ikan, populasi kepiting, popuasi kerang, populasi
sumpil, dan lain-lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa Dinamika Populasi adalah
perubahan populasi dari waktu ke waktu (McNaughton, dan Larry, 1990).

11.2 KONSEP DASAR EKOLOGI POPULASI


Suatu populasi mempunyai sifat-sifat khusus (karakteristik) yaitu
kepadatan (density), kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), penyebaran
umur, pertumbuhan populasi, penyebaran populasi dsb. Kenaikan jumlah individu
didalam populasi disebabkan karena hasil reproduksi individu, pergerakan aktif
individu dan pergerakan pasif individu.
Hasil reproduksi individu dapat meningkatkan kepadatan individu menjadi
bertambah, semakin tinggi angka reproduksi maka jumlah individu akan
meningkat. Pergerakan aktif individu sebagai contoh adanya perpindahan atau
migrasi di mana individu-individu sendiri bergerak. Sedangkan pergerakan pasif

3
merupakan perpindahan individu yang terjadi dapat melalui air, terbawa angina,
burung dan sebagainya.
Reproduksi, pergerakan aktif dan pergerakan pasif dari individu suatu
populasi dipengaruhi oleh factor-faktor lingkungan dan sifat-sifat individu sendiri.
Ruang lingkup yang dipelajari dalam ekologi populasi meliputi:
a) Sifat-sifat karakteristik (khusus) suatu populasi
b) Struktur populasi yang terdiri dari analisa pola penyebaran individu dalam
populasi dan keadaan tentang populasi seperti bermacam tipe interaksi
suatu populasi.

II.3 SIFAT-SIFAT KARAKTERISTIK (KHUSUS) POPULASI


Populasi merupakan kelompok individu dari spesies atau jenis yang sama
pada suatu tempat dan waktu tertentu, mempunyai sifat-sifat karakteristik sebagai
berikut:
1) Kepadatan populasi (Desity)
2) Kelahiran (Natality/ laju kelahiran)
3) Kematian (Mortality/ laju kematian)
4) Penyebaran umur
5) Pertumbuhan populasi
6) Penyebaran populasi
Disamping hal-hal diatas populasi juga mempunyai sifat karakteristik
genetik, adaptasi dan kemampuan reproduksi.

1) Kepadatan Populasi (Desity)


Kepadatan populasi merupakan besaran atau ukuran banyaknya individu
didalam suatu populasi yang dihubungkan dengan satuan ruang atau tempat.
Secara umum dapat dikemukakan sebagai jumlah individu individu per satuan
daerah. Pola penyebaran organisme didalam sangat berbeda beda tergantung pada
jenisnya, hal ini memungkinkan untuk membedakannya, terbagi menjadi 2 yaitu :
a) Kepadatan kotor ( Crude density ) adalah kepadtan populasi persatuan
tempat atau ruang.
b) Kepadtan ekologi ( Ecological Density ) adalah kepadatan ppulasi
persatuan ruang atau tempat yang secara nyata tersedia untuk populasi.

4
Bahwasannya secara nyata organisme didalam ini umumnya hidup
berkelompok ( clumped ) di dalam suatu grup dan jarang yang menyebar
secara teratur seragam ( uniform ).

Sebagai contohnya untuk membedakan kepadatan kotor dengan kepadatan


ekologi dari suatu populasi ikan, yang dpat dihubungkan dari waktu kewaktu.
Lihat table berikut,

Gambar 3.1 Hubungan antara kepadatan ikan dengan kedalaman air dan
waktu
Permukaan air danau akan menurun pada waktu kering dan pada waktu
musim hujan permukaan air danau akan naik, sedangkan luas area danaunya tetap.
Pada waktu musim kering jumlah ikan yang ada didalam danau berkurang yang
disebabkan karena sebagian ikan ada yang migrasi ataupun mengalami kematian.
Berarti kepadatan kotor ikan dalam danau menurun, berarti volume air danau
berkurang. Tetapi pengurangan air danau ini jauh lebih besar dari penurunan
kepadatan populasi ikan, segingga kepadatan ekologi populasi ikan menjadi
meningkat. Karena jumlah individu ikan persatuan volume air danau menjadi
bertambah.

