MODUL PERKULIAHAN
Sistem Kontrol
Abstrak Sub-CPMK
Pendahuluan
Sistem kontrol adalah suatu alat (kumpulan alat) untuk mengendalikan, memerintah, dan
mengatur keadaan dari suatu sistem.
Dalam aplikasinya, sistem kontrol memegang peranan penting dalam teknologi. Sebagai
contoh, otomatisasi industri dapat menekan biaya produksi, mempertinggi kualitas, dan
dapat menggantikan pekerjaan-pekerjaan rutin yang membosankan. Sehingga dengan
demikian akan meningkatkan kinerja suatu sistem secara keseluruhan, dan pada akhirnya
memberikan keuntungan bagi manusia yang menerapkannya
0V PENGUAT MOTOR
Daya
rendah
-V
Dari gambar tersebut, motor akan berputar dan menggerakkan antena saat menerima
isyarat dari penguat. Artinya motor akan berputar selama penguat menerima isyarat
masukan. Ketika isyarat masukan nol, motor akan berhenti.
Untuk memutar antena ke sudut yang diinginkan, kita perlu menyesuaikan tegangan
masukan yang sesuai. Jika perbedaan antara sudut sekarang dan sudut yang diinginkan
besar, kita perlu menerapkan tegangan masukan tinggi agar antena bergerak cepat.
Sebaliknya jika selisihnya kecil, kita perlu menerapkan tegangan masukan yang lebih
rendah agar antena bergerak lebih lambat agar posisi sudut yang diinginkan terpenuhi.
Ketika posisi yang diinginkan tercapai, kita perlu mengatur isyarat masukan ke nol. Pada
posisi ini bila antena tertiup angin, posisinya akan berubah dan akan terjadi error. Posisi
antena hanya dapat dikoreksi dengan mengatur isyarat masukan dengan menggunakan
operator. Sistem kontrol yang kita gunakan ini disebut sistem kontrol loop terbuka. Sistem
kontrol loop terbuka dapat digambarkan pada diagram blok berikut ini.
Masukan/ Keluaran/
Respon rRespon
diinginkan/ TRANDUSER PENGONTROL AKTUATOR PROSES/ aktual
Referensi MASUKAN PLANT
Waktu Waktu
PENGATUR
pemanggangan pemanggangan
TOMBOL WAKTU & PEMANAS RUANG
diinginkan aktual
PENGATUR SAKLAR ROTI
ON-OFF
Dalam sistem penunjuk antena yang ditunjukkan pada Gambar 1.1, pengontrol tidak
dapat mengambil tindakan jika terjadi kesalahan pada keluaran. Keluarannya hanya dapat
dikoreksi oleh operator. Artinya seorang operator harus selalu memantau sistem ini dan
oleh karena itu tidak praktis. Jika keluaran dapat diukur dan dibandingkan dengan
masukan, maka kesalahan, yang merupakan perbedaan antara keluaran dan masukan,
dapat digunakan untuk meningkatkan akurasi sistem. Untuk menggambarkan situasi ini
kita menggunakan Sistem Penunjuk Antena pada Gambar 1.1 dengan beberapa
modifikasi seperti yang ditunjukkan di bawah ini
Ve = Vi - Vo
180 0
+
+V
PENGONTROL PENGUAT MOTOR
Masukan
(Vi) -
180 0
+V 0
Vo
Sensor
Umpan balik keluaran
Pada sistem ini, jika sudut keluaran berbeda dengan sudut masukan maka akan terjadi
error Ve = Vi – Vo dan sinyal error ini akan memberikan masukan kepada pengontrol dan
menggerakkan motor secara bersamaan memutar antena. Karena operasi ini, sudut
keluaran akan berubah dan bergerak menuju nilai masukan, dan menyebabkan sinyal
kesalahan berkurang. Jika sudut keluaran sama dengan masukan, yaitu Vo = Vi, maka Ve
= Vi – Vo akan menjadi nol dan menyebabkan masukan ke motor menjadi nol. Jika
keluaran terganggu, nilai Vo tidak akan sama dengan Vi dan karenanya akan
menghasilkan kesalahan untuk memindahkan antena kembali ke posisi masukan yang
diinginkan. Situasi ini menunjukkan bahwa, untuk sistem loop tertutup, pengontrol akan
selalu mencoba melakukan koreksi jika ada kesalahan terdeteksi. Diagram blok umum
untuk sistem kontrol loop tertutup dengan umpan balik ditunjukkan oleh Gambar 1-6.
Detektor error
(Pembanding/
Pembeda)
Masukan/ E
+ Keluaran/
Respon
diiinginkan/ MASUKAN Respon
PENGONTROL AKTUATOR PROSES/
Referensi TRANDUSER aktual
- PLANT
Gambar 1.6 Diagram blok umum untuk sistem kontrol loop tertutup
Pada diagram blok di atas, terdapat dua elemen tambahan yang melekat pada sistem
dibandingkan dengan sistem loop terbuka yaitu elemen pengukuran dan elemen
pendeteksi kesalahan.
Beberapa penerapan sistem kontrol loop tertutup adalah sebagai berikut:
Berikut ini adalah ciri-ciri sistem kontrol loop terbuka dan loop tertutup.
Sistem loop terbuka
1. Sistemnya sederhana, membuat
(i) harganya murah;
(ii) lebih dapat diandalkan; dan
(iii) mudah dirawat.
2. Ketepatan sistem sangat tergantung pada kalibrasi elemen-elemennya. Jika nilai
elemen berubah, yang disebabkan oleh faktor seperti suhu, usia, tekanan, atau
kelembaban, kalibrasi akan berubah. Tidak ada koreksi kesalahan oleh pengontrol.
Sistem juga menjadi tidak akurat lagi pada saat sistem mengalami gangguan karena
tidak ada koreksi oleh pengontrol.
3. Tidak mengalami masalah stabilitas.
4. Respon keluarannya lambat karena lebar bidang (bandwidth) yang kecil.
Energi/
bahan bakar
Detektor error
(pembanding) Isyarat Isyarat
error kontrol
Titik set
(masukan) Pengontrol
Isyarat
umpan
balik
Gangguan
Variabel yg dikontrol
(keluaran)
Penjelasan untuk setiap komponen sistem kontrol pada Gambar 1.11 adalah sebagai
berikut:
1. Variabel yang dikontrol: variabel aktual yang dijaga pada nilai tertentu yang diinginkan
di dalam proses.
2. Variabel yang diukur: kondisi dari variabel yang dikontrol pada saat tertentu dalam
pengukuran.
3. Sensor: mengukur variabel yang dikontrol dan menghasilkan isyarat keluaran yang
mewakili statusnya
4. Isyarat umpan balik: keluaran dari alat ukur (sensor).
5. Titik set: Nilai dari variabel yang dikontrol yang diinginkan.
6. Detektor error: pembanding titik set dengan isyarat umpan balik, dan menghasilkan
isyarat keluaran yang sesuai dengan perbedaan tersebut.
Pengukur suhu
Operator
Katup tangan
Proses
Sistem kontrol otomatis adalah suatu sistem pengontrolan dimana variabel manipulator
dan variabel kontrol bekerjanya sistem dilakukan oleh sebuah peralatan pengontrol
otomatis, baik dari segi pengamatan masukan pengolahan data serta menggerakkan
peralatan keluaran. Sistem kontrol otomatis ditunjukkan dalam Gambar 1.13.
Sistem kontrol otomatis diperlukan karena alasan berikut:
Pengontrol
Transmitter
Katup kontrol
Proses