Anda di halaman 1dari 31

TUGAS TERSTRUKTUR DOSENPENGAMPU

MATERI PAI SMP DAN SMA/SMK MUHDI, S.Ag, M.Ag

MATERI PAI ASPEK AL-QUR’AN HADITS DI KELAS 9 SMP


OLEH:
KELOMPOK 3

MUHAMMAD AINUL YAQIN 210101010871


MULYANTI 210101010121
NOR AFIFAH AZELINA 210101010122

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMSIN
TAHUN 2023M/1444H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh


Puji dan syukur selalu kita dipanjatkan kehadirat Allah swt yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayahnya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Materi PAI Aspek Al-
Qur’an Hadis di Kelas 9”. Tidak lupa sholawat serta salam kita curahkan
kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw beserta kerabat,
sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
Terimakasih kepada bapak Muhdi S. Ag., M. Ag selaku dosen
pengampu mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam Indonesia yang telah
memberikan bimbingan dan masukan terhadap pembuatan makalah ini.
Terimakasih juga kepada temanteman dan semua pihak yang ikut
berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini mungkin masih terdapat kekurangan
baik dari segi bahasa, tulisan, dan sebagainya. Oleh karena itu diharapkan
adanya kritik dan saran dari para pembaca agar ada perbaikan dan
pengembangan makalah ini kedepannya.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan, menjadi ilmu
yang bermanfaat serta mendapat keberkahan dari Allah swt. Mohon maaf
apabila ada kesalahan, manusia adalah tempatnya salah dan khilaf dan
sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah swt.
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Banjarmasin, Maret 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan ....................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Isi Buku............................................................. 3


B. Materi PAI Aspek Al-Qur’an Hadis di Kelas 9 SMP ...................... 5
C. Analisis Terhadap Materi PAI Aspek Qur’an Hadis Di Kelas 9
SMP............................................................................................... 18
D. Pengembangan Terhadap Materi PAI Aspek Qur’an Hadis Di
Kelas 9 SMP .................................................................................. 19

BAB III PENUTUP

A. Simpulan........................................................................................ 27
B. Saran.............................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 28

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an Hadits merupakan bagian dari Pendidikan Agama Islam
(PAI) yang ikut memberikan sumbangan bagi tercapainya tujuan
pendidikan nasional. Tugas pendidik tidak hanya menuangkan sejumlah
informasi ke dalam benak siswa, tetapi mengusahakan bagaimana agar
teori yang diterima siswa mampu diterapkan dalam kehidupan nyata.
Hampir semua pokok bahasan PAI di sekolah memuat ayat-ayat Al-
Qur’an. Tetapi kenyataannya ada beberapa siswa yang mengalami
kesulitan dalam membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, kurang bisa
menerapkan tajwid dalam bacaan dari ayat Al-Qur’an.
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa peserta didik adalah
individu yang unik, yang mempunyai kesiapan dan kemampuan fisik,
psikis serta intelektual yang berbeda satu sama lainnya.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana gambaran umum isi buku Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti Kelas IX SMP?
b. Apa saja yang termasuk kedalam aspek Qur’an Hadis dsri buku
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas IX SMP?
c. Bagaimana analisis buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas IX SMP aspek Qur’an Hadis?
d. Bagaimana pengembangan materi Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti kelas IX SMP aspek Qur’an Hadis?
C. Tujuan Pembahasan
a. Untuk mengetahui gambaran umum isi buku Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti Kelas IX SMP
b. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk kedalam aspek Qur’an
Hadis dsri buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas IX
SMP

1
c. Untuk mengetahui analisis buku Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti Kelas IX SMP aspek Qur’an Hadis
d. Untuk mengetahui pengembangan materi Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti kelas IX SMP aspek Qur’an Hadis

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Isi Buku


Berikutidentitasbuku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
SMP Kelas 9, yaitu :

Judul Buku : Ilmu Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Jenjang Pendidikan : SMP Kelas 9
Penerbit : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kemendikbud
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2018
Jumlah Halaman : 300
Ilustrasi/Ukuran : 25 cm
Jenis Huruf : Myriad Pro
Ukuran : 11 pt
Cetakan : CetakkanKedua, 2018
ISBN 978-602-282-266-0 (jilidlengkap)
ISBN 978-602-282-269-1 (jilid 3)
Penulis : Muhammad Ahsan dan Sumiyati
Penelaah : Imam Makruf, Yusuf A. Hasan, dan Muh. Saerozi
Pe-review : Reksiana

3
Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan
Pemerintahdalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini
disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal
penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang
senantiasa diperbaiki, diperbarui, dan dimutakhirkan sesuai dengan
dinamika kebutuhan dan perubahan zaman.
Buku ini adalah bukuPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
yang diorientasikan pada pembentukan akhlak yang mulia, penuh kasih
sayang, kepada segenap unsur alam semesta. Hal tersebut selaras dengan
Kurikulum 2013 yang dirancang untuk mengembangkan kompetensi yang
utuh antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Selain itu, siswa tidak
hanya diharapkan bertambah pengetahuan dan wawasannya, tapi juga
meningkat kecakapan dan keterampilannya serta semakin mulia karakter
dan kepribadiannya atau yang berbudi pekerti luhur.
Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas IX ini
ditulis dengan semangat itu. Pembelajarannya dibagi ke dalam beberapa
kegiatan keagamaan yang harus dilakukan siswa dalam usaha memahami
pengetahuan agamanya dan mengaktualisasikannya dalam tindakan nyata
dan sikap keseharian yang sesuai dengan tuntunan agamanya, baik dalam
bentuk ibadah ritual maupun ibadah sosial.
 Bab 1 Meyakini Hari Akhir, MengakhiriKebiasaanBuruk
 Bab 2 Jujur dan MenepatiJanji
 Bab 3 Menuai Keberkahan dengan Rasa Hormat dan Taat kepada Orang Tua dan
Guru
 Bab 4 Zakat Fitrah dan Zakat Mal
 Bab 5 Dahsyatnya Persatuan Dalam Ibadah Haji dan Umrah
 Bab 6 Kehadiran Islam MendamaikanBumi Nusantara
 Bab 7 Meraih Kesuksesan dengan Optimis, Ikhtiar, dan Tawakal
 Bab 8 Beriman Kepada Qada dan Qadar Berbuah Ketenangan Hati
 Bab 9 MengasahPribadi yang Ungguldengan Tata Krama, Santun, Dan Malu
 Bab 10 MenyayangiBinatangdalamSyariatPenyembelihan

4
 Bab 11 Akikah dan KurbanMenumbuhkanKepedulianUmat
 Bab 12 Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara
 Bab 13 Menyuburkan Kebersamaan dengan Toleransi dan Menghargai Perbedaan
Selanjutnya, di dalam makalah ini akan disajikan secara ringkas materi
dari beberapa bab di dalam buku tersebut yang berkaitan dengan materi
pendidikan Agama Islam (PAI) untuk Siswa SMP/ Sederajat pada aspek Al-
Qur’an Hadits.
B. Materi PAI Aspek Al-Qur’an Hadits di kelas 9 SMP
a. MeraihKesuksesandenganOptimis, Ikhtiar, dan Tawakal (Bab 7)
1. Ayat-ayat Al-Qur’an tentangOptimis, Ikhtiar, dan Tawakal
 Al-Qur’an Surah Az-Zumarayat 53
ٰۤ
ِ ٰ ‫ِي الَّ ِذيْنَ اَس َْرفُ ْوا َع ٰلى اَ ْنفُ ِس ِه ْم ََل تَ ْقنَطُ ْوا ِم ْن َّر ْح َم ِة‬
ۗ ‫ّللا‬ َ ‫قُ ْل ٰي ِعبَا د‬
‫ّللا يَ ْغ ِف ُر‬
َ ٰ ‫ا َِّن‬
َّ ‫ب َج ِم ْيعًا ۗ اِنَّهۗ ه َُو ْالغَفُ ْو ُر‬
‫الر ِح ْي ُم‬ َ ‫الذُّنُ ْو‬
 Al-Qur’an Surah An-Najmayat 39-42
)40( ‫ف يُ ٰرى‬
َ ‫س ْو‬
َ ۗ‫س ْعيَه‬ َ ‫سانِا ََِّل َما‬
َ ‫) َواَ َّن‬39( ‫سعٰى‬ َ ‫ْل ْن‬ َ ‫َواَ ْنلَّ ْي‬
ِ ْ ‫س ِل‬
َ ‫) َواَنَّا ِٰل‬41( ‫ث ُ َّميُ ْج ٰزه ُْال َجزَ ا َء ْاَلَ ْو ٰفى‬
)42( ‫ىربِ َك ْال ُم ْنتَهٰ ى‬
 Al-Qur’an Surah Ali-Imran Ayat 159
ِ ‫ظ ْال َق ْل‬
‫ب ََل‬ ًّ ‫ّللا ِل ْنتَ لَ ُه ْم ۗ َو َل ْو ُك ْنتَ َف‬
َ ‫ظا َغ ِل ْي‬ ِ ٰ َ‫فَ ِب َما َر ْح َم ٍة ِمن‬
‫ْف َع ْن ُه ْم َوا ْستَ ْغ ِف ْر لَ ُه ْم َوشَا ِو ْرهُ ْم ِفى‬
ُ ‫ْنفَض ُّْوا ِم ْن َح ْولِكَ ۗ فَا ع‬
َ ٰ ‫ّللاِ ۗ ا َِّن‬
ُّ‫ّللا يُ ِحب‬ َْ
ٰ ‫اَل ْم ِر ۗ فَ ِا ذَا َعزَ ْمتَ فَتَ َو َّك ْل َع َلى‬
َ‫ْال ُمتَ َو ِك ِليْن‬
2. Hukum Bacaan Qalqalah
Qalqalah berarti memantul/membalik. Dengan demikian bacaan qalqalah
adalah bacaan lafas dalam al-Qur'an yang memantul/membalik. Qalqalah
dibagi dua, yaitu :

5
 QalqalahSugra (kecil)
Suatu lafaz dibaca qalqalah sugra apabila di dalamnya terdapat
huruf qalqalah yang berharakat sukun. Adapun huruf qalqalahada 5,
yaitu‫ق‬،‫ط‬،‫د‬،‫ج‬،‫ب‬
 Qalqalah kubra (besar)
Suatu lafaz dibaca qalqalah qubra apabila didalamnya terdapat
huruf qalqalah yang berharakat hidup tetapi diwaqafkan (berhenti)
sehingga huruf qalqalah terebut dibaca sukun. Dibanding qalqalah sugra,
cara membaca qalqalah qubra memantulnya lebih kuat atau mantap.
Contoh qalqalah kubra :
3. Terjemah Ayat-ayattentangOptimis, Ikhtiar, dan Tawakal
 Terjemahperkata (Mufradad) Surah Az-Zumar Ayat 53

 Terjemah Ayat Surah Az-Zumar Ayat 53


"Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap
diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosasemuanya. Sungguh, Dialah
Yang MahaPengampun, MahaPenyayang."(53)

6
 Terjemah perkata (Mufradad)An-Najm Ayat 39-42

 Terjemah Ayat Surah An-Najm Ayat 39-42


Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya (39)
dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya) (40)
"kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling
sempurna (41) dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya
(segala sesuatu) (42)

7
 Terjemahperkata (Mufradad) Surah Ali- Imran Ayat 159

 Terjemah Ayat Surah Ali- Imran Ayat 159


Maka berkata rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah
mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawaralah
dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah

8
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah
mencintai orang yang bertawakal (159)
4. Memahami Kandungan Q.S. Az-Zumar/39:53, Q.S. An-Najm/53:39-42
dan Q.S. Ali-Imran/3:159
a. Q.S. Az-Zumar/39:53
Di dalam ayat ini, Allah Swt. menyeru hamba-hamba-Nya yang
melampaui batas agar tidak berputus asa dari rahmat Allah Swt. Perbuatan
yang melampaui batas artinya adalah perbuatan dosa, perbuatan yang
melanggar hukum-hukum Allah Swt. Hukum dan ketentuan Allah sudah
tertulis di dalam al-Qur’an dan al-Hadis. Jadi, setiap perbuatan yang
bertentangan dengan al-Qur’an dan al-Hadis adalah perbuatan melampaui
batas atau perbuatan dosa. Dosa kecil ataupun dosa besar yang pernah
dilakukan seseorang harus segera dimintakan ampunan (maghfirah)
kepadaAllah Swt. Allah Swt. memiliki sifat Maha Pengampun dan Maha
Penyayang.
Allah Swt. akan mengampunisemua dosa asalkan hamba-Nya mau
bertobat. Artinya memohon ampunan kepada Allah Swt. Tobat juga
mengandung pengertian menyesali perbuatan dosa dan berjanji tidak akan
mengulangi lagi, serta mengikutinya dengan kebajikan. Tobat yang
demikian disebut tobat nasuha (tobat yang sebenar-benarnya).
Allah Swttelah mengajarkan kepada kita untuk senantiasa
beristighfar. Mengapa demikian? Karena bisa jadi kita ini melakukan dosa
yang tidak disengaja, baik kepada sesama manusia maupun kepada Allah
Swt. Dosa kepada Allah Swt. bisa diampuni dengan cara membaca kalimat
istighfar. Namun, dosa kepada sesama manusia tidak cukup hanya dengan
membaca istighfar. Di samping istighfar, harus ada permintaan maaf
kepada orang yang bersangkutan.
Berputus asa dari rahmat Allah Swt. termasuk sikap tercela.
Sebagai seorang mukmin, kita harus selalu optimis akan mendapat rahmat
Allah Swt. Rahmat Allah Swt. akan diberikan kepada mereka yang
bersungguh-sungguh mendekatkan diri kepada-Nya. Setiap manusia pasti

9
pernah melakukan dosa dan salah, kecuali para nabi dan rasul. Dosa dan
kesalahan tersebut jangan sampai membuat kita putus asa dari rahmat
Allah Swt.
Setan akan selalu menggoda orang beriman supaya terjerumus ke
dalam dosa.Setelahterjerumuskedalamdosa,setanakanmenanamkan sifat
putus asa dalam diri manusia. Orang-orang yang berdosa akan merasa hina
di hadapan sesama manusia dan di hadapan Allah. Kemudian, ia akan larut
dalam kesedihan. Setelah larut dalam kesedihan, setan akan membisikkan
ke dalam hati manusia bahwa Allah Swt. tidak mungkin memberi
ampunan karena dosa-dosanya sangat besar. Pada akhirnya, manusia akan
putus asa dari rahmat Allah. Mari kita perhatikan firman Allah Swt. dalam
Q.S. Yusuf/12 ayat 87 berikut ini:

َّ ‫ح‬
ِ‫ٱَّلل‬ ۟ ُ ‫ف َوأَ ِخي ِه َو ََل تَ ۟ايْـ‬ ۟ ‫س‬ ۟ ُ‫ى ٱ ْذ َهب‬
َّ ‫وا فَتَ َح‬ َّ ِ‫ٰيَبَن‬
ِ ‫سوا ِمن َّر ْو‬ َٔ َ ‫س‬ ُ ‫وا ِمن يُو‬ ُ ‫س‬
َ‫ٱَّلل إِ ََّل ْٱلقَ ْو ُم ْٱل ٰ َك ِف ُرون‬
ِ َّ ِ‫س ِمن َّر ْوح‬ ُ َٔ‫إِنَّ ۥهُ ََل يَ ۟ايْـ‬
Artinya:“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-
orang yang kafir.”
Q.S. Yusuf /12:87 di atas juga menegaskan larangan berputus asa
dari rahmat Allah. Oleh karena itu, kita harus memiliki sifat optimis dalam
menghadapi hidup ini. Setiap orang pasti pernah mengalami
kesulitanhidup. Kesulitan tersebut bukan untuk ditakuti tetapi untuk
dicarikan solusi terbaik. Jika sifat optimis ini sudah tertanam dalam diri
kita, maka kesuksesan hidup akan mudah diraih.
b. Q.S. An-Najm/53:39-42
Melalui ayat ini, Allah Swt. berjanji akan memberi balasan
sempurna kepada orang yang mau berusaha keras. Setiap usaha atau
ikhtiar untuk memenuhi kebutuhan hidup hendaknya diawali dengan niat
karena Allah Swt. semata. Seorang pedagang menjajakan dagangannya di
pasar dengan penuh harap akan mendapatkan rezeki banyak. Petani
mencangkul di sawah berharap hasil panennya melimpah. Tukang becak

10
mengayuh becaknya sekuat tenaga untuk mengantarkan penumpang
menuju tujuan. Karyawan bekerja di kantor agar pekerjaannya segera
selesai. Pedagang, petani, tukang becak, karyawan atau profesi lainnya,
bekerja sesuai keahliannyamasing-masing. Mereka bekerja keras mencari
nafkah, tanpa mau berpangku tangan. Mereka enggan dikasihani dan tidak
mau menjadi beban orang lain. Sungguh, mereka adalah orang-orang
mulia karena telah bekerja keras menafkahi keluarga dengan cara halal.
Allah Swt. akan mengaruniakan pahala berlipat ganda kepada
mereka. Pahala tersebut akan menjadi bekal meraih kebahagiaan di
akhirat. Amal saleh yang telah mereka lakukan akan dibalas dengan surga.
Surga merupakan balasan sempurna dari Allah Swt. bagi hamba-hamba-
Nya yang saleh.
Untuk meraih surga, seorang hamba perlu ikhtiar sekuat tenaga. Di
antaranya melaksanakan perintah Allah Swt. dan menjauhi laranganNya.
Salat, zakat, puasa, dan ibadah lainnya juga merupakan sarana meraih
surga. Ibadah-ibadah tersebut harus dikerjakan dengan penuh ikhlas dan
sungguh-sungguh. Bagi hamba yang beribadah sekadarnya saja, dia akan
dibalas oleh Allah Swt. sesuai usahanya itu. Demikian pula dalam urusan
duniawi, setiap manusia akan mendapatkan sesuai hasil usahanya.
Manusia harus bekerja keras agar hidup berkecukupan. Jika ingin meraih
juara, ia harus rajin belajar, berlatih, dan berdoa. Jika ingin menang dalam
pertandingan olahraga, ia harus latihan keras dan disiplin.
Demikian pula kamu, jika ingin meraih cita-cita, kamu harus
berikhtiar sekuat tenaga dan berdoa kepada Allah Swt. Segala usaha kamu
dalam meraih cita-cita akan bernilai ibadah jika niatnya lurus karena Allah
Swt. Dengan ikhtiar sekuat tenaga dan niat yang benar, serta berdoa
kepada Allah Swt., kesuksesan hidup akan mudah dicapai.
c. Q.S. Ali-Imran/3:159
Ayat ini mengandung pesanpesan mulia bagi umat Nabi
Muhammad saw. Melalui ayat ini Allah Swt. menyatakan bahwa
Rasulullah saw. memiliki kepribadian yang lemah lembut, santun, dan

11
berbudi pekerti luhur. Akhlak mulia Rasulullah saw. tersebut
merupakan rahmat dari Allah Swt. Rahmat Allah Swt. merupakan
karunia sangat berharga bagi kehidupan seorang manusia. Kita harus
berusaha dan berdoa supaya mendapat rahmat dari Allah Swt. Usaha-
usaha untuk mendapatkan rahmat Allah Swt. diantaranya dengan
selalu mendekatkan diri kepada-Nya, melaksanakan semua perintah
dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Rasulullah saw. tidak bersikap keras dan tidak berhati kasar kepada
orang-orang di sekeliling-nya. Jika Rasulullah saw. bersikap keras dan
berhati kasar tentu orang-orang di sekeliling-nya akan menjauhkan
diri. Pada dasarnya, setiap orang ingin diperlakukan lemah lembut dan
dihargai pendapatnya. Sikap keras dan kasar kepada orang lain hanya
akan menyemai permusuhan. Padahal, Islam mengajarkan kasih
sayang kepada sesama. Sikap santun, dan lemah lembut seperti ini
harus ditunjukkan dalam pergaulan sehari-hari. Akhlak mulia seperti
ini akan menarik simpati orang lain sehingga mereka makin dekat dan
akrab dengan kita.
Melalui ayat ini, Allah Swt. memerintahkan Rasulullah saw. untuk
memaafkan dan memohonkan ampun atas dosa dan kesalahan orang
lain, terutama sahabat-sahabat Rasulullah saw. Demikian pula dengan
kita, sebelum seseorang meminta maaf kepada kita, hendaknya kita
memberi maaf terlebih dahulu. Dengan saling memaafkan, hidup
menjadi tenang, harmonis dan tercipta kerukunan. Lebih dari itu, ayat
ini juga memerintahkan untuk mendoakan orang lain agar mendapat
ampunan dari Allah Swt. Berdoa kepada Allah Swt. merupakan inti
ibadah dalam Islam. Melalui doa, kita meminta segala sesuatu kepada
Allah Swt. Kita berharap Allah Swt. mengabulkan semua doa kita. Di
antara doa terbaik untuk orang lain adalah berdoa agar Allah Swt.
mengampuni semua dosa dan kesalahannya.
Rasulullah saw. adalah manusia paling sempurna di muka bumi
dan tentu bisa menyelesaikan semua masalah dengan petunjuk Allah

12
Swt. Meski demikian, Rasulullah saw. bermusyawarah dengan para
sahabat untuk menyelesaikan masalah. Rasulullah saw.mengajak para
sahabat untuk ikut memikirkan solusi atas masalah yang dihadapi
ketika itu. Musyawawah bertujuan mencari solusi terbaik atas sebuah
masalah. Agar tujuan ini tercapai, perlu dijunjung tinggi etika
bermusyawarah. Etika tersebut di antaranya bersikap lemah lembut,
santun dalam berpendapat, menghargai pendapat orang lain, dan tidak
mudah menyalahkan orang lain. Jika hasil musyawarah sudah
diputuskan, semua harus menerima dan melaksanakannya. Hasil
musyawarah dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan
bertawakal kepada Allah Swt. Allah Swt. mencintai orang-orang yang
bertawakal. Tawakal artinya menyerahkan hasil usaha kepada Allah
Swt. Manusia wajib berusaha sekuat tenaga, setelah itu, pasrahkan
hasilnya kepada Allah Swt.1

b. Menyuburkan Kebersamaan denganToleransi dan Menghargai Perbedaan


(Bab 13)
1. Mari Membaca Q.S Al-Hujurat/49:13
‫ارفُ َٰٓو ۟ا‬ ُ ‫ممنذَ َك ٍر َوأُنثَ ٰى َو َج َع ْل ٰنَ ُك ْم‬
َ ‫شعُوبً َاوقَبَآَٰئِلَ ِلتَ َع‬ ُ ‫ٰيََٰٓأَيُّ َهاٱل َّنا‬
ِ ‫سإِنَّا َخلَ ْق ٰنَ ُك‬
ٌ ‫ِإنَّأ َ ْك َر َم ُك ْم ِعندَٱللَّ ِهأَتْقَ ٰى ُك ْم ِإنَّٱللَّ َه َع ِلي ٌم َخ ِب‬
‫ير‬
2. Memahami Tajwid tentang Tanda Waqaf
Menurut bahasa, waqaf artinya berhenti/menahan. Menurut istilah ilmu
tajwid, pengertian waqaf adalah memutuskan suara di akhir kata untuk
bernapas sejenak dengan niat meneruskan bacaan selanjutnya.
Waqaf dibedakan menjadi 5 macam berikut ini:
a. Waqaf Lazim
Waqaf lazim artinya harus berhenti. Ketika kalian membaca al-
Qur’ān kemudian menemukan waqaf lazim, itu artinya pada tempat yang
terdapat tanda waqaf lazim tersebut harus berhenti (waqaf) untuk

1
Muhammad Ahsan dan Sumiyati, “Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti”,(Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kemendikbud,2018) h. 137-149

13
mengambil napas, baru kemudian melanjutkan bacaan. Waqaf lazim ini
disebut juga waqaf taam (waqaf sempurna).
Tanda waqafnya adalah:
Perhatikan contoh potongan ayat berikut yang di dalamnya terdapat
waqaf lazim.

Jika kamu menemukan tanda waqaf lazim semacam ini, bacaan


harus dihentikan sejenak untuk mengambil napas, baru kemudian
dilanjutkan lagi.
b. Waqaf Jaiz
Ketika membaca al-Qur’ān dan menemukan tanda waqaf jaiz,
kalian boleh berhenti (waqaf) atau meneruskan bacaan (washal). Namun,
ada yang diutamakan waqaf (berhenti) dan ada yang lebih diutamakan
untuk washal (terus). Oleh karena itu, waqaf jaiz ini sendiri dibagi
menjadi 3 macam, yaitu:
1) JaizKafi
Ketika pembaca al-Qur’ān dan menemukan waqaf Jaiz Kafi, ia
boleh waqaf dan boleh washal (diteruskan), namun lebih diutamakan
untuk waqaf (berhenti).
Tanda waqaf-nyaadalah:

Contoh :

2) Jaiz Tasawi
Ketika pembaca al-Qur’an menemukan waqaf (Jaiz tasawi), boleh
waqaf (berhenti) maupun washal (diteruskan), hukumnya sama, tidak
ada yang lebih utama.

Tanda Waqafnya adalah :‫ج‬

Contoh :

14
3) Jaiz Hasan
Ketika pembaca Al-Qur’an menemukan waqaf Jaiz Hasan maka ia
boleh membaca waqaf (berhenti) maupun washal (diteruskan), tetapi
membaca washal lebih utama.
Tanda waqaf-nyaadalah:
Contoh:

c. Waqaf Muraqqabah/Mu’anaqah
Apabila pembaca al-qur’an menemukan tanda waqaf
muraqabah/mu’anaqah, pembaca itu harus berhenti pada salah satu tanda
waqafnya.

Tanda waqafnya adalah :


Contoh :

d. Waqaf Manmu’
Waqaf mamnu’ maksudnya dilarang berhenti pada tempat yang
terdapat tanda waqaf ini. Pada tempat tersebut, dilarang berhenti karena
masih terdapat keterkaitan makna antara kalimat yang dibaca dan kalimat
berikutnya, sehingga terjadi perubahan makna apabila terputus dalam
membacanya.

Tanda Waqafnya adalah : ‫ال‬


Contoh :

e. Saktah
Apabila pembaca al-Qur’ān mendapati tanda waqaf saktah, ia harus
berhenti sejenak, tetapi jangan mengambil napas.

Tanda waqaf-nya adalah ‫ س‬atau


Contoh:

15
3. Terjemah Ayat-ayat tentang Menyuburkan Kebersamaan dengan Toleransi
dan Menghargai Perbedaan
Terjemah perkata (mufradad) Q.S.Al-Hujurat/49:13

16
Terjemah Ayat Q.S. Al-Hujurat/48:13
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dariseorang
laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.”
4. Memahami Kandungan Q.S. Al-Hujurat/48:13
Q.S. al-hujurat ayat 13 ini mengandung pesan yang luar biasa, yakni kita
diajarkan untuk tidak membeda-bedakan orang lain berdasarkan kekayaan,
warna kulit, ras, suku bangsa, dan perbedaan fisik lainnya. Akan tetapi, kita
diajarkan untuk menjadi orang yang mulia di sisi Allah berdasarkan
ketakwaan kita. Kita juga diperintahkan untuk saling mengenal berbagai jenis
dan karakter manusia agar mampu memahami kelebihan dan kekurangan
masing-masing.
Allah Swt. tidak pernah membeda-bedakan manusia dari bentuk tubuh
ataupun harta bendanya, namun Allah Swt. melihat manusia dari amal shaleh
dan kebersihan hatinya. Manusia yang paling mulia di sisi Allah Swt. adalah
manusia yang paling banyak amal salehnya dan bersih hatinya.
Rasulullah saw. berpesan agar kita senantiasa bertoleransi dan
menghargai perbedaan, seperti yang disabdakan dalam hadis berikut ini:
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah yang dimarfu’kan kepada
Nabi saw., beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa
dan harta benda kalian, tetapi Dia hanya memandang kepada amal dan hati
kalian.” (H.R. Ibnu Majah)
Sebagai seorang mukmin, kita hendaknya menghargai perbedaan di
antara kaum mukminin sebab sesama mukmin adalah bersaudara, yang satu
sama lain saling menguatkan. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad
saw.:
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Musa Al Asy’ari ia berkata;
Rasulullah saw. bersabda: “Antara seorang mukmin dengan mukmin yang

17
lainnya adalah bagaikan satu bangunan, yang saling menguatkan satu sama
lainnya.” (H.R. at-Tirmizi)2

C. Analisis Terhadap Kelebihan dan Kekurangan Materi dari Buku PAI


Aspek AL-Qur’an Hadist Di Kelas 9 SMP
a. Kelebihan
Buku ini memiliki kelebihan yaitu dari segi materi yang disajikan,
buku ini memberikan penjelasan yang cukup lengkap terhadap materi yang
akan diajarkan setiap sub pembahasan ayat Al-Qur’an tidak hanya
diberikan terjemah secara keseluruhan akan tetapi ada di tampilkan
terjemah mufradadnya sehingga memberikan kemudahan kepada guru dan
siswa dalam memahami isi kandungan setiap ayat yang di akan dipelajari.
b. Kekurangan
 Terjemah ayat Al-Qur’an tidak diletakkan langsung dibawah ayat
 Penyusunan setiap sub pembahasan masih rancu seperti setelah ayat
seharusnya terjemah ayat, kemudian terjemah perkata, dan isi
kandungan ayat. Setelah itu baru dijelaskan tentang hukum bacaan
qalqalah ataupun waqaf agar siswa bisa memahami setiap sub dengan
jelas dan teratur.
 Pada penjelasan materi tentang qalqalah secara umum tidak langsung
disebutkan apa saja huruf-huruf qalqalah.
 Penyebutan huruf qalqalah dituliskan ketika sudah memasuki
pembahasan qalqalah sugra, sehingga hal itu membuat siswa sulit
memahami apakah huruf tersebut huruf qalqalah atau huruf qalaqalah
sugra padahal huruf qalqalah itu hanya ada 5 baik itu qalqalah sugra
maupun qalqalah qubra.
 Pada saat memberikan contoh qalqalah sugra dan qubra tidak semua
huruf diberikan contohnya, dari buku hanya ada 2 huruf yang
dicontohkan pada qalqalah sugra dan qubra

2
Ibid 263-269

18
 Pada bagian isi kandungan bab ke 7 tidak dituliskan secara spesifik
tentang pengertian optimis, ikhtiar, dan tawakkal
 Pada bagian isi kandungan bab ke-13 tidak dijelaskan secara spesifik
tentang pengertian toleransi
 Pada bab 7 yang bejudul meraih kesuksesan, optimis, ikhtiar dan
tawakal penjelasannya tidak disertakan hadist, hanya ayat al-qur’an
saja yang lebih dikembangkan.
Adapun materi yang perlu dikembangkan dan ditambahkan lagi dari
buku ini yaitu sebagai berikut:
 Menambahkan contoh setiap huruf bacaan qalqalah
 Menambahkan pengertian tentang optimis, ikhtiar dan tawakal
dengan lebih rinci
 Menambahkan hadist yang berkaitan dengan optimis, ikhtiar dan
tawakal
 Menambahkan pengertian tentang toleransi dengan lebih rinci
 Hikmah yang didapatkan ketika mempelajari materi tentang
optimis,ikhtiar dan tawakal
 Hikmah yang didapatkan ketika mempelajari materi tentang
toleransi.
D. Pengembangan Terhadap Materi PAI Aspek Al-Qur’an Hadist Di
Kelas 9 SMP
1) Contoh Hukum Bacaan Qalqalah
 Qalqalah Sugra

‫ قِ ْبلَتِ ِه ُم‬: ْ‫ب‬


َ‫ َو ْج َهك‬: ْ‫ج‬
‫ َق ْدن َٰرى‬:‫ْد‬
ْ ‫س‬
َ‫طن‬ ْ
َ ‫ فَ َو‬:‫ط‬
َ‫ تَ ْق َربُ ْون‬:‫ْق‬

19
 Qalqalah Kubra

ِ ‫ تَ ْق َوى ْالقُلُ ْو‬: ْ‫ب‬


‫ب‬
ٍ‫ ِم ْن فُ ُر ْوج‬: ْ‫ج‬
ُ‫ َما يُ ِر ْيد‬:‫ْد‬
ْ
ٍ‫ قَ ْو ِم لُ ْوط‬:‫ط‬
ِ ‫ت ْالعَتِ ْي‬
‫ق‬ ِ ‫ بِ ْالبَ ْي‬:‫ْق‬
3

2) Pengrtian Optimis, Ikhtiar dan Tawakal


Pengertian optimis secara sederhana adalah sebuah keyakinan
dalam mengharapkan sesuatu. Biasanya optimis akan digunakan dalam
istilah keberhasilan atau kesuksesan sesuatu.
Pengertian optimis lainnya adalah sebuah bentuk pengharapan.
Pengharapan tersebut dimaksudkan pada hal baik yang dapat terjadi.
Sekaligus adanya kepercayaan pada masalah yang akan diselesaikan
dengan hasil akhir yang baik.
Sikap optimisme bisa muncul di dalam pikiran setiap orang.
Sebagai seorang makhluk hidup, manusia memiliki akal. Seorang
manusia akan memiliki rasa optimis di dalam pikirannya. Optimis
adalah sebuah kepercayaan, bahwa tujuan yang direncanakannya akan
berhasil pada kemudian hari.
Hadis yang berkaitan dengan optimis
ُ ‫صْلَة‬
َ ‫ت ال‬
ِ ‫ض َر‬
َ ‫ي َو َح‬ َ َ‫صبْتُ َحدًافَاَقِ ْمهُ َعل‬
َ َ‫س ْو َل للاِ ا‬ َ َ‫ ي‬:‫قَا َل‬
ُ ‫ار‬
‫س ْو َل‬ َ َ‫صْلَة ُ قَا َل ي‬
ُ ‫ار‬ َ ‫ضى ال‬َ َ‫سلَ ْم فَلَ َما ق‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫ص َل للا‬ َ َ‫ف‬
َ ِ‫ص َل َم َع َرسُ ْو ِل للا‬
َ َ ‫ للاِ اِنِى ا‬:‫صْلَةَ؟ قَا َل‬
ُ‫صبْت‬ َ ‫ ه َْل َح‬:‫ب للاِ قَا َل‬
َ ‫ض ْرتَ َمعَنَاال‬ ِ ‫َحدًافَاَقِ ْم فِى ِكتَا‬
‫ متفق عليه‬. َ‫غ ِف َرلَك‬
ُ ْ‫ قَد‬:‫ قَا َل‬,‫نَعَ ْم‬

3
Sayuti, “Ilmu Tajwid Lengkap”, (Penerbit Sangkala), h.59-61

20
Artinya: Dan dari Anas ra berkata: Seorang datang kepada Nabi
SAW dan berkata, “Saya terkena hukuman Hadd, maka laksanakanlah
atas diriku.” Ketika itu bertepatan dengan waktu shalat, maka ia shalat
bersama Rasulullah. Dan sesudah selesai shalat, ia berkata, “Ya
Rasulullah, saya telah terkena Hadd, maka laksanakan atas diriku.”
Rasulullah SAW bertanya, “Apakah engkau telah shalat bersama
kami?” Jawabnya, “Ya.” Sabda Nabi, “Telah diampuni bagimu.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Ikhtiar secara bahasa berasal dari bahasa arab ( ‫ )االختيار‬yang
artinya memilih. Secara istilah ikhtiar adalah usaha sungguh-sungguh
seorang hamba untuk memperoleh apa yang dikehendakinya. Orang
yang berikhtiar berarti dia memilih suatu pekerjaan kemudian dia
melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh agar dapat berhasil
dan sukses. Dalam kata lain ikhtiar adalah berusaha untuk mencapai
apa yang diinginkan, tidak berdiam diri dan berpangku tangan apa lagi
lari dari kenyataan.

َ ‫ ه‬:‫ فَال َيدُ العُ ْل َيا‬،‫س ْفلَى‬


ُّ ‫ َوال‬،ُ‫ِي ال ُم ْن ِفقَة‬
:‫س ْفلَى‬ ُّ ‫ال َيدُ العُ ْل َيا َخي ٌْر ِمنَ ال َي ِد ال‬
ُ‫ِي السَّائِلَة‬
َ ‫ه‬

Artinya: “Tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah. Tangan


diatas yaitu pemberi, sedang tangan dibawah yaitu peminta.” (HR.
Bukhari no. 1429 dan Muslim no. 1033)
Secara bahasa kata ‘tawakkal’ diambil dari Bahasa Arab (‫الت ََو ُّكل‬
tawakkul) dari akar kata (‫ َو َك َل‬wakala) yang berarti lemah. Adapun
‫( الت ََو ُّكل‬tawakkul) berarti menyerahkan atau mewakilkan. Contohnya
seseorang mewakilkan suatu benda atau urusan kepada orang lain.
Artinya, dia menyerahkan suatu perkara atau urusannya dan dia
menaruh kepercayaan kepada orang itu mengenai perkara atau urusan
tadi. Adapun kata ‫( َو ِكيْل‬wakil) shighahnya sama dengan ‫( فَ ِعيْل‬fa’il),
artinya adalah pihak yang melakukan perintah orang yang berwakil

21
kepadanya.
Secara terminologis, berbagai definisi tawakkal telah dikemukakan
oleh ulama. Definisi tersebut antara lain ialah:
 Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin: “Ketika
menjelaskan tentang hakikat tauhid yang merupakan dasar dari
sifat tawakal: “Ketahuilah bahwasanya tawakkal itu adalah bagian
dari keimanan, dan seluruh bagian dari keimanan tidak akan
terbentuk melainkan dengan ilmu,keadaan, dan perbuatan.
Begitupula dengan sikap tawakkal, ia terdiri dari suatu ilmu yang
merupakan dasar, dan perbuatan yang merupakan buah (hasil), dan
keadaan yang merupakan maksud dari tawakkal. Tawakkal adalah
menyandarkan diri kepada Allah tatkala menghadapi suatu
kepentingan,bersandar kepada-Nya dalam kesukaran, teguh hati
tatkala ditimpa bencana disertai jiwa dan hati yang tenang”
 Dr. Yusuf al-Qaradhawi berkata “Tawakkal adalah bagian dari
ibadah hati yang paling afdhal, ia juga merupakan akhlak yang
paling agung dari sekian akhlak keimanan lainnya. Tawakkal
adalah memohon pertolongan, sedangkan penyerahan diri secara
totalitas adalah salah satu bentuk ibadah”.4
Hadis yang brkaitan dengan tawakal

َّ ‫لَ ْو أَنَّ ُك ْم ُك ْنت ُ ْم تَ َو َّكلُ ْونَ َعلَى‬


‫ لَ ُر ِز ْقتُم َك َما ت ُ ْرزَ ُق‬،‫ّللاِ َح َّق تَ َو ُّك ِل ِه‬
َ ‫صا َوتَ ُر ْو ُح ِب‬
‫طانًا‬ ً ‫ تَ ْغدُو ِخ َما‬،‫الطي ُْر‬ َّ

“Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Allah


sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rizki
sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi
dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan
kenyang” (HR. At-Tirmidzi)
4
Dewi Setiwan dan Silmi Mufarihah, “Tawakal dalam Al-Qur’an Serta
Implikasinya dalam Menghadapi Pandemi Covid”, (Jurnal Studi Al-Qur’an Vol.17 No.1,
2021) h.5-6

22
3) Hikmah Optimis, Ikhtiar dan Tawakal
 Hikmah Optimis
Optimis akan memberikan motivasi positif bagi kehidupan
manusia. Jika manusia menempatkan dirinya sebagai orang yang
positif, maka ia juga akan mampu mengembangkan seluruh
potensinya, dan keluar dari segala bentuk keterbatasan yang
menghalangi, sehingga manusia akan bisa menjalin hubungan
yang lebih baik dengan sesamanya dan lingkungannya.Sumber
kekuatan positif dalam diri adalah harga diri. Manusia yang
semakin menjaga kehormatan dirinya, maka ia akan semakin
baik dalam memunculkan dan menebarkan aspek positifnya
kepada orang lain. Karena harga diri merupakan poros utama
kekuatan mental. Semakin tinggi harga diri seorang manusia,
maka optimisme terhadap masa depanpun semakin
meningkat.Dengan bersikap optimis seorang muslim lebih
bersikap bahagia, sebab dapat mencapai apa yang telah dicita-
citakan baik cita-cita dunia atau akhirat. Para peneliti juga
memperhatikan bahwa orang yang optimistis lebih sanggup
menghadapi stres dan lebih kecil kemungkinannya mengalami
depresi. Selain hal itu, bahwasanya orang yang bersikap optimis
akan mempunyai badan yang sehat dan lebih panjang umur dari
pada orang-orang yang bersikap pesimistis. Sebagai seorang
muslim harus optimis dalam menghadapi ujian atau cobaan,
semua persoalan diserahkan kepada Allah disertai usaha
semaksimal mungkin, sebab hanya Allah tempat meminta dan
tempat berlindung.bagi makhlukNya. Orang Islam tidak punya
kata pesimis dalam kamus hidupnya, sebab pedoman yang telah
dipegang teguh adalah Al-Qur`an dan al-Hadits.

23
 Hikmah Ikhtiar
1. Selalu optimis dan tidak pernah putus asa, karena selalu
yakin bahwa suatu saat nanti ia pastimeraih hasil dari usaha
dan kerja kerasnya
2. Tidak merasa lelah dan payah dalam berusaha, karena ia
yakin bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya
yang mau berusaha dan berikhtiar
3. Tidak pernah merasa khawatir terhadap segala macam
kegagalan5
 Hikmah Tawakal
1. Membuat seseorang lebih percaya diri terhadap harapan atau
cita-cita yang dimilikinya.
2. Menumbuhkan rasa keberanian dalam menghadapi setiap
persoalan
3. Memiliki ketenangan dan ketentraman jiwa. Tidak gelisah
karena telah dipasrahkan ke Allah swt.
4. Mendekatkan diri kepada Allah dengan senantiasa taat dan
berbakti kepada Allah swt
5. Mendorong manusia untuk selalu optimis, pantang menyerah
dan selalu berusaha.
6. Membuat hati menjadi lebih tenang setelah berusaha.
7. Membuat seseorang lebih bersyukur, karena yakin bahwa
yang di dapat adalah karunia dari Allah SWT.

4) Pengertian Toleransi
Secara konseptual, istilah toleransi‖ bukanlah sesuatu yang berdiri
sendiri. Ia berkaitan dengan berbagai konsep lain, seperti intoleransi,
akseptasi, mayoritas-minoritas, dialog lintas agama, serta pluralisme
agama yang semuanya merupakan bagian integral yang ada dalam
dinamika sosial umat lintas agama. Secara bahasa, termtoleransi‖ berasal

5
Rahma Ayu Maika, Optimis Ikhtiar Dan Tawakal, (Scribd.id, 2019) h.1

24
dari bahasa Latin, tolerare, yang memiliki makna membiarkan pihak
lain yang memiliki pandangan atau sikap lain tanpa dihalang-halangi.
toleransi sama sekali tidak bermakna bahwa seseorang harus
melepaskan keyakinan agamanya demi bisa bergaul dan berinteraksi
dengan umat agama lain yang berbeda. Toleransi berarti mengizinkan
perbedaan itu tetap ada dan tidak memaksa yang berbeda menjadi sama.
Toleransi semacam ini akan menjadi pembuka jalan bagi terwujudnya
kebebasan dalam beragama. Secara demikian, setiap pemeluk agama
akan mengekspresikan kebebasannya secara bertanggung jawab.
Toleransi sama sekali tidak dapat dimaknai sebagai sebuah sikap yang
pasif yang menerima apa adanya. Karena itu, toleransi tidak
membenarkan seseorang untuk merelatifkan keyakinan-keyakinannya,
apalagi sampai terjebak pada relativisme.
Dalam konteks ini, toleransi memberi ruang kepada seseorang
untuk belajar tentang kepercayaan-kepercayaan lain, mendengarkannya
dengan terbuka, tanpa harus memeluk kepercayaan itu. Dengan
demikian, dalam hubungannya dengan agama dan kepercayaan, yang
kemudian secara teknis disebut dengan istilah toleransi beragama‖,
berarti suatu sikap menghargai, membiarkan, membolehkan
kepercayaan, agama yang berbeda itu tetap ada, walaupun berbeda
dengan agama dan kepercayaan seseorang.6
Islam sendiri mengenal toleransi dengan kata tasamuh yang artinya
sikap membolehkan atau membiarkan ketidaksepakatan dan tidak
menolak pendapat, sikap, ataupun gaya hidup yang berbeda dengan
pendapat. Sikap toleransi tidak hanya dilakukan pada hal-hal yang
menyangkut aspek spiritual dan moral yang berbeda, tetapi juga
dilakukan pada aspek yang luas, seperti aspek ideologi dan politik yang
berbeda. Tanpa adanya toleransi, berbagai pertentangan dan konflik
akan sulit untuk dihindari. Sikap toleransi menunjuk pada adanya

6
Agus, Ahmad Safei, Sosiologi Toleransi, (Yogyakarta : Deepublish, 2020) h.
19-20
Dafus

25
kerelaan untuk menerima kenyataan dengan keberadaan orang lain, yang
berarti membiarkan sesuatu untuk dapat saling mengizinkan dan saling
memudahkan. 7
5) Hikmah Toleransi
Penggunaan sikap toleransi akan memunculkan adanya kedamaian
dan kerukunan beragama. Keadaan damai diartikan sebagai tidak adanya
perang atau kerusuhan, padahal saat ini memang tidak terjadi konflik
secara langsung namun yang terjadi terdapat berbagai permasalahan
secara internal dan latent pada keadaan yang masing-masing berusaha
menjaga dan menahan diri, sehingga sikap toleransi perlu tetap dijaga
melalui karakteristik kepribadian yang dapat memahami kemajemukan
secara optimispositif serta memiliki kematangan agama. Bisa dipastikan,
toleransi mengandung unsur ketenangan dan kedamaian yang terbangun
atas prinsip keterbukaan dan penghargaan yang tinggi yang mengikat
pada wujud nilai persaudaraan dan kemanusiaan. 8

7
Titin Setiani dan Hermawan, Nilai-nilai kemanusiaan dan pendidikan toleransi
dalam film Bajrangi baijhan, ( Purwokerto: Piwulang, 2021) Vol.3 No.2 h. 109
8
Ibid, h.110

26
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Hasil analisis materi Qur'an Hadist tehadap mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas IX SMP dapat dikatakan
sudah sangat baik, dikarenakan materi yang dimuat sudah cukup lengkap
dan mudah dipahami. Meskipun demikian, masih ada sebagian kecil
materi yang tidak dijelaskan secara lebih mendalam. Namun, secara garis
besar buku ini sudah dapat menunjang dalam hal kegiatan belajar
mengajar bagi siswa kelas IX SMP. Dan dengan adanya pengembangan
materi diharapkan peserta didik mampu menambah wawasan dan lebih
mudah memahami materi tersebut dengan baik.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Maka penulis sangat mengharapkan kritikan yang dapat mendukung untuk
makalah ini dapat jauh lebih baik lagi di masa yang akan datang. Penulis
juga menyarankan kepada pembaca hendaknya membaca buku dan
referensi lainnya yang berkaitan dengan materi ini, sehingga tidak sebatas
yang ada di dalam makalah ini saja, sebab masih banyak informasi
mengenai Materi PAI Aspek Qur’an Hadis yang mungkin belum kita
ketahui. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan
perlindungan, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

27
DAFTAR PUSTAKA

Agus, Ahmad Safei. 2020. Sosiologi Toleransi. Yogyakarta: Deepublish


Ahsan, Muhammad dan Sumiyati. 2018 “Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti”. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kemendikbud.
Maika, Rahma Ayu. 2019 “Optimis Ikhtiar Dan Tawakal”. (Scribd.id)
Sayuti. “Ilmu Tajwid Lengkap”. (Penerbit Sangkala)
Setiwan, Dewi dan Silmi Mufarihah. “Tawakal dalam Al-Qur’an Serta
Implikasinya dalam Menghadapi Pandemi Covid”. (Jurnal Studi Al-
Qur’an Vol.17 No.1, 2021)
Titin Setiani dan Hermawan, Nilai-nilai kemanusiaan dan pendidikan toleransi
beragama dalam film Bajrangi baijhan, ( Purwokerto: Piwulang, 2021)
Vol.3 No.2 h. 109

28

Anda mungkin juga menyukai