5
Laju Pertumbuhan Kepadatan
Laju kepadatan dari suatu populasi adalah jumlah organisme atau individu
bertambah ke dalam populasi per satuan waktu. Dalam perhitungan perumusannya
dapat dituliskan sebagai berikut :
∆N = Perubahan jumlah organisme

= rata rata laju perubahan dari sejumlah organisme persatuan waktu disebut

laju pertumbuhan kepadatan atau laju kepadatan.

= rata rata laju perubahan sejumlah organisme persatuan waktu, per

organisme atau laju kepadatan dibagi dengan jumlah organisme suatu populasi
yang disebut laju pertumbuhan kepadatan spesifik atau laju kepadatan setiap
pertumbuhan kepadatan.

Beberapa Metode Untuk Mengukur Kepadatan Populasi

Metode Penghitungan Menyeluruh


Penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti
berapakah makhluk yang di pertanyakan di suatu daerah adalah menghitung
makhluk tersebut semuanya.

Metode menandai dan menangkap kembali

(indeks LINCOLN & PETERSON)

Metoda ini pada dasarnya menangkap sejumlah individu dari suatu populasi
hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap kemudian diberi tanda yang
mudah di baca, kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek.
Setelah beberapa hari ditangkap kembali dan dihitung yang bertanda yang
tertangkap. Dari dua kali hasil penangkapan dapat diduga ukuran atau besarnya
populasi (N) dengan rumus:

6
Dimana :

N = besarnya populasi total.

a =jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan pertama.

N = jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan kedua.

r =Individu yang bertanda dari penangkapan pertama yang


tertangkap kembali pada penangkapan kedua.

Pada metode pendugaan populasi yang dilakukan dengan menarik sample,


selalu ada kesalahan (Error). Untuk menghitung kesalahan metode capture-
recapture dapat dilakukan dengan cara menghitung kesalahan baku (Standart
Errror = SE nya)

Setelah diketahui SE nya dapat ditentukan selang kepercayaannya:

2) Kelahiran (Natality/ laju kelahiran)


Salah satu sifat populasi untuk bertambahnya jumlahnya merupakan
produksi individu-individu baru di dalam populasi.
Ada 2 tipe kelahiran

7
a) Kelahiran maksimum ( kelahiran fisiologi / absolut )
Yaitu produksi maksimum dari individu individu baru dalam
populasi pada kondisi yang ideal ( tidak ada factor factor lingkungan yang
membatasi reproduksi, hanya dibatasi oleh factor fisiologi individu
sendiri).
b) Kelahiran ekologi
Yaitu produksi individu individu baru didalam populasi pada
kondisi lingkungan yang ada, dimana banyak factor yang dapat membatasi
angka kelahirannya atau sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya.

Angka kelahiran manusia setelah adanya program KB merupakan


kelahiran ekologi. Laju kelahiran suatu populasi biasanya dirumuskan sebagai
berikut :

= sebagai laju kelahiran populasi, pertambahan jumlah individu individu

baru dalam populasi persatuan waktu.

= sebagai laju kelahiran per individu, pertambahan jumlah individu baru

persatuan waktu per individu.

Dimana :
N = jumlah individu baru yang ada didalam populasi
N = individu individu baru dalam populasi
T = waktu
Di dalam suatu populasi yang digunakan sebagai ukuran laju kelahiran
individu adalah merupakan angka rata rata dari individu. Pada umumnya laju
kelahiran populasi pada setiap populasi dialam akan mencapai angka tertinggi
(maksimum), jika kepadatan populasinya optimum, biasa disebut Effek. Jadi
pendugaan angka kelahiran maksimum yang terbaik jika dilakukan pada saat
kepadatan populasinya optimum.

8
3) Kematian (mortality)
Merupakan kematian individu-individu di dalam populasi sama halnya
dengan kelahiran maka ada 2 tipe kematian yaitu:
a) Kematian minimum (kematian fisiologi)
Kematian individu dalam kondisi lingkungan yang ideal tidak ada
factor pembatas yang mempercepat kematian. Kematian ini disebabkan
semata mata karena factor fisiologi, angka kematian ini akan konstan bagi
suatu populasi. Pada keadaan ideal sebagian besar individu di dalam
populasi dapat mencapai “umur tua” sebagai umur fisiologi.
b) Kematian ekologi ( kematian yang nyata )
Kematian yang banyak dipengaruhi oleh factor pembatas seperti
kondisi lingkungan. Angka kematian ini selalu berubah ubah bagi suatu
populasi. Individu individu didalam populasi hanya mencapai “umur
ekologi”. Dirumuskan dalam :

= laju kematian populasi , mempunyai nilai negative karena

merupakan kebalikandari angka kelahiran.

Nisbah antara angka kelahiran dan kematian disebut “Vital indeks” yang

dapat dirumuskan dalam bentuk persen (%) : Vital indeks = x

100 %

Table kehidupan

4) Penyebaran umur populasi


Penyebaran umur penting bagi populasi karena di pengaruhi oleh angka
kelahiran dan kematian. Nisbah umur di dalam populasi menentukan status
reproduksi yang sedang berlangsung dalam populasi dan dapat digunakan untuk
meramal kepadatan populasi dimasa mendatang. Populasi yang sedang
berkembang cepat biasanya didominasi oleh individu individu muda. Sedangkan

9
populasi yang stationer ( kelompok umur merata ) sebagian besar terdiri dari
individu individu berumur tua. Populasi mempunyai kecendrungan untuk
mengarah kepada penyebaran umur yang mantap atau normal. Jika keadaan
normal ini sudah terpenuhi dan stabil, suatu saat mendapat gangguan yang luar
biasa, maka akan mengakibatkan perubahan perubahan terhadap angka kelahiran
dan kematian.
Menurut Odum ( 1984 ) terdapat 3 ( tiga ) fase umur ekologi, yaitu :
• Fase sebelum reproduksi ( pre reproduktif )
• Fase reproduksi ( reproduksi )
• Fase setelah reproduksi ( post reproduksi )
Lamanya setiap fase umur tersebut relative bervariasi tergantung kepada
jenis organisme. Sebagai contoh manusia yang hidup pada masa modern ini, lama
setiap fase umur tersebut relative sama, yaitu masing masing fase ± sepertiga ( ⅓ )
dari umur hidupnya. Sedangkan manusia yang primitive ( purbakala ), fase setelah
reproduksi jauh lebih pendek dari fase fase umur lainnya.
Didalam Odum ( 1984 ) mengatakan bahwa secara alami suatu populasi
cenderung untuk mengembangkan penyebaran umur yang mantap. Kalau
gangguan terjadi perubahan – perubahan sementara dan akan kembali pada
keadaan yang semula. Untuk memudahkan dalam menggambarkan umur didalam
suatu populasi adalah dengan menyusun data dalam bentuk piramida. Suatu model
yang menggambarkan perbandingan geometri dari perbedaan kelompok umur
didalam suatu populasi organisme disebut Piramida Umur.
Ada 3 (tiga) tipe piramida umur, yaitu/:
a) Piramida dengan dasar lebar (bentuk segitiga)
Menunjukan persentase tinggi dari individu-individu muda dalam
populasi. Didalam populasi di mana kelompok umur individu muda tinggi
biasanya laju kelahiran tinggi dan dapat saja pertumbuhan populasi
eksponensial.
b) Piramida bentuk genta (lonceng)
Menunjukan proporsi yang seimbang dari individu-individu muda sampai
tua. Selanjutnya laju pertumbuhan populasi konstan dan stabil. Fase
kelompok umur sebelum reproduksi menjadi seimbang berbeda sedikit

10
saja dan kelompok umur setelah reproduksi menjadi kecil. Selanjutnya
piramida umur populasi memberikan struktur bentuk genta atau lonceng.
c) Piramida bentuk kendi (pasu, jambangan)
Menunjukan persentasi yang rendah untuk individu-individu muda dan
proporsi besar pada fase setelah reproduksi. Hal ini dapat terjadi kalau
laju kelahiran secara drastic dikurangi (diturunkan) maka jumlah individu
sebelum reproduksi menjadi kecil dan lebih rendah dari kelompok
reproduksi dan setelah reproduksi. Hal ini akan memberikan piramida
umur bentuk kendi. Biasanya populasi yang demikian sedang menuju
kepunahan.

Gambar tipe-tipe piramida umur populasi

5) Pertumbuhan populasi
Suatu populasi akan mengalami pertumbuhan, apabila laju kelahiran di
dalam populasi itu lebih besar dar laju kematian, dengan mengasumsikan bahwa
laju emigrasi.
Dikenal dua macam bentuk pertumbuhan populasi, yakni bentuk
pertumbuhan eksponensial ( dengan bentuk kurva J) dan bentuk pertumbuhan
sigmoid (dengan bentuk kurva S)

11
1) Pertumbuhan Eksponensial
Pertumbuhan populasi bentuk eksponensial ini terjadi bilamana
populasi ada dalam sesuatu lingkungan ideal baik, yaitu ketersediaan makanan,
ruang dan kondisi lingkungan lainnya tidak beroperasi membatasi, tanpa ada
persaingan dan lain sebagainya. Pada pertumbuhan populasi yang demikian
kerapatan bertambah dengan cepat secara eksponensial dan kemudian berhenti
mendadak saat berbagai faktor pembatas mulai berlaku mendadak.
2) Pertumbuhan Sigmoid / logistik
Pada pertumbuhan populasi yang berbentuk sigmoid ini, populasi mula-
mula meningkat sangat lambat (fase akselerasi positif). Kemudian makin capat
sehingga mencapai laju peningkatan secara logaritmik (fase logaritmik),
namun segera menurun lagi secara perlahan dengan makin meningkatnya
pertahanan lingkungan, misalnya yang berupa persaingan intra spesies (fase
akselerasi negatif) sehingga akhirnya mencapai suatu tingkat yang kurang lebih
seimbang (fase keseimbangan). Tingkat populasi yang merupakan asimptot
atas dari kurva sigmod, yang menandakan bahwa populasi tidak dapat
meningkat lagi di sebut daya dukung (K= suatu konstanta). Jadi daya dukung
suatu habitat adalah tingkat kelimpahan populasi maksimal (kerapatan jumlah
atau biomasa) yang kelulus hidupannya dapat di dukung oleh habitat tersebut.

Faktor pembatas pertumbuhan populasi :


• Tergantung kepadatan : makanan dan ruangan
• Tidak tergantung kepadatan :iklim dan bencana alam
• Faktor pembatas menyebabkan spesies menerapkan strategi untuk bertahan
hidup.

6) Penyebaran populasi
Merupakan pergerakan individu individu kedalam atau keluar dari
populasi. Penyebaran populasi ini disebabkan karena dorongan untuk mencari
makanan, menghindari diri dari para predator, pengaruh iklim, ketersediaan air,
dapat terbawa 12nvert, mencari tempat yang lebih layak, kebiasaan kawin atau
pengaruh seksual dan factor fisik lainnya. Penyebaran populasi dapat terbagi
menjadi 3 pola, yaitu :

12
a. Emigrasi
Suatu pergerakan individu keluar tempat dari tempat / daerah
populasinya ke tempat yang lainnya dan individu tersebut tinggal secara
permanen di tempat yang baru.
b. Imigrasi
Suatu pergerakan individu populasi ke dalam suatu daerah populasi
dan individu tersebut meninggalkan daerah populasinya, selanjutnya
tinggal ditempat baru.
c. Migrasi
Pergerakan dua arah, ke luar dan masuk populasi atau populasi
pergi dan dating secara periodic selama kondisi lingkungan tidak
menguntungkan. Maka, individu individu suatu populasi akan berpindah
tempat, sedangkan jika sudah menguntungkan akan kembali ketempat asal.
Migrasi ini dapat terjadi secara musiman atau tahunan.

Sebagai contohnya, Saat pertama ikan mempunyai kemampuan


bereproduksi (kematangan seksual ) dipengaruhi oleh beberapa 13nvert. Terdapat
perbedaan antara masing-masing spesies pada umur dan ukuran yang sama.
Secara umum dapat dikatakan bahwa ikan-ikan yang mempunyai ukuran
maksimum kecil dan jangka waktu hidup yang pendek akan mencapai
kedewasaan pada umur yang lebih muda daripada ikan yang mempunyai ukuran
maksimum lebih besar (Odum dan Howard, 1992).
Umur merupakan salah satu penduga terbaik dalam menentukan tingkat
pertumbuhan 13nverteb pada ikan, walaupun pertumbuhan sebenarnya sangat
dipengruhi oleh 13nvert-faktor lingkungan(Odum dan Howard, 1992).
Selanjutnya Odum dan Howard (1992).menjelaskan tanda tahunan pada
tubuh ikan tercatat pada sisik, tulang oprculum, duri sirip punggung atau dada,
tulang punggung otolith (batu telinga). Hoffbaur (Odum dan Howard, 1992)
menyatakan perubahan jumlah individu dalam populasi dari suatu spesies ikan
dapat berubah – ubah dari waktu ke waktu. Terjadinya perubahan itu dipengaruhi
oleh keberhasilan atau kegagalan produksi selanjutnya dapat mempengaruhi
rekuitment ke dalam populasi ikan yang telah ada. Selain itu juga dipengaruhi

13
oleh angka mortalitas yang terjadi. Angka mortalitas agak sukar untuk ditetapkan
karena banyak factor yang mempengaruhi (Odum dan Howard, 1992).
Bailey,.k.m. And e.d. Honde. (1989) menyatakan bahwa penyebab
kematian indivu ikan secara masal yang berada di suatu habitat tertentu adalah
predasi, penyakit, pencemaran, pemusnahan secara fisik oleh mesin atau manusia
dan gejala alam. Sedangkan penyebab kematian yang pengaruhnya tidak langsung
kepada individu antara lain makanan, kondisi lingkungan yang kurang
menyenangkan, beberapa jenis 14nverteb dan tekanan 14nvert.
Menurut Suin (1989) kematian individu ikan di dalam populasi pada
habitat tertentu dapat terjadi mulai dari telur ikan yang baru dilepas ke perairan
atau yang telah dibuahi, di masa larva, ikan dewasa dan ikan yang tua siap untuk
mati secara alami.
Menurut Sudarsono (1978) menyatakan bahwa mengelompoknya individu
dalam suatu populasi disebabkan oleh respon terhadap lokasi yang berbeda, cuaca
dan hasil dari proses reproduksi. Selanjutnya (Suin,1989) menyatakan penyebaran
fauna umumnya terjadi secara mendatar tergantung pada jaraknya dari perairan
utama (laut) serta adaptasi fauna terhadap perubahan lingkungan.

II.4 STRUKTUR INDIVIDU DI DALAM POPULASI


Individu-individu di dalam populasi menyebar di dalam tiga pola yaitu:
1) Acak (random)
2) Teratur/ seragam (uniform), lebih teratur daripada yang acak.
3) Berkelompok (clumped), tidak acak dan menggerombol.

Gambar : pola penyebaran individu di dalam populasi

14
Di alam penyebaran secara acak jarang terjadi, penyebaran secara acak
akan terjadi jika lingkungan populasinya atau keadaan lingkungan populasinya
atau keadaan lingkungan homogen.
Penyebaran individu di dalam populasi teratur (uniform) terjadi bilamana
dalam persaingan yang keras diantara individu-individu dalam populasi, sehingga
timbul kompetisi (pertentangan) yang positif, yang mendorong pembagian ruang
hidup yang sama.
Penyebaran individu di dalam populasi menggerombol (clumped) hal ini
yang umum terjadi di alam. Individu-individu menunjukkan derajat
pengelompokan karena adanya factor-faktor lingkungan.
Penyebaran individu di dalam populasi, merupakan salah satu aspek
pengaturan ruangan bagi individu di dalam populasi sebagai contoh hewan
invertebrata, penyebaran individunya akan lebih teratur (uniform) sedangkan
tumbuhan pada umumnya akan menyebar secara berkelompok (clumbed) adanya
factor-faktor lingkungan yang membatasi pertumbuhan akan menimbulkan
penyebaran tumbuhan sesuai dengan keadaan lingkungan.

II.5. BENTUK-BENTUK INTERAKSI POPULASI


Interaksi populasi merupakan hubungan antara individu di dalam populasi
ataupun antara individu populasi lainnya.
1) Netralisme
Tidak ada pengaruh individu suatu jenis terhadap individu lainnya,
netralisme ini bukan interaksi tetapi lebih tepat digolongkan ke dalam
asosiasi saja.
2) Persaingan
Interaksi antara dua individu atau lebih yang masing-masing individu
saling bersaing untuk dapat mempertahankan hidupnya. Berdasarkan
kepada jenis individu yang bersaing, tipe persaingan ini dapat dibedakan
menjadi:
a. Persaingan interspesifik, jika individu yang bersaing dari jenis-jenis
yang berbeda, atau individu dari satu jenis populasi dengan populasi
lainnya.

15
b. Persaingan intraspesifik, jika individu yang bersaing dari jenis-jenis
yang sama, atau individu-individu di dalam satu jenis populasi.
3) Amensalisme
Menunjukan adanya hubungan-hubungan antara individu populasi kesatu
merasa dirugikan (tetapi sesaat), tetapi organisme populasi lain tidak
dirugikan (netral). Amensalisme merupakan persaingan dalam bentuk-
bentuk yang lemah.
4) Parasitisme
Merupakan proses interaksi antara dua jenis populasi dimana satu jenis
mendapat keuntungan, dalam hal ini disebut parasite sedangkan yang
kedua menderita kerugian disebut inang (host).
5) Pemangsaan
Termasuk interaksi populasi yang antagonis yaitu interaksi antara 2
organisme di mana jenis populasi yang satu memakan yang lain. Populasi
pemangsa disebut pemangsa (predator), populasi yang dimangsa disebut
mangsa (prey).
6) Komensalisme
Interaksi antara individu yang memberikan keuntungan kepada salah satu
individu jenis populasi, sementara yang lain tidak memperoleh keuntungan
apa-apa (netral). Merupakan hubungan positif yang mendasari
protokoperasi.
7) Protokoperasi
Kedua jenis individu populasi yang berinteraksi mendapat keuntungan
tetapi bukan merupakan keharusan bagi ke 2 populasi untuk selalu saling
berhubungan agar dapat hidup. Kalau pada mutualisme sebagai suatu
keharusan.
8) Mutualisme
Memberikan keuntungan kepada masing-masing jenis yang berinteraksi
dan merupakan keharusan untuk hidup jenis tersebut. Jika dipisahkan jenis
tersebut akan rugi.

16
BAB III
PENUTUP

III.1. KESIMPULAN
Dinamika populasi adalah pengetahuan yang mempelajari pertumbuhan
populasi organisme. Populasi adalah individu-individu yang hidup disuatu tempat
tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga dapat
mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok.
Ada dua ciri dasar populasi, yaitu :ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri
yang dipunyai oleh individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri
statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu-
individu yang berinteraksi satu dengan lainnya
Ukuran populasi menyatakan banyaknya individu anggota populasi di
suatu daerah tertentu. Jika daerah penyebaran populasi luas sehingga pengukuran
populasi secara menyeluruh sulit di lakukan, besarnya ukuran populasi yang di
gunakan adalah kepadatan populasi, yang menyatakan individu persatuan luas
tertentu. Ukuran dan kepadatan populasi dapat di ukur dengan metode sensus,
sampling atau pengukuran nisbi. Populasi dapat tumbuh cepat atau lambat.
Kecepatan pertumbuhan populasi di tentukan dengan perbedaan angka kelahiran
dan angka kematian. Kecepatan pertumbuhan populasi itu di pengaruhi oleh
jumlah kematian sebelum mencapai umur reproduktif, dan ketahanan hidup pada
umur tertentu.

17
III.2. SARAN
Makalah yang kami buat belum sempurna sesuai yang diharapkan. Untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak atau pembaca demi
perbaikan di masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

18
MAKALAH DINAMIKA POPULASI

DOSEN PEMBIMBING

DISUSUN OLEH :

19
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Alloh Swt. Yang


telah memberikan banyak nikmatnya kepada kami. Sehingga kami mampu
menyelesaikan Makalah Dinamika Populasi ini sesuai dengan waktu yang kami
rencanakan. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi salah satu syarat
penilaian mata kuliah dasar-dasar ekologi.

Kami sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan. Begitu
pula dalam penyusunan makalah ini, yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangannya.

Kami ucapkan terima kasih kepada ................... sebagai pengajar mata


kuliah dasar-dasar ekologi yang telah membimbing kami. Tidak lupa pula kepada
rekan – rekan yang telah ikut berpartisipasi. Sehingga makalah ini selesai tepat
pada waktunya.

20
Penyusun

DAFTAR ISI
i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
I.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
I.3. Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
II.1. Pengertian Dinamika Populasi
II.2. Konsep Dasar Ekologi Populasi
II.3. Sifat-Sifat Karakteristik (Khusus) Populasi
Kepadatan populasi
Kelahiran
Kematian
Penyebaran umur
Pertumbuhan populasi
Penyebaran populasi

21
II.4. Struktur Individu Didalam Populasi
II.5. Bentuk-Bentuk Interaksi Populasi
......................................................................................................
BAB III PENUTUP
III.1. Kesimpulan ..........................................................................................
III.2. Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................

ii

22

Anda mungkin juga menyukai