Anda di halaman 1dari 78

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
P U T U S A N

si
NO. 182/Pdt. G/ 2016/ PN JKT.TIM.

DEMI KEADILAN BERDAS ARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang memeriksa dan mengadili
perkara-perkara perdata pada Peradilan tingkat pertama menjatuhkan putusan

do
gu sebagai berikut dalam perkara antara :
ABDALLAH FARAH : pekerjaan Wiraswasta, Warga Negara Indonesia

In
beralamat di Komplek DKI. Blok B 10/20 Rt.019 Rw.002,
A
Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta Timur, dalam hal ini memilih
kuasa hukumnya : ALDI HEBSIBA TAHI, SH., MUH NAIM
ah

lik
SYAHRIR, SH.,MH. MUH KALIL BANGSAWAN, SH.,
ADVOCATES & LEGAL CONSULTANTS, beralamat di Gedung
am

ub
Generali Tower lt.16, Gran Rubina Business Park, Kawasan
Rasuna Epicentrum, Jl. H.R. Rasuna Said, Setia Budi, Jakarta,
berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 4 April 2016
ep
k

sebagai………………………………………………. PENGGUGAT;
ah

Melawan
R

si
1. RUMAH SAKIT HARUM SISMA MEDIKA: yang diwikili oleh Dr. Ruli Nurul
Aman, selaku Direktur beralamat dijalan Infeksi saluran Tarum

ne
ng

Barat, Kalimalang, Jakarta Timur, dalam hal ini memilih kuasa


hukumnya : IDHAM INDRAPURA, SH.MH dan RYAN

do
MAHAPUTRA, SH.MH. ADVOCATES and LEGAL
gu

CONSULTANTS pada kantor SISMADI LAW FIRMA, yang


beralamat Ruko Buaran Persada No.09 Jalan RS. Sukamto,
In
A

Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur berdasarkan surat


kuasa khusus tertanggal 23 Mei 2016,
ah

lik

sebagai………………………………………………. TERGUGAT I ;
2. dr.DONNY JAUDIANA, Sp.OT, selaku Dokter pemeriksa Penggugat
m

ub

beralamat Kantor di Jalan Infeksi Tarum Barat, Kalimalang,


Jakarta Timur, dalam hal ini memilih kuasa hukumnya ARIEF
ka

NUGROHO, SH.MH. dan ANTHONI MUSLIM P, SH., Advokat


ep

dan Konsultan Hukum pada Kantor Hukum “ SIP Law Firm “ yang
beralamat di No.7 Building Jalan Buncit Raya No.7 Jakarta
ah

Selatan, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 15 Februari


es

2016, sebagai :…………………………………….. TERGUGAT II ;


M

ng

on
gu

Hal. 1 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. dr.BAMBANG BUDIATMOKO,Sp.OT, selaku Dokter pemeriksa Penggugat

R
beralamat Kantor di Jalan Infeksi Tarum Barat, Kalimalang,

si
Jakarta Timur, dalam hal ini memilih kuasa hukumnya ARIEF

ne
ng
NUGROHO, SH.MH. dan ANTHONI MUSLIM P, SH., Advokat
dan Konsultan Hukum pada Kantor Hukum “ SIP Law Firm “ yang
beralamat di No.7 Building Jalan Buncit Raya No.7 Jakarta

do
gu Selatan, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 15 Februari
2016, sebagai :……………………………………. TERGUGAT III ;

In
A
Pengadilan Negeri tersebut;
Telah membaca berkas perkara;
ah

Telah mendengar kedua belah pihak yang berperkara;

lik
Telah mendengan keterangan saksi-saksi;
TENTANG DUDUK PERKARA
am

ub
Menimbang, bahwa Penggugat di dalam surat gugatannya tertanggal
20 April 2016 yang kemudian telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan
ep
Negeri Jakarta Timur dibawah register No.182/Pdt.G/2016/PN. Jkt.Tim.
k

tanggal 20 April 2016 telah mengajukan gugatan sebagai berikut :


ah

1. Bahwa, Penggugat adalah pasien dari TERGUGAT I yang melakukan


R

si
pengobatan terhadap cedera kaki yang dialaminya;
2. Bahwa, PENGGUGAT memiliki hak untuk mengajukan Gugatan Perbuatan

ne
ng

Melawan Hukum atas dugaan Malpraktik yang dilakukan oleh TERGUGAT


II dan TERGUGAT III dalam melakukan tindakan medis pada cedera kaki

do
gu

PENGGUGAT;
3. Bahwa, berdasarkan hal diatas, TERGUGAT I sudah seharusnya
bertanggungjawab akibat kelalaian oleh tenaga kesehatannya, dalam hal
In
A

ini yang dilakukan TERGUGAT II dan TERGUGAT III yang menimbulkan


kerugian yang nyata kepada PENGGUGAT;
ah

lik

KRONOLOGIS PERKARA
4. Bahwa, pada tanggal 20 September 2015, PENGGUGAT terjatuh dari
m

ub

ketinggian lebih dari 2 meter, dimana akibat kecelakaan tersebut


PENGGUGAT mengalami cedera di bagian kaki yang membuat kaki
ka

PENGGUGAT terasa sakit dan terjadi pembengkakan;


ep

5. Bahwa, PENGGUGAT kemudian langsung mendatangi TERGUGAT I untuk


ah

melakukan pemeriksaan untuk mengobati cedera kaki yang dialaminya;


R

6. Bahwa, setelah sampai di TERGUGAT I, kemudian PENGGUGAT


es

langsung menuju ke Unit Gawat Darurat (“UGD”) dan ditangani langsung


M

ng

oleh dr. Yunika selaku Dokter Umum TERGUGAT I;


on
gu

Hal. 2 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
7. Bahwa, selanjutnya dr. Yunika melakukan pemeriksaan awal dan meminta

R
PENGGUGAT untuk melakukan Pemindaian (“Rontgen”) terhadap cedera

si
kaki di bagian Radiology;

ne
ng
8. Bahwa, berdasarkan hasil Rontgen di bagian Radiology tersebut, dr. Yunika
memberikan analisa yang menyatakan PENGGUGAT mengalami patah
tulang pada bagian telapak kakinya dan kemudian dr. Yunika memberi

do
gu perban elastis pada kaki PENGGUGAT;
9. Bahwa, selanjutnya untuk memperkuat hasil analisanya terhadap cedera

In
A
kaki yang dialami PENGGUGAT, untuk itu dr. Yunika merujuk
PENGGUGAT untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut di bedah
ah

Orthopedy;

lik
10. Bahwa, pada tanggal 21 September 2015, PENGGUGAT mendatangi
TERGUGAT II selaku spesialis bedah Orthopedy dengan membawa hasil
am

ub
rontgen dan surat keterangan rontgen dari TERGUGAT III, kemudian
TERGUGAT II melakukan pemeriksaan terhadap cedera kaki
ep
PENGGUGAT;
k

11. Bahwa, TERGUGAT II dalam melakukan pemeriksaan yang mengacu pada


ah

Surat Keterangan Rontgen yang dikeluarkan oleh TERGUGAT III


R

si
menyatakan “tidak tampak fraktur pada tulang pedis” untuk cedera kaki
yang dialami PENGGUGAT, dimana TERGUGAT II memberikan

ne
ng

keterangan bahwa:
“TIDAK ADA PATAH PADA KAKI PENGGUGAT”

do
gu

12. Bahwa, dikarenakan tidak terjadi patah pada kaki PENGGUGAT dan hanya
terjadi pembengkakan saja, maka TERGUGAT II hanya memberikan obat
penghilang rasa sakit dan bengkak kepada PENGGUGAT;
In
A

13. Bahwa, merujuk dari hasil analisa dan saran dari TERGUGAT II, maka
PENGGUGAT mempercayai saran TERGUGAT II, akan tetapi pada
ah

lik

kenyataannya setelah seminggu dari pemeriksaan tersebut, kaki


PENGGUGAT masih terasa sakit dan masih terjadi pembengkakan,
m

ub

sehingga menimbulkan kekhawatiran pada PENGGUGAT cedera kakinya


semakin parah;
ka

14. Bahwa, pada tanggal 28 September 2015, PENGGUGAT kembali


ep

mendatangi TERGUGAT II untuk memeriksakan cedera kakinya, dimana


ah

TERGUGAT II dalam melakukan pemeriksaan hanya menekan bagian kaki


R

PENGGUGAT yang terasa sakit;


es

15. Bahwa, setelah melakukan pemeriksaan kembali terhadap cedera kaki


M

ng

PENGGUGAT, TERGUGAT II menyatakan “tidak terjadi apa-apa pada


on
gu

Hal. 3 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kaki PENGGUGAT, cedera kaki yang dialami PENGGUGAT dikarenakan

R
benturan yang keras hanya menyebabkan kaki bengkak”;

si
16. Bahwa, pada tanggal 8 Oktober 2015 PENGGUGAT kembali mendatangi

ne
ng
TERGUGAT II untuk diperiksa dan meminta untuk dilakukan rontgen kedua
dikarenakan cedera kaki PENGGUGAT masih sakit dan terus mengalami
pembengkakan;

do
gu 17. Bahwa, dengan dilakukannya rontgen kedua PENGGUGAT berharap
supaya ditemukan solusi pada cedera kakinya, dikarenakan cedera kaki

In
A
PENGGUGAT tidak kunjung juga membaik;
18. Bahwa, atas hasil rontgen kedua tersebut TERGUGAT II masih tetap
ah

menyatakan “tidak ada luka serius pada kaki PENGGUGAT”;

lik
19. Bahwa, pada tanggal 19 November 2015, PENGGUGAT kembali
mendatangi TERGUGAT II dan selanjutnya TERGUGAT II meminta
am

ub
dilakukan rontgen ketiga kalinya kepada PENGGUGAT, dikarenakan
cedera kaki PENGGUGAT semakin bertambah parah dan tetap mengalami
ep
pembengkakan;
k

20. Bahwa, dari hasil pemeriksaan rontgen ketiga tersebut, TERGUGAT II


ah

kembali menyatakan “cedera kaki PENGGUGAT tidak apa-apa dan


R

si
pembengkakan pada kaki PENGGUGAT kemungkinan disebabkan aliran
darah yang tidak lancar pada cedera kaki PENGGUGAT dan agar segera

ne
ng

melakukan pemeriksaan di Dokter Spesialis Jantung”;


21. Bahwa, kemudian berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, TERGUGAT II

do
gu

merujuk PENGGUGAT untuk melakukan pemeriksaan aliran darah di Klinik


Jantung;
22. Bahwa, atas rujukan dari TERGUGAT II, PENGGUGAT langsung
In
A

mendatangi Klinik Jantung dan selanjutnya ditangani oleh dr. Syafruddin


Surin, Sp. JP.,FIHA selaku Dokter Spesialis Jantung untuk melakukan
ah

lik

pemeriksaan lebih lanjut;


23. Bahwa, setelah melakukan pemeriksaan dan rekam jantung kepada
m

ub

PENGGUGAT, dr. Syafruddin Surin, Sp. JP.,FIHA menyatakan “hasilnya


normal dan baik-baik saja”, kemudian dr. Syafruddin Surin, Sp. JP.,FIHA
ka

menyarankan kepada PENGGUGAT untuk kembali di hari berikutnya untuk


ep

dilakukan pemeriksaan ECHO & USG denyut jantung PENGGUGAT, akan


ah

tetapi PENGGUGAT merasa ada sesuatu yang keliru terhadap apa yang
R

dialaminya dikarenakan PENGGUGAT mengalami cedera kaki namun yang


es

diperiksa adalah jantung, sehingga PENGGUGAT tidak melanjutkan


M

ng

pemeriksaannya;
on
gu

Hal. 4 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
24. Bahwa, pada tanggal 8 Januari 2016, PENGGUGAT berinisiatif sendiri

R
mendatangi RSUD Budhi Asih untuk mendapatkan pendapat lainnya

si
(“second opinion”) terkait cedera kaki yang dialaminya dan PENGGUGAT

ne
ng
juga menunjukkan hasil rontgen pertama dari TERGUGAT I tertanggal 20
September 2015;
25. Bahwa, setelah Dokter dari pihak RSUD Budhi Asih melakukan

do
gu pemeriksaan dan melihat hasil rontgen pertama yang ditunjukkan oleh
PENGGUGAT menyatakan “terdapat fraktur pada kaki PENGGUGAT”;

In
A
26. Bahwa, berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, Dokter RSUD Budhi Asih
menyatakan “telah terjadi patah tulang pada kaki PENGGUGAT”;
ah

27. Bahwa, untuk memastikan hasil diagnosa dari Dokter RSUD Budhi Asih

lik
tersebut, maka pada tanggal 11 Januari 2016, PENGGUGAT mendatangi
RS. Awal Bross untuk memeriksakan cedera kaki dan meminta untuk
am

ub
dilakukan rontgen;
28. Bahwa, pada saat itu juga PENGGUGAT menunjukkan hasil rontgen
ep
pertama dari TERGUGAT I tertanggal 20 September 2015 kepada Dokter
k

dari pihak RS Awal Bross dan kemudian Dokter menyatakan “terdapat


ah

fraktur pada tulang kaki PENGGUGAT”, dimana hal tersebut sesuai dengan
R

si
pernyataan Dokter RSUD Budhi Asih;
29. Bahwa, setelah hasil rontgen dari RS Awal Bross telah keluar, maka Dokter

ne
ng

dari pihak RS. Awal Bross menyatakan “sendi kaki PENGGUGAT sudah
menyatu”;

do
gu

30. Bahwa, pada tanggal 30 Januari 2016, PENGGUGAT kembali mendatangi


RS. Awal Bross dan meminta untuk dilakukan rontgen dan selanjutnya
dokter memeriksa hasil rontgen tersebut menyatakan “sendi kaki
In
A

PENGGUGAT sudah tertutup dan menyatu”;


31. Bahwa, berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, dokter dari pihak Rs.
ah

lik

Awal Bross menyatakan “meskipun dilakukan operasi, sendi tetap tidak


bisa kembali seperti semula dan sudah tidak dapat lagi berjalan dengan
m

ub

normal”;
32. Bahwa, berdasarkan hal-hal sebagaimana dijelaskan diatas, maka pada
ka

tanggal 31 Januari 2016, PENGGUGAT membuat laporan kepada


ep

TERGUGAT I terkait pelayanan yang tidak memuaskan;


ah

33. Bahwa, TERGUGAT I terkesan mengabaikan laporan yang diadukan oleh


R

PENGGUGAT, sehingga PENGGUGAT mendatangi langsung Humas dari


es

TERGUGAT I dan selanjutnya Humas dari pihak TERGUGAT I meminta


M

ng

waktu seminggu untuk dilaporkan ke Direktur TERGUGAT I;


on
gu

Hal. 5 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
34. Bahwa, pada tanggal 18 Februari 2016 diadakan pertemuan sebagai tindak

R
lanjut atas laporan yang diadukan oleh PENGGUGAT yang dihadiri oleh

si
Direktur TERGUGAT I, Kepala Humas, Asisten dan termasuk TERGUGAT

ne
ng
II dan TERGUGAT III serta beberapa dokter yang terkait;
35. Bahwa, berdasarkan pertemuan tersebut TERGUGAT I menyarankan
PENGGUGAT untuk melakukan CT Scan 3D dan menunjuk dr. Ihsan

do
gu Oesman di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kencana (“RSCM
Kencana”) untuk memeriksa cedera kaki PENGGUGAT mengenai apakah

In
A
benar terjadi patah tulang dan patah tulang tersebut telah tumbuh tulang
yang menutup persendian;
ah

36. Bahwa, pada tanggal 20 Februari dilakukan CT Scan 3D di TERGUGAT I

lik
dan keesokan harinya PENGGUGAT menerima hasil CT Scan 3D tersebut
dan kemudian disarankan oleh TERGUGAT I untuk menemui dr. Ihsan
am

ub
Oesman di RSCM Kencana;
37. Bahwa, pada tanggal 25 Februari 2016 PENGGUGAT menemui dr. Ihsan
ep
Oesman dengan menunjukkan hasil rontgen yang pertama kali,
k

berdasarkan hal itu dr. Ihsan Oesman dengan jelas menyatakan “terjadinya
ah

fraktur pada tulang cuniform kaki PENGGUGAT”, yang artinya dapat


R

si
dikatakan terdapat patah tulang pada kaki PENGGUGAT;
38. Bahwa, PENGGUGAT juga memberikan hasil CT Scan 3D pada tanggal 20

ne
ng

Februari 2016, dimana dr. Ihsan menjelaskan “kaki PENGGUGAT saat itu
masih patah dan sendi PENGGUGAT sudah rusak, selain itu sendi kaki

do
gu

PENGGUGAT juga sudah tertutup/tersumbat serta adanya radang sendi


pada tulang yang mengakibatkan rasa nyeri hebat kalau berjalan dan
apabila dilakukan operasi hasilnya tidak maksimal hanya 40% saja untuk
In
A

kaki yang patah dan kalau sendi sudah tidak bisa diperbaiki lagi karena itu
saya tidak dapat berjalan normal lagi”;
ah

lik

39. Bahwa, pada tanggal 27 Februari 2016, PENGGUGAT menerima pesan via
whatsapp dari Bapak Sumarno selaku Humas TERGUGAT I untuk
m

ub

menawarkan operasi di RSCM Kencana yang ditangani langsung dr. Ihsan,


namun PENGGUGAT menolaknya dengan alasan sebagai berikut:
ka

Pertama, karena tingkat keberhasilan hanya 40 % (empat puluh persen)


ep

dan tulang sendi PENGGUGAT telah rusak yang tidak dapat diperbaiki lagi
ah

sebagaimana penjelasan dr. Ihsan. Kedua, apabila tindakan operasi


R

dilakukan akan dipasang skrup pada tulang kaki yang patah, lalu skrup
es

tersebut akan tetap terpasang permanen pada tulang kaki PENGGUGAT


M

ng

(tidak ada operasi pencabutan skrup) akibatnya nanti kaki


on
gu

Hal. 6 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PENGGUGAT walupun berjalan maupun tidak akan terasa sakit seumur

R
hidup.

si
Dengan alasan-alasan tersebut PENGGUGAT menawarkan kepada

ne
ng
TERGUGAT I agar dilakukan operasi di luar negeri;
40. Bahwa, pada tanggal 2 Maret 2016, PENGGUGAT kembali mendatangi
TERGUGAT I untuk meminta pertanggungjawaban terkait kelalaian

do
gu penanganan medis yang dilakukan tenaga kesehatan TERGUGAT I.
Kemudian pihak TERGUGAT I menawarkan PENGGUGAT agar dilakukan

In
A
operasi di Jakarta dan keberatan untuk melakukan pengobatan
PENGGUGAT di luar negeri. Namun, dalam pertemuan tersebut tidak
ah

tercapai kesepakatan, dan malah pihak TERGUGAT I mempersilahkan

lik
PENGGUGAT untuk menggunakan jalur hukum;
41. Bahwa, pada tanggal 5 Maret 2016, diadakan pertemuan di tempat
am

ub
TERGUGAT I, dimana dihadiri oleh TERGUGAT II dan Humas TERGUGAT
I, dalam pertemuan tersebut TERGUGAT II meminta maaf kepada
ep
PENGGUGAT, sehingga hal tersebut membuktikan TERGUGAT II telah
k

mengakui kelalaiannya, namun karena tidak adanya penyelesaian baik-


ah

baik PENGGUGAT telah menyerahkan permasalahan ini ke kuasa hukum


R

si
untuk menuntut kerugiannya yang telah ditimbulkan PARA TERGUGAT;
42. Bahwa, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dari TERGUGAT I

ne
ng

khususnya TERGUGAT II dan TERGUGAT III merupakan kelalaian dalam


melakukan tindakan medis maupun diagnosa awal terkait cedera di telapak

do
gu

kaki PENGGUGAT, sehingga mengakibatkan kondisi kaki PENGGUGAT


tidak dapat normal kembali;
43. Bahwa, mengacu pada fakta-fakta di atas, PENGGUGAT merasa sangat
In
A

dirugikan akibat kelalaian yang dilakukan oleh TERGUGAT II dan


TERGUGAT III merupakan perbuatan Malpraktek Medis, dimana menurut
ah

lik

Azrul Azwar, Malpraktek memiliki beberapa arti yaitu:


“Pertama, Malpraktek adalah setiap kesalahan profesional yang
m

ub

diperbuat oleh dokter, oleh karena pada waktu melakukan pekerjaan


profesionalnya, tidak memeriksa, tidak menilai, tidak berbuat atau
ka

meninggalkan hal-hal yang diperiksa, dinilai, diperbuat atau di lakukan


ep

oleh dokter pada umumnya, di dalam situasi dan kondisi yang sama;
ah

Kedua, Malpraktek adalah setiap kesalahan yang diperbuat oleh


es

dokter, oleh karena melakukan pekerjaan kedokteran di bawah


M

ng

on
gu

Hal. 7 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
standar yang sebenarnya secara rata-rata dan masuk akal, dapat di

R
lakukan oleh setiap dokter dalam siatuasi atau tempat yang sama;

si
ne
ng
Ketiga, Malpraktek adalah setiap kesalahan profesional diperbuat
oleh seorang dokter, yang di dalamnya termasuk kesalahan karena
perbuatan-perbuatan yang tidak masuk akal serta kesalahan karena

do
gu keterampilan ataupun kesetiaan yang kurang dalam
menyelenggarakan kewajiban atau dan atau pun kepercayaan

In
A
profesional yang dimilikinya.” (Azrul Azwar, 1996, Kriteria Malpraktik
dalam Profesi Kesehatan, Makalah Kongres Nasional IV PERHUKI,
ah

Surabaya)

lik
Lebih lanjut menurut Munir Fuady menjelaskan Malpraktek, yaitu:
“Malpraktik memiliki pengertian yaitu setiap tindakan medis yang
am

ub
dilakukan dokter atau orang-orang di bawah pengawasannya, atau
penyedia jasa kesehatan yang dilakukan terhadap pasiennya, baik
ep
dalam hal diagnosis, terapeutik dan manajemen penyakit yang
k

dilakukan secara melanggar hukum, kepatutan, kesusilaan dan prinsip-


ah

prinsip profesional baik dilakukan dengan sengaja atau karena kurang


R

si
hati-hati yang menyebabkan salah tindak rasa sakit, luka, cacat,
kerusakan tubuh, kematian dan kerugian lainnya yang menyebabkan

ne
ng

dokter atau perawat harus bertanggungjawab baik secara administratif,


perdata maupun pidana.” (Munir Fuady, 2005, Sumpah Hippocrates

do
gu

Aspek Hukum Malpraktik Dokter, Bandung: Citra Aditya Bakti, hlm.2-3);


Bahwa, berdasarkan hal diatas perbuatan TERGUGAT II dan TERGUGAT
III dapat dikualifikasikan sebagai perbuatan Malpraktek.
In
A

44. Bahwa, untuk menyelesaikan permasalahan ini, Kuasa Hukum


PENGGUGAT telah memberikan Peringatan (Somasi) dan Undangan
ah

lik

Pertemuan kepada PARA TERGUGAT melalui surat bernomor


054/RI/I&P/III/16 tertanggal 14 Maret 2016 perihal Somasi I (satu) &
m

ub

Undangan Pertemuan, Surat bernomor 061/RI/I&P/III/16 tertanggal 18


Maret 2016 perihal Somasi II (dua) & Undangan Pertemuan, dan Surat
ka

bernomor 068/RI/I&P/III/16 tertanggal 28 Maret 2016 perihal Somasi III


ep

(tiga) & Undangan Pertemuan;


ah

45. Bahwa, PARA TERGUGAT melalui Kuasa Hukumnya tidak bersedia untuk
R

menghadiri undangan pertemuan tanpa alasan yang jelas dan sekaligus


es

menunjukan tidak adanya itikad baik dari PARA TERGUGAT untuk


M

ng

menyelesaikan permasalahan ini;


on
gu

Hal. 8 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PERBUATAN YANG DILAKUKAN OLEH TERGUGAT II dan TERGUGAT III

R
ADALAH PERBUATAN MELAWAN HUKUM

si
46. Bahwa, perbuatan TERGUGAT II dan TERGUGAT III yang menimbulkan

ne
ng
kerugian nyata bagi PENGGUGAT adalah perbuatan yang dapat
dikualifikasikan dan memenuhi unsur-unsur Perbuatan Melawan Hukum
(Onrechtmatige Daad) sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 Kitab

do
gu Undang-Undang Hukum Perdata yaitu sebagai berikut :
“Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian

In
A
kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu
karena kesalahannya untuk mengganti kerugian tersebut.”
ah

lik
47. Bahwa, dalam buku DR. Munir Fuady, SH., M.H., LL.M berjudul “Perbuatan
Melawan Hukum” Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, Tahun 2005,
am

ub
hal 10, dapat dikutip sebagai berikut :

Sesuai dengan ketentuan Pasal 1365 KUH Perdata, suatu Perbuatan


ep
Melawan Hukum haruslah mengandung unsur-unsur :
k

 Adanya suatu perbuatan;


ah

 Perbuatan tersebut melawan hukum;


R
 Adanya kesalahan dari pelaku;

si
 Adanya kerugian bagi korban;
 Adanya hubugan kausal antara perbuatan dengan kerugian.

ne
ng

48. Bahwa, selanjutnya perbuatan yang dilakukan oleh TERGUGAT II dan


TERGUGAT III memenuhi unsur-unsur Perbuatan Melawan Hukum yang

do
gu

dijelaskan sebagai berikut:

 Bahwa, adanya suatu perbuatan TERGUGAT II dan TERGUGAT III


In
A

yang melakukan Malpraktek Medis kepada PENGGUGAT, sehingga


menyebabkan kaki PENGGUGAT menjadi tidak normal lagi atau dapat
ah

lik

dikatakan cacat seumur hidup, dimana PERBUATAN PARA


TERGUGAT tidak dapat dibenarkan, bertentangan dengan hukum atau
m

ub

perundang-undangan yang berlaku, serta bertentangan dengan sikap


yang baik dalam bermasyarakat dan bertentangan dengan asas
ka

moralitas;
ep

 Bahwa, adanya kesalahan dari pelaku dalam hal ini dilakukan oleh
ah

TERGUGAT II dan TERGUGAT III;


R

es
M

ng

on
gu

Hal. 9 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Bahwa, adanya kerugian bagi korban dalam hal ini adalah

R
PENGGUGAT, sudah jelas dapat dibuktikan yang secara rinci akan

si
dijelaskan pada bagian selanjutnya;

ne
ng
 Bahwa, adanya hubungan kausal antara perbuatan dengan kerugian
terlihat jelas dari perbuatan TERGUGAT II dan TERGUGAT III,

do
gu sehingga menimbulkan kerugian bagi PENGGUGAT baik material
maupun immateriil.
49. Bahwa, kelalaian yang telah dilakukan oleh TERGUGAT II dan TERGUGAT

In
A
III sebagaimana dimaksud diatas juga diatur dalam Pasal 1366 KUH
Perdata yaitu sebagai berikut :
ah

lik
“Setiap orang bertanggung jawab, bukan hanya atas kerugian yang
disebabkan perbuatan-perbuatan, melainkan juga atas kerugian yang
am

ub
disebabkan kelalaian atau kesembronoannya.”

50. Bahwa, lebih lanjut dalam Pasal 77 UU Nomor 36 Tahun 2014 tentang
ep
Tenaga Kesehatan menegaskan kesalahan atau kelalaian tenaga
k

kesehatan sebagai berikut:


ah

“Setiap Penerima Pelayanan Kesehatan yang dirugikan akibat


R

si
kesalahan atau kelalaian Tenaga Kesehatan dapat meminta ganti rugi
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.”

ne
ng

51. Bahwa, berdasarkan uraian diatas, perbuatan TERGUGAT II dan


TERGUGAT III akibat kelalainannya yang menyebabkan kaki

do
gu

PENGGUGAT menjadi tidak normal lagi atau dapat dikatakan cacat


seumur hidup, dimana perbuatan tersebut merupakan Perbuatan Melawan
In
A

Hukum, sehingga PENGGUGAT berhak meminta ganti kerugian kepada


TERGUGAT II dan TERGUGAT III ;
ah

lik

TERGUGAT I BERTANGGUNGJAWAB AKIBAT PERBUATAN


MALPRAKTEK MEDIS YANG DILAKUKAN TENAGA KESEHATANNYA
m

ub

52. Bahwa, sudah seharusnya TERGUGAT I turut bertanggung jawab terhadap


perbuatan Malpraktek Medis ditempatnya yang dilakukan oleh TERGUGAT
ka

II dan TERGUGAT III sebagaimana dimaksud Pasal 1367 KUH Perdata


ep

yaitu sebagai berikut:


ah

“Seseorang tidak hanya bertanggung jawab, atas kerugian yang


R

disebabkan perbuatannya sendiri, melainkan juga atas kerugian yang


es

disebabkan perbuatan-perbuatan orang-orang yang menjadi


M

ng

on
gu

Hal. 10 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tanggungannya atau disebabkan barang-barang yang berada di

R
bawah pengawasannya.”

si
Penjelasan:
Majikan-majikan dan mereka yang mengangkat orang-orang lain untuk

ne
ng
mewakili urusan-urusan mereka adalah bertanggung jawab tentang
kerugian yang diterbitkan oleh pelayan-pelayan atau bawahan-

do
gu bawahan mereka di dalam melakukan pekerjaan untuk mana orang-
orang ini dipakainya.
Dalam hal ini para dokter yang menangani PENGGUGAT yaitu

In
A
TERGUGAT II dan TERGUGAT III yang bekerja atau berada dibawah
tanggungan TERGUGAT I, dimana akibat perbuatan TERGUGAT II
ah

dan TERGUGAT III dalam melakukan tindakan medis secara nyata

lik
menimbulkan kerugian kepada PENGGUGAT.
am

ub
53. Bahwa, selanjutnya, Pasal 46 UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit menyatakan :
“Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua
ep
k

kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga


ah

kesehatan di Rumah Sakit.”


Penjelasan:
R

si
Tenaga kesehatan adalah dokter yang memeriksa dan menangani
PENGGUGAT yaitu TERGUGAT II dan TERGUGAT III di tempat

ne
ng

TERGUGAT I. Semua tindakan tenaga medis yang merugikan


PENGGUGAT adalah tanggung jawab TERGUGAT sebagai tempat

do
gu

Praktik TERGUGAT II dan TERGUGAT III;

54. Bahwa, TERGUGAT I memiliki tanggung jawab sebagai Pelaku Usaha


In
A

sebagaimana disebutkan dalam Pasal 19 (1) UU No. 8 Tahun 1999 tentang


Perlindungan Konsumen, yaitu :
“Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas
ah

lik

kerusakan, pencemaran, dan atau kerugian konsumen akibat


mengkonsumsi barang dan atau jasa yang dihasilkan atau
m

ub

diperdagangkan.”
ka

55. Berdasarkan uraian-uraian diatas, sangat wajar sekali jika PENGGUGAT


ep

meminta pertanggung jawaban TERGUGAT I karena kelalaian yang


dilakukan tenaga kesehatannya yaitu oleh TERGUGAT II dan TERGUGAT
ah

III dalam menangani PENGGUGAT yang mengakibatkan PENGGUGAT


es

mengalami cacat fisik permanen selama hidupnya dan menderita kerugian


M

ng

on
gu

Hal. 11 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
materi yang besar, sehingga memerlukan biaya yang besar untuk

R
melakukan .penyembuhan cacat kakinya diluar negeri.

si
56. Bahwa, perbuatan Malpraktek Medis yang dilakukan kepada PENGGUGAT

ne
ng
dapat dituntut secara pidana sebagaimana dijelaskan Pasal 84 (1) UU
Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan yang menyatakan
sebagai berikut:

do
gu “Setiap Tenaga Kesehatan yang melakukan kelalaian berat yang
mengakibatkan Penerima Pelayanan Kesehatan luka berat dipidana

In
A
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun.”

57. Bahwa, TERGUGAT I maupun Pengurusnya untuk dikenakan tuntutan


ah

lik
secara pidana sebagaimana dimaksud Pasal 62 (3) UU No. 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen yaitu:
am

ub
“Terhadap pelanggaran yang mengakibatkan luka berat, sakit
berat, cacat tetap atau kematian diberlakukan ketentuan pidana
yang berlaku.”
ep
k

KERUGIAN PENGGUGAT ATAS PERBUATAN MELAWAN HUKUM PARA


ah

TERGUGAT
R

si
58. Bahwa, akibat dari perbuatan PARA TERGUGAT yang telah melakukan

ne
perbuatan melawan hukum tersebut telah menimbulkan hak bagi
ng

PENGGUGAT untuk menuntut kerugian baik materiil maupun immateriil


sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 jo 1367 KUH Perdata menyatakan

do
gu

sebagai berikut :
a. Kerugian Materil
In
Uraian Jumlah
A

 Biaya pemeriksaan dan obat di Rumah Rp. 6.000.000,-


Sakit
ah

lik

 Kerugian akibat tidak bisa bekerja Rp.3.250.000.000,-


sehingga kehilangan pendapatan dari
penghasilan perbulan yang seharusnya
m

ub

didapat sebesar Rp. 250.000.000,-


sampai bulan Oktober 2016
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Hal. 12 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Healing Cost in Hospital atau Biaya untuk Rp.7.402.275.000,-

R
melakukan pengobatan dan perawatan ke

si
luar negeri berupa:

ne
ng
Biaya rawat inap di rumah sakit, Anestesi,
Konsultasi Ahli Orthopedy, tes tambahan
termasuk x-ray, MRI, atau CT scan,

do
gu Operasi ke-I, Operasi ke-II (pelepasan
skrup), Obat, fisioterapi dan Psikiatri;

In
A
serta
Biaya jaminan hidup perawatan
ah

PENGGUGAT seumur Hidup, maka kira-

lik
kira biaya yang dibutuhkan sejumlah €
500.000,- (lima ratus ribu euro) apabila
am

ub
dikurskan menjadi rupiah saat ini
tertanggal 19 April 2016 Rp. 14,804.55
ep
k

 Operasional, Jasa Advokat sebesar Rp. 200.000.000,-


ah

TOTAL (+) Rp.10.858.275.000,-


R

si
(sepuluh milyar delapan ratus lima puluh delapan juta dua ratus
tujuh puluh lima ribu rupiah)

ne
ng

b. Kerugian Immateriil

do
Akibat perbuatan melawan hukum PARA TERGUGAT telah
gu

mengakibatkan kerugian bagi PENGGUGAT, dimana


PENGUGAT mengalami cacat permanen pada kaki dan tidak
In
A

dapat melakukan aktivitas lagi secara normal, sehingga hal


tersebut sangat patut diperhitungkan apabila dinilai dengan
ah

lik

uang sebesar Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah)

59. Bahwa, untuk menjamin agar Gugatan ini tidak sia-sia (illusoir), maka layak
m

ub

dan beralasan hukum kiranya Majelis Hakim yang mengadili perkara a quo
meletakkan Sita jaminan (Conservatoir Beslag) atas tanah dan bangunan
ka

ep

milik TERGUGAT I yang terletak di Jl. Inspeksi Saluran Tarum Barat


Kalimalang, Jakarta Timur dengan batas-batas sebagai berikut :
ah

- Batas Utara : Jl. Tarum Barat, Jakarta Timur


R

- Batas Selatan : Komplek Puri Sentra Niaga Jl. Wiraloka, Jakarta Timur
es

- Batas Barat : Tanah dan Bangunan RT 001 RW 013


M

ng

Jl. Tarum Barat Kalimalang, Jakarta Timur


on
gu

Hal. 13 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Batas Timur : Jl. Tarum Barat, Jakarta Timur

si
60. Bahwa, untuk menjamin agar Gugatan tidak menjadi sia-sia dikemudian
hari dan agar PARA TERGUGAT patuh untuk melaksanakan isi putusan

ne
ng
dalam perkara ini, maka PENGGUGAT mohon kepada Majelis Hakim yang
memeriksa dan memutus perkara ini untuk dapat kiranya menjatuhkan

do
gu hukuman dengan uang paksa (dwangsom) kepada PARA TERGUGAT,
sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), untuk setiap hari
keterlambatan pelaksanaan putusan ini sampai dilaksanakan oleh

In
A
TERGUGAT;
61. Bahwa, oleh karena Gugatan PENGGUGAT didukung oleh bukti-bukti yang
ah

lik
mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna, maka PENGGUGAT
mohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur, agar
am

ub
putusan yang dijatuhkan dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada
bantahan, perlawanan (verzet), banding atau upaya hukum lain sesuai
dengan Pasal 180 ayat (1) HIR (Uitvoerbar bij Vorrad).
ep
k

Maka berdasarkan hal-hal yang telah PENGGUGAT uraikan di atas, dengan


ah

segala kerendahan hati kami mohon agar Majelis Hakim Pengadilan Negeri
R
Jakarta Timur yang memeriksa perkara a-quo untuk berkenan memeriksa dan

si
memutus sebagai berikut:

ne
ng

DALAM PROVISI :
1. Menghukum TERGUGAT I untuk meletakkan Sita jaminan (Conservatoir

do
gu

Beslag) atas tanah dan bangunan milik TERGUGAT I yang terletak di Jl.
Inspeksi Saluran Tarum Barat Kalimalang, Jakarta Timur sebagai jaminan
In
agar gugatan ini tidak menjadi sia-sia dikemudian hari, dengan batas-batas
A

sebagai berikut :
- Batas Utara : Jl. Tarum Barat, Jakarta Timur
ah

- Batas Selatan : Komplek Puri Sentra Niaga Jl.


lik

Wiraloka, Jakarta Timur


- Batas Barat : Tanah dan Bangunan RT 001
m

ub

RW 013 Jl. Tarum Barat Kalimalang, Jakarta


Timur
ka

- Batas Timur : Jl. Tarum Barat, Jakarta Timur


ep

DALAM POKOK PERKARA


ah

1. Menerima dan mengabulkan Gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;


R

es

2. Menyatakan demi hukum perbuatan yang dilakukan oleh PARA


M

ng

TERGUGAT merupakan Perbuatan Melawan Hukum;


on
gu

Hal. 14 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Menyatakan TERGUGAT I bertanggung jawab atas semua tindakan

R
praktek kedokteran dan/atau tindakan medis yang dilakukan oleh

si
TERGUGAT II dan TERGUGAT III dalam memeriksa dan mendiagnosa

ne
ng
cedera kaki PENGGUGAT;

4. Menyatakan TERGUGAT II terbukti bersalah dalam memeriksa dan

do
gu mendiagnosa cedera kaki PENGGUGAT sebanyak 4 (empat) kali
berturut-turut bahkan setelah dilakukan rongent sebanyak 3 (tiga) kali
dan oleh karena kesalahan tersebut membuat kaki PENGGUGAT

In
A
menjadi CACAT seumur hidup;
ah

5. Menyatakan TERGUGAT III terbukti bersalah dimana mengeluarkan

lik
surat keterangan rontgen dengan hasil yang berbeda pada kenyataan
yang dialami PENGGUGAT dan oleh karena kesalahan tersebut
am

ub
membuat kaki PENGGUGAT menjadi CACAT seumur hidup;

6. Menghukum TERGUGAT II dan TERGUGAT III agar dicabut izin


ep
k

praktek kedokterannya karena tidak kompeten dan profesional dalam


ah

menjalankan profesinya, demi menghindari hal-hal yang tidak


R
diinginkan oleh semua pihak dan agar kejadian ini tidak terulang

si
kembali;

ne
ng

7. Menghukum PARA TERGUGAT untuk melakukan pembayaran


terhadap PENGGUGAT atas Perbuatan Malpraktek Medis yang

do
gu

menyebabkan cacat permanen pada kaki PENGGUGAT;

8. Menghukum PARA TERGUGAT untuk membayar ganti kerugian baik


In
A

materiil dan immaterial kepada PENGGUGAT dengan rincian sebagai


berikut :
ah

lik

a. Kerugian Materil
Uraian Jumlah
 Biaya pemeriksaan dan obat di Rumah Rp. 6.000.000,-
m

ub

Sakit
 Kerugian akibat tidak bisa bekerja Rp.3.250.000.000,-
ka

sehingga kehilangan pendapatan dari


ep

penghasilan perbulan yang seharusnya


didapat sebesar Rp. 250.000.000,-
ah

sampai bulan Oktober 2016


R

es

 Healing Cost in Hospital atau Biaya untuk Rp.7.402.275.000,-


M

ng

melakukan pengobatan dan perawatan ke


on
gu

Hal. 15 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
luar negeri berupa:

R
Biaya rawat inap di rumah sakit, Anestesi,

si
Konsultasi Ahli Orthopedy, tes tambahan

ne
ng
termasuk x-ray, MRI, atau CT scan,
Operasi ke-I, Operasi ke-II (pelepasan
skrup), Obat, fisioterapi dan Psikiatri;

do
gu serta
Biaya jaminan hidup perawatan

In
A
PENGGUGAT seumur Hidup, maka kira-
kira biaya yang dibutuhkan sejumlah €
ah

500.000,- (lima ratus ribu euro) apabila

lik
dikurskan menjadi rupiah saat ini
tertanggal 19 April 2016 Rp. 14,804.5
am

 Operasional, Jasa Advokat sebesar


ub
Rp. 200.000.000,-
ep
k

TOTAL (+) Rp.10.858.275.000,-


(sepuluh milyar delapan ratus lima puluh delapan juta dua ratus
ah

tujuh puluh lima ribu rupiah)


R

si
b. Kerugian Immateriil
Akibat perbuatan melawan hukum PARA TERGUGAT telah

ne
ng

mengakibatkan kerugian bagi PENGGUGAT, dimana


PENGUGAT mengalami cacat permanen pada kaki dan tidak

do
gu

dapat melakukan aktivitas lagi secara normal, sehingga hal


tersebut sangat patut diperhitungkan apabila dinilai dengan
uang sebesar Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
In
A

rupiah).
ah

lik

9. Menghukum PARA TERGUGAT menurut hukum untuk membayar uang


paksa (dwangsom) sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
setiap hari bila PARA TERGUGAT lalai memenuhi isi putusan ini;
m

ub

10. Menyatakan bahwa putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu


ka

meskipun ada bantahan (verzet), banding atau kasasi atau upaya


ep

hukum lain sesuai dengan Pasal 180 ayat (1) HIR (uitvoerbaar bij
vooraad);
ah

11. Menghukum PARA TERGUGAT untuk membayar biaya perkara yang


es

timbul dalam perkara ini.


M

ng

on
gu

Hal. 16 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Atau apabila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur berpendapat lain

R
mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex Aquo Et Bono) ;

si
Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang ditetapkan :

ne
ng
-Untuk Penggugat hadir Kuasanya tersebut diatas ;
-Untuk Tergugat I hadir Kuasanya IDHAM INDRAPUTRA, SH,MH,dan RYAN
MAHAPUTRA ,SH, M.Kn., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 13

do
gu Januari 2016 ;
-Untuk Tergugat II dan Tergugat III hadir Kuasanya ARIEF

In
A
NUGROHO,SH.MH, DAN ANTHONY MUSLIM P, SH., berdasarkan Surat
Kuasa Khusus tertanggal 15 Februari 2016 ;
ah

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mengupayakan perdamaian

lik
diantara kedua belah pihak melalui Mediasi sebagaimana diatur lebih lanjut
dalam PERMA No. I Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan
am

ub
dengan menunjuk : GEDE ARIAWAN, SH.MH., sebagai Hakim Pengadilan
Negeri Jakarta Timur sebagai Mediator ;
ep
Menimbang, bahwa berdasarkan laporan Hakim Mediator tanggal 23
k

Agustus 2016 upaya perdamaian tersebut tidak berhasil ;


ah

Menimbang, bahwa oleh karena itu pemeriksaan perkara dilanjutkan


R

si
dengan pembacaan surat Gugatan Penggugat dan Penggugat menyatakan
tetap pada gugatannya ;

ne
ng

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat I telah


mengajukan Jawaban tanggal 20 September 2016 yang pada pokoknya

do
gu

sebagai berikut :
PENDAHULUAN
In
Dalam gugatan a quo, TERGUGAT I sebagai penyelenggara pelayanan
A

kesehatan menyadari perselisihan dalam perkara a quo tidak lain dikarenakan


PENGGUGAT sebagai pasien tidak memahami dengan benar tindakan medis
ah

lik

yang telah disepakati atas hubungan hukum yang didasarkan pada


inspaningverbintenis. Sehingga dalam perkara a quo, TERGUGAT I telah
m

ub

dihadapkan pada sesuatu yang bersifat subjektif berdasarkan penilaian


PENGGUGAT. Namun atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, diantara
ka

ep

kedudukan PENGGUGAT dengan TERGUGAT I serta kedudukan tergugat


lainnya oleh PENGGUGAT dengan TERGUGAT II dan TERGUGAT III, telah
ah

duduk Yang Mulia Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Timur
R

sebagai “dominis litis” yang tidak berpihak, artinya pemeriksaan untuk


es
M

mengadili perkara a quo tidak semata-mata berpedoman pada apa yang


ng

tersurat dalam gugatan a quo, melainkan merefleksikan keadilan pada


on
gu

Hal. 17 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
penegakan hukum yang senantiasa mengejar kebenaran terhadap kedudukan

R
semua pihak-pihak dalam perkara a quo sama tinggi dan sama rendah di

si
muka sidang ini, sebab dalam perkara a quo perlu juga mempertimbangkan

ne
ng
pengakuan terhadap perlindungan hukum kepada TERGUGAT I sebagaimana
jaminan Pasal 30 ayat (1) huruf (f) Undang-Undang Nomor : 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit (“UU Rumah Sakit”);

do
gu Oleh karenanya, agar Yang Mulia Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri
Jakarta Timur dalam memeriksa dan memutuskan perkara a quo mencapai

In
A
pada suatu keyakinan atau keimanan atas suatu perbuatan yang dapat
ditentukan secara benar dan adil, perkenankanlah kiranya TERGUGAT I
ah

lik
(dengan bersandar pada kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa)
menyampaikan JAWABAN, EKSEPSI, dan GUGAT REKONVENSI terhadap
gugatan a quo berdasarkan uraian-uraian sebagai berikut :
am

ub
DALAM KONVENSI ep
DALAM EKSEPSI
k

1. Gugurnya hak menuntut perkara a quo karena daluwarsa (exceptio


ah

temporis) :
R

si
PENGGUGAT dalam gugatan a quo (vide halaman (14) posita angka (54)
gugatan a quo), pada pokoknya telah mendalilkan TERGUGAT I

ne
ng

bertanggung jawab sebagai pelaku usaha sebagaimana Pasal 19 ayat (1)


Undang-Undang Nomor: 08 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

do
gu

(“UU Perlindungan Konsumen”). Dalil PENGGUGAT yang


mempersesuaikan perkara a quo dengan mendekatkan pada UU
In
Perlindungan Kosumen sama halnya PENGGUGAT mengakui bahwa
A

sumber hukum materil dalam perkara a quo adalah UU Perlindungan


Konsumen sebagai sumber hukum materil dalam perkara a quo (lex
ah

lik

specialis derogat legi generali);

Dengan berpijak pada sumber hukum materiil a quo, maka hak menuntut
m

ub

semua kerugian PENGGUGAT kepada TERGUGAT I berlaku masa


tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal transaksi sebagaimana
ka

ep

diamanatkan dalam Pasal 19 ayat (3) UU Perlindungan Konsumen. Oleh


karenanya yang menjadi rumusan untuk perlu diketahui terlebih dahulu
ah

adalah apakah hak menuntut PENGGUGAT tersebut telah dilaksanakan


R

sesuai tenggang waktu a quo? Berdasarkan rumusan tersebut ditinjau


es
M

berdasarkan kronologis perkara a quo, maka persesuain fakta-fakta


ng

on
gu

Hal. 18 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hukumnya dapat merujuk berdasarkan pengakuan PENGGUGAT in casu

R
halaman (5) sampai dengan halaman (7) posita angka (19) dan posita

si
angka (32) gugatan a quo, disesuaikan dengan medical record nomor:

ne
ng
167112 atas nama pasien PENGGUGAT, bahwa tanggal transaksi terakhir
PENGGUGAT menerima jasa pelayanan kesehatan ditempat TERGUGAT
adalah pada tanggal 19 November 2015, dan PENGGUGAT

do
gu menyampaikan komplain yang pertama kalinya kepada TERGUGAT pada
tanggal 31 Januari 2016;

In
A
Berdasarkan fakta dan kronologis tersebut diketahui bahwa hak menuntut
semua kerugian PENGGUGAT dilaksanakan kepada TERGUGAT I dalam
ah

lik
tenggang waktu 74 (tujuh puluh empat) hari, sehingga menurut hukumnya
pelaksanaan hak menuntut semua kerugian PENGGUGAT kepada
TERGUGAT I tersebut adalah DALUWARSA atau lewat waktu
am

ub
(expiration), dikarenakan tidak dilaksanakan sebagaimana menurut Pasal
19 ayat (3) UU Perlindungan Konsumen, dan sudah selayaknya menurut
ep
k

hukum Yang Mulia Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Timur
yang memeriksa, mengadili dan memutus perkara a quo menyatakan
ah

R
gugatan a quo GUGUR MENURUT HUKUM;

si
2. Adanya dugaan tipu muslihat oleh PENGGUGAT (exceptio doli mali) :

ne
ng

Dalam perkara a quo, hubungan hukum antara PENGGUGAT dengan


TERGUGAT I didasarkan karena undang-undang (ius delicto) in casu
kewajiban-kewajiban PENGGUGAT dan TERGUGAT I telah ditentukan

do
gu

berdasarkan Pasal 29 ayat (3), juncto Pasal 31 ayat (2) Undang-Undang


Nomor: 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (“UU Rumah Sakit”), juncto
In
A

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 69 Tahun 2014 tentang Kewajiban


Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien (“Permenkes 69/2014”);
ah

lik

Dalam hubungan hukum a quo disebut juga dengan transaksi terapeutik


(perjanjian terapeutik), yakni dimulai pada saat PENGGUGAT datang
m

ub

ketempat TERGUGAT I pada tanggal 20 September 2015 dengan


menyampaikan keluhan nyeri dikaki kiri setelah jatuh terpeleset saat
ka

berjalan. Terhadap keterangan yang disampaikan PENGGUGAT ditempat


ep

TERGUGAT I dalam anamnesa (pemeriksaan melalui percakapan) pada


ah

tanggal 20 September 2015 tersebut ternyata menjadi berbeda dengan


R

keterangan yang disampaikan PENGGUGAT dalam gugatan a quo pada


es

tanggal 20 April 2016 in casu halaman (3) posita angka (4) gugatan a quo
M

ng

menyatakan “PENGGUGAT terjatuh dari ketinggian lebih dari 2 meter”;


on
gu

Hal. 19 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Lebih dari itu, berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang dilaksanakan

R
ditempat TERGUGAT I melalui TERGUGAT II pada tanggal 21 September

si
2015, PENGGUGAT menyatakan tidak merasakan nyeri sumbu, dan

ne
ng
berdasarkan foto rotgen kaki kiri PENGGUGAT dalam pemeriksaan
penunjang tidak memperlihatkan garis hitam, maka penegakan diagnosa
kaki kiri PENGGUGAT dinyatakan tidak retak/patah. Diagnosa tersebut

do
gu dikuatkan berdasarkan kedatangan PENGGUGAT ditempat TERGUGAT I
pada tanggal 5 dan tanggal 8 Maret 2016 yang memperlihatkan kaki kiri

In
A
PENGGUGAT menjadi tumpuan pada saat berjalan, dan PENGGUGAT
tidak memerlukan tongkat untuk berjalan. Fakta-fakta tersebut menjadi
ah

berbeda dengan apa yang dilakukan PENGGUGAT pada saat datang

lik
dipersidangan a quo dengan membawa tongkat untuk membantu berjalan;

Oleh karena adanya perbedaan keterangan yang disampaikan melalui


am

ub
anamnesa dengan keterangan kronologis dalam gugatan a quo, serta
perbedaan fakta-fakta sebelum dan sesudah persidangan a quo yang
ep
k

memperlihatkan PENGGUGAT dapat berjalan dengan baik tanpa bantuan


tongkat, maka tepatlah kiranya PENGGUGAT telah melakukan tipu daya
ah

R
atau tipu muslihat untuk mendatangkan rasa simpati atau bahkan empati

si
yang menyesatkan kepada setiap orang dengan tujuan untuk

ne
mempersalahkan pelayanan kesehatan ditempat TERGUGAT I sehingga
ng

menciptakan pembenaran yang tidak sah menurut hukum (onwetitg,


illegal) menjadi sah (wettig, legal). Terhadap tipu daya tersebut sama

do
gu

halnya PENGGUGAT tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana


Pasal 28 huruf (d) Permenkes 69/2014, dan sudah selayaknya Yang Mulia
In
Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang memeriksa,
A

mengadili dan memutus perkara a quo menyatakan gugatan a quo ditolak


karena adanya dugaan tipu muslihat oleh PENGGUGAT dalam perkara a
ah

lik

quo ;

3. Pengadilan negeri tidak berwenang mengadili perkara a quo :


m

ub

PENGGUGAT dalam posita gugatan a quo pada pokoknya telah


ka

mendalilkan perbuatan malpraktek medis dalam perkara a quo, sementara


ep

PENGGUGAT dalam pentitum angka (6) gugatan a quo menyatakan


“Menghukum TERGUGAT II, dan TERGUGAT III agar dicabut izin pratek
ah

kodokterannya...”. Terhadap dalil posita dan pentitum PENGGUGAT


R

es

tersebut merupakan ruang lingkup Majelis Kehormatan Disiplin


M

Kedokteran Indonesia (“MKDKI”) sebagaimana yang dijaminkan


ng

on
gu

Hal. 20 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
keputusannya berdasarkan Pasal 69 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)

R
Undang-Undang Nomor: 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (“UU

si
Praktik Kedokterann”);

ne
ng
Oleh karena dalil posita dan pentitum PENGGUGAT tersebut tidak
termasuk dalam yuridiksi absolut lingkungan peradilan umum, seyogyanya

do
gu Yang Mulia Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang
memeriksa, mengadili dan memutus perkara a quo berkenan menyatakan
gugatan a quo tidak dapat diterima (niet onvantkelijke verklaard);

In
A
4. Gugatan a quo error in persona :
Ditinjau dari hak menuntut PENGGUGAT dalam gugata a quo,
ah

lik
TERGUGAT I telah dituntut pertanggungjawaban sebagai Pelaku Usaha
(vide halaman (14) posita angka (54) gugatan a quo). Oleh karena
am

ub
PENGGUGAT tidak mendefinisikan dengan jelas tentang “Pelaku Usaha”,
maka pengertian tentang “Pelaku Usaha” dapat diperoleh penjelasannya
dengan bersumber pada ketentuan Pasal 1 angka (3) UU Perlindungan
ep
k

Konsumen, yang menyatakan:


ah

“Pelaku usaha adalah setiap perseorangan atau badan usaha


R

si
baik berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum
yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan di
wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri

ne
ng

maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan


kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi”
Penerapan tuntutan pertanggungjawaban TERGUGAT I sebagai “Pelaku

do
gu

Usaha” oleh PENGGUGAT dalam gugatan a quo adalah keliru (error in


persona). Sebab TERGUGAT I adalah organisasi normatif in casu ditinjau
In
berdasarkan unsur pendirian dan pengelolaannya adalah :
A

 Unsur pendirian: membagi tiga jenis pendirian, yakni dapat didirikan


ah

oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau swasta. Pendirian rumah


lik

sakit swasta dilaksanakan oleh badan hukum, hal ini sebagaimana


amanat Pasal 7 ayat (2) dan ayat (4) UU Rumah Sakit;
m

ub

 Unsur pengelolaan : rumah sakit privat dengan tujuan provit dikelola


oleh badan hukum berbentuk perseroan terbatas atau persero, hal ini
ka

ep

sebagaimana amanat Pasal 21 UU Rumah Sakit) ;


Atas dasar unsur-unsur tersebut diatas, secara hukum kedudukan hukum
ah

TERGUGAT I sebagai rumah sakit privat berada dibawah perseroan


R

terbatas, dan bukan sebagai subjek hukum (legal entiy) dalam perkara a
es
M

quo. Hal ini ditegaskan pula oleh pendapat-pendapat ahli antara lain :
ng

on
gu

Hal. 21 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Sri Praptianingsih.

R
“Rumah sakit swasta bukan sebagai badan hukum, yang mempunyai

si
status badan hukum adalah pemilik dan penyelenggaranya

ne
ng
sebagaimana rumah sakit pemerintah” (vide Sri Praptianingsih,
Kedudukan Hukum Perawat Dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Di
Rumah Sakit, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hal 103);

do
gu  J. Guwandi, SH.
“Rumah sakit adalah sebuah organisasi yang dimiliki oleh sebuah

In
A
badan hukum, sehingga rumah sakit bukan subjek hukum, secara
yuridis formil rumah sakit tidak dapat dituntut (vide J. Guwandi, SH,
ah

lik
Sekitar Gugatan Malpraktek Medik, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta, 2010, hal 11-12);
am

ub
Oleh karena gugatan a quo error in persona, seyogyanya menurut hukum
Yang Mulia Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang
memeriksa, mengadili dan memutus perkara a quo menyatakan gugatan a
ep
k

quo tidak dapat diterima (niet onvantkelijke verklaard);


ah

5. Gugatan a quo tidak sah :


R

si
Walaupun dalam Pasal 118 dan Pasal 120 Het Herziene Indonesisch
Reglemen (“HIR”) tidak menetapkan secara spesifik mengenai perincian

ne
ng

susunan formulasi gugatan, akan tetapi sesuai dengan perkembangan


praktik litigasi terdapat kecenderungan dalam penyusunan formulasi

do
gu

gugatan sekurang-kurangnya harus memuat salah satunya “Identitas Para


Pihak”, yakni meliputi “Alamat atau Tempat Tinggal Tergugat atau Para
Pihak”. Adapun yang dimaksud dengan alamat atau tempat tinggal
In
A

tergugat atau para pihak adalah didasarkan pada asas yang bersangkutan
secara nyata bertempat tinggal sesuai sumber dokumen yang tidak dapat
ah

lik

diajukan bantahannya (vide M. Yahya Harahap, SH., Hukum Acara


Perdata: Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan
m

ub

Pengadilan, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, halaman 54-55);

Berpijak pada perkembangan praktik tersebut diatas yang dipersesuaikan


ka

dengan gugatan a quo, maka diperoleh penjelasan bahwa formulasi


ep

gugatan yang telah disusun oleh PENGGUGAT mencantumkan alamat


ah

atau tempat tinggal TERGUGAT II dan TERGUGAT III sama dengan


R

alamat TERGUGAT I. Pencatuman alamat yang sama antara TERGUGAT


es

I dengan TERGUGAT II dan TERGUGAT III adalah keliru, dikarenakan


M

ng

on
gu

Hal. 22 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
alamat atau tempat tinggal TERGUGAT II dan TERGUGAT III tidak berada

R
dalam yuridiksi kewenangan Pengadilan Negeri Jakarta Timur;

si
Oleh karena PENGGUGAT keliru dalam menyusun formulasi gugatan a

ne
ng
quo dengan mencantumkan alamat atau tempat tinggal TERGUGAT II,
dan TERGUGAT III sama-sama berada dalam yurisdiksi kewenangan

do
gu Pengadilan Negeri Jakarta Timur, maka penyusunan kompetensi relatif
dalam gugatan a quo ditentukan oleh PENGGUGAT berdasarkan TEMPAT
KEJADIAN (locus delicti). Penyusunan kompetensi relatif dalam gugatan a

In
A
quo tidak sesuai dengan ketentuan yang digariskan Pasal 118 HIR.

Dengan demikian, gugatan a quo yang mencantumkan alamat atau


ah

lik
tempat tinggal TERGUGAT II, dan TERGUGAT III sama dengan
TERGUGAT I tidak memenuhi ketentuan secara normatif, dan sudah
am

ub
sepatutnya menurut hukum gugatan a quo dapat dinyatakan tidak sah,
atau setidak-tidaknya gugatan a quo dapat dinyatakan tidak dapat diterima
(niet onvantkelijke verklaard) oleh Yang Mulia Majelis Hakim pada
ep
k

Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang memeriksa, mengadili dan


ah

memutus perkara a quo;


R

si
6. Surat Kuasa Khusus PENGGUGAT tidak sah :
Dalam praktik litigasi, formulasi surat kuasa khusus yang memenuhi

ne
ng

prinsip-prinsip sebagaimana yang digariskan Pasal 123 HIR, juncto Surat


Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor: 6 Tahun 1994, salah satunya

do
gu

harus dengan jelas menyebutkan secara lengkap identitas para pihak


yang berperkara. Penyebutan secara lengkap identitas para pihak yang
berperkara sama halnya meliputi penyebutan alamat atau tempat tinggal
In
A

tergugat;

Terhadap prinsip-prinsip tersebut diatas, dan dipersesuaikan dengan Surat


ah

lik

Kuasa Khusus PENGGUGAT, maka diperoleh penjelasan bahwa dalam


Surat Kuasa Khusus PENGGUGAT a quo tidak menyebutkan alamat atau
m

ub

tempat tinggal TERGUGAT I, TERGUGAT II, dan TERGUGAT III. Oleh


karena tiada disebutkan alamat atau tempat tinggal TERGUGAT I,
ka

TERGUGAT II, dan TERGUGAT III dalam Surat Kuasa Khusus


ep

PENGGUGAT tersebut, maka Surat Kuasa Khusus PENGGUGAT a quo


ah

tidak memenuhi syarat formil yang digariskan Pasal 123 HIR, juncto Surat
R

Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor: 6 Tahun 1994, dan seyogyanya


es

menurut hukum Yang Mulia Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri


M

ng

Jakarta Timur yang memeriksa, mengadili dan memutus perkara a quo


on
gu

Hal. 23 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menyatakan Surat Kuasa Khusus PENGGUGAT tidak sah, atau setidak-

R
tidaknya gugatan a quo dapat dinyatakan tidak dapat diterima (niet

si
onvantkelijke verklaard);

ne
ng
7. Gugatan a quo kurang pihak (plurium litis consortium) :

do
gu Secara konsideran, PENGGUGAT dalam menyusun uraian “Kronologis
Perkara” dalam gugatan a quo setidak-tidaknya telah memuat keterangan
pihak-pihak antara lain:

In
A
 dr. Yunika selaku dokter Instalansi Gawat Darurat (IGD) ditempat
TERGUGAT I;
ah

lik
 dr. Syafruddin Surin, Sp.JP., FIHA, selaku dokter specialis jantung
ditempat TERGUGAT I;
am

ub
 RSUD. Budhi Asih untuk mendapatkan pendapat lainnya (second
opinion);
ep
 RS. Awal Bross untuk mendapatkan pemeriksaan penunjang lainnya,
k

yaknti rotgen kedua;


ah

 dr. Ihsan Oesman pada RSCM Kencana;


R

si
ne
Penyebutan pihak-pihak tersebut diatas yang mendasari PENGGUGAT
ng

berkeyakinan adanya malpraktek medis yang diselenggarakan oleh


TERGUGAT I, sehingga kedudukan pihak-pihak tersebut diatas

do
gu

mempunyai urgensi untuk dapat dimintakan pertanggungjawaban


berdasarkan personal liability dan berdasarkan vicarious liability dalam
In
perkara a quo. Akan tetapi PENGGUGAT dalam menyusun formulasi
A

pihak-pihak dalam gugatan a quo hanya mendudukan TERGUGAT I,


TERGUGAT II, dan TERGUGAT III, sedangkan dr. Yunika, dr. Syafruddin
ah

lik

Surin, Sp.JP., FIHA, dr. Ihsan Oesman, RSUD. Budhi Asih, dan RS. Awal
Bross luput dikualifikasikan oleh PENGGUGAT sebagai pihak dalam
m

ub

perkara a quo ;

Oleh karena PENGGUGAT luput mengkualifikasi pihak-pihak lainnya


ka

ep

sebagai pihak dalam gugatan a quo, seyogyanya demi hukum Yang Mulia
Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang memeriksa,
ah

mengadili dan memutus perkara a quo menyatakan gugatan a quo kurang


R

es

pihak (plurium litis consortium), atau setidak-tidaknya gugatan a quo dapat


M

dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvantkelijke verklaard);


ng

on
gu

Hal. 24 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
8. Gugatan a quo prematur :

R
Dalam gugatan a quo, PENGGUGAT pada pokoknya telah mendalilkan

si
TERGUGAT I bertanggungjawab akibat perbuatan malpraktek medis yang

ne
ng
dilakukan tenaga kesehatannya. Dalil PENGGUGAT tersebut
bertentangan dengan asas-asas praduga tidak bersalah (presumption of
innocence), dikarenakan untuk menuntut pertanggungjawaban

do
gu TERGUGAT I tersebut diperlukan terlebih dahulu kajian yang membahas
adanya perbedaan diagnosa antara TERGUGAT II - TERGUGAT III

In
A
dengan tenaga medis pada RSUD. Budhi Asih, dan RS. Awal Bross;

Perbedaan diagnosa antara tenaga medis tersebut merupakan konflik


ah

lik
etikolegal, in casu pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (rotgen)
ditempat TERGUGAT I dimintakan pendapat lainnya (second opinion) oleh
tenaga medis pada RSUD. Budhi Asih, dan RS. Awal Bross, sehingga
am

ub
menciptakan perbedaan diagnosa yang dilahirkan oleh adanya dugaan
pelanggaran kode etik kedokteran sebagaimana yang digariskan Pasal 15
ep
k

Surat Keputusan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Nomor:


221/PB/A.4/2002 tentang Penerapan Kode Etik Kedokteran Indonesia
ah

R
(“Kode Etik Kedokteran”);

si
Adapun dugaan pelanggaran kode etik kedokteran dimaksud dapat dilihat

ne
ng

berdasarkan “Kronologis Perkara” dalam posita angka (24) sampai


dengan posita angka (28) halaman (6) gugatan a quo yang pada
pokoknya penegakan diagnosa tenaga medis pada RSUD. Budhi Asih,

do
gu

dan RS. Awal Bross didasari pada hasil rotgen ditempat TERGUGAT I,
sehingga tenaga medis pada RSUD. Budhi Asih, dan RS. Awal Bross
In
A

tentunya mengetahui bahwa PENGGUGAT sedang ditangani oleh


TERGUGAT II, dan TERGUGAT III ditempat TERGUGAT I. Sedangkan
ah

lik

faktanya TERGUGAT II dan TERGUGAT III ditempat TERGUGAT I tidak


pernah mendapat pemberitahuan sama sekali dari tenaga medis pada
RSUD. Budhi Asih, dan RS. Awal Bross. Terhadap penegakan diagnosa
m

ub

tenaga medis pada RSUD. Budhi Asih, dan RS. Awal Bross demikian
ka

justru tidak sesuai dengan yang diamanatkan dalam Pasal 15 Kode Etik
ep

Kokedoteran, yang menyatakan dalam penjelasannya: “Secara etik


seharusnya bila seseorang dokter di datangi oleh seorang pasien yang
ah

diketahui telah ditangani oleh dokter lain, maka ia segera memberitahu


R

es

dokter yang telah terlebih dahulu melayanan pasien tersebut”;


M

ng

on
gu

Hal. 25 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Terhadap adanya dugaan pelanggaran konflik etikolegal tersebut,

R
seyogyanya mempertimbangkan terlebih dahulu pada Majelis Kehormatan

si
Etik Kodokteran, hal ini sebagaimana Pasal 1 angka (3) juncto Pasal 9

ne
ng
ayat (4) Pedoman Organisasi Dan Tata Laksana Majelis Kehormatan Etik
Kedokteran. Lebih dari itu, Mahkamah Agung melalui Surat Edaran
Mahkamah Agung Nomor : 03 Tahun 1974 telah memberikan

do
gu himbauannya agar segala putusan pengadilan dapat diberikan alasannya
(motiveringplich) guna mencegah batalnya putusan pengadilan.

In
A
Berdasarkan himbauan Mahkamah Agung tersebut ditinjau berdasarkan
pendaftaran gugatan a quo, maka sebagai bagian dari unsur pengkayaan
ah

pertimbangan hukumnya, terlebih dahulu dapat dipertimbangkan hasil

lik
pemeriksaan dan keputusan oleh MAJELIS KEHORMATAN ETIK
KEDOKTERAN tentang itu;
am

ub
Oleh karena dan sudah sepatutnya pendaftaran gugatan a quo tanpa
adanya terlebih dahulu hasil pemeriksaan dan keputusan Majelis
ep
k

Kehormatan Etik Kodokteran tentang itu dapat dinyatakan terlalu dini


(prematur) oleh Yang Mulia Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri
ah

R
Jakarta Timur yang memeriksa, mengadili dan memutus perkara a quo,

si
atau setidak-tidaknya gugatan a quo dapat dinyatakan tidak dapat diterima

ne
(niet onvantkelijke verklaard);
ng

DALAM POKOK PERKARA

do
gu

Bahwa TERGUGAT I mohon agar segala sesuatu yang telah diuraikan dalam
Eksepsi merupakan satu-kesatuan bagian yang tidak terpisahkan dalam
Pokok Perkara;
In
A

9. TERGUGAT I telah melakukan penyelenggaraan pelayanan medis dan


rumah sakit sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
ah

lik

operasional :
Kedudukan Hukum Para Pihak :
m

ub

Ditinjau berdasarkan pengelolaannya, TERGUGAT I merupakah rumah


sakit privat yang dikelola oleh Perseroan Terbatas dengan tujuan provit
ka

(vide Pasal 21 UU Rumah Sakit), sehingga menurut hukum TERGUGAT I


ep

berhak salah satu diantaranya mendapat perlindungan hukum dalam


ah

melaksanakan pelayanan kesehatan (vide Pasal 30 ayat (1) huruf (f) UU


R

Rumah Sakit), dan berkewajiban salah satu diantaranya memberikan


es

pelayanan kesehatan yang efektif dengan mengutamakan kepentingan


M

ng

pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit (vide Pasal 29 ayat
on
gu

Hal. 26 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(1) huruf (b) UU Rumah Sakit, juncto Pasal 2 huruf (m) Permenkes

R
69/2014). Sementara PENGGUGAT adalah pasien atau konsumen (vide

si
Pasal 1 angka (4) UU Rumah Sakit, juncto Pasal 1 angka (2) UU

ne
ng
Perlindungan Konsumen), sehingga menurut hukum berhak salah satu
diantaranya memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional (vide Pasal 32 huruf (d)

do
gu UU Rumah Sakit), dan berkewajiban salah satu diantaranya memberikan
informasi yang jujur, lengkap, dan akurat sesuai kemampuan dan

In
A
pengetahuan tentang masalaha kesehatannya (vide Pasal 28 huruf (d)
Permenkes 69/2014), dan beriktikad baik dalam melakukan transaksi
ah

pembelian barang dan/atau jasa (vide Pasal 5 huruf (b) UU Perlindungan

lik
Konsumen);

Hubungan Hukum Para Pihak :


am

ub
Dalam perkara a quo, hubungan hukum antara PENGGUGAT dengan
TERGUGAT I didasarkan karena undang-undang (ius delicto) in casu
ep
k

terdapatnya hak dan kewajiban PENGGUGAT dan TERGUGAT I yang


ah

telah ditentukan berdasarkan UU Rumah Sakit, UU Perlindungan


R

si
Konsumen, dan Permenkes 69/2014. Sedangkan dalam hubungan hukum
a quo ditinjau sesuai dengan perkembangan praktik kedokteran disebut

ne
ng

dengan perjanjian terapeutik (ius contractual);

Peristiwa Hukum :

do
gu

Dalam menguraikan peristiwa hukum dalam perkara a quo, TERGUGAT I


menolak dengan tegas dalil-dalil yang dikemukakan PENGGUGAT dalam
In
gugatan a quo yang pada pokoknya menyatakan tenaga kesehatan
A

(TERGUGAT II, dan TERGUGAT III) ditempat TERGUGAT I melakukan


malpraktek medis kepada PENGGUGAT;
ah

lik

Dalil PENGGUGAT demikian hanya bersadar pada kebencian, dan tidak


berdasarkan hukum. Oleh karenanya dalam rangka menegakan
m

ub

kebenaran dalam perkara a quo, TERGUGAT I menyampaikan fakta-fakta


dengan kronologis sebagai berikut :
ka

ep

 Pada tanggal 20 September 2015, PENGGUGAT datang pada


instalansi gawat darurat ditempat TERGUGAT I melalui dr. Yunika.
ah

Adapun hasil pelayanan medis yang telah diberikan TERGUGAT I


es

melalui dr. Yunika kepada PENGGUGAT antara lain:


M

ng

on
gu

Hal. 27 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Pemeriksaan anamnesa: keluhan nyeri kaki kiri setelah jatuh

R
terpeleset (berbeda dengan keteragan dalam “Kronologis Perkara”

si
halaman (3) dalam posita angka (4) gugatan a quo);

ne
ng
 Pemeriksaan fisik: kaki kiri bengkak;
 Pemeriksaan penunjang: sudah dilakukan rotgen namun belum ada
hasil tertulis dari TERGUGAT III;

do
gu  Diagnosa: belum dapat ditegakan diagnosa, sehingga
PENGGUGAT dirujuk kepada TERGUGAT II;

In
A
 Perawatan: dibalut dengan elastis perban dan diberi obat nyeri;
 Nasehat: tidak ada;
ah

lik
 Pada tanggal 21 September 2015, PENGGUGAT datang ketempat
TERGUGAT I melalui TERGUGAT II. Adapun hasil pelayanan medis
yang telah diberikan TERGUGAT I melalui TERGUGAT II kepada
am

ub
PENGGUGAT antara lain:
 Pemeriksaan anamnesa: kaki kiri nyeri karena jatuh terpeleset satu
ep
hari sebelumnya;
k

 Pemeriksaan fisik: tidak ada nyeri sumbu pada kaki kiri, sehingga
ah

yakin tidak ada patah atau retak;


R

si
 Pemeriksaan penunjang: sependapat dengan TERGUGAT III
karena tidak terlihat garis patah baru (berdasarkan rotgen tanggal

ne
ng

20 September 2015);
 Diagnosa: nyeri bengkak kaki kiri diduga karena benturan atau

do
gu

terkilir;
 Perawatan: diberikan analgetika, antiinflamasi, salep thrombofob
In
roborantia;
A

 Nasehat: membatasi aktivitas, dan istirahat, serta kontrol setelah


obat habis;
ah

lik

 Pada tanggal 28 September 2016, PENGGUGAT datang ketempat


TERGUGAT I melalui TERGUGAT II. Adapun hasil pelayanan medis
m

ub

yang telah diberikan TERGUGAT I melalui TERGUGAT II kepada


PENGGUGAT antara lain:
ka

 Pemeriksaan anamnesa: kaki kiri masih bengkak, dan tidak


ep

menjawab apakah obat diminum;


ah

 Pemeriksaan fisik: tidak ada (berbeda dengan keterangan dalam


R

“Kronologis Perkara” halaman (4) dalam posita angka (14) gugatan


es
M

a quo);
ng

 Pemeriksaan penunjang: tidak ada;


on
gu

Hal. 28 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Diagnosa: nyeri bengkak kaki kiri diduga karena benturan atau

R
terkilir;

si
 Perawatan: diberikan analgesic yang lebih kuat untuk keluhan

ne
ng
nyerinya;
 Nasehat: tidak ada;
 Pada tanggal 08 Oktober 2015, PENGGUGAT datang ketempat

do
gu TERGUGAT I melalui TERGUGAT II. Adapun hasil pelayanan medis
yang telah diberikan TERGUGAT I melalui TERGUGAT II kepada

In
A
PENGGUGAT antara lain:
 Pemeriksaan anamnesa: nyeri berkurang;
ah

lik
 Pemeriksaan fisik: tidak ada;
 Pemeriksaan penunjang: rotgen ulang (rotgen kedua);
 Diagnosa: tidak ada perbedaan dengan hasil rotgen sebelumnya;
am

ub
 Perawatan: diberikan analgetika diganti celebrex;
 Nasehat: tidak ada;
ep
 Pada tanggal 19 November 2015, PENGGUGAT datang ketempat
k

TERGUGAT I melalui TERGUGAT II. Adapun hasil pelayanan medis


ah

yang telah diberikan TERGUGAT I melalui TERGUGAT II kepada


R

si
PENGGUGAT antara lain:
 Pemeriksaan anamnesa: nyeri kepala setelah minum celebrex;

ne
ng

 Pemeriksaan fisik: kaki kiri dan kanan bengkak;


 Pemeriksaan penunjang: rotgen ulang (rotgen ketiga);

do
gu

 Diagnosa: tidak ada perbedaan dengan hasil rotgen sebelumnya,


dan dirujuk kepada dr. Syafruddin Surin, Sp. JP., FIHA, untuk
In
menilai apakah ada kelainan pada pembuluh darah;
A

 Perawatan: dihentikan celebrex;


 Nasehat: tidak ada;
ah

lik

 Masih pada tanggal yang sama, PENGGUGAT datang ketempat


TERGUGAT I melalui dr. Syafruddin Surin, Sp. JP., FIHA. Adapun hasil
m

ub

pelayanan medis yang telah diberikan TERGUGAT I melalui dr.


Syafruddin Surin, Sp. JP., FIHA, kepada PENGGUGAT antara lain:
ka

ep

 Pemeriksaan anamnesa: perokok, dan menolak dua kali


pemeriksaan akibat angina pectoris;
ah

 Pemeriksaan fisik: tidak ada;


R

 Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan ecg;


es
M

 Diagnosa: suspec CHF ec CPC;


ng

on
gu

Hal. 29 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Perawatan: direncanakan ekhokardiografi dan doppler kaki (tidak

R
dilaksanakan atas kemauan PENGGUGAT);

si
 Nasehat: tidak ada;

ne
ng
 Pada tanggal 31 Januari 2016, PENGGUGAT datang ketempat
TERGUGAT I melalui dr. Yunika dengan menyampaikan komplain;
Berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas, jika ditinjau berdasarkan gugatan

do
gu a quo, maka hak menuntut PENGGUGAT kepada TERGUGAT I dalam
perkara a quo yang didasarkan pada pendekatan-pendekatan konfrontasi

In
A
sebagai berikut menujukan :

 PENGGUGAT menyampaikan komplain ditempat TERGUGAT I pada


ah

lik
tanggal 31 Januari 2016, sehingga pelaksanakaan hak menuntut
PENGGUGAT kepada TERGUGAT I dilaksanakan dalam tenggang
am

ub
waktu 74 (tujuh puluh empat) hari. Pelaksanaan hak menuntut
PENGGUGAT kepada TERGUGAT I tersebut adalah daluwarsa
dikarenakan tidak dilaksanakan sebagaimana yang digariskan Pasal
ep
k

19 ayat (3) UU Perlindungan Konsumen;


 PENGGUGAT tidak melaksanakan kewajiban yang didasarkan dalam
ah

R
hubungan hukum yang telah ditentukan undang-undang (ius delicto),

si
antara lain keterangan PENGGUGAT yang disampaikan pada tanggal

ne
ng

20 September 2015 kepada TERGUGAT I melalui dr. Yunika menjadi


berbeda dengan keterangan “Kronologis Perkara” dalam posita angka
(4) halaman (3) gugatan a quo, yakni: “PENGGUGAT terjatuh dari

do
gu

ketinggian lebih dari 2 meter,...”. Lebih dari itu berdasarkan hasil


pemeriksaan yang dilaksanakan TERGUGAT II ditempat TERGUGAT I
In
A

pada tanggal 21 September 2015, PENGGUGAT menyatakan tidak


merasakan nyeri sumbu pada kaki kirinya. Perbedaan dan/atau
ah

disembunyikannya keterangan demikian sama halnya PENGGUGAT


lik

tidak memberikan informasi yang jujur, lengkap, dan akurat sesuai


kemampuan dan pengetahuan tentang masalah kesehatannya. Oleh
m

ub

karenanya PENGGUGAT dalam perkara a quo tidak melaksanakan


kewajibannya sebagaimana yang digariskan Pasal 5 huruf (b) UU
ka

ep

Perlindungan Konsumen, juncto Pasal 28 huruf (d) Permenkes


69/2014;
ah

 Dalam pengakuan PENGGUGAT berdasarkan pada tanggal 8, dan 11


R

es

Januari 2016 gugatan a quo telah menunjukan bahwa hubungan


M

hukum antara TERGUGAT II sebagai tenaga medis ditempat


ng

on
gu

Hal. 30 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
TERGUGAT I dengan PENGGUGAT telah berakhir sejak

R
PENGGUGAT memperoleh penegakan diagnosa tenaga medis pada

si
RSUD. Budhi Asih, dan RS. Awal Bross yang didasari pada hasil

ne
ng
rotgen ditempat TERGUGAT I. Berakhirnya hubungan hukum antara
TERGUGAT II sebagai tenaga medis ditempat TERGUGAT I dengan
PENGGUGAT telah digariskan dalam penjelasan Pasal 15 Kode Etik

do
gu Kedokteran;
 Lebih dari itu pada tanggal 5 dan tanggal 8 Maret 2016, justru

In
A
memperlihatkan PENGGUGAT berjalan dengan bertumpu pada kaki
kirinya tanpa bantuan tongkat, dan fakta ini menjadi berbeda dengan
ah

kehadiran PENGGUGAT dalam persidangan dengan membawa

lik
tongkat.
Oleh karena hak menuntut PENGGUGAT tersebut diatas tidak
am

ub
berdasarkan pada ketentuan hukum, dan tidak berdasarkan pada
penegakan kebenaran fakta-fakta yang sebenarnya. Maka TERGUGAT I
ep
demi keadilan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
k

melaksanakan pelayanan kesehatannya dalam perkara a quo


ah

sebagaimana yang dijaminkan berdasarkan Pasal 30 ayat (1) huruf (f) UU


R

si
Rumah Sakit;

ne
ng

10. PENGGUGAT bersalah penyebab sakit kaki kirinya :

Secara historis, PENGGUGAT sebelumnya telah merasakan nyeri dikaki


kirinya karena kesalahannya sendiri, dan kemudian datang untuk

do
gu

memeriksakan nyeri kakinya ditempat TERGUGAT I. Terhadap rasa nyeri


tersebut, PENGGUGAT pada tanggal 20 September 2015 memberikan
In
A

keterangan ditempat TERGUGAT I karena jatuh terpeleset saat berjalan.


Keterangan PENGGUGAT ditempat TERGUGAT I tersebut kemudian
ah

menjadi berbeda dengan menyatakan dalam “Kronologis Perkara” dalam


lik

posita angka (4) halaman (3) gugatan a quo, yakni: “PENGGUGAT


terjatuh dari ketinggian lebih dari 2 meter,...”;
m

ub

Lebih dari itu, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilaksanakan


ka

TERGUGAT II ditempat TERGUGAT I pada tanggal 21 September 2015,


ep

PENGGUGAT menyatakan tidak merasakan nyeri sumbu pada kaki


kirinya. Selanjutnya berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang berupa
ah

foto rotgen ditempat TERGUGAT I yang dilaksanakan pada tanggal 20


R

es

September 2015 menunjukan tidak terlihatnya garis patah baru, maka


M

penyebab nyeri kaki kiri PENGGUGAT diduga karena benturan atau


ng

on
gu

Hal. 31 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
terkilir. Penegakan diagnosa tersebut dalam ilmu kedokteran dan dalam

R
etika rumah sakit telah sesuai dengan standar profesi dan standar

si
prosedur operasional;

ne
ng
Apabila dalam perkara a quo, PENGGUGAT kemudian berkeyakinan
bahwa kaki kirinya patah dengan berdasarkan pada pendekatan hasil

do
gu pemeriksaan yang dilakukan PENGGUGAT ditempat RSUD. Budhi Asih,
dan RS. Awal Bross, serta RSCM Kencana. Maka secara etik, sudah tiada
lagi kepercayaan PENGGUGAT kepada TERGUGAT II, dan TERGUGAT

In
A
III ditempat TERGUGAT I. Dengan tiada kepercayaan tersebut, maka telah
berakhir hubungan hukum PENGGUGAT dengan TERGUGAT II, dan
ah

lik
TERGUGAT III ditempat TERGUGAT I sesuai yang digariskan Pasal 15
Kode Etik Kedokteran. Selanjutnya ditinjau menurut hukumnya,
konsekuensi hubungan hukum PENGGUGAT yang menolak atau
am

ub
dihentikannya atas kemauan sendiri terhadap pelayanan kesehatan
ditempat TERGUGAT I merupakan tanggungjawab PENGGUGAT
ep
k

sebagaimana yang reklesikan dalam Pasal 45 UU Rumah Sakit, juncto


Pasal 28 huruf (g) Permenkes 69/2014;
ah

si
Oleh karena tepatlah kiranya penyebab sakit kaki kiri PENGGUGAT
disebabkan oleh perbuatan PENGGUGAT yang mendahului peristiwanya,

ne
ng

dan perbuatan PENGGUGAT yang menghentikan pelayanan kesehatan


ditempat TERGUGAT I. Terhadap perbuatan PENGGUGAT tersebut, baik
secara etika dan hukumnya merupakan tanggungjawab PENGGUGAT,

do
gu

dikarenakan PENGGUGAT bersalah atas penyebab sakit kaki kirinya;

11. TERGUGAT menolak seluruh dalil gugatan a quo :


In
A

a. TIDAK TERPENUHINYA UNSUR PERBUATAN MELAWAN HUKUM.


TERGUGAT I menolak dengan tegas dalil PENGGUGAT yang
ah

lik

menyatakan TERGUGAT I telah melakukan perbuatan melawan


hukum melalui TERGUGAT II, dan TERGUGAT III dikarenakan dalil
m

ub

tersebut tidak berdasarkan fakta-fakta dan ketentuan hukum yang


berlaku di Indonesia;
ka

Adapun dalam rangka memberikan bahan-bahan pertimbangan


ep

kepada Yang Mulia Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta


ah

Timur dalam memeriksa, mengadili, dan memutus perkara a quo,


R

izinkanlah kiranya TERGUGAT I menyampaikan penegasan-


es

penegasan dan/atau bantahan-batahan terhadap gugatan a quo


M

ng

sebagai berikut :
on
gu

Hal. 32 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Tentang unsur : Adanya suatu perbuatan.

R
Mengutip pendapat Syahrul Machmud, SH., MH., dalam bukunya

si
berjudul “Penegakan Hukum dan Perlindungan Hukum Bagi Dokter

ne
ng
Yang Diduga Melakukan Medikal Malpraktek”, menyatakan secara
konsideran tentang unsur “adanya perbuatan” tidak saja dinilai pada
perbuatan-perbuatan yang melawan undang-undang, melainkan

do
gu dinilai pula pada perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan
kepatutan (vide Syahrul Machmud, SH., MH., “Penegakan Hukum

In
A
dan Perlindungan Hukum Bagi Dokter Yang Diduga Melakukan
Medikal Malpraktek”, CV. Mandar Maju: Bandung, 2008, halaman
ah

56 – 57);

lik
Adapun untuk mempersesuaikan antara pemahaman tentang unsur
am

adanya suatu perbuatan dengan perkara a quo, seyognya dimaknai

ub
kronologis perkara a quo secara menyeluruh dimulai dari perbuatan
yang mendahuinya sampai dengan perbuatan yang terakhir
ep
k

dilakukan. Terhadap pemahaman nilai persesuain-persesuaian


tersebut, justru PENGGUGAT telah mengabaikan fakta-fakta yang
ah

R
berdasarkan perbuatan yang mendahuinya dan dengan perbuatan

si
yang terakhir dilakukan in casu diperoleh kesimpulan bahwa

ne
ng

keyakinan PENGGUGAT bertolak belakang dengan hasil pelayanan


kesehatan yang mendahului PENGGUGAT ditempat TERGUGAT I
atas dasar pelayanan kesehatan yang diterima terakhir oleh

do
gu

PENGGUGAT pada RSUD. Budhi Asih, dan RS. Awal Bross, serta
RSCM Kencana;
In
A

Oleh karenaya pelayanan kesehatan pada RSUD. Budhi Asih, dan


RS. Awal Bross, serta RSCM Kencana telah memberikan keyakinan
ah

lik

yang bertolak belakang dengan pelayanan kesehatan pada


TERGUGAT I, seharusnya RSUD. Budhi Asih, dan RS. Awal Bross,
serta RSCM Kencana dapat diletakan pula sebagai pihak dalam
m

ub

gugatan a quo dikarenakan terdapat urgensi pula untuk dapat


ka

dimintakan pertanggungjawaban berdasarkan personal liability dan


ep

berdasarkan vicarious liability dalam perkara a quo. Akan tetapi


PENGGUGAT dalam menyusun formulasi pihak-pihak dalam
ah

gugatan a quo hanya mendudukan TERGUGAT I, TERGUGAT II,


R

es

dan TERGUGAT III, sehingga tentang unsur “adanya suatu


M

perbuatan” dalam perkara a quo menjadi tidak terungkap secara


ng

on
gu

Hal. 33 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
jelas atau kabur (obscuur libel) oleh karena PENGGUGAT luput

R
mengkualifikasikan tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan

si
RSUD. Budhi Asih, dan RS. Awal Bross, serta RSCM Kencana

ne
ng
sebagai pihak dalam gugatan a quo;

 Tentang unsur : Perbuatan tersebut melawan hukum.

do
gu Mengutip pendapat Syahrul Machmud, SH., MH., dalam bukunya
yang berjudul “Penegakan Hukum dan Perlindungan Hukum Bagi
Dokter Yang Di Duga Melakukan Medikal Praktek” menyatakan

In
A
terdapat empat kriteria perbuatan melawan hukum (vide Syahrul
Machmud, SH., MH., Penegakan Hukum dan Perlindungan Hukum
ah

lik
Bagi Dokter Yang Di Duga Melakukan Medikal Praktek, Mandar
Maju, Bandung, 2008, hal 57) antara lain :
am

ub
 Bertentangan dengan kewajiban si pelaku;
Ditinjau berdasarkan kewajiban TERGUGAT I dalam perkara a
quo, TERGUGAT I telah melakukan pemeriksaan PENGGUGAT
ep
k

berdasarkan standar profesi dan standar prosedur operasional


ah

(vide angka (9) Jawaban a quo). Sementara mengenai


R

si
penolakan atau dihentikannya pelayanan kesehatan ditempat
TERGUGAT I atas kemauan PENGGUGAT menurut hukumnya

ne
ng

telah memberikan pula konsekuensi melepaskan TERGUGAT I


dari segala tanggungjawab yang dapat merugikan PENGGUGAT,

do
hal ini sebagaimana refleksi Pasal 45 UU Rumah Sakit, juncto
gu

Pasal 28 huruf (g) Permenkes 69/2014;

 Melanggar hak subjektif orang lain;


In
A

PENGGUGAT pada tanggal 19 November 2015 dirujuk oleh


TERGUGAT II kepada dr. Syafruddin Surin, Sp. JP., FIHA,
ah

lik

ditempat TERGUGAT I dikarenakan dengan mempertimbangkan


adanya keluhan nyeri kepala setelah meminum celebrex, dan
m

ub

dengan mempertimbangkan hasil pemeriksaan fisik


PENGGUGAT yang menunjukan adanya pembengkakan pada
ka

kedua kakinya. Sehingga penting untuk menilai apakah ada


ep

kelainan pada pembuluh darah pada PENGGUGAT. Hanya saja


ah

PENGGUGAT menolak untuk melaksanakan perencanaan


R

ekhokardiografi dan doppler kaki, dan PENGGUGAT lebih


es

berkeyakinan memeriksakan pelayanan kesehatan pada RSUD.


M

ng

Budhi Asih, dan RS. Awal Bross, serta RSCM Kencana;


on
gu

Hal. 34 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Terhadap penolakan PENGGUGAT tersebut, hal itu menjadi

R
tanggjawab hukum PENGGUGAT (vide Pasal 45 UU Rumah

si
Sakit, juncto Pasal 28 huruf (g) Permenkes 69/2014), sehingga

ne
ng
dalam perkara a quo TERGUGAT I tiada melanggar hak subjektif
PENGGUGAT untuk berkeyakinan terhadap hasil memeriksakan
pelayanan kesehatan pada RSUD. Budhi Asih, dan RS. Awal

do
gu Bross, serta RSCM Kencana;

 Melanggar kaidah tata susila, atau;

In
A
Kaidah tata susila dimaksud mengenai kaidah tingkah laku yang
baik. Berdasarkan pemahaman tersebut, TERGUGAT I dengan
ah

lik
tegas menolak dalil PENGGUGAT yang menyatakan pada
pokoknya PARA TERGUGAT melalui kuasa hukumnya tidak
am

beriktikad baik dalam menyelesaikan sebagaimana surat

ub
peringatan (somasi) pertama, kedua, dan ketiga beserta
undangan oleh kuasa hukum PENGGUGAT (vide posita angka
ep
k

(44) dan posita angka (45) halaman (10) gugatan a quo);


ah

Bahwa surat peringatan (somasi) pertama, kedua, dan ketiga


R

si
beserta undangan a quo tidaklah dilayangkan kepada PARA
TERGUGAT dalam gugatan a quo, melainkan hanya kepada

ne
ng

TERGUGAT I. Adapun terhadap surat peringatan (somasi)


pertama dan undangan oleh kuasa hukum PENGGUGAT

do
tersebut, TERGUGAT I melalui kuasa hukumnya telah
gu

memberikan konfirmasinya melalui surat nomor:


009/JWB/SLF/III/2016, tertanggal 17 Maret 2016 dengan
In
A

menyampaikan bahwa oleh karena tiada lampiran yang


menunjukan PENGGUGAT telah memberikan kuasa kepada
ah

lik

kantor Iskandarsyah & Partnes, maka ada kewajiban


TERGUGAT I untuk menyimpan rahasia kedokteran
sebagaimana yang digariskan Pasal 38 UU Rumah Sakit;
m

ub

Selanjutnya terhadap surat peringatan (somasi) kedua dan


ka

undangan oleh kuasa hukum PENGGUGAT tersebut,


ep

TERGUGAT I melalui kuasa hukumnya telah memberikan


ah

konfirmasinya melalui surat nomor: 010/JWB/SLF/III/2016,


R

tertanggal 24 Maret 2016 dengan menyampaikan penegasan


es

pada pokoknya bahwa agar proses penyembuhan cidera kaki


M

ng

PENGGUGAT dapat segera dilaksanakan, seharusnya


on
gu

Hal. 35 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PENGGUGAT dapat segera menyetujui fasilitasi yang ditawarkan

R
TERGUGAT I kepada PENGGUGAT melalui penyembuhan pada

si
pelayanan kesehatan rumah sakit yang berada di DKI Jakarta;

ne
ng
Kemudian terhadap surat peringatan (somasi) ketiga dan
undangan oleh kuasa hukum PENGGUGAT tersebut,

do
gu TERGUGAT I melalui kuasa hukumnya telah memberikan
konfirmasinya melalui surat nomor: 011/JWB/SLF/III/2016,
tertanggal 24 Maret 2016 dengan menyampaikan penegasan

In
A
pada pokoknya ketimbang memperkarakan perkara a quo yang
akan menyita waktu, tenaga, biaya, dan pikiran, seharusnya
ah

lik
kuasa hukum PENGGUGAT sudah lebih fokus terlebih dahulu
pada penyembuhan cidera kaki PENGGUGAT sebagaimana
yang diusulkan untuk diberikan persetujuan terhadap penawaran
am

ub
fasilitasnya oleh TERGUGAT I;

Berdasarkan konfirmasi-konfirmasi TERGUGAT I tersebut,


ep
k

PENGGUGAT melalui kuasanya pada tanggal 20 April 2016


ah

justru telah mendaftarkan gugatan a quo pada Pengadilan Negeri


R

si
Jakarta Timur, sehingga pemaknaan penyembuhan cidera kaki
PENGGUGAT yang diusulkan sebelumnya oleh TERGUGAT I

ne
ng

sudah tidak lagi bernilai. Akan tetapi setidak-tidaknya


TERGUGAT I telah mengusahakan jalan yang terbaik kepada
PENGGUGAT, dan TERGUGAT I dalam perkara a quo telah

do
gu

menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang memperhatikan


berkenaan dengan kaidah tata susila dalam masyarakat;
In
A

 Bertentangan dengan asas kepatutan, ketelitian, serta sikap hati-


hati;
ah

lik

Berkenaan dengan kriteria tersebut, TERGUGAT telah


menyampaikan uraiannya sebagaimana angka (10) sub
m

ub

“PENGGUGAT bersalah atas penyebab sakit kaki kirinya”, dan


angka (11) sub “adanya suatu perbuatan” Jawaban a quo.
ka

Berdasarkan uraian tersebut, TERGUGAT dalam


ep

menyelenggarakan pelayanan kesehatannya telah


ah

memperhatikan pula berkenaan dengan asas kepatutan,


R

ketelitian, serta sikap hati-hati;


es

Berdasarkan fakta-fakta tersebut, maka dengan tidak terpenuhinya


M

ng

unsur tentang perbuatan melawan hukum sebagaimana dalam


on
gu

Hal. 36 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
gugatan a quo, sepatutnya TERGUGAT I diberikan perlindungan

R
hukum dalam melaksanakan pelayanan kesehatan terhadap

si
perkara a quo (vide Pasal 30 ayat (1) huruf (f) UU Rumah Sakit);

ne
ng
 Tentang unsur : Adanya kesalahan dari pihak pelaku.
Oleh karena terkait unsur “adanya suatu perbuatan” diperoleh fakta-

do
gu fakta yang telah diabaikan PENGGUGAT dalam gugatan a quo, dan
dengan tidak terpenuhi TERGUGAT I tentang unsur perbuatan
melawan hukum sebagaimana yang telah dikemukakan

In
A
pertimbangan fakta-fakta dan pendekatan sumber-sumber
hukumnya, maka dengan sendirinya unsur tentang “adanya
ah

lik
kesalahan dari pihak pelaku” telah tereliminasi, karena
PENGGUGAT-lah yang justru telah mengabaikan dan bahkan
am

menolak atau menghentikan pemeriksaan ditempat TERGUGAT I.

ub
Atas penolakan PENGGUGAT tersebut maka menurut hukumnya
bukanlah menjadi tanggunjawab TERGUGAT I melainkan menjadi
ep
k

tanggungjawab PENGGUGAT (vide Pasal 45 UU Rumah Sakit,


juncto Pasal 28 huruf (g) Permenkes 69/2014);
ah

si
 Tentang unsur : Adanya kerugian bagi korban.
Dalam gugatan a quo, PENGGUGAT telah mendalilkan adanya

ne
ng

kerugian (vide posita angka (58) halaman (15) dan halaman (16)
gugatan a quo) antara lain :

do
gu

 Kerugian Materil.
 PENGGUGAT mendalilkan kerugian atas biaya pemeriksaan
dan obat di rumah sakit sejumlah Rp 6.000.000,- (enam juta
In
A

rupiah). Jumlah kerugian atas biaya pemeriksaan dan obat a


quo tidak sesuai dengan jumlah imbalan jasa yang diterima
ah

lik

TERGUGAT dikarenakan hanya sejumlah Rp 3.036.000,- (tiga


juta enam puluh enam ribu rupiah). Terlepas dari itu, biaya
m

ub

pemeriksaan dan obat di rumah sakit a quo merupakah hak


TERGUGAT I dan rumah sakit lainnya sebagaimana yang
ka

digariskan Pasal 30 ayat (1) huruf (b) UU Rumah Sakit juncto


ep

Pasal 6 huruf (a) UU Perlindungan Konsumen, dan sudah


ah

menjadi kewajiban PENGGUGAT sebagaimana yang


R

digariskan Pasal 28 huruf (h) Permenkes 69/2014, juncto


es

Pasal 5 huruf (c) UU Perlindungan Konsumen. Oleh


M

ng

karenanya tiada dasar bagi PENGGUGAT menyatakan bahwa


on
gu

Hal. 37 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
biaya pemeriksaan dan obat di rumah sakit diperhitungkan

R
sebagai kerugian materil dalam perkara a quo ;

si
 PENGGUGAT mendalilkan kerugian atas kehilangan

ne
ng
pendapatannya sejumlah Rp 3.250.000.000,- (tiga milyar dua
ratus lima pulluh juta rupiah). Kerugian PENGGUGAT atas
kehilangan pendapatannya merupakan konsekuensi

do
gu berkenaan dengan penolakan dan penghentian pelayanan
kesehatan ditempat TERGUGAT I dikarenakan lebih memilih

In
A
berkeyakinan pada hasil pemeriksaan pelayanan kesehatan
RSUD. Budhi Asih, RS. Awal Bross, dan RSCM. Kencana.
ah

Adapun konsekuensi penolakan dan penghentian pelayanan

lik
kesehatan ditempat TERGUGAT I merupakan tanggungjawab
PENGGUGAT sebagaimana yang digariskan Pasal 45 UU
am

ub
Rumah Sakit, juncto Pasal 28 huruf (g) Permenkes 69/2014.
Oleh karenanya tiada dasar bagi PENGGUGAT menyatakan
ep
bahwa kehilangan pendapatan diperhitungkan sebagai
k

kerugian materil dalam perkara a quo;


ah

 PENGGUGAT mendalilkan biaya penyembuhan pengobatan


R

si
dan perawatan ke luar negeri sejumlah Rp 7.402.275.000,-
(tujuh milyar empat ratus dua juta dua ratus tujuh puluh lima

ne
ng

ribu rupiah). Biaya pengobatan keluar negeri dimaksukan


dalam komponen kerugian materil dalam gugatan a quo

do
gu

didasarkan pada keyakinan PENGGUGAT terhadap


pelayanan kesehatan pada RSCM Kencana sebagaimana
In
yang diberikan informasinya oleh dr. Ihsan Oesman. Terhadap
A

keyakinan PENGGUGAT tersebut, hal itu merupakan pilihan


PENGGUGAT sendiri dan tiada kewajiban kausalitas menjadi
ah

lik

tanggungjawab TERGUGAT I. Sehingga tiada dasar bagi


PENGGUGAT menyatakan bahwa TERGUGAT I
m

ub

bertanggungjawab membiayai penyembuhan pengobatan dan


perawatan ke luar negeri;
ka

 PENGGUGAT mendalilkan biaya operasional, dan jasa


ep

advokat sebesar Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)


ah

sebagai kerugian materil dalam gugatan a quo. Dalam hal


R

PENGGUGAT memperhitungan komponen biaya ini termasuk


es

dalam kerugian materil, seharusnya kerugian materil ini


M

ng

dimintakan tanggungjawabnya kepada advokat dari


on
gu

Hal. 38 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PENGGUGAT sendiri dan bukan kepada TERGUGAT I,

R
dikarenakan tiada ketentuan yang mewajibkan PENGGUGAT

si
menggunakan jasa advokat dalam perkara a quo. Oleh

ne
ng
karenanya tiada dasar bagi PENGGUGAT menyatakan bahwa
biaya operasional dan jasa advokat diperhitungkan sebagai
kerugian materil dalam perkara a quo;

do
gu  Kerugian Immateril.
Dalam gugatan a quo, PENGGUGAT mendalilkan kerugian

In
A
immateril sejumlah Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar
rupiah). TERGUGAT I menolak dengan tegas dalil kerugian
ah

immateril PENGGUGAT tersebut dikarenakan PENGGUGAT

lik
masih normal, dapat melakukan aktivitas, serta tidak mengalami
cacat seumur hidupnya, buktinya PENGGUGAT pada tanggal 5
am

ub
dan tanggal 8 Maret 2016 masih dapat berjalan dengan normal,
dan berjalan dengan bertumpu pada kaki kirinya, serta tidak
ep
menggunakan tongkat. Oleh karenanya dalil kerugian immateril
k

PENGGUGAT tersebut sudah sepatutnya ditolak oleh Yang


ah

Mulian Majelis Hakim dalam memeriksa, mengadili, dan


R

si
memutus perkara a quo;

ne
ng

Lebih dari itu, dalil-dali PENGGUGAT tentang adanya kerugian


materil dan immateril tersebut diatas ditinjau dari timbulnya hak
menuntut pada dasarnya menurut hukum telah gugur, dikarenakan

do
gu

menurut hukum tuntutan a quo tidak dilaksanakan sesuai yang


digariskan berdasarkan Pasal 19 ayat (3) UU Perlindungan
In
A

Konsumen;

 Tentang unsur : Adanya hubungan kausal antara perbuatan dengan


ah

lik

kerugian.
Dalil PENGGUGAT tentang unsur adanya hubungan kausal antara
perbuatan dengan kerugian dalam perkara a quo adalah mengada-
m

ub

ada, dan tidak berdasarkan hukum. Dikarenakan PENGGUGAT


ka

atas kemauan sendiri telah menolak dan menghentikan pelayanan


ep

kesehatan ditempat TERGUGAT I, sehingga atas hubungan kausal


antara perbuatan dengan kerugian PENGGUGAT yang menolak
ah

dan menghentikan sendiri pelayanan kesehatan ditempat


R

es

TERGUGAT I merupakan tanggungjawab PENGGUGAT


M

sebagaimana yang digariskan Pasal 45 UU Rumah Sakit, juncto


ng

on
gu

Hal. 39 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pasal 28 huruf (g) Permenkes 69/2014. Oleh karenanya demi

R
hukum Yang Mulia Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta

si
Timur yang memeriksa, mengadili dan memutus perkara a quo

ne
ng
dapat menyatakan gugatan a quo ditolak atau setidak-tidaknya
dinyatakan gugatan a quo tidak dapat diterima (niet onvantkelijke
verklaard);

do
gu b. PERMOHONAN SITA JAMINAN GUGATAN A QUO BERTENTANGAN
DENGAN KETENTUAN HUKUM.

In
A
TERGUGAT I menolak dengan tegas posita angka (59), dan pentitum
dalam provisi angka (1) gugatan a quo yang memohon untuk diletakan
ah

lik
sita jaminan (coservatoir beslag) terhadap sebidang tanah dan
bangunan milik TERGUGAT I yang terletak di Jl. Ispeksi Saluran
Tarum Barat Kalimalang, Jakarta Timur;
am

ub
Bahwa pemohonan coservatoir beslag tidak dapat diterapkan dalam
perkara a quo dikarenakan menurut hukum penerapan coservatoir
ep
k

beslag hanya terbatas pada sengketa yang ditimbulkan oleh


ah

wanprestasi, sementara perkara a quo adalah berdasarkan gugatan


R

si
perbuatan melawan hukum dan tiada hubungan utang-piutang,
sehingga permohonan coservatoir beslag oleh PENGGUGAT tidak

ne
ng

berdasarkan hukum, dan bertentangan dengan ketentuan hukum yang


berlaku (vide Pasal 227 HIR);

do
gu

Lebih dari itu, telah dijelaskan pula sebelumnya bahwa TERGUGAT I


merupakan organisasi normatif in casu pendirian dan pengelolaan
TERGUGAT I diselenggarakan oleh badan hukum berbentuk
In
A

perseroan terbatas, sehingga seluruh kekayaan TERGUGAT I adalah


milik perseroan terbatas. Berdasarkan hal tersebut, permohonan
ah

lik

coservatoir beslag tidak pula dapat diterapkan berdasarkan gugatan a


quo. Adapun sebagai bahan pertimbangan untuk menguatkan dalil
m

ub

TERGUGAT I, bahwa dalil TERGUGAT I tersebut sebagaimana


refleksi hukum berdasarkan Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung
ka

Nomor: 476 K/Sip/1974, tertanggal 19 Januari 1974, yang menyatakan


ep

: “sita jaminan tidak dapat dilakukan terhadap barang milik pihak


ah

ketiga”;
R

Dengan berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan hukum


es

tersebut diatas, sepatutnya demi keadilan pemohonan coservatoir


M

ng

beslag tersebut harus ditolak oleh Yang Mulia Majelis Hakim pada
on
gu

Hal. 40 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang memeriksa, mengadili, dan

R
memutus perkara a quo;

si
c. PERMOHONAN UANG PAKSA (DWANGSOM) TIDAK

ne
ng
BERDASARKAN HUKUM.
TERGUGAT I menolak dengan tegas posita angka (60), dan pentitum
angka (9) dalam gugatan a quo yang memohon agar TERGUGAT I

do
gu juga membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp 50.000.000,-
(lima puluh juta rupiah) setiap harinya keterlambatan pelaksanaan

In
A
putusan perkara a quo;

Permohonan uang paksa (dwangsom) oleh PENGGUGAT tersebut


ah

lik
tidak berdasarkan hukum, sebab tuntutan uang paksa (dwangsom)
yang diajukan oleh PENGGUGAT tidak dapat diterapkan dalam
perkara a quo. Pandangan hukum tersebut bersumber pada :
am

ub
 Kutipan berdasarkan penalaran hukum yang dinyatakan oleh
Harifin A. Tumpa dalam bukunya yang berjudul “Uang Paksa
ep
k

(dwangsom)”, penerbit Mahkamah Agung Republik Indonesia,


ah

tahun 1992, pada halaman 25, menyatakan sebagai berikut :


R

si
“Prinsipnya setiap putusan perkara dapat pula disertai suatu
dwangsom, apabila hal tersebut memang diminta oleh Penggugat,

ne
ng

kecuali hal-hal tersebut di bawah ini :


a. Pasal 6111a ayat 1 (Rv Bld) menentukan bahwa dwangsom
dapat dijatuhkan oleh hakim, kecuali penghukuman

do
gu

pembayaran sejumlah uang.”


 Yurisprudensi putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
A

Nomor: 791K/Sip/1972, tertanggal 26 Februari 1973, yang


menyatakan sebagai berikut : “Lembaga hukum “uang paksa” atau
ah

lik

Dwangsom (ex Pasal 606 Rv) tidak dapat diterapkan terhadap


perkara perdata yang diktum putusan Hakim berupa: Menghukum
Tergugat untuk membayar sejumlah uang pada Penggugat”;
m

ub

Dengan berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan hukum


ka

tersebut diatas, sepatutnya demi keadilan permohonan uang paksa


ep

(dwangsom) tersebut harus ditolak oleh Yang Mulia Majelis Hakim


pada Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang memeriksa, mengadili,
ah

dan memutus perkara a quo;


R

es

d. PERMOHONAN PUTUSAN SERTA MERTA (UITVOERBAR BIJ


M

VORRAD) TIDAK BERDASARKAN HUKUM.


ng

on
gu

Hal. 41 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
TERGUGAT I menolak dengan tegas posita angka (61), dan pentitum

R
angka (10) gugatan a quo yang memohon untuk diletakan putusan

si
serta merta (uitvoerbar bij vorrad) dalam perkara a quo. Permohonan

ne
ng
PENGGUGAT tersebut tidak dapat diterapkan dalam perkara a quo
dikarenakan dengan dasar-dasar pertimbangan sebagai berikut:

do
gu  Gugatan a quo tidak berdasarkan atas suatu alas hak yang
berbentuk akta otentik sebagaimana yang digariskan berdasarkan
Pasal 180 HIR;

In
A
 Gugatan a quo tidak berdasarkan pada apa yang telah digariskan
dalam SEMA Nomor: 3 Tahun 2000;
ah

lik
 Gugatan a quo tidak berdasarkan pada apa yang telah digariskan
dalam SEMA Nomor: 4 Tahun 2001;
am

Dengan berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan hukum

ub
tersebut diatas, sepatutnya demi keadilan permohonan putusan serta
merta (uitvoerbar bij vorrad) tersebut harus ditolak oleh Yang Mulia
ep
k

Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang


memeriksa, mengadili, dan memutus perkara a quo;
ah

si
DALAM REKONVENSI

PENGGUGAT REKONVENSI/semula TERGUGAT KONVENSI I mohon agar

ne
ng

segala sesuatu yang telah diuraikan dalam KONVENSI, baik Eksepsi maupun
Pokok Perkara dianggap terulang dan merupakan bagian yang tidak

do
gu

terpisahkan dari GUGATAN REKONVENSI ini;

12. TERGUGAT REKONVENSI MELAKUKAN PERBUATAN YANG


In
MERUGIKAN PENGGUGAT REKONVENSI.
A

Pertimbangan PENGGUGAT REKONVENSI mengajukan gugatan


rekonvensi a quo terhadap TERGUGAT REKONVENSI di dasarkan
ah

lik

dengan bersandarkan pada ius delicto sebagaimana yang dijaminkan


dalam Pasal 30 ayat (1) huruf (e) UU Rumah Sakit. Sebab, segala sesuatu
m

ub

yang telah diuraikan dalam GUGATAN KONVENSI oleh TERGUGAT


REKONVENSI terhadap PENGGUGAT REKONVENSI tidak diteguhkan
ka

terlebih dahulu berdasarkan pertimbangan Majelis Kehormatan Etik


ep

Kodokteran, in casu adanya perbedaan diagnosa antara tenaga medis


ah

ditempat PENGGUGAT REKONVENSI dengan tenaga medis pada RSUD.


R

Budhi Asih, dan RS. Awal Bross telah menjelaskan adanya konflik
es

etikolegal;
M

ng

on
gu

Hal. 42 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Namun pertimbangan-pertimbangan tersebut tidak diperhatikan oleh

R
TERGUGAT REKONVENSI dalam perkara a quo, sehingga persangkaan

si
malpratek medis yang dituduhkan oleh TERGUGAT REKONVENSI

ne
ng
kepada PENGGUGAT REKONVENSI dalam GUGATAN KONVENSI sama
hal telah MEMFITNAH PENGGUGAT REKONVENSI, dan telah
mendatangkan kerugian yang nyata bagi PENGGUGAT REKONVENSI

do
gu dalam perkara a quo.

Adapun unsur-unsur perbuatan melawan hukum yang telah dipenuhi oleh

In
A
TERGUGAT REKONVENSI berdasarkan pendekatan yuridis Pasal 1365,
juncto Pasal 1373 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPerdata”)
ah

lik
adalah sebagai berikut:

 Adanya tindakan melawan hukum.


TERGUGAT REKONVENSI telah menuduh PENGGUGAT
am

ub
REKONVENSI menyelenggarakan malpraktek medis dengan
mempertimbangkan adanya keyakinan TERGUGAT REKONVENSI
ep
terhadap pelayanan kesehatan oleh dengan tenaga medis pada RSUD.
k

Budhi Asih, dan RS. Awal Bross. Berdasarkan keyakinan yang telah
ah

R
diteguhkan TERGUGAT REKONVENSI justru mendatangkan adanya

si
dugaan pelanggaran kode etik kedokteran sebagaimana yang

ne
digariskan Pasal 15 Kode Etik Kedokteran. Oleh karenanya unsur:
ng

adanya tindakan melawan hukum telah terpenuhi dalam GUGATAN


REKONVENSI, dikarenakan dalam perkembangannya tindakan

do
gu

melawan hukum sudah tidak dinilai pada perbuatan-perbuatan yang


melawan undang-undang saja, melainkan dinilai pula pada perbuatan-
In
perbuatan yang bertentangan dengan kepatutan (vide Syahrul
A

Machmud, SH., MH., “Penegakan Hukum dan Perlindungan Hukum


Bagi Dokter Yang Diduga Melakukan Medikal Malpraktek”, CV. Mandar
ah

lik

Maju: Bandung, 2008, halaman 56 – 57);


 Adanya kesalahan.
Oleh berdasarkan keyakinan yang telah diteguhkan TERGUGAT
m

ub

REKONVENSI tersebut, maka GUGATAN KONVENSI oleh TERGUGAT


ka

REKONVENSI sudah tidak mengindahkan kaidah tata susila


ep

sebagaimana menurut hukum yang berlaku in casu bertentangan


dengan asas praduga tak bersalah (presumption of innocence);
ah

 Adanya kerugian
R

Tuduhan malpraktek medis oleh TERGUGAT REKONVENSI dalam


es

GUGATAN KONVESI setidak-tidaknya telah membentuk suatu stigma


M

ng

yang negatif kepada PENGGUGAT REKONVENSI, sehingga


on
gu

Hal. 43 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mendatangkan kerugian yang nyata bagi PENGGUGAT REKONVENSI

R
akibat terbentuknya stigma yang negatif tersebut. Oleh karenanya

si
menurut hukum, PENGGUGAT REKONVENSI berhak menutut

ne
ng
TERGUGAT REKONVENSI untuk dihukum meminta maaf secara
terbuka melalui koran berskala nasional selama tiga hari berturut-turut
dengan biaya TERGUGAT REKONVENSI terhitung 3 (tiga) hari setelah

do
gu putusan ini memiliki kekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde), hal
ini sebagaimana yang telah digarikan dalam Pasal 1373 KUHPerdata; .
Agar putusan terhadap GUGATAN REKONVENSI a quo dapat bernilai dan

In
A
bernyawa, sudilah kiranya Yang Mulia Majelis Hakim pada Pengadilan
Negeri Jakarta Timur berkenan menghukum uang paksa (dwangsom)
ah

lik
terhadap TERGUGAT REKONVENSI sebesar Rp 50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah) dalam setiap hari keterlambatan pelaksanaan putusan a quo;
am

ub
Berdasarkan dalil-dalil, alasan-alasan dan hal-hal serta fakta-fakta hukum
yang dikemukakan oleh TERGUGAT KONVENSI/PENGGUGAT
ep
REKONVENSI, baik didalam KONVENSI maupun REKONVENSI, mohon
k

kiranya Yang Mulia Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Timur
ah

memutuskan sebagai berikut :


R

si
PRIMER

ne
ng

DALAM KONVENSI

do
Dalam Eksepsi & Dalam Pokok Perkara :
gu

 Menerima dan mengabulkan eksepsi TERGUGAT KONVENSI untuk


seluruhnya;
In
A

 Menolak gugatan PENGGUGAT KONVENSI untuk seluruhnya;


DALAM REKONVENSI
ah

lik

 Mengabulkan GUGATAN REKONVENSI untuk seluruhnya;


 Menyatakan TERGUGAT REKONVENSI/PENGGUGAT KONVENSI
m

ub

melakukan perbuatan melawan hukum;


 Menghukum TERGUGAT REKONVENSI/PENGGUGAT KONVENSI untuk
ka

ep

meminta maaf kepada PENGGUGAT REKONVENSI secara terbuka


melalui surat kabar harian berskala nasional selama tiga hari berturut-turut
ah

terhitung tiga hari setelah putusan ini memiliki kekuatan hukum tetap
R

(inkracht van gewijsde);


es
M

ng

on
gu

Hal. 44 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Menghukum TERGUGAT REKONVENSI/PENGGUGAT KONVENSI

R
membayar uang paksa (dwangsom) kepada PENGGUGAT

si
REKONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI sebesar Rp 50.000.000,- (lima

ne
ng
puluh juta rupiah) dalam setiap hari keterlambatan pelaksanaan putusan a
quo;
DALAM KONVENSI DAN DALAM REKONVENSI

do
gu  Menghukum PENGGUNGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI
untuk membayar biaya perkara dalam semua tingkat upaya hukum di

In
A
peradilan umum;
SUBSIDAIR
ah

lik
DALAM KONVENSI

Dalam Eksepsi :
am

ub
 Menolak Eksepsi TERGUGAT KONVENSI;
Dalam Pokok Perkara :
ep
k

 Menolak gugatan PENGGUGAT KONVENSI untuk seluruhnya;


ah

DALAM REKONVENSI
R

si
 Mengabulkan GUGATAN REKONVENSI untuk seluruhnya;
 Menyatakan TERGUGAT REKONVENSI/PENGGUGAT KONVENSI

ne
ng

melakukan perbuatan melawan hukum;


 Menghukum TERGUGAT REKONVENSI/PENGGUGAT KONVENSI untuk

do
gu

meminta maaf kepada PENGGUGAT REKONVENSI secara terbuka


melalui surat kabar harian berskala nasional selama tiga hari berturut-turut
terhitung tiga hari setelah putusan ini memiliki kekuatan hukum tetap
In
A

(inkracht van gewijsde);


 Menghukum TERGUGAT REKONVENSI/PENGGUGAT KONVENSI
ah

lik

membayar uang paksa (dwangsom) kepada PENGGUGAT


REKONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI sebesar Rp 50.000.000,- (lima
m

ub

puluh juta rupiah) dalam setiap hari keterlambatan pelaksanaan putusan a


quo;
ka

DALAM KONVENSI DAN DALAM REKONVENSI


ep

 Menghukum PENGGUNGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI


ah

untuk membayar biaya perkara dalam semua tingkat upaya hukum di


R

peradilan umum ;
es

LEBIH SUBSIDAIR
M

ng

on
gu

Hal. 45 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
DALAM KONVENSI

si
Dalam Eksepsi :

 Menerima dan mengabulkan eksepsi TERGUGAT KONVENSI untuk

ne
ng
seluruhnya;
Dalam Pokok Perkara :

do
gu  Menyatakan Gugatan PENGGUGAT KONVENSI tidak dapat diterima (niet
onvantkelijke verklaard);

In
A
DALAM REKONVENSI

 Menolak GUGATAN REKONVENSI;


ah

lik
DALAM KONVENSI DAN DALAM REKONVENSI

 Menghukum PENGGUNGAT KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI


am

ub
untuk membayar biaya perkara dalam semua tingkat upaya hukum di
peradilan umum;
Menimbang, bahwa Kuasa Hukum TERGUGAT II dan Tergugat III
ep
k

telah mengajukan jawaban pada tanggal 20 September 2016 sebagai berikut :


ah

si
DALAM EKSEPSI

ne
ng

GUGATAN PENGGUGAT KABUR (EXCEPTIO OBSCUUR LIBEL)

Surat Gugatan Tidak Terang dan Tidak Jelas

do
gu

1. Bahwa TERGUGAT II dan TERGUGAT III menolak dengan tegas seluruh


dalil-dalil yang dikemukakan oleh PENGGUGAT dalam Gugatan a quo
In
A

kecuali yang secara tegas diakui kebenarannya oleh TERGUGAT II dan


TERGUGAT III secara mutatis-mutandis dianggap sebagai hal yang
ah

lik

menguntungkan TERGUGAT II dan TERGUGAT III;


2. Bahwa PENGGUGAT dalam menyusun gugatannya tidak terang dan tidak
jelas isinya, antara lain pada halaman 2 gugatan, PENGGUGAT menyebut
m

ub

dirinya adalah Pasien dari TERGUGAT I yang melakukan pengobatan


terhadap cedera kaki yang dialaminya, namun PENGGUGAT tidak
ka

menjelaskan kaki kiri atau kanan yang dilakukan pengobatan, dan terkait
ep

keterangan tentang kaki kiri atau kanan ini sama sekali tidak PENGGUGAT
ah

jelaskan baik didalam Posita maupun Petitum di dalam gugatan


R

PENGGUGAT;
es

3. Bahwa tidak terang dan tidak jelasnya gugatan PENGGUGAT, terlihat pula
M

ng

pada penyebutan identitas Dokter pada halaman 6 Point 25, 26 dan 27


on
gu

Hal. 46 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
gugatan dimana PENGGUGAT tidak menyebutkan nama dan kompetensi

R
dokter yang memeriksa PENGGUGAT di RSUD Budi Asih dalam gugatan

si
PENGGUGAT, sebagaimana TERGUGAT II dan TERGUGAT III kutip

ne
ng
berikut ini:
“25. Bahwa setelah Dokter dari pihak RSUD Budi Asih melakukan
pemeriksaan dan melihat hasil rontgen pertama yang ditujukan oleh

do
gu PENGGUGAT menyatakan “terdapat fraktur pada kaki PENGGUGAT” ”.
“26. Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, Dokter RSUD Budhi

In
A
Asih menyatakan “telah terjadi patah tulang pada kaki penggugat””
4. Bahwa lebih lanjut tidak terang dan tidak jelasnya gugatan PENGGUGAT,
ah

diulangi kembali oleh PENGGUGAT dalam penyebutan Dokter pada

lik
halaman 6 Point 28, 29, 30 dan 31 , dimana PENGGUGAT kembali tidak
menyebutkan nama dan kompetensi dokter yang memeriksa PENGGUGAT
am

ub
di RS Awal Bros dalam gugatan PENGGUGAT, sebagaimana TERGUGAT
II dan TERGUGAT III kutip berikut ini:
ep
“28. Bahwa pada saat itu juga PENGGUGAT menunjukan hasil rontgen
k

pertama dari TERGUGAT I tertanggal 20 September 2015 kepada Dokter


ah

dari pihak RS Awal Bros dan kemudian Dokter menyatakan “terdapat


R

si
fraktur pada tulang kaki PENGGUGAT”, dimana hal tersebut sesuai
dengan pernyataan doktr RSUD Budhi Asih”

ne
ng

“29. Bahwa, setelah hasil rontgen dari RS Awal Bross telah keluar, maka
Dokter dari Pihak RS Awal Bross menyatakan “sendi kaki PENGGUGAT

do
gu

sudah menyatu”;
30. Bahwa, pada tanggal 30 Januri 2016, PENGGUGAT kembali
mendatangi RS. Awal Bross dan meminta untuk dilakukan rontgen dan
In
A

selanjutnya dokter memeriksa hasil rontgen tersebut menyatakan”sendi


kaki “PENGGUGAT sudah tertutup dan menyatu”
ah

lik

“31. bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut dokter dari pihak RS.
Awal Bross menyatakan “meskipun dilakukan operasi, sendi tetap tidak
m

ub

bisa kembali seperti semula dan sudah tidak dapat lagi berjalan dengan
normal”.
ka

5. Bahwa jika ditinjau dari ilmu kedokteran jelas terdapat perbedaan


ep

kompetensi antara dokter spesialis Bedah Orthopaedi dan Traumatologi,


ah

Spesialis Radiologi , dokter umum dan dokter spesialis lainnya, sehingga


R

dalil gugatan PENGGUGAT yang tidak menyebutkan identitas dokter dan


es

kompetensinya sebagaimana dimaksud pada angka 3 dan 4 diatas,


M

ng

menyebabkan kaburnya gugatan PENGGUGAT;


on
gu

Hal. 47 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
6. Bahwa disamping itu, kaburnya gugatan PENGGUGAT disebabkan juga

R
oleh kontradiksi diantara dalil-dalil PENGGUGAT a quo, dimana pada

si
bagian identitas PENGGUGAT dan pada posita tidak menyebutkan dengan

ne
ng
jelas apa jenis pekerjaan PENGGUGAT, namun pada petitum dan posita
gugatan halaman 15 PENGGUGAT menguraikan kerugian Materil yang
salah satunya adalah kerugian akibat tidak bisa bekerja sehingga

do
gu kehilangan pendapatan dari penghasilan perbulan yang seharusnya
didapat, yang TERGUGAT II dan TERGUGAT III kutip berikut ini:

In
A
Posita gugatan halaman 15-16:
“KERUGIAN MATERIL
ah

 Biaya pemeriksaan dan obat di Rumah Sakit Rp 864.000.000,-

lik
 Kerugian akibat tidak bisa bekerja sehingga kehilangan
Pendapatan dari hasil penghasilan perbulan yang
am

ub
seharusnya didapat sebesar Rp. 250.000.000,-
sampai bulan oktober 2016 Rp. 3.250.000.000,-
Dengan demikian, dalil kerugian materil pada Petitum gugatan
ep
k

PENGGUGAT yang merupakan akumulasi kerugian materil sebagaimana


ah

yang didalilkan pada posita gugatan termasuk karena kehilangan


R

si
pekerjaan adalah tidak dapat ditolerir karena tidak berkesesuaian atau
tidak sejalannya dalil-dalil PENGGUGAT tersebut, sebagaimana

ne
ng

Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 28K/Sip/1973 yang menerangkan


bahwa apabila petitum tidak disinkronkan atau tidak sesuai dengan posita

do
maka petitum tidak dapat ditolerir dan gugatan harus dinyatakan tidak
gu

dapat diterima karena tidak jelas dan kabur (obscuur libel);


7. Bahwa sungguh rancu dan tidak berdasar Petitum gugatan PENGGUGAT
In
A

pada angka 9 yang meminta uang paksa (dwang som) secara tanggung
renteng sebagaimana TERGUGAT II kutip berikut:
ah

lik

“9. Menghukum PARA TERGUGAT menurut hukum untuk membayar


uang paksa (dwang som) sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
setiap hari bila PARA TERGUGAT lalai memenuhi isi putusan ini”;
m

ub
ka

Oleh karena tuntutan PENGGUGAT dalam gugatan a quo adalah menuntut


ep

ganti kerugian sejumlah uang, maka uang paksa (dwang som) tidak dapat
diterapkan dalam perkara a quo, sebagaimana Yurisprudensi Mahkamah
ah

Agung RI No. 793K/SIP/1972 tanggal 26 Februari 1973, dan oleh karena


es

itu sudah sepatutnya dikesampingkan oleh Yang Mulia Majelis Hakim yang
M

memeriksa dan memutus perkara a quo;


ng

on
gu

Hal. 48 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
8. Bahwa berdasarkan uraian diatas maka kami mohon kepada Yang Mulia

R
Majelis Hakim untuk menolak gugatan PENGGUGAT atau setidak-tidaknya

si
menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak dapat diterima

ne
ng
(nietontvankelijkverklaard).
DALAM POKOK PERKARA
TINDAKAN MEDIS YANG DILAKUKAN OLEH TERGUGAT II DAN

do
gu TERGUGAT III TERHADAP PENGGUGAT TELAH SESUAI DENGAN
KOMPETENSI TERGUGAT II DAN TERGUGAT III, DAN TELAH MEMENUHI

In
A
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR RUMAH SAKIT MAUPUN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DOKTER AHLI BEDAH
ah

TULANG/ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI SERTA STANDAR

lik
OPERASIONAL PROSEDUR DOKTER AHLI RADIOLOGI ATAU DISEBUT
TELAH LEGE ARTIS
am

ub
1. Bahwa seluruh dalil yang TERGUGAT II dan TERGUGAT III uraikan pada
Eksepsi agar dianggap sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan
ep
dengan bagian Dalam Pokok Perkara a quo;
k

2. Bahwa TERGUGAT II dan TERGUGAT III menyangkal dan menolak


ah

seluruh dalil yang dikemukakan oleh PENGGUGAT dalam gugatan a quo,


R

si
kecuali yang secara tegas diakui kebenarannya oleh TERGUGAT II dan
TERGUGAT III secara mutatis-mutandis dan dianggap sebagai hal yang

ne
ng

menguntungkan TERGUGAT II dan TERGUGAT III;


3. Bahwa benar PENGGUGAT pernah menjadi pasien TERGUGAT II dan
TERGUGAT III di Rumah Sakit TERGUGAT I pada tanggal 20 September

do
gu

2015 sampai dengan 19 November 2015, dimana akan diuraikan sebagai


berikut:
4. Berdasarkan informasi dari dokter UGD serta catatan medis PENGGUGAT,
In
A

PENGGUGAT masuk ke Rumah Sakit TERGUGAT I pada tanggal 20


September 2015, dengan keluhan nyeri di kaki kiri setelah jatuh terpeleset
ah

lik

saat berjalan;
5. PENGGUGAT diterima di Unit Gawat Darurat (UGD) dan mendapat
pertolongan pertama oleh dokter di UGD, dimana dilakukan pemeriksaan
m

ub

fisik dan diketahui ada bengkak di kaki kiri dengan suspek (curiga) fraktur
ka

Phalanges (jari-jari kaki). Dokter UGD (dr. Yunika) kemudian melakukan


ep

tindakan elastis verband, memberi analgetika, dan merujuk PENGGUGAT


untuk melakukan konsul di TERGUGAT II selaku dokter ahli bedah
ah

tulang/orthopaedi dan melakukan rontgen di TERGUGAT III selaku dokter


R

es

ahli radiologi;
M

6. Bahwa pada hari yang sama tanggal 20 September 2015, hasil Rontgen
ng

PENGGUGAT dibaca oleh TERGUGAT III selaku dokter ahli radiologi di


on
gu

Hal. 49 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Rumah Sakit TERGUGAT I dimana dengan kesimpulan tidak terdapat

R
fraktur;

si
7. Bahwa keesokan harinya pada tanggal 21 September 2015 PENGGUGAT
kemudian datang ke Poliklinik TERGUGAT II dengan keluhan yang sama

ne
ng
merasa nyeri di kaki kiri, dan atas keluhan tersebut, TERGUGAT II
melakukan pemeriksaan dan memberikan diagnosa sebagai berikut:

do
gu - Bahwa TERGUGAT II melakukan pemeriksaan fisik pada kaki kiri
PENGGUGAT dengan hasil terdapat nyeri tekan, tidak ditemukan nyeri
sumbu, dan ditemukan Oedem (bengkak) ditambah dengan

In
A
pemeriksaan penunjang dalam bentuk pembacaan Hasil ekspertise
rontgen yang dikeluarkan oleh TERGUGAT III ;
ah

- Berdasar hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berupa

lik
hasil ekspertise rontgen yang dikeluarkan oleh TERGUGAT III
sebagaimana tersebut di atas, TERGUGAT II memberikan diagnosa
am

ub
tidak ada fraktur (patah tulang) pada kaki kiri PENGGUGAT;
- TERGUGAT II kemudian menyampaikan kepada PENGGUGAT untuk
membatasi aktivitas dan istirahat serta kontrol kembali jika obat sudah
ep
k

habis;
8. Bahwa pada tanggal 28 september 2015, PENGGUGAT kembali datang ke
ah

R
Poliklinik TERGUGAT II dengan keluhan masih bengkak pada kaki kiri, dan

si
atas keluhan tersebut TERGUGAT II kembali melakukan pemeriksaan fisik

ne
ng

yang sama seperti pada pemeriksaan fisik pada tanggal 21 September


2015 dengan hasil temuan yang sama yaitu terdapat nyeri tekan, tidak
ditemukan nyeri sumbu dan bengkak belum berkurang pada kaki kiri

do
gu

PENGGUGAT dimana hasil ini sama dengan hasil pemeriksaan pertama


maka TERGUGAT II tetap pada diagnose yang pernah ditegakkan
In
A

sebelumnya yaitu tidak ada fraktur pada kaki kiri PENGGUGAT, lalu
kemudian TERGUGAT II memberikan obat analgetic (anti nyeri) yang lebih
ah

kuat, dan TERGUGAT II berpesan kepada PENGGUGAT untuk kontrol


lik

kembali jika obat sudah habis, dimana diberikan stok obat untuk 1 minggu;
9. Bahwa pada tanggal 8 Oktober 2015 PENGGUGAT kembali kontrol ke
m

ub

Poliklinik TERGUGAT II dimana PENGGUGAT menyampaikan bengkak


dan nyeri telah berkurang. TERGUGAT II kemudian kembali melakukan
ka

pemeriksaan fisik yang sama seperti pada pemeriksaan fisik pada tanggal
ep

21 September 2015 dengan hasil temuan yaitu terdapat nyeri tekan


ah

berkurang, tidak ditemukan nyeri sumbu, dan bengkak berkurang


R

kemudian diberikan obat Lasix dengan dosis 1x1 pagi untuk 1 minggu, dan
es

obat analgetika diganti Celebrex dan dirujuk untuk dilakukan Rontgen II,
M

ng

hasil Rontgen II tidak ada perbedaan dengan hasil Rontgen I dimana


on
gu

Hal. 50 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hasilnya tidak ada Fraktur, kemudian TERGUGAT II berpesan kepada

R
PENGGUGAT untuk kontrol kembali jika obat sudah habis, dan kembali

si
diberikan stok obat untuk 1 minggu ;
10. Bahwa setelah lebih dari 1 bulan lamanya setelah pemeriksaan terakhir,

ne
ng
PENGGUGAT kembali kontrol ke Poliklinik TERGUGAT II pada tanggal 19
November 2015 dengan keluhan berat di kepala setelah minum Celebrex

do
gu dan kaki kiri PENGGUGAT bengkak apabila terlalu lama duduk dan berdiri,
kemudian atas keluhan tersebut TERGUGAT II kembali melakukan
pemeriksaan fisik yang sama seperti pada pemeriksaan fisik pada tanggal

In
A
21 September 2015 dengan hasil temuan yaitu terdapat tidak ada nyeri
tekan, tidak ditemukan nyeri sumbu, dan bengkak sudah berkurang secara
ah

lik
signifikan, kemudian dilakukan Rontgen III , dengan hasil yang sama
dengan Rontgen I dan Rontgen II dimana tidak ditemukan fraktur;
am

11. Bahwa berdasarkan keluhan PENGGUGAT yang menyatakan kaki kiri

ub
PENGGUGAT bengkak apabila terlalu lama duduk dan berdiri serta
merujuk pada riwayat PENGGUGAT sebagai perokok maka TERGUGAT II
ep
k

menganjurkan untuk dilakukan pemeriksaan ke dokter Spesialis Jantung


untuk memeriksa adakah kelainan pada pembuluh darah PENGGUGAT.
ah

R
Hal ini untuk mengetahui apakah ada penyebab lain yang menyebabkan

si
kaki PENGGUGAT masih bengkak, karena berdasar pemeriksaan fisik dan

ne
ng

hasil Rontgen I, II dan III menyatakan tidak ada fraktur pada kaki
PENGGUGAT;
12. Bahwa berdasarkan anjuran TERGUGAT II, pada hari yang sama tanggal

do
gu

19 November 2015 dilakukan pemeriksaan terhadap PENGGUGAT oleh


dokter spesialis jantung dr. Syarifuddin, Sp.JP, kemudian oleh dokter
spesialis jantung dr. Syarifuddin, Sp.JP dijadwalkan untuk datang esok hari
In
A

untuk melakukan pemeriksaan, namun PENGGUGAT tidak datang dan


tidak melanjutkan kembali pengobatannya baik kepada dokter spesialis
ah

lik

jantung dr Syarifuddin, Sp.JP, TERGUGAT II maupun TERGUGAT III;


13. Bahwa PENGGUGAT mengakui dan membenarkan TERGUGAT II serta
TERGUGAT III telah memberikan pelayanan medis yang maksimal
m

ub

sebagaimana diuraikan dalam dalil PENGGUGAT pada angka 10 sampai


ka

dengan 22 gugatan Aquo;


ep

14. Bahwa TERGUGAT II dan TERGUGAT III tidak perlu menanggapi dalil
PENGGUGAT pada angka 35 sampai dengan 40 oleh karena dalil
ah

tersebut sepihak dari PENGGUGAT yang membutuhkan konfirmasi lebih


R

lanjut, sehingga beban pembuktian untuk dalil-dalil tersebut ada pada


es
M

PENGGUGAT;
ng

on
gu

Hal. 51 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
15. Bahwa berdasar hal-hal yang telah diuraikan di atas, melalui pemeriksaan-

R
pemeriksaan dan hasil-hasil Rontgen, kompetensi TERGUGAT II sebagai

si
dokter ahli bedah tulang/orthopaedi dan traumatology serta kompetensi

ne
ng
TERGUGAT III sebagai dokter ahli radiologi telah tepat dan benar
menyatakan bahwa tidak ada fraktur (patah tulang) pada kaki kiri
PENGGUGAT. Dengan demikian, dalil PENGGUGAT yang menyatakan

do
gu adanya perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh TERGUGAT II dan
TERGUGAT III serta yang menyatakan adanya fraktur pada kaki

In
A
PENGGUGAT (Quad Non), harus ditolak seluruhnya
16. Bahwa penanganan medis terhadap PENGGUGAT, TERGUGAT II dan
TERGUGAT III telah memenuhi ketentuan yang dimaksud pada Pasal 58
ah

lik
ayat 1 huruf a Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan yang mengatur bahwa: Tenaga Kesehatan dalam menjalankan
am

ub
praktik, wajib memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar
Profesi, Standar Pelayanan Profesi, Standar Prosedur Operasional dan
etika profesi serta kebutuhan kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan,
ep
k

dan Pasal 44 (1) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik


ah

Kedokteran yang mengatur bahwa dokter atau dokter gigi dalam


R

si
menyelenggarakan praktik kedokteran wajib mengikuti standar pelayanan
kedokteran atau kedokteran gigi, dimana untuk TERGUGAT II telah sesuai

ne
ng

dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku pada


Perhimpunan dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi dan untuk

do
TERGUGAT III telah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)
gu

yang berlaku pada Perhimpunan dokter Spesialis Radiologi serta Standar


Operasional Prosedur (SO) Rumah Sakit TERGUGAT I;
In
A

17. Bahwa lebih lanjut perlu kami sampaikan kepada Yang Mulia Majelis
Hakim, hubungan hukum antara dokter dengan pasien merupakan suatu
tindakan usaha yang maksimal (inspanningverbintenis), dimana dokter
ah

lik

tidak pernah menjanjikan kesembuhan terhadap Pasiennya, namun baik


dokter dan pasien akan saling berusaha semaksimal mungkin untuk
m

ub

mengupayakan kesembuhan dan kesehatan pasien, dimana hasil dari


usaha tersebut bergantung pada keadaan individu masing-masing, akan
ka

ep

tetapi perbuatan PENGGUGAT ,sebagaimana diakui PENGGUGAT dalam


dalil 23 gugatan Aquo, setelah tanggal 19 November 2015. PENGGUGAT
ah

tidak pernah melakukan kontrol kembali kepada TERGUGAT II, sehingga


R

upaya pelayanan medis yang diusahakan semaksimal mungkin oleh


es
M

TERGUGAT II dan TERGUGAT III tidak diimbangi dengan perbuatan


ng

PENGGUGAT yang tidak melakukan kewajibannya sebagai pasien.


on
gu

Hal. 52 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Bahwa disamping perbuatan sebagaimana tersebut diatas dan diakui pula

si
kebenarannya oleh PENGGUGAT pada dalil angka 24 sampai dengan 31

ne
ng
gugatan Aquo, Penggugat kembali tidak memenuhi kewajibannya sebagai
Pasien dimana perbuatan PENGGUGAT memeriksakan keluhannya ke
dokter lain selain TERGUGAT II atau dokter yang dirujuk TERGUGAT II

do
gu Bahwa merujuk kepada perbuatan PENGGUGAT yang tidak melakukan
kontrol serta memeriksakan diri ke Dokter Lain selain PENGGUGAT II

In
A
maka jelas dan tidak terbantahkan PENGGUGAT TIDAK MEMENUHI
KEWAJIBAN SEBAGAI PASIEN, sebagaimana diamanatkan UU No. 29
ah

Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran Pasal 53 huruf b menyatakan

lik
“pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai
kewajiban mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi”
am

ub
Bahwa dengan demikian dapat disimpulkan jika pasien tidak melaksanakan
ep
kewajiban sebagaimana anjuran dokter, maka dokter tidak bertanggung
k

jawab atas segala resikonya termasuk tidak bertanggung jawab jika hasil
ah

pengobatan/terapi tidak maksimal. Jika pasien telah memilih dokter lain


R

si
tanpa rujukan, maka hubungan dokter dengan pasien telah putus (atas
kemauan pasien), sehingga dokter sudah tidak lagi memiliki tanggung

ne
ng

jawab terhadap pasien dan terkait perkara Aquo hubungan hukum antara
PENGGUGAT selaku pasien dengan TERGUGAT II dan TERGUGAT III

do
gu

selaku Dokter telah putus pada saat PENGGUGAT tidak memenuhi


kewajibannya sebagai pasien ;
18. Bahwa dengan demikian tindakan medis yang dilakukan oleh TERGUGAT
In
A

II dan TERGUGAT III terhadap PENGGUGAT telah sesuai dengan indikasi,


Standar Kompetensi TERGUGAT II dan telah memenuhi Standar
ah

lik

Operasional Prosedur (SOP) serta telah sesuai dengan indikasi, Standar


Kompetensi TERGUGAT III dan telah memenuhi Standar Operasional
m

ub

Prosedur (SOP) dokter Spesialis Radiologi atau disebut telah Lege Artis,
sehingga TERGUGAT II dan TERGUGAT III tidak dapat dituntut dalam
ka

bentuk apapun sebagaimana diatur pada Pasal 50 huruf a Undang-


ep

UndangNomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran yang


ah

bermakna:
R

es

“Apabila seorang dokter atau dokter gigi telah melaksanakan pelayanan


M

ng

medis atau praktek kedokteran sesuai dengan standar profesi dan standar
on
gu

Hal. 53 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
prosedur operasional maka ia (dokter atau dokter gigi) tersebut tidak

R
dapat dituntut hukum baik hukum administrasi, hukum perdata maupun

si
hukum pidana”.

ne
ng
Serta Pasal 27 ayat 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan yang berbunyi:

do
gu
“ Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan perlindungan

In
A
hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya”.
ah

PENGGUGAT TELAH BERITIKAD BURUK DAN BERTUJUAN

lik
MENYESATKAN MAJELIS HAKIM DENGAN CARA MEMANIPULASI
FAKTA
am

ub
19. Bahwa menanggapi dalil PENGGUGAT pada angka 4 gugatan a quo,
dapat TERGUGAT II dan TERGUGAT III tegaskan berdasarkan informasi
ep
dari dokter UGD (dr. Yunika) serta catatan medis PENGGUGAT, diketahui
k

PENGGUGAT masuk ke Rumah Sakit TERGUGAT I pada tanggal 20


ah

September 2015, dengan keluhan nyeri di kaki kiri setelah jatuh terpeleset
R

si
saat berjalan, BUKAN terjatuh dari ketinggian lebih dari 2 meter
sebagaimana yang didalilkan sembarangan oleh PENGGUGAT pada

ne
ng

angka 4 tersebut;
20. Bahwa lebih lanjut ketidak sesuaian antara dalil PENGGUGAT pada

do
angka 4 gugatan a quo dengan informasi dari dokter UGD (dr. Yunika)
gu

serta catatan medis sabagaimana point 19 mengindikasikan pelayanan


medis yang diusahakan semaksimal mungkin oleh TERGUGAT II dan
In
A

TERGUGAT III tidak diimbangi dengan perbuatan PENGGUGAT yang


tidak melakukan kewajibannya sebagai pasien untuk memberikan
ah

lik

informasi yang lengkap dan jujur , sebagaimana UU No. 29 Tahun 2004


tentang Praktek Kedokteran Pasal 53 huruf b menyatakan PENGGUGAT
“pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran,
m

ub

memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah


ka

kesehatannya”;
ep

21. Bahwa dalil PENGGUGAT pada angka 8 gugatan a quo tidak berdasar
sehingga berujung pada kesimpulan yang sesat sebagaimana
ah

TERGUGAT II dan TERGUGAT III kutip berikut:


R

es
M

ng

on
gu

Hal. 54 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“…berdasarkan hasil Rontgen di bagian Radiology tersebut, dr. Yunika

R
memberikan analisa yang menyatakan PENGGUGAT mengalami patah

si
tulah pada bagian telapak kakinya….”

ne
ng
Karena pada kenyataannya berdasarkan informasi dari dokter UGD serta
catatan medis PENGGUGAT ,hanya sebatas dugaan dan tidak ada

do
gu pernyataan dari dr UGD (dr. Yunika) bahwa PENGGUGAT mengalami
patah tulang pada bagian telapak kakinya, terlebih hal ini diakui oleh

In
A
PENGGUGAT dalam point 9 gugatan Aquo dimana dr. UGD (dr. Yunika)
merujuk PENGGUGAT untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut di
ah

bedah Orthopedy;

lik
22. Bahwa TERGUGAT II dan TERGUGAT III menolak dengan tegas apa
yang didalilkan sembarangan dan tanpa dasar oleh PENGGUGAT pada
am

ub
angka 41 gugatan Aquo berikut:
“ ………….., dalam pertemuan tersebut TERGUGAT II meminta maaf
ep
kepada PENGGUGAT, sehingga hal tersebut membuktikan TERGUGAT II
k

telah mengakui kelalaianya …….”.


ah

PENGGUGAT telah sembarangan dalam mendalilkan bahwa adanya


R

si
perbuatan TERGUGAT II yang telah mengakui perbuatan lalai (Quad
Non) kepada PENGGUGAT, pada kenyataanya sampai dengan saat ini

ne
ng

TIDAK ADA pengakuan baik pernyataan maupun perbuatan dalam bentuk


apapun dari TERGUGAT II dan TERGUGAT III atas kelalaian yang

do
gu

dituduhkan secara sembarangan oleh PENGGUGAT ;


23. Bahwa diagnosa yang ditegakan oleh TERGUGAT II dan TERGUGAT III
terhadap PENGGUGAT telah sesuai dengan hasil pemeriksaan fisik dan
In
A

pemeriksaan penunjang radiologi, dan PENGGUGAT telah mendapatkan


penanganan yang sesuai dengan indikasi serta telah mendapatkan
ah

lik

perawatan untuk proses penyembuhan, karena itu TERGUGAT II dan


TERGUGAT III menolak dalil PENGGUGAT pada angka 42 yang pada
m

ub

pokoknya menyatakan terdapat kelalaian dalam melakukan tindakan


medis maupun diagnosa awal terkait cedera di telapak kaki PENGGUGAT;
ka

24. Bahwa tidak benar dan sesat dalil PENGGUGAT pada angka 43 yang
ep

menyimpulkan bahwa TERGUGAT II dan TERGUGAT III telah melakukan


kelalaian yang merupakan perbuatan “Malpraktik Medis” terhadap
ah

PENGGUGAT, tuduhan PENGGUGAT tersebut sungguh sangat sesat dan


R

es

tanpa dasar, karena seluruh tindakan medis sebagaimana yang telah


M

TERGUGAT II dan TERGUGAT III jelaskan diatas telah sesuai dengan


ng

on
gu

Hal. 55 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
prosedur yang berlaku, adapun kondisi yang ada pada PENGGUGAT

R
dikarenakan tidak kooperatifnya PENGGUGAT dalam proses

si
penyembuhan yang diakui sendiri oleh PENGGUGAT pada point 23

ne
ng
gugatan Aquo dan BUKAN KESALAHAN TERGUGAT II dan TERGUGAT
III yang telah menangani PENGGUGAT dengan baik dan sesuai dengan
prosedur yang berlaku sebagaimana ditentukan oleh hukum dan

do
gu peraturan perundang-undangan, sehingga apa yang coba PENGGUGAT
dalilkan terkesan memaksakan tuduhan yang tidak berdasar guna

In
A
mencari-cari kesalahan TERGUGAT II dan TERGUGAT III;
25. Bahwa TERGUGAT II dan TERGUGAT III menolak dengan tegas apa
yang didalilkan oleh PENGGUGAT pada angka 44 dan 45 karena pada
ah

lik
kenyataannya surat yang dimaksud oleh PENGGUGAT pada point 44
TIDAK PERNAH ditujukan kepada TERGUGAT II dan TERGUGAT III,
am

ub
terlebih sebagaimana diakui oleh PENGGUGAT pada point 34 dan 41
dimana terlihat dengan jelas bahwa baik TERGUGAT II maupun
TERGUGAT III telah beritikad baik kepada PENGGUGAT dengan
ep
k

mengadakan pertemuan guna membahas laporan dari PENGGUGAT


ah

kepada TERGUGAT I;
R
26. Bahwa TERGUGAT II dan TERGUGAT III menolak secara tegas seluruh

si
dalil-dalil yang dikemukakan PENGGUGAT dalam gugatan a quo yang

ne
ng

pada intinya menyatakan TERGUGAT II melakukan Perbuatan Malpraktek


dan Perbuatan Melawan Hukum terhadap PENGGUGAT sehingga
menimbulkan kerugian pada diri PENGGUGAT baik materiil maupun

do
gu

immateril, karena kembali TERGUGAT II dan TERGUGAT III tegaskan


bahwa seluruh informasi, penjelasan-penjelasan dan tindakan medis yang
In
A

dilakukan oleh TERGUGAT II terhadap PENGGUGAT telah sesuai dengan


Standar Operasional Prosedur (SOP), peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan telah sesuai dengan indikasi medis serta dapat
ah

lik

dipertanggungjawabkan secara hukum, selain itu tindakan medis yang


dilakukan oleh TERGUGAT II dan TERGUGAT III terhadap PENGGUGAT
m

ub

bukanlah merupakan indikasi Perbuatan Melawan Hukum sebagaimana


yang didalilkan PENGGUGAT dalam gugatan a quo, karena seluruh
ka

ep

tindakan medis tersebut sama sekali tidak memenuhi unsur-unsur


Perbuatan Melawan Hukum sebagaimana ditentukan oleh hukum dan
ah

peraturan perundang-undangan;
R

27. Bahwa dengan demikian TERGUGAT II dan TERGUGAT III tidak dapat
es

dimintakan pertanggung jawaban apapun termasuk guna mengganti


M

ng

kerugian secara tanggung renteng kepada PENGGUGAT, oleh karena


on
gu

Hal. 56 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ketentuan Pasal 1365, 1366 dan 1367 sebagaimana yang dikutip oleh

R
PENGGUGAT dalam gugatan a quo hanya berlaku terhadap perbuatan

si
melanggar hukum yang membawa kerugian kepada PENGGUGAT,

ne
ng
sedangkan tindakan medis yang dilakukan oleh TERGUGAT II dan
TERGUGAT III terhadap PENGGUGAT bukanlah perbuatan melanggar
hukum, tetapi penanganan medis tersebut bertujuan untuk upaya

do
gu penyembuhan PENGGUGAT yang telah dijalankan sesuai dengan
prosedur yang berlaku sebagaimana ditentukan oleh hukum dan

In
A
peraturan perundang-undangan ;
28. Bahwa berdasarkan segenap fakta-fakta yang telah TERGUGAT II
kemukakan diatas, menjadi terang dan jelas kiranya bahwa seluruh dalil-
ah

lik
dalil yang dikemukakan oleh PENGGUGAT dalam gugatan a quo, terbukti
secara nyata merupakan dalil yang sangat dangkal, manipulatif dan tidak
am

ub
berdasarkan pada fakta-fakta yang senyata-nyatanya terjadi. Dalil yang
dikemukakan oleh PENGGUGAT patut diduga dengan sengaja
disampaikan demi mengaburkan pertimbangan hukum Yang Mulia Majelis
ep
k

Hakim dalam memeriksa dan memutus perkara a quo;


29. Bahwa dengan demikian, sudah sepatutnya agar Yang Mulia Majelis
ah

R
Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang memeriksa perkara a quo,

si
untuk menolak seluruh dalil yang tidak berdasar yang dikemukakan oleh

ne
ng

PENGGUGAT, atau setidak-tidaknya menyatakan dalil-dalil tersebut tidak


dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);
Bahwa berdasarkan seluruh uraian fakta-fakta yang senyata-nyatanya terjadi

do
gu

sebagaimana telah TERGUGAT II dan TERGUGAT III kemukakan diatas,


mohon agar Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa, mengadili dan
In
A

memutus perkara a quo, agar kiranya berkenan memutus:


DALAM EKSEPSI
- Menerima Eksepsi TERGUGAT II dan TERGUGAT III untuk seluruhnya,
ah

lik

atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan yang diajukan oleh


PENGGUGAT tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard).
m

ub

DALAM POKOK PERKARA


- Menolak gugatan PENGGUGAT seluruhnya atau setidak-tidaknya
ka

ep

menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak dapat diterima (niet ontvankelijk


verklaard).
ah

- Menghukum PENGGUGAT untuk membayar seluruh biaya yang timbul


R

dalam perkara ini.


es

ATAU
M

ng

on
gu

Hal. 57 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Apabila Yang Mulia Majelis Hakim berpendapat lain, mohon Putusan yang

R
seadil-adilnya (ex aequo et bono).

si
Menimbang, bahwa atas Jawaban Tergugat I, II dan Tergugat III

ne
ng
tersebut, Penggugat telah mengajukan Replik tertanggal 27 September 2016
dan atas Replik Penggugat tersebut, Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III
telah mengajukan Duplik masing-masing tertanggal 11 Oktober 2016 ;

do
gu Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil dalam gugatannya,
Penggugat telah mengajukan surat-surat bukti berupa foto copy yang telah

In
A
diberi materai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya ;
1. Foto copy Rontgen pertama tertanggal 20 September 2015 yang
ah

dikeluarkan oleh Tergugat, diberi tanda P-1;

lik
2. Foto copy hasil diagnose Rontgen yang dikeluarkan oleh Tergugat III
tertanggal 21 September 2015, diberi tanda P-2;
am

3. Foto copy Rontgen kedua yang dikeluarkan oleh Tergugat I tertanggal 8

ub
Oktober 2015, diberi tanda P-3 ;
4. Foto copy Rontgen ketiga yang dikeluarkan oleh Tergugat I tertanggal 19
ep
Nopember 2015, diberi tanda P-4 ;
k

5. Fofo copy Rontgen dari RS.Awal Bros tertanggal 30 Januari 2016, diberi
ah

tanda P-5 ;
R
6. Foto copy CT Scan yang dikeluarkan oleh Tergugat I tertanggal 20 Februari

si
2016, diberi tanda P-6 ;
7. Foto copy Rontgen yang dikeluarkan oleh Tergugat I tertanggal 20 Februari

ne
ng

2016, diberi tanda P-7;


8. Foto copy Renening Koran dan Laporan Penjualan Perusahaan Penggugat

do
dari Bulan Juni s/d Agustus 2015 dari Bulan Juni s/d Agustus 2015, diberi
gu

tanda P-8 ;
9. Foto Print out Biaya untuk operasi Kaki di Jerman, diberi tanda P-8;
10. Foto copy biaya pengobatan yang telah dikeluarkan oleh Penggugat, diberi
In
A

tanda P-10;
11. Foto copy Resume Medis Rawat jalan dari Tergugat I, diberi tanda P-11 ;
12. Foto copy Surat Permintaan tercantum didalam resume Medis Rawar Jalan
ah

lik

yang dikeluarkan oleh Tergugat I, diberi tanda P-12 ;


13. Foto copy Medis rawat jalan dari Tergugat I, diberi tanda P-13 ;
14. Foto copy Kaki Penggugat tertanggal16 Nopember 2015, diberi tanda P-
m

ub

14;
15. Foto copy profil pasien rawat jalan yang dikeluarkan oleh Rumah sakit
ka

ep

Dr.Citpto Mangunkusumo (RSCM), diberi tanda P-15 ;

Menimbang, bahwa surat bukti P-1 sampai dengan P-15 tersebut telah
ah

bermaterai cukup dan telah sesuai dengan surat aslinya, sehingga dapat
es

diterima sebagai alat bukti yang sah ;


M

ng

on
gu

Hal. 58 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa selain surat-surat bukti tersebut, Penggugat telah

R
mengajukan 2 (dua) orang saksi dan 1 (satu) orang saksi ahli yang kemudian

si
dibawah sumpah menerangkan pada pokoknya sebagai berikut :

ne
ng
1. Saksi RAMLAM SILITONGA :
- Bahwa saksi kenal dengan Penggugat, karena ada hubungan bisnis ;
- Bahwa saksi tidak melihat dan mengetahui kejadian kalau Penggugat

do
gu terjatuh dari tangga hanya diberitahu oleh Penggugat ;
- Bahwa saksi hanya mengantar Penggugat ke Rumah Sakit Harum Sisma

In
A
Medika untuk berobat dan tidak melihat pemeriksaan tersebut ;
- Bahwa saksi ada melihat kondisi Penggugat setelah jatuh sekitar bulan
ah

0ktober 2015 kaki kiri bengkak dan tidak mengetahui apakah patah atau

lik
tidak ;
- Bahwa Penggugat sudah tidak bisa beraktivitas dengan normal ;
am

ub
2.Saksi AGUS SANTO :
ep
- Bahwa saksi kenal dengan Penggugat karena masih tetangga ;
k

- Bahwa saksi tidak melihat kejadian Penggugat terjatuh dari tangga


ah

rumahnya hanya diberitahu Penggugat ;


R

si
- Bahwa saksi ada mengantar Penggugat berobat ke Rumah Sakit Harum
Sisma Medika sebanyak 3 (tiga) kali atas permintaan Penggugat ;

ne
ng

- Bahwa saksi ada melihat kalau kaki kiri Penggugat bengkak ;


- Bahwa saksi tidak melihat dan mengetahui apa yang dilakukan oleh

do
gu

Rumah Sakit Harum kepada Penggugat, karena tugas saksi hanya


mengantar saja;
- Bahwa selama saksi mengantar Penggugat 3(tiga) kali, Penggugat hanya
In
A

berobat jalan dan tidak ada dirawat hanya dirongsen ;


ah

lik

3.Saksi ahli : Dr.Deri Mulyadi, SH.,MHKes, M.Kes.,Sp.OT :


- Bahwa ahli adalah dokter spesialis Arthopoedi dan Traaumatologi yang
m

ub

berpraktek di Rumah Sakit Jambi ;


- Bahwa ahli menerangkan dalam penanganan patah tulang terdapat 3 (tiga)
ka

tahapan yaitu Anamnesa, Pemeriksaan fisik, Pemeriksaan penunjang ;


ep

- Bahwa ahli menerangkan dalam Anamnesa yaitu ada Tanya jawab dengan
ah

pasien yang dilakukan dan pemeriksaan fisik sudah dilakukan juga ini
R

sudah 80% sehingga pemeriksaan penunjang hanya untuk meyakinkan


es

saja ;
M

ng

on
gu

Hal. 59 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa ahli menerangkan apabila telah dilakukan beberapa kali rongsen

R
dan tidak ditemukan fraktur namun dalam Anamnesa dan pemeriksaan fisik

si
sudah merasa yakin tidak perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan ;

ne
ng
- Bahwa ahli menerangkan ada kaitan antara penanganan patah kaki
dengan jantung, karena terkait dengan pembuluh darah yang sangat
bergantung pada kondisi pasien termasuk pola hidup pasien, sehingga

do
gu sangat wajar apabila dilakukan konsul ke dokter Spesialis Jantung ;
- Bahwa ahli diperlihatkan oleh Majelis Hakim bukti P-1, P-3, P-4, P-5 dan

In
A
P-7 mengenai hasil foto rontgen, ahli menjelaskan kondisi foto kurang
bagus dan tidak bisa menilai secara objektif, karena harus mengetahui
ah

kondisi pasien serta melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik, namun

lik
apabila didudukan sama seperti keadaan awal foto rontgen ini dibuat maka
ahli menyatakan tidak ada fraktur ;
am

ub
- Bahwa ahli menjelaskan jika terjadi bengkak belum tentu terjadi patak, bisa
saja sebab lain, seperti bengkak dikepala (benjol) itu bengkak tapi jika di
ep
CT atau rontgen tidak ada patak tulang kepala ;
k

- Bahwa ahli menjelaskan pengertian second opinion harus sepengetahuan


ah

dokter yang memeriksa sebelumnya dan harus harus seimbang


R

si
kemanpuannya ;
- Bahwa ahli menjelaskan dalam keadaan tidak terjadi patah tulang

ne
ng

pengobatan yang harus dilakukan adalah dengan diberi obat dan


diistirahatkan ;

do
gu

- Bahwa ahli menjelaskan apabila sebagai dokter spesialis ortopedi itu sudah
yakin dan dia sudah didukung juga dengan penunjang berarti tidaklah
dibenarkan untuj melakukan over treatment seperti CT Scan ;
In
A

- Bahwa ahli menjelaskan ketika seorang pasien dengan kemauannya


sendiri memilih dkter lain untuk mengobati penyakitnya tanpa
ah

lik

sepengetahuan dokter sebelumnya, maka hubungan medis antara dokter


sebelumnya dengan pasien telah putus sehingga tanggung jawab beralih
m

ub

ke dokter yang barukarena secara sepihak pasien tersebut telah


memutuskan hubungan dengan dokter sebelumnya ;
ka

ep

Menimbang, bahwa sebaliknya Tergugat I untuk menguatkan dalil-dalil


ah

sangkalannya telah mengajukan bukti-bukti surat berupa foto copy yang telah
R

diberi meterai cukup dan telah disesuaikaan dengan aslinya ;


es
M

ng

on
gu

Hal. 60 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Foto Copy Buku Dr.Susanti Adi Nugroho, SH.MH., Proses Penyelesaian

R
Sengketa Konsumen Ditinjau Dari Hukum acara serta kendala

si
Implementasinya, Kencana Jakarta 2008, halaman 301, diberi tanda T I -1;
2. Foto Copy Medical Record Tergugat I atas nama pasien Abdallah No.MR :

ne
ng
16 71 12, diberi tanda T I -2;
3. Foto Print 0ut foto Penggugat dari rekaman CCTV yang terjadi di

do
gu RS.Harum Sisma Medika tertanggal 8 Maret 2016, diberi tanda T I – 3 ;
4. Foto Print 0ut foto Penggugat dari Rekaman CCTV yang didalam
lingkungan di RS.Harum Sisma Medika, tertanggal 8 Maret 2016, diberi

In
A
tanda T I – 4 ;
5. Foto Print 0ut foto Penggugat dari Rekaman CCTV yang didalam
lingkungan di RS.Harum Sisma Medika, tertanggal 8 Maret 2016, diberi
ah

lik
tanda T I - 5 ;
6. Foto Print 0ut foto Penggugat dari Rekaman CCTV yang didalam
am

lingkungan di RS.Harum Sisma Medika, tertanggal 8 Maret 2016, diberi

ub
tanda T I - 6;
7. Foto Print 0ut foto Penggugat dari Rekaman CCTV yang didalam
ep
lingkungan di RS.Harum Sisma Medika, tertanggal 8 Maret 2016, ,
k

diberi tanda T I – 7 ;
ah

8. Foto copy Surat ijin operasional Rumah Sakit nomor 9682/2011 kepada
R

si
PT.Harum Sisma Medika unruk menyelenggarakan Rumah Sakit Umum
Harum Sisma Medika Umum Harum Sisma Medika, Jl. Inspeksei Tarum

ne
ng

Barat-Kalimalang, tertanggal 7 September 2011 diterbitkan oleh


Pemerintah Propinsi Daerah khusus Ibukota Jakarta Dinas Kesehatan,

do
diberi tanda T I – 8 ;
gu

9. Foto copy Buku M.Yahya Harahap,SH., Hukum Acara Perdata : Gugatan,


Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, Jakarta : Sinar Grafika 2008,
In
A

halaman 55, diberi tanda T I – 9 ;


10. Foto copy Kartu Tanda Penduduk, Propinsi Jawa Barat, Kota Bekasi, Nik :
3275082501610005 atas nama Donny Jandiana, diberi tanda T I – 10 ;
ah

lik

11. Foto copy Kartu Tanda Penduduk, Propinsi Jawa Barat, Kota Bogor, NIK :
3271050609500001 atas nama Bambang Budyatmoko Soenaryo, diberi
tanda T I - 11;
m

ub

12. Foto copy Surat ijin praktek Dokter No.2.2.01.3172.3091/5.41.01/01.17.3


tertanggal 26 0ktober 2012 nama dr.Donny Jandiana, Sp.OT diterbitkan
ka

ep

oleh Pemerintah Suku Dinas Kesehatan , diberi tanda T I - 12;


13. Foto copy Surat ijin praktek Dokter Spesialis No.018/2.30/III/31.75.08/1-
ah

777.11/2016, tertanggal 17 Mei 2016, tertanggal 17 Mei 2016 nama dr.


R

Bambang. Budyanto, Spi Rad, diterbitkan oleh Pemerintah Propinsi Daerah


es

Khusus Ibukota Administrasi Jakarta Timur, Kecamatan Maksar, diberi


M

ng

tanda T I -13;
on
gu

Hal. 61 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
14. Foto copy Sertifikat AO Trauma Course-Foot and Ankie Speciment, atas

R
nama Donny Jandiana sebagai peserta, tertanggal 5,7 Mei 2016 yang

si
diselenggarakan oleh AOTRAUMA, diberi tanda T I-14;
15. Foto copy Sertifikat Comprehensive Management of Orthopaedic Trauma

ne
ng
Patients atas nama dr. Donny Jandiana, Sp.OT sebagai peserta tertanggal
12 , 14 Mei 216 yang diselenggarakan oleh Indonesian Orthipaedie

do
gu Association, diberi tanda T I-15;
16. Foto copy sertifikat Current Pactice and Future in Oncology Imaging atas
nama Bambang Budyatmoko sebagai peserta tertanggal 19 Mei 2016

In
A
yang diselenggarakan oleh Indonesian Sociaety of Radiology, diberi tanda
T I – 16 ;;
ah

17. Foto copy Sertifkat Current Pactice and Future in Oncology Imaging atas

lik
nama Bambang Budyatmoko sebagai peserta tertanggal 20, 21 Mei 2016
yang diselenggarakan oleh Indonesian Sociaety of Radiology
am

ub
,diberi tanda T I – 17 ;
18. Foto copy Surat ijin Pemanfaatan tenaga Nulklir
ep
No.018541.010.22.111.016 daftar sumber radiasi pengeion Toshiba KXO-
k

50S/EBT-100A, lokasi : RS.Harum Sisma Medika Jl. Tarum Barat,


ah

Kalimalang, Jakarta Timur, tertanggal 11 0ktober 2016, diterbitkan oleh


R

si
Badan Pengawas Tenga Nuklir, diberi tanda T I – 18 ;
19. Foto Rontgen atas namaTn.Abdallah Farah No.0391-1-15, tertanggal 20

ne
ng

September 2015, diberi tanda T I -19 ;


20. Foto Rontgen atas nama Tn. Abdallah Farah No.0180-J-15, tertanggal 8

do
gu

Oktober 2015 , diberi tanda T I – 20 ;


21. Foto Rontgen atas nama Tn. Abdallah Farah No.0439-K-15, tertanggal 19
Nopember 2015, diberi tanda T I – 21 ;
In
A

22. Foto Rontgen atas nama Tn. Abdallah Farah No.0470-b-16, tertanggal 20
Pebruari 2016, diberi tanda T I -22 ;
ah

lik

23. Foto copy Sertifikat Uji Kesesuaian Pesawat Sinar X


No.S.396/11/RHU.0544/XII/2014 berlaku s/d 30 Desember 2018, dara
m

ub

pesawat : Radiografi Umum , dats generator : Toshiba KHO-505, data


tabunginsersi SInar X : Toshibs DR 3724H, data pemohon uji : RS. Harum
ka

Sisma Medika, tertanggan 31 Desember 2014 diterbitkan oleh Badan


ep

Pengawas Tenaga Nuklir,Kalibrasi No :002632, diberi tanda T I -23 ;


ah

24. Foto copy Laporan Pembahasan Kasus Tn.Abdallah Farah dari Komite
R

Medik Rumah Sakit Harum Sisma Medika tertanggal 5 Pebruari 2016 diberi
es

,diberi tanda T I- 24 ;
M

ng

on
gu

Hal. 62 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
25. Foto copy kwitansi Tn. Abdallah Farah No. register : RWJ20150920-0059

R
tertanggal 20 September 2015 , diberi tanda T I – 25 ;

si
26. Foto copy Kwitansi Tn. Abdallah Farah No.Register RWJ120150920-0060

ne
ng
tertanggal 20 September 2015, diberi tanda T I -26 ;
27. Foto copy Kwitansi Tn. Abdallah Farah No.Register RWJ120150921-0577
tertanggal 21 September 2015, diberi tanda T I - 27 ;

do
gu 28. Foto copy Kwitansi Tn. Abdallah Farah No.Register RWJ120150928-0570
tertanggal 28 September 2015, diberi tanda T I - 28 ;

In
A
29. Foto copy Kwitansi Tn. Abdallah Farah No.Register RWJ120151008-473
tertanggal 8 Oktober 2015, diberi tanda T I - 29;
ah

30. Foto copy Kwitansi Tn. Abdallah Farah No.Register RWJ120151008-488

lik
tertanggal 8 Oktober 2015, diberi tanda T I – 30 ;
31. Foto copy Kwitansi Tn. Abdallah Farah No.Register RWJ120151119-0556
am

ub
tertanggal 19 Nopember 2015, diberi tanda TI -31 ;
32. Foto copy Kwitansi Tn. Abdallah Farah No.Register RWJ20151119-0571
ep
tertanggal 19 Nopember 2015, diberi tanda T I – 32 ;
k

33. Foto copy Kwitansi Tn. Abdallah Farah No.Register RWJ20151119-0601


ah

tertanggal 19 Nopember 2015, diberi tanda T I - 33 ;


R

si
34. Foto copy Kwitansi Tn. Abdallah Farah No.Register RWJ20151119-0602
tertanggal 19 Nopember 2015, diberi tanda T I – 34 ;

ne
ng

35. Foto copy Kwitansi Tn. Abdallah Farah No.Register RWJ20160131-0091


tertanggal 31 Januari 2016, diberi tanda T I – 35 ;

do
gu

36. Foto copy Kwitansi Tn. Abdallah Farah No.Register RWJ20160131-0094


tertanggal 31 Januari 2016, diberi tanda T I -36 ;
37. Foto copy Invoiec Tn. Abdallah Farah No.resep APT20120920-0032/
In
A

RWJ20150920-0059 tertanggal 20 September 2015, diberi tanda


T I – 37;
ah

lik

38. Foto copy Invoiec Tn. Abdallah Farah No.resep APT20120921-0279/


RWJ20150920-0577 tertanggal 21 September 2015, diberi tanda TI – 38 ;
m

ub

39. Foto copy Invoiec Tn. Abdallah Farah No.resep APT20120928/


RWJ20150928-0570 tertanggal 28 September 2015, diberi tanda T I -39 ;
ka

ep

Menimbang, bahwa sebaliknya Tergugat II untuk menguatkan dalil-dalil


ah

sangkalannya telah mengajukan bukti-bukti surat berupa foto copy yang telah
R

diberi meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya ;


es

1. Foto Copy asli Surat tanda terima registerasi (STR) Dokter, Kompetensi
M

ng

Dokter Spesialis Orthopedi dan Tarumalogi no. 3111103212068719 atas


on
gu

Hal. 63 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
nama Donny Jandiana yang berlaku sampai 4 Januari 2017, diberi tanda

R
TII – 1 ;

si
2. Foto Copy asli surat ijin praktek (SIP) Dokter atas nama Donny Jandiana di

ne
ng
RS. Harum Sisma Medika yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur yang berlaku sampai 4 Januari
2017, diberi tanda T II - 2 ;

do
gu 3. Foto Copy asli Panduan Praktek Klinis Bedah )rtopedi Tahun 2015 – 2017
Rumah Sakit Harum Sisma Medika diberi tanda T II – 3 ;

In
A
4. Foto copy asli Catatan Klinik atas nama Pasien Abdallah/Penggugat, diberi
tanda T II – 4 ;
ah

lik
Menimbang, bahwa sebaliknya Tergugat III untuk menguatkan dalil-dalil
sangkalannya telah mengajukan bukti-bukti surat berupa foto copy yang telah
am

ub
diberi meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya ;
1. Foto copy asli surat tanda Registrasi (STR) Dokter, Kompetensi Dokter
ep
Spesialis Radilogi No.Registrasi 311150336011937 atasnama Bambang
k

Budiyatmoko/Tergugat III yang berlaku sampai 6 September 2012,diberi


ah

tanda T III – I ;
R

si
2. Foto copy asli Surat ijin Praktek Dokter atas nama Bambang Budiyatmoko,
Sp.Rad/ Tergugat III di RS. Harum Sisma Medika/Tergugat I yang

ne
ng

dikeluarkan oleh satuan Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu


Kecamatan Makasar pada Kantir PTSP Kota Administrasi Jakarta Timur

do
gu

Pemprov DKI Jakarta yang berlaku sampai 6 September 2012, diberi tanda
T III – 2 ;
3. Foto Copy Standar Prosedur Operasional Layanan Pemeriksaan Radiologi
In
A

di RS. Harum Sisma Medika/Tergugat I dengan No. Dokumen


299/SPO/RAD/RSH-SM/II/2015, diberi tanda T III - 3 ;
ah

lik

4. Foto Copy Hasil diagnose Rontgen yang dilakukan Tergugat III tertanggal 21
September 2015, diberi tanda T III – 4 ;
m

ub

Menimbang, bahwa selain surat-surat bukti tersebut, Tergugat I telah


ka

mengajukan 1 (satu) orang saksi yang masih ada hubungan kerja dengan
ep

Tergugat I sehingga saksi tidak disumpah yang menerangkan pada pokoknya


ah

sebagai berikut :
R

es
M

ng

on
gu

Hal. 64 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Saksi SUPARN0 :

R
- Bahwa saksi bekerja di Tergugat I sejak Tahun 1992 dan sampai sekarang

si
menjabat sebagai Humas di Rumah Sakit Harum Sisma Medika ;

ne
ng
- Bahwa tugas Humas adalah membantu Direktur untuk mengatasi jika ada
pasien yang kurang puas, perpanjangan tangan dari Rumah Sakit Harum
Sisma Medika unruk membuat penerangan kepada masyarakat ;

do
gu - Bahwa saksi mengetahui ada komplen dari Penggugat setelah 1 (satu) ½
bulan sejak menjalankan pengobatan di Rumah Sakit Harum Sisma

In
A
Medika ;
- Bahwa Penggugat tidak pernah dilakukan operasi hanya rawat jalan saja ;
ah

- Bahwa setelah 1(satu) ½ bulan dan melakukan komplen tidak ada

lik
pengobatan yang dilakukan oleh Penggugat ;
- Bahwa saksi tidak mengetahui selama 1 (satu) ½ bulan menghilang
am

ub
Penggugat melakukan pengobatan dimana ;
- Bahwa adapun complain Penggugat adalah keluhannya kakinya masih
ep
bengkak, lalu ada pertemuan dengan komite medic, dan itu juga tidak ada
k

titik temu karena Penggugat ingin operasi di Jerman dengan biaya dari
ah

Rumah Sakit Sisma Medika, dan menuntut uang sebesar


R

si
Rp.5.000.000.000.-(lima milyar rupiah ), sehingga tidak ada titik temu,
selang 1 (satu) minggu bertemu lagi minta sebesar Rp.3.000.000.000,-

ne
ng

( Tiga Milyar Rpupiah), dan akhirnya tidak ada titik temu, karena Rumah
Sakit prinsipnya membantu secara pengobatan medis ;

do
gu

Menimbang, bahwa Tergugat II dan Tergugat III tidak menghadirkan


saksi-saksi dipersidangan ini ;
In
A

Menimbang, bahwa kedua belah pihak masing-masing telah


ah

lik

mengajukan Kesimpulan pada persidangan tanggal 23 Februari 2017;


m

ub

Menimbang, bahwa untuk singkatnya putusan ini maka segala sesuatu


sebagaimana termuat didalam berita acara persidangan dalam perkara ini
ka

dianggap telah turut dipertimbangkan dan merupakan bagian tidak terpisahkan


ep

dalam putusan ini;


ah

Menimbang, bahwa kedua belah pihak menerangkan tidak akan


es

mengajukan sesuatu bukti lagi dan selanjutnya memohon putusan;


M

ng

on
gu

Hal. 65 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
TENTANG HUKUMNYA

R
DALAM KONPENSI

si
Dalam Eksepsi :

ne
ng
Menimbang, bahwa di dalam Jawabannya Tergugat I, Tergugat II dan
Tergugat III selain mengajukan Jawaban mengenai pokok perkara, juga telah

do
gu mengajukan Eksepsi, oleh karena itu sebelum mempertimbangkan tentang
pokok perkara, Majelis Hakim terlebih dahulu akan mempertimbangkan

In
A
Eksepsi Tergugat I tersebut ;
ah

Menimbang, bahwa Eksepsi Tergugat I tersebut pada pokonya sebagai

lik
berikut :
1. Gugurnya Hak Menuntut perkara aquo karena Daluarsa ( Exceptio
am

ub
Temporis);
- Bahwa Penggugat pada pokoknya telah mendalilkan Tergugat I
ep
bertanggung sebagai pelaku usaha sebagimana pasal 19 ayat 1 UU
k

No.8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen ;


ah

- Bahwa Penggugat mengakui sumber hukum materil dalam perkara


R

si
aquo adalah UU Perlindungan konsumen sebagai sumber materil
dalam perkara aquo ( Lex Specialis Derogat Generali ) ;

ne
ng

- Bahwa berpijak pada sumber hukum materil aquo, maka hak menuntut
semua kerugian Penggugat kepada Tergugat I berlaku masa tenggang

do
gu

waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal transaksi sebagaimana


diamanatkan dalam pasal 19 ayat 3 UU perlindungan konsumen ;
0leh karena itu sudah selayaknya menurut hukum Pengadilan Negeri
In
A

Jakarta Timur yang memeriksa, mengadili perkara aquo menyatakan


gugatan gugur menurut hukum ;
ah

lik

2. Adanya dugaan tipu muslihat oleh Penggugat (Exceptio doli mali ) ;


- Bahwa hubungan hukum antara Penggugat dengan Tergugat I
m

ub

didasarkan pada Undang-undang dimana mengatur mengenai


kewajiban-kewajiban Penggugat dan Tergugat I telah ditentukan dalam
ka

pasal 29 ayat 3 juncto pasal 31 ayat 2 UU No.44 Tahun 2009 tentang


ep

Rumah Sakit juncto Peraturan Menteri Kesehatan No.69 Tahun 2014


ah

tentang kewajiban Rumah sakit dan kewajiban pasien;


R

- Bahwa saat Penggugat datang ke tempat Tergugat I pada tanggal 20


es

September 2015 menyampaikan keluhan ngeri dikaki kiri setelah jatuh


M

ng

terpeleset saat berjalan berbeda dengan keterangan yang disampaikan


on
gu

Hal. 66 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penggugat dalam gugatan pada tanggal 20 April 2016 pada halaman 3

R
posita angka 4 gugatan aquo menyatakan Penggugat terjatuh dari

si
ketinggian lebih dari 2 (dua) meter ;

ne
ng
- Bahwa oleh karena ada perbedaan keterangan yang disampaikan
melalui anamaesa dengan keterangan kronologi dalam gugatan aquo,
serta perbedaan fakta-fakta sebelum dan sesudah persidangan aquo

do
gu yang memperlihatkan Penggugat dapat berjalan dengan baik tanpa
tongkat, maka tepatlah kiranya Penggugat telah melakukan tipu daya

In
A
tipu muslihat untuk mendatangkan rasa simpati atau yang
menyesatkan kepada setiap orang dengan tujuan untuk persalahkan
ah

pelayanan kesehatan ditempat Tergugat I sehingga menciptakan

lik
pembenaran yang tidak sah menurut hukum menjadi sah. Terhadap tipu
daya tersebut sama halnya Penggugat tidak melaksanakan
am

ub
kewajibannya sebagaimana pasal 28 huruf d Pemenkes 69/2014, oleh
karena itu sudah selayaknya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta
ep
Timur menolak gugatan aquo ;
k

3. Pengadilan Negeri tidak berwenang mengadili perkara aquo :


ah

- Bahwa pada pokoknya Penggugat telah mendalilkan perbuatan


R

si
Tergugat I Malpraktek medis dalam perkara aquo, sementara
Penggugat dalam petitum angka 6 gugatan aquo menyatakan

ne
ng

menghukum Tergugat II dan Tergugat III agar dicabut ijin praktek


kedokterannya terhadap posita dan petitum Penggugat sudah masuk

do
gu

ruang lingkup Majelis kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia


( MKDKI ) sebagaimana pasal 69 ayat 1, 2 dan 3 UU No.29 Tahun 2004
tentang Praktek kedokteran oleh karena dalam dalil posita dan petitum
In
A

Penggugat tersebut tidak termasuk dalam juridiksi absolute


lingkungan peradilan Umum, seyogianya Majelis Hakim Pengadilan
ah

lik

Negeri Jakarta Timur yang memeriksa, mengadili dan memutus perkara


aquo menyatakan gugatan aquo tidak dapat diterima ;
m

ub

4. Gugatan aquo Error In Persona :


- Bahwa tuntutan pertanggungan jawaban Tergugat I sebagai pelaku
ka

usaha oleh Penggugat dalam perkara aquo adalah keliru ( Error In


ep

Persona ) sebab Tergugat I adalah organisasi Normatif in Casu ditinjau


ah

berdasarkan unsur pendirian dan pengelolaannya adalah :


R

- Unsur pendirian : membagi tiga jenis pendirian, yakni dapat didirikan


es

oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau Swasta. Pendirian


M

ng

Rumah Sakit Swasta dilakanakan oleh Badan Hukum, hal ini


on
gu

Hal. 67 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebagaimana amanat pasal 7 ayat 2 dan 4 UU.RI. tentang Rumah

R
Sakit ;

si
- Unsur pengelolaan : Rumah Sakit privat dengan tujuan provit

ne
ng
dikelola oleh Badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas atau
Persero, hal ini sebagaimana pasal 21 UU.RI tentang Rumah Sakit ;
Atas unsur-unsur tersebut diatas, secara hukum Tergugat I sebagai

do
gu Rumah Sakit privat berada dibawah Perseroan Terbatas, dan bukan
sebagai Subjek Hukum ( Legal entiy ) dalam perkara aquo ;

In
A
0leh karena gugatan aquo error in persona, seyogyanya menurut
hukum yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang
ah

memeriksa, mengadili dan memutus perkara aquo menyatakan gugatan

lik
tidak dapat diterima ;
5. Gugatan aquo tidak sah :
am

ub
- Bahwa dalam penyusunan formulasi gugatan Penggugat tidak memuat
alamat atau tempat tinggal para pihak adalah keliru, karena alamat atau
ep
tempat tinggal Tergugat II dan Tergugat III tidak berada dalam jurisdiksi
k

kewenangan Pengadilan Negeri Jakarta Timur, maka tidak sesuai


ah

dengan pasal 118 HIR, dan oleh karena itu sudah sepatutnya menurut
R

si
hukum gugatan aquo dapat dinyatakan tidak sah, atau setidak-tidaknya
gugatan aquo dapat dinyatakan tidak dapat diterima ;

ne
ng

6. Surat Kuasa Khusus Penggugat tidak sah :


- Bahwa surat kuasa khusus Penggugat tidak menyebutkan alamat atau

do
gu

tempat tinggal Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III, maka tidak


memenuhi syarat formil sebagaimana ditentukan dalam pasal 123 HIR
juncto SEMA No. 6 Tahun 1994, maka Majelis Hakim agar menyatakan
In
A

surat kuasa khusus Penggugat tidak sah atau setidak-tidaknya gugatan


aquo dapat dinyatakan tidak dapat diterima ( Niet 0nvantkijk
ah

lik

verklaard ) ;
7. Gugatan aquo kurang pihak ( Plurium litis Consortium ) :
m

ub

- Bahwa Penggugat dalam menyusun formulasi pihak-pihak dalam


gugatan aquo hanya mendudukan Tergugat I , Tergugat II dan Tergugat
ka

III sedang dr.Yunika, dr.Syafirudin Surin, Sp.JP.FIHA, dr.Ihsan,


ep

RSUD.Budhi Asih, Rumah Sakit Awal Bross dan dr. Ihsan Oesman
ah

luput dikwalifikasikan oleh Penggugat sebagai pihak dalam perkara


R

aquo, maka Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur agar


es

menyatakan gugatan aquo kurang pihak atau setidak-tidaknya gugatan


M

ng

tidak dapat diterima ;


on
gu

Hal. 68 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
8. Gugatan aquo premature :

R
- Bahwa Penggugat pada pokoknya mendalilkan Tergugat I bertanggung

si
jawab akibat perbuatan Malpraktek medis yang dilakukan tenaga

ne
ng
kesehatannya;
- Bahwa dalil Penggugat tersebut bertentangan dengan asas-asas
praduga tidak bersalah (Presumption of Innocence), dikarenakan

do
gu adanya perbedaan diagnose antara Tergugat II, Tergugat III dengan
tenaga medis pada RSUD Budhi Asih, dan RS. Awal Bross ;

In
A
- Bahwa atas perbedaan itu seharusnya mendapat pertimbangan terlebih
dahulu dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran sebagaimana pasal 1
ah

angka 3 juncto pasal 9 ayat 4 Pedoman 0rganisasi dan Tata Laksana

lik
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran ;
am

ub
Menimbang, bahwa atas Eksepsi Tergugat I tersebut diatas, Penggugat
telah menanggapi dalam Repliknya tertanggal 27 September 2016 yang
ep
pada pokoknya sebagaimana termuat dalam berkas perkara ini ;
k
ah

Menimbang, bahwa eksepsi Tergugat II dan Tergugat III pada pokoknya


R

si
sebagai berikut :
- Gugatan Penggugat Kabur ( Exceptio 0bscuur Libel ) :

ne
ng

- Bahwa Penggugat tidak menjelaskan kaki kiri atau kaki kanan yang
dilakukan pengobatan ;

do
gu

- Bahwa Penggugat tidak menyebutkan nama dan kompetensi dokter yang


memeriksa Penggugat pada RSUD Budi Asih ;
- Bahwa Penggugat tidak menyebutkan nama dan kompetensi dokter yang
In
A

memeriksa pada RS. Awal Bross ;


ah

lik

Menimbang, bahwa atas Eksepsi Tergugat II dan Tergugat III tersebut


diatas, Penggugat telah menanggapi dalam Repliknya tertanggal 27
m

ub

September 2016 yang pada pokoknya sebagaimana termuat dalam berkas


perkara ini ;
ka

ep

Menimbang, bahwa atas eksepsi-eksepsi Tergugat I, Tergugat II dan


ah

Tergugat III, Majelis Hakim akan mempertimbangkan sebagai berikut :


R

es

Eksepsi Tergugat I :
M

ng

on
gu

Hal. 69 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1.Gugatan Hak menuntut perkara aquo karena Daluarsa/Excepto

R
Temporis:

si
Menimbang, bahwa eksepsi yang dikemukakan Tergugat I tersebut

ne
ng
diatas, sudah memasuki materi pokok perkara yang akan dibuktikan lebih
lanjut oleh Tergugat I maupun Penggugat, karena untuk mengetahui gugurnya
hak menuntut dalam perkara aquo karena daluarsa harus memeriksa pokok

do
gu perkara terlebih dahulu dengan mendasarkan pada bukti surat dan saksi yang
diajukan para pihak dalam berperkara ini, maka dengan demikian eksepsi

In
A
Tergugat I tersebut diatas tidak beralasan menurut hukum dan harus
dinyatakan ditolak ;
ah

lik
2.Adanya Dugaan Tipu Muslihat oleh Penggugat :
Menimbang, bahwa eksepsi yang dikemukakan Tergugat I tersebut
am

ub
sudah memasuki materi pokok perkara karena untuk mengetahui adanya
dugaan tipu muslihat oleh Penggugat, akan dibuktikan lebih lanjut bersama-
ep
sama dengan pokok perkara, maka dengan demikian eksepsi Tergugat I
k

tersebut diatas tidak beralasan menurut hukum dan harus dinyatakan ditolak ;
ah

si
3.Pengadilan Negeri tidak berwenang mengadili perkara aquo :
Menimbang, bahwa membaca dan memperhatikan isi uraian eksepsi ini

ne
ng

belum menyentuk masalah kewenangan baik absolute maupun relatip


sebagaimana diakui Tergugat I, hanya menyatakan perkara ini merupakan

do
gu

ruang lingkup Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteraan Indonesia


sebagaimana dimaksud pasal 69 ayat I, 2 dan 3 UU RI No.29 Tahun 2004
tentang Praktek Kedokteran ;
In
A

Menimbang, bahwa untuk mengetahui apakah ruang lingkup Majelis


ah

lik

Kehormatan Disiplin Kedokteraan Indonesia sebagaimana dimaksud pasal 69


ayat I, 2 dan 3 UU RI No.29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran sudah
m

ub

memasuki materi pokok perkara, maka oleh karena itu eksepsi Tergugat I
tersebut diatas, tidak beralasan dan harus dinyatakan ditolak ;
ka

ep

4.Gugatan aquo Error In Persona :


ah

- Bahwa secara hukum kedudukan Tergugat I sebagai Rumah Sakit Privat


R

berada dibawah Perseoran Terbatas,dan bukan sebagai subjek hukum


es

( legal entey ) dalam perkara aquo ;


M

ng

on
gu

Hal. 70 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa eksepsi ini telah memasuki materi pokok perkara,

R
karena untuk mengetahui Rumah Sakit Harum Sisma Medika apakah sebagai

si
subjek hukum ( legal entey ) atau Perseoran Terbatas harus dibuktikan oleh

ne
ng
Tergugat I dalam perkara aquo, maka dengan demikian eksepsi ini harus
dinyatakan ditolak ;

do
gu 5.Gugatan aquo tidak sah :
- Bahwa dalam penyusunan formulasi gugatan Penggugat tidak memuat

In
A
alamat atau tempat tinggal para pihak adalah keliru, karena alamat atau
tempat tinggal Tergugat II dan Tergugat III tidak berada dalam jurisdiksi
ah

kewenangan Pengadilan Negeri Jakarta Timur, maka tidak sesuai dengan

lik
pasal 118 H.I.R ;
am

ub
Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 118 ayat 2 H.I.R menerangkan
“ Dalam hal gugatan diajukan terhadap beberapa orang tergugat yang tidak
ep
tinggal bersama-sama dalam satu wilayah hukum Pengadilan Negeri, maka
k

gugatan diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri ditempat tinggal salah


ah

seorang diantara mereka, menurut pilihan Penggugat …….dan seterusnya ;


R

si
Maka dengan pertimbangan hukum tersebut diatas, eksepsi Tergugat I

ne
ng

tidak beralasan dan harus ditolak ;

do
gu

6.Surat Kuasa Khusus Penggugat tidak sah :


- Bahwa surat kuasa khusus Penggugat tidak menyebutkan alamat atau
tempat tinggal Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III, maka tidak
In
A

memenuhi surat formil sebagaimana ditentukan dalam pasal 123 HIR


juncto SEMA No.6 Tahun 1994, maka M ajelis Hakim agar menyatakan
ah

lik

surat kuasa khusus tidak sah, atau setidak-tidaknya gugatan aquo dapat
dinyatakan tidak dapat diterima ( Niet Onvantkelijk Verklaard ) ;
m

ub

Menimbang, bahwa surat kuasa khusus yang diberikan Penggugat


ka

kepada kuasanya telah memuat hal untuk mengajukan gugatan kepada


ep

Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III di Pengadilan Negeri Jakarta Timur


ah

mengenai perbuatan melawan hukum, maka dengan demikian surat kuasa


R

khusus ini telah memenuhi ketentuan pasal 123 HIR dan SEMA No.6 Tahun
es

1994, oleh karena itu eksepsi Tergugat I tidak berdasar dan harus ditolak ;
M

ng

on
gu

Hal. 71 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
7.Gugatan aquo kurang pihak ( Plurium litis Consortium ) :

R
- Bahwa Penggugat dalam menyusun formulasi pihak-pihak dalam gugatan

si
aquo hanya mendudukan Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III

ne
ng
sedangkan dr.Yunika, dr.Syafrudin Suren, Sp.JP,FIHA, dr.Iksan oesman,
RSUD. Budhi Asih dan RS. Awal Bross luput dikwalifikasikan oleh
Penggugat sebagai pihak dalam perkara aquo, maka Majelis Hakim

do
gu Pengadilan Negeri Jakarta Timur agar menyatakan gugatan Penggugat
kurang pihak atau setidak-tidaknya gugatan tidak dapat diterima ;

In
A
Menimbang, bahwa menurut hukum hak sepenuhnya dari Penggugat
ah

untuk menentukan siapa-siapa pihak yang harus digugat, maka dengan

lik
demikian eksepsi ini tidak beralasan dan harus ditolak ;
am

ub
8.Gugatan aquo premature :
- Bahwa Penggugat pada pokoknya mendalilkan Tergugat I bertanggung
ep
jawab akibat perbuatan Malpraktek medis yang dilakukan tenaga
k

kesehatannya ;
ah

- Bahwa dalil Penggugat tersebut bertentangan dengan azas-azas praduga


R

si
tidak bersalah (presumption of innocence), dikarenakan adanya perbedaan
diagnose antara Tergugat II, Tergugat III dengan tenaga medis pada RSUD

ne
ng

Budhi Asih dan RS. Awal Bross ;


- Bahwa atas perbedaan itu seharusnya mendapatkan pertimbangan terlebih

do
gu

dahulu dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran sebagaimana pasal 1


angka 3 juncto pasal 9 ayat 4 Pedoman Organisasi dan Tata Laksana
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran ;
In
A

Menimbang, bahwa eksepsi yang dikemukakan Tergugat I tersebut


ah

lik

diatas, sudah memasuki materi perkara, karena untuk mengetahui apakah


Malpraktek, perbedaan diagnose antara Tergugat II, Tergugat III dengan RSUD
m

ub

Budhi Asih dan RS. Awal Bross harus memeriksa bukti-bukti yang diajukan
para pihak dalam perkara aquo, maka dengan demikian eksepsi Tergugat I
ka

tidak beralasan dan harus ditolak ;


ep
ah

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan


R

mempertimbangkan eksepsi Tergugat II dan Tergugat III yang pada pokoknya


es

sebagai berikut :
M

ng

Gugatan Penggugat Kabur ( Exceptio 0bscuur Libel ), dengan alasan :


on
gu

Hal. 72 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa Penggugat tidak menjelaskan kaki kiri atau kaki kanan yang

R
dilakukan pengobatan ;

si
- Bahwa Penggugat tidak menyebutkan nama dan kompetensi dokter yang

ne
ng
memeriksa Penggugat pada RSUD Budi Asih dan RS. Awal Bross ;
- Bahwa tuntutan ganti kerugian materil Penggugat sebagaimana didalilkan
pada posita tidak bersesuaian atau tidak sejalan dengan dalil-dalil

do
gu Penggugat tersebut sebagaimana Yurisprodensi MA-RI No.28K/Sip/1973,
bahwa posita tidak sesuai dengan petitum, maka gugatan harus dinyatakan

In
A
tidak dapat diterima karena tidak jelas dan kabur ( 0bscuur Libel) ;
- Bahwa mengenai tuntutan ganti rugi yang diajukan Penggugat dalam
ah

gugatan mengenai sejumlah uang, maka uang paksa ( dwangsom) tidak

lik
dapat diterapkan dalam perkara aquo(Yurisprodensi MA-RI
No.793K/Sip/1972 tanggal 26 Pebruari 1973, maka sepatutnya tuntutan ini
am

ub
harus dikesampingkan ;
ep
Menimbang, bahwa mengenai eksepsi Tergugat II dan Tergugat III
k

tersebut diatas sudah memasuki materi pokok perkara, karena untuk


ah

mengetahui apakah gugatan Penggugat kabur atau tidak harus dibuktikan oleh
R

si
para pihak dalam perkara aquo, maka dengan demikian eksepsi Tergugat II
dan Tergugat III tidak beralasan dan harus ditolak ;

ne
ng

DALAM POKOK PERKARA

do
Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III
gu

telah membantah dan menolak dalil-dalil gugatan Penggugat seperti


diuraikan tersebut diatas, maka berdasarkan pasal 163 HIR dan pasal 1865
In
A

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Penggugat berkewajiban untuk


membuktikan dalil-dalil gugatannya;
ah

lik

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil gugatannya Penggugat


telah mengajukan bukti surat berupa fotocopy P-1 sampai dengan P-15 dan 2
m

ub

(dua) orang saksi dan 1 (satu) orang saksi ahli yang memberikan keterangan
dibawah sumpah, sedangkan Kuasa Hukum Tergugat I,Tergugat II dan
ka

Tergugat III mengajukan bukti surat berupa fotocopy T.I-1 sampai dengan T.I-
ep

39 dan T.II-1 sampai dengan T.II-4 serta Tergugat I menghadirkan 1 (satu)


ah

orang saksi yang memberikan keterangan tidak disumpah karena ada


R

hubungan kerja dan Kuasa Hukum Tergugat III untuk menguatkan


es

sangkalannya telah mengajukan bukti surat berupa fotocopy T.III-1 sampai


M

ng

on
gu

Hal. 73 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dengan T.III-4, Tergugat II dan Tergugat III dalam perkara ini tidak mengajukan

R
saksi ;

si
Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan substansi materi

ne
ng
pokok perkara Majelis Hakim lebih dahulu mempertimbangkan formalitas
gugatan Penggugat sebagai berikut :

do
gu Menimbang, bahwa Tergugat I telah mengajukan eksepsi sebagaimana
termuat dan diuraikan dalam point 4 tersebut diatas mengemukakan hal
sebagai berikut :

In
A
- Bahwa tuntutan pertanggungan jawaban Tergugat I sebagai pelaku usaha
ah

lik
oleh Penggugat dalam perkara aquo adalah keliru ( Error In Persona )
sebab Tergugat I adalah organisasi Normatif In Casu ditinjau berdasarkan
unsur pendirian dan pengelolaannya adalah :
am

ub
- Unsur pendirian : membagi tiga jenis pendirian, yakni dapat didirikan
oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau Swasta. Pendirian Rumah
ep
Sakit Swasta dilaksanakan oleh Badan Hukum, hal ini sebagaimana
k

diamanatkan pasal 7 ayat 2 dan 4 UU.RI tentang Rumah Sakit ;


ah

- Unsur pengelolaan : Rumah Sakit Privat dengan tujuan Provit dikelola


R

si
oleh Badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero, hal ini
sebagaimana pasal 21 UU tentang Rumah Sakit ;

ne
ng

- Bahwa atas unsur-unsur tersebut diatas, secara hukum Tergugat I sebagai


Rumah Sakit privat berada dibawah Perseroan Terbatas, dan bukan

do
gu

sebagai Subjek Hukum ( Legal entiy ) dalam perkara aquo ; In


Menimbang, bahwa mengenai hal-hal yang dikemukakan Tergugat I
A

tersebut diatas, Majelis Hakim mempertimbangkan sebagai berikut :


ah

lik

Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan gugatan terhadap dr.


RULI NURUL AMAN, Mars., selaku Direktur, Rumah Sakit Harum Sisma
m

ub

Medika sebagai Tergugat I ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pada Undang-Undang Republik


ka

Indonesia No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dalam pasal 7 ayat 2
ep

menerangkan bahwa Pendirian sebuah Rumah Sakit dapat dilakukan oleh


ah

Pemerintah, Pemerintah Daerah atau Swasta ;


R

es
M

ng

on
gu

Hal. 74 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa berdasarkan pada pasal 20 ayat 1 pengelolaan

R
Rumah Sakit dapat dibagi menjadi Rumah Sakit Publik dan Rumah Sakit

si
Privat ;

ne
ng
Menimbang, bahwa berdasarkan pada pasal 21 UU RI No.44 Tahun
2009 bahwa Rumah Sakit Swasta dikelola oleh Badan Hukum yang berbentuk

do
gu Perseoran Terbatas atau Pesero ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum tersebut diatas,


bahwa penyelenggaraan Rumah Sakit Swasta dilakukan oleh sebuah Badan

In
A
Hukum ;
ah

Menimbang, bahwa Majelis Hakim selanjutnya akan

lik
mempertimbangkan apakah Rumah Sakit Harum Sisma Medika sebagai
Tergugat I dalam perkara aquo adalah merupakan sebuah badan hukum yang
am

ub
dapat dijadikan sebagai subjek hukum dalam perkara aquo ;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti bertanda T-8 berupa Surat Ijin


ep
k

0perasional Rumah Sakit nomor : 9682/2011 kepada PT. Harum Sisma


Medika SK Menkum dan Ham : AHU-62402.AH.01.02 Tahun 2009 tanggal 22
ah

R
Desember 2009 untuk menyelenggarakan Rumah Sakit Umum Harum Sisma

si
Medika, beralamat dijalan Inpeksi Tarum Barat – Kalimalang, Jakarta Timur,

ne
ng

tertanggal 7 September 2011 yang diterbitkan oleh Pemerintah Propinsi


Daerah Khusus Ibukota Jakarta Dinas Kesehatan ;

do
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum tersebut diatas,
gu

maka menurut Majelis Hakim semestinya gugatan Penggugat ditujukan


kepada PT.Harum Sisma Medika yang beralamat di Jalan Inspeksi Tarum
In
A

Barat-Kalimalang sebagai badan hukum yang menyelenggarkan pengelolaan


Rumah Sakit Harum Sisma Medika dan bukan kepada Rumah Sakit Harum
ah

lik

Sisma Medika, oleh karena Rumah Sakit Harum Sisma Medika hanyalah
merupakan sebuah kegiatan pelayanan kesehatan yang berada dibawah
pengelolaan PT. Harum Sisma Medika ;
m

ub

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan hukum


ka

tersebut di atas, maka oleh karena tidak terpenuhinya formalitas gugatan


ep

Penggugat mengenai Badan hukumnya, sehingga konsekwensinya langsung,


ah

dengan tidak terpenuhi formalitas itu, gugatan Penggugat tersebut harus


R

dinyatakan tidak dapat diterima ( Niet Onvankelijk Verklaard ) ;


es
M

ng

on
gu

Hal. 75 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat tersebut harus

R
dinyatakan tidak dapat diterima, maka biaya perkara ini seluruhnya

si
dibebankan kepada Penggugat ;

ne
ng
Menimbang, bahwa oleh karena formalitas gugatan Penggugat tidak
terpenuhi, maka Majelis Hakim tidak akan mempertimbangkan tentang pokok

do
gu perkara dalam gugatan Penggugat dan untuk itu gugatan Penggugat harus
dinyatakan tidak dapat diterima;

In
A
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat dinyatakan tidak
dapat diterima, maka Penggugat dihukum untuk membayar biaya perkara
ah

lik
yang besarnya akan ditetapkan dalam amar putusan ini ;
am

ub
DALAM REKONPENSI

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat


ep
k

Rekonpensi/Tergugat Konpensi adalah sebagaimana tersebut di atas;


ah

R
Menimbang, bahwa apa yang telah dipertimbangkan dalam gugatan

si
Konpensi diambil alih sebagai pertimbangan dalam gugatan Rekonpensi ;

ne
ng

Menimbang, bahwa oleh karena pokok perkara dalam gugatan


Konpensi belum diperiksa dan belum dipertimbangkan, maka gugatan

do
gu

Rekonpensi, oleh karenanya tidak perlu dipertimbangkan sehingga gugatan


Rekonpensi dinyatakan tidak dapat diterima, dan menghukum Penggugat
In
A

Rekonpensi untuk membayar biaya perkara ;


ah

Memperhatikan ketentuan pasal-pasal dari Undang-Undang dan


lik

peraturan-peraturan lain yang bersangkutan;


m

ub

MENGADILI
DALAM KONPENSI
ka

ep

Dalam Eksepsi :
- Menolak Eksepsi Tergugat I , Tergugat II dan Tergugat III konpensi tersebut;
ah

Dalam Pokok Perkara :


R

- Menyatakan gugatan Penggugat konpensi tidak dapat diterima ;


es
M

- Menghukum Penggugat konpensi untuk membayar biaya perkara sebanyak


ng

on
gu

Hal. 76 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Rp.1.022.000,- ( Satu juta dua puluh dua ribu rupiah ) ;

R
DALAM REKONPENSI :

si
- Menyatakan gugatan Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi tidak dapat

ne
ng
diterima;
- Menghukum Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi untuk membayar
biaya perkara sebanyak Nihil;

do
gu
Demikianlah diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim

In
A
pada hari Senin, tanggal 6 Maret 2017 oleh kami, ELPITER SIANIPAR, SH,
sebagai Hakim Ketua, ENDANG SRIASTINING W, SH, dan TARIGAN MUDA
ah

LIMBONG,SH,. masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana

lik
diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari Kamis
tanggal 16 Maret 2017 oleh Hakim Ketua tersebut dengan hadiri Hakim
am

ub
Anggota tersebut, dibantu oleh BUDHYAWAN, SH,Panitera Pengganti, dihadiri
oleh Kuasa Penggugat, Kuasa Tergugat I, Kuasa Tergugat II, Kuasa Tergugat
ep
III ;
k
ah

Hakim Anggota : Hakim Ketua,


R

si
ne
ng

ENDANG SRIASTINING W, SH. ELPITER SIANIPAR, SH.

do
gu

In
A

TARIGAN MUDA LIMBONG, SH.


ah

lik

Panitera Pengganti,
m

ub

BUDHYAWAN, SH.
ka

ep

Biaya-biaya :
ah

1. Pendaftaran………… Rp. 30.000,-


R

2. Proses……………….. Rp. 75.000,-


es

3. Materai………………. Rp. 12.000,-


M

ng

4. Redaksi……………… Rp. 5.000,-


on
gu

Hal. 77 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5. Panggilan .................. Rp. 400.000,-

R
J u m l a h……………. Rp 522.000,-.

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Hal. 78 Putusan No.182/Pdt.G./2016/PN.Jkt.Tim.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78

Anda mungkin juga menyukai