Anda di halaman 1dari 15

MODUL PERKULIAHAN TINDAK PIDANA TERTENTU DALAM KUHP

MATERI: KEJAHATAN DAN PELANGGARAN MENGENAI KEDUDUKAN NEGARA

BAB I
KEJAHATAN TERHADAP KEAMANAN NEGARA

Pasal 104
Makar yang dilakukan dengan maksud untuk merampas nyawa atau kemerdekaan Presiden
atau Wakil Presiden atau untuk membuat mereka itu tidak mampu memerintah, dihukum
dengan hukuman mati, atau dengan hukuman penjara seumur hidup atau dengan penjara
selama-lamanya dua puluh tahun.

_perkataan “makar” di dalam pasal ini adalah terjemahan dari perkataan “aanslag”, yang
menurut Dr C.B van HAERINGEN berarti “aanval”atau “misdadige aanranding”yang di dalam
Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai “serangan”. Sesuai dengan yang diterangkan di
dalam Pasal 27 KUHP, makar itu dianggap ada, setelah maksud dari si pelaku menjadi nyata
dengan permulaan pelaksanaan seperti yang dimaksudkan di dalam pasal 53 KUHP. Akan
tetapi “makar”seperti yang dimaksudkan di dalam pasal 104 KUHP dan seterusnya ini,
haruslah ditafsirkan bukan semata-mata sebagai suatu kejahatan yang telah selesai
dilakukan.
_perkataan “dengan maksud”di dalam pasal ini adalah terjemahan dari perkataan “met het
oogmerk”, sehingga opzet di dalam kejahatan ini haruslah ditafsirkan sebagai opzet dalam
arti sempit atau semata-mata sebagai “opzet als oogmerk”.

_Unsur “membuat tidak mampu” di dalam pasal ini haruslah diartikan sebagai membuat
tidak mampu, baik secara fisik maupun psikis.

Pasal 105
Dihapuskan.

Pasal 106

Makar yang dilakukan yang dilakukan dengan maksud untuk membawa seluruh atau
Sebagian dari wialyah negara ke bawah kekuasaan asing, atau untuk memisahkan sebagian
dari wilayah negara tersebut, dihukum dengan hukuman penjara seumur hidup atau dengan
hukuman penjara sementara selama-lamanya duapuluh tahun.
_perkataan “dengan maksud”di dalam pasal ini adalah terjemahan dari perkataan “met het
oogmerk”, sehingga opzet di dalam kejahatan ini haruslah ditafsirkan sebagai opzet dalam
arti sempit atau semata-mata sebagai “opzet als oogmerk”.

_perkataaan “memisahkan sebagian dari wilayah negara” di dalam kejahatan ini adalah
tdk perlu bahwa wilayah negara tersebut dibawa kebawah kekuasaan asing, melainkan dpt
juga di bawa ke bawah kekuasaan sendiri, seperti yg pernah terjadi di dalam
pemberontakan oleh orang-orang di Maluku untuk mendirikan sebuah negara yg mereka
namakan Republik Maluku Selatan.

Pasal 107
Makar yg dilakukan dg maksud untuk merobohkan pemerintah, dihukum dg hukuman
penjara selama-lamanya lima belas tahun.

Pasal 108
(1) Karena salah telah melakukan pemberontakan, dihukum dg hukuman penjara selama-
lamanya lamanya lima belas tahun :

1. Barang siapa melawan dg senjata terhadap kekuasaan yg telah ada di Indonesia ;


2. Barang siapa dg maksud melawan kekuasaan yg telah ada di Indonesia, ikut serta
Bersama atau menggabungkan diri pada suatu gerombolan yg melawan dg senjata
terhadap kekuasaan tersebut.

(2) Pemimpin-pemimpin dan orang-orang yg mengatur suatu pemberontakan, dihukum dg


hukuman penjara seumur hidup atau hukuman penjara sementara selama-lamanya dua
puluh tahun.

-Unsur opzet yg disebutkan dg perkataan “dengan maksud” di dalam ayat 1 angka 2 haruslah
ditafsirkan sebagai opzet dlm arti sempit atau semata-mata sebagai opzet als oogmerk,
sehingga pelaku harus mengetahui bahwa perbuatannya itu merupakan perbuatan
melawan kekuasaan yg sah, bahwa kekuasaan yg dilawannya itu adalah kekuasaan yg sah
di Indonesia, bahwa perbuatannya ikut serta atau menggabungkan diri pada suatu
gerombolan itu telah dilakukannya dg sengaja dan bahwa gerombolan tersebut adalah
gerombolan yg melawan dg senjata terhadap kekuasaan yg sah yg telah ada di Indonesia.
Apabila salah satu dari unsur-unsur tersebut tdk dapat dibuktikan demikian, maka pelaku
harus dibebaskan dari tuntutan hukum menurut pasal 108 ayat 2 angka 2 ini.

-Yg dimaksudkan dg kekuasaan yg ada di Indonesia di dalam pasal ini haruslah ditafsirkan
sebagai kekuasaan yg ada di pusat, maupun yg ada di daerah, sedang yg dimaksud dg
senjata adalah tidak perlu, bahwa senjata itu merupakan senjata api, melainkan senjata
apapun juga.
-Perbuatan melawan kekuasaan seperti yg dimaksudkan di dalam pasal 108 ayat 1 angka 2
itu dikategorikan ke dalam perbuatan melakukan pemberontakan. Perbedaan antara
perbuatan seperti yg dimaksudkan di dalam angka 1 dan 2 itu adalah, bahwa untuk
perbuatan seperti yg dimaksudkan di dalam angka 1 adalah, bahwa orang itu harus
membawa senjata pada saat ia melakukan perlawanan terhadap kekuasaan yg telah ada
di Indonesia, sedang untuk perbuatan seperti yg dimaksudkan di dalam angka 2 orang itu
tdk perlu membawa senjata, dan cukup apabila ia ikut serta Bersama gerombolan yg
melawan dg senjata terhadap kekuasaan yg telah ada di Indonesia, misalnya dg
memberikan makan menjadi semata-mata menjadi pengantar berita, menyembunyikan
tempat bersembunyi dan sebagainya.

-Menurut Memorie van Toelichting mengenai pemberontakan pasal ini dijelaskan, bahwa yg
dimaksud dg “bende”atau gerombolan itu adalah “een groep van personen die een
bepaald politiek doeleinde nastreeft” atau sekelompok orang yg memperjuangkan suatu
tujuan politik tertentu.

-Pasal ini bukan saja dapat dikenakan terhadap mereka yg terang-terangan melawan
kekuasaan pusat, seperti yg dahulu pernah terjadi dg adanya pemberontakan-
pemberontakan RMS, PRRI, PERMESTA atau DI-TII melainkan juga terhadap orang-orang
yg misalnya berduyun-duyun datang ke suatu pos polisi, kantor tilpun, pemancar radio
dan sebagainya dg maksud untuk mendudukinya dan untuk maksud mana oleh orang-
orang tersebut telah dipergunakan senjata. sebagaimana diketahui polisi dan sebagainya
itu adalahkekuasaan yg sah yg ada di Indonesia. Bahkan seandinya kelompok atau
gerombolan orang-orang itu belum nyata hendak melakukan perlawanan akan tetapi
perbuatan mereka itu sudah dapat di anggap sebagai perbuatan melakukan perlawanan
dg mengangkat senjata.

Pasal 109
Dibatalkan dg Staatsblad tahun 1930 No. 31

Pasal 110
(1) Permufakatan untuk melakukan salah satu dari kejahatan-kejahatan seperti yg
dimaksud di dalam pasal-pasal 104. 106. 107 dan 108 dihukum dg hukuman yg sama.

(2) Hukuman yg sama dapat dikenakan juga terhadap mereka, yg dengan maksud untuk
mempersiapkan atau mempermudah salah satu dari kejahatan-kejahatan seperti yg
diatur di dalam pasal-pasal 104 – 108

1. Berusaha menggerakkan orang lain untuk melakukan, menyuruh melakukan atau


turut serta melakukan kejahatan itu, untuk memberikan bantuan atau untuk
memberikan kesempatan, sarana atau keterangan ;
2. Berusaha memberikan kesempatan, sarana atau keterangan untuk dilakukannya
kejahatan itu, baik diberikan oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain ;
3. Mempunyai dalam persediaan alat-alat, yg diketahuinya bahwa alat-alat tersebut
adalah alat-alat yg dimaksudkan untuk melakukan kejahatan itu.
4. Mempunyai di bawah kekuasaannya atau mempersiapkan rencana dari
pelaksanaan kejahatan itu, yg dimaksudkan untuk diberitahukan kepada orang
lain.
5. Berusaha mencegah, menghambat atau menggagalkan sesuatu usaha yg
dilakukan oleh fihak pemerintah untuk mencegah atau menindas kejahatan itu.

(3) Alat-alat seperti yg dimaksudkan di dalam ayat terdahulu angka 3 dapat dinyatakan
sebagai disita.

(4) Tidaklah dapat dihukum, mereka yg ternyata hanya mempunyai maksud


memperisapkan atau mempermudah perubahan-perubahan ketata negaraan di
dalam pengertian yg umum.

- Dari ayat 1 diketahui bahwa mengadakan permufakatan untuk melakukan kejahatan-


kejahatan terhadap keamanan kepala negara terhadap keamanan wilayah negara dan
terhadap keamanan bentuk pemerintah telah dapat dihukum. Hal ini adalah berbeda dg
permufakatan untuk melakukan jenis kejahatan yg lain, yg karena pada hakekatnya baru
merupakan suatu “voorbereidingshandeling” atau Tindakan persiapan, maka perbuatan
semacam itu belumlah dapat dihukum.

- Unsur opzei yg didalam ayat 2 disebutkan dengan perkataan “dengan sengaja” adalah
terjemahan dari perkatan “met het oogherk”sehingga opzet di dalam ayat ini haruslah
ditafsirkan sebagai opzet dalam arti sempit atau sebagai opzet als oogmerk saja.

- Unsur opzet di dalam ayat 2 angka 3 yg disebutkan dengan perkataan “yang


diketahuinya” adalah terjemahan dari perkataan “ waarvan hij weet” sehingga opzet di
sini pun harus ditafsirkan sebagai opzet dalam arti sempit. Ini berarti bahwa pelaku harus
mengetahui bahwa alat-alat tersebut adalah alat-alat yg dimaksudkan untuk melakukan
kejahatan-kejahatan seperti yg diatur di dalam pasal-pasal 104 – 108 KUHP, sehingga tdk
cukup jika hanya dapat dibuktikan bahwa pelaku hanyalah “patut harus mengetahui”
ataupun “patut dapat menduga” nya.

- Unsur-unsur “menggerakkan orang lain” , “menyuruh melakukan” dan “turut serta


melakukan” seperti yg dimaksud di dalam ayat 2 angka 1 haruslah ditafsirkan menurut
pengertiannya seperti di atur di dalam pasal 55 KUHP sedang unsur-unsur “memberikan
bantuan” dan “memberikan kesempatan sarana atau keterangan” haruslah ditafsirkan
menurut pengertiannya seperti diatur di dalam pasal 56 KUHP. Menurut ketentuan ayat 2
angka 1 dari pasal ini, percobaan untuk melakukan perbuatan-perbuatan semacam itu
sudahlah dapat dihukum.
Pasal 111
(1) Barangsiapa mengadkan hubungan dg suatu negara asing dg maksud untuk
menggerakkan negara tersebut melakukan Tindakan-tindakan permusuhan atau
melakukan peperangan terhadap negara ini atau mendukung maksud yg telah ada pada
negara tersebut dg maksud diatas, menjanjikan bantuan mereka apabila timbul
Tindakan-tindakan permusuhan atau peperangan ataupun menjanjikan akan
memberikan bantuan mereka apabila oleh negara tersebut dilakukan persiapan, dihukum
dg hukuman penjara selama-lamanya lima belas tahun.

(2) Jika kemudian Tindakan-tindakan permusuhan itu benar-benar dilakukan atau peperangn
itu benar-benar terjadi, maka dijatuhkan hukuman mati atau hukuman penjara seumur
hidup atau hukuman penjara selama-lamanya dua puluh tahun.

Pasal 111 bis

(1)Dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya enam tahun.


1. Barangsiapa mengadakan hubungan dg orang atau badan yg berkedudukan di luar
Indonesia dg maksud untuk menggerakkan orang atau badan tersebut memberikan
bantuannya dalam mempersiapkan, mempermudah atau menyebabkan robohnya
pemerintah atau mendukung maksud orang atau badan tersebut untuk merobohkan
pemerintah, atau apabila telah ada niat pada orang atau badan tersebut untuk
merobohkan pemerintah, menjanjikan atau memberikan bantuan kepada mereka
untuk mempersiapkan, mempermudah atau melakukan usaha-usaha untuk
merobohkan pemerintah ;

2. Barangsiapa menggerakkan sesuatu alat yg dapat memberikan bantuan yg bersifat


kebendaan pada usaha mempersiapkan, mempermudah atau melakukan usaha-
usaha merobohkan pemerintah.

3. Barangsiapa mempunyai suatu alat di bawah kekuasaannya atau membuatnya


sebagai pokok perjanjian yg dapat memberikan bantuan yg bersifat kebendaan pada
usaha untuk mempersiapkan, mempermudah atau melakukan usaha-usaha
merobohkan pemerintah, apabila ia mengetahui atau mempunyai alasan yg cukup
kuat untuk menduga, bahwa alat tersebut diperuntukan untuk maksud tersebut atau
sesuatu alat yg lain yg menggantikannya, baik alat itu telah dimasukkan untuk
maksud tersebut maupun diperuntukan untuk maksud yg sama oleh orang atau
badan yg berada di luar Indonesia.

(2) Alat-alat yg dipergunakan untuk melakukan kejahatan seperti yg dimaksudkan di


dalam ayat terdahulu angka 2 dan 3 atau yg ada hubungannya dg kejahatan-
kejahatan tersebut dapat dinyatakan sebagai disita
Pasal 112

Barangsiapa dg sengaja menhumumkan atau menyampaikan kpd suatu negara asing, surat-
surat, berita-berita atau keterangan-keterangan mengenai sesuatu hal yg ia ketahui bahwa
untuk kepentingan negara kerahasiaannya itu harus dijaga, dihukum dg hukuman mati atau
dengan hukuman penjara seumur hidup atau dengan hukuman penjara sementara selama-
lamanya dua puluh tahun.
- Unsur opzet yg dinyatakan dg perkataan “ dengan sengaja” di dalam pasal ini adalah
terjemahan dari perkataan “opzettelijk”, sehingga opzet tersebut haruslah ditafsirkan
sbg opzet dlm arti luas, yg meliputi bentuk-bentuk opzet sbg “opzet als oogmerk”, “opzet
bij zekerheids be wustzijn” dan sbg “opzet bij mogelijkeidsbewustzijn”. Selanjutnya
sesuai dg penegasan di dlm Memorie van Toelichting mengenai penggunaan perkataan
“opzettelijk” di dlm rumusan delik, maka unsur-unsur yg dirumuskan di belakang unsur
tersebut juga diliputi oleh opzet, sehingga dengan sendirinya harus dibuktikan.

Pasal 113

Barang siapa dengan sengaja mengumumkan, memberitahukan atau menyampaikan kepada


orang lain yang tidak berhak untuk mengetahuinya, baik seluruhnya atau sebahagian dari
surat_surat rahasia, peta_peta, rancangan_rancangan, lukisan_lukisan atau alat_alat yang
berhubungan dengan pertahanan atau yang berhubungan dengan keamanan keluar dari
Indonesia atau yang bentuknya atau cara penyusunannya ia kuasai, atau tentang surat-surat
rahasia itu atau tentang bentuk dari cara penyusunannya dari alat_alat rahasia itu ia
ketahui, dihukum dengan hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup atau
hukuman penjara sementara selama_lamanya dua puluh tahun.
-unsur opzet di dalam pasal inin yang disebutkan dengan perkataan “dengan sengaja” adalah
terjemahan dari perkataan öpzettelijk”, sehingga opzet disini haruslah ditafsirkan
sebagai opzet dalam arti luas. Demikian itu ditafsirkan oleh Sebagian sarjana_sarjana di
dalam Ilmu Pengetahuan Hukum.

Pasal 114

Barang siapa karena salahnya telah menyebabkan surat_surat atau alat_alat rahasia seperti
yang dimaksudk di dalam pasal 113, yang ia wajib untuk menyimpannya, diketahui oleh
umum, demikian pula tentang bentuk atau cara penyusunannya, baik seluruh atau sebagian
ataupun sehingga pengetahuannya dimiliki oleh orang lain yang sebenarnya tidak berhak
untuk mengetahuinya, dihukum dengan hukuman penjara selama_lamanya satu tahun dan
enam bulan atau dengan hukuman kurungan selama_lamanya satu tahun atau dengan
hukuman denda setinggi-tingginya empat ribu lima ratus rupiah.
- Kejahatan ini adalah suatu “culpoos misdrijf”atau kejahatan yang unsur “schuld”adalah
“culpa”, yang di dalam Ilmu Pengetahuan Hukum biasa disebut dengan perkataan
önachtzaamheid” dan yang dalam Bahasa Indonesia biasanya ditafsirkan sebagai
“ketidak sengajaan”, walaupun yang sebenarnya mempunyai arti yang agak berbeda. Di
dalam pasal ini unsur tersebut disebutkan dengan perkataan “karena salahnya” yang
merupakan terjemahan dari perkataan “aan wiens schuld te wijten is”. ketidak
sengajaan ini ada, jika orang di dalam usahanya untuk menimbulkan akibay yang
diingininya itu telah bertindak dengan “kekurang_hati_hatian”atau kekurang
perhatiannya terhadap akibat_akibat lain yang mungkin dapat timbul perbuatannya itu.

Pasal 115

Barang siapa membaca atau melihat, membuat atau menyuruh membuat Salinan atau
ikhtisar dengan tulisan atau dalam Bahasa apapun atau membuat atau menyuruh membuat
cetakan, lukisan atau tiruan dari surat_surat atau alat_alat rahasia seperti yang
dimaksudkan di dalam pasal 113 baik seluruhnya ataupun sebahagian, yang ia ketahui atau
harus patut ia ketahui atau harus patut dapat menduga, bahwa ia tidak berhak untuk
mengetahuinya, atau jika ia telah mendapatkan surat_surat atau alat_alat semacam itu,
tidak menyrahkan kepada pegawai kejaksaan, polisi atau seorang pegawai pemerintahan
dalam negeri, dihukum dengan hukuman penjara selama_lamanya enam tahun.
- Berbeda dengan kejahatan_kejahatan terdahulu, kejahatan menurut pasal 115 KUHP ini
mempunyai dua macam unsur opzet, yang masing_masing disebutkan dengan perkataan
ÿang ia ketahui” dan ÿang ia harus patut dapat menduga”, yang secara berturut_turut
merupakan terjemahan dari perkataan “waarvan hij weet”dan “waarvan hij redelijkerwis
moet kunnen vermoeden”, sehingga opzet disini haruslah ditafsirkan sebagai opzet al
oogmerk dan opzet bij zekerheidsbewustzijzin.
- Mengenai surat_surat rahasia itu Memorie van Toelichting memberikan penjelasannya,
apakah sesuatu surat itu merupakan surat rahasia atau bukan, hal itu ditentukan oleh sifat
dari surat itu sendiri, sehingga tidaklah perlu bahwa pada surat semacam itu dibubuhi
keterangan “Rahasia, seperti yang lazimnya dijumpai di dalam praktek.

Pasal 116
(1) Permufakatan untuk melakukan kejahatan seperti yg diatur di dlm pasal 113, dihukum
dg hukuman penjara selama-lamanya lima belas tahun.
(2) Permufakatan untuk melakukan kejahatan seperti yg diatur di dlm pasal 115, dihukum
dg hukuman penjara selama-lamanya empat tahun.

-Tentang pengertian “Permufakatan” lihat pasal 88 KUHP


Pasal 117

Dihukum dg hukuman penjara selama-lamanya dua tahun, barang siapa yg tanpa


mempunyai hak untuk itu :
1. Dengan sengaja memasuki suatu bangunan Angkatan Darat atau Angkatan Laut atau
memasuki suatu kapal perang melalui jalan yg lain, daripada yg biasa dipergunakan ;
2. Dengan sengaja memasuki suatu lapangan yg oleh Presiden ataupun oleh Penguasa
Militer ditunjuk sebagai lapangan militer, yg untuk memasukinya adalah terlarang ;
3. Dengan sengaja membuat foto atau gambar atau mencari, mengumpulkan, memiliki,
menyimpan, menyembunyikan atau mengangkut lain-lain keterangan atau petunjuk
mengenai lapangan seperti yg dimaksudkan di dlm angka 2 di atas dengan segala
sesuatu yg terdapat di atasnya.

Pasal 118

Dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya enam tahun, barangsiapa yg tdk


mempunyai hak untuk itu dg sengaja membuat foto atau mencari, mengumpulkan,
memiliki, menyimpan, menyembunyikan ataupun lain-lain keterangan atau petunjuk
mengenai sesuatu hal yg menyangkut kepentingan militer.

Pasal 119

Dihukum dg hukuman penjara selama-lamanya lima tahun :


1. Barangsiapa menerima seseorang yg diketahuinya atau harus patut di duganya,
bahwa orang tersebut tanpa mempunyai hak untuk itu telah bermaksud atau
berusaha untu mengetahui mengenai surat-surat atau alat-alat rahasia seperti yg
dimaksudkan di dlm pasal 113, atau untuk mengetahui tentang letak, bangunan, cara
membangun, susunannya, persenjataannya, perbekalannya, persediaan amunisi
atau tentang banyaknya orang dari bangunan-bangunan pertahanan atau sesuatu
hal lainnya yg menyangkut kepentingan militer.
2. Barangsiapa menyembunyikan alat-alat yg diketahuinya atau harus patut diduganya,
bahwa alat-alat tersebut diperuntukan guna melaksanakan maksud seperti yg
dimaksudkan di dlm angka 1 di atas dg cara yg bagaimanapun juga.

Pasal 120

Apabila di dlm melakukan kejahatan-kejahatan seperti yg diatur di dlm pasal-pasal 115, 117,
118 dan 119 disertai dg penggunaan cara-cara penouan, seperti memperdayakan.
Penyamaran, penggunaan nama atau sifat palsu, baik dg pemberian maupun dg
penerimaan, dg penawaran atau janji akan memberikan hadiah, keuntungan atau
pembayaran dlm bentuk apapun atau dg kekerasan atau ancaman kekerasan, maka
hukuman-hukuman itu lamanya dapat dilipat duakan.

Pasal 121

Barangsiapa mendapat perintah dari pemerintah untuk mengadakan perundingan dg suatu


negara asing, dg sengaja melakukannya dg merugikan negara dihukum dg hukuman selama-
lamanya duabelas tahun.

Pasal 122

Dihukum dg hukuman penjara selama-lamanya limabelas tahun :


1. Barangsiapa di dlm suatu keadaan perang dimana Indonesia tdk ikut serta di
dalamnya, dg sengaja melakukan sesuatu Tindakan yg menyebabkan sikap tdk
memihak dari negara menjadi dibahayakan, atau dg sengaja telah melanggar sesuatu
oeraturan khusus yg dikeluarkan oleh pemerintah dan telah diumumkan untuk
mempertahankan sikap tidak memihak tersebut.
2. Barangsiapa di dlm suatu keadaan perang, dg sengaja melanggar sesuatu peraturan
yg dikeluarkan oleh pemerintah dan telah diumumkan untuk kepentingan keamanan
negara

Pasal 123
Seorang warganegara Indonesia yg dengan sukarela memasuki angkatan perang suatu
negara asing, yg diketahuinya bahwa negara tersebut sedang berperang dg Indonesia, atau
yg diharapkan akan berperang dg Indonesia, maka di dlm hal yg tersebut terakhir jika
kemudian perang itu terjadi, dihukum dg hukuman mati atau dg hukuman penjara seumur
hidup atau dg hukuman penjara sementara selama-lamanya duapuluh tahun.

Pasal 124
(1) Dihukum dg hukuman mati atau dg hukuman penjara seumur hidup atau dg
hukuman sementara selama-lamanya duapuluh tahun, barangsiapa yg dg sengaja di
dlm keadaan perang memberikan bantuan kpd musuh atau merugikan negara untu
kepentingan musuh.
(2) Yg dimaksudkan dg memberikan bantuan kpd musuh adalah :
1. Perbuatan mengkhianati kpd musuh, membawa ke dalam, kekuasaan musuh,
menghancurkan, merusakkan atau membuat hingga tdk dapat dipakai lagi suatu
tempat atau tempat penjagaan yg diperkuat atau diduduki, sesuatu bangunan
militer, suatu bangunan pertahanan, sesuatu dari perhubungan, sesuatu Gudang,
sesuatu perbekalan perangatau suatu kas perang, ataupun Angkatan laut atau
Angkatan darat atau suatu bagian dari padanya, suatu alat untuk pengadaan
kebutuhan-kebutuhan perang atau sesuatu barang kepentingan militer lainnya
ataupun menghambat, merintangi, atau menggagalkan suatu pekerjaan
pengenangan air yg direncanakan atau telah dilaksanakan untuk menangkis
serangan musuh atau untuk menyerang musuh atau bangunan-bangunan militer
lainnya atau bangunan-bangunan bagi kepentingan pertahanan negara ;
2. Menyebabkan atau mempermudah huru-hara, pemberontakan atau desersi di
kalangan anggauta Angkatan bersenjata ;
3. Memberitahukan atau menyerahkan sesuatu peta, rancangan, gambaran, atau
catatan mengenai bangunan-bangunan militer atau seuatu keterangan mengenai
Gerakan-gerakan atau rencana-rencana militer kpd musuh ;
4. Bertndak sbg mata-mata untuk kepentingan musuh atau menerima ,
menyembunyikan atau membantu mata-mata musuh ;
5. Mempermudah atau menyebarluaskan propaganda musuh ;
6. Membiarkan orang lain untuk diselidiki, dituntut, dirampas atau dibatasi
kemerdekaannya, dihukum atau ditindak oleh musuh atau pembantu-
pembantunya ;
7. Menyerahkan sesuatu benda atau uang kpd musuh, melakukan sesuatu
perbuatan untuk kepentingan musuh, menghambat, mendatangi atau
menggagalkan sesuatu Tindakan yg ditujukan terhafdap musuh.
Pasal 124 bis

Dihukum dengan hukuman mati atau dengan hukuman penjara seumur hidup atau dengan
hukuman penjara sementara selama_lamanya duapuluh tahun, barangsiapa dengan sengaja
di dalam keadaan perang menyebabkan, mempermudah atau menghasud huru hara,
pemberontakan atau pemogokan oleh orang yang bekerja di suatu perusahaan untuk
kepentingan pertahanan negara.
Pasal 125

Permufakatan untuk melakukan kejahatan_kejahatan seperti yang diatur di dalam


pasal_pasal 124 dan 124 bis dihukum dengan hukuman yang sama dengan kejahatannya itu
sendiri.

Pasal 126

Dihukum dengan hukuman penjara selama_lamanya lima belas tahun, barangsiapa di dalam
keadaan perang, tanpa maksud untuk memberikan bantuan kepada musuh ataupun
merugikan negara untuk kepentingan musuh, dengan sengaja:
1. menghancurkan, merusakkan atau membuat hingga tidak dapat dipakai lagi sesuatu
keperluan militer;
2. menyebabkan atau mempermudah desersi oleh seoarang anggouta Angkatan
bersenjata yang bertugas pada negara;
3. menerima, menyembunyikan atau membantu mata_mata musuh;
4. mempermudah atau menyebar_luaskan propaganda musuh.

Pasal 127

Barangsiapa di dalam keadaan perang melakukan sesuatu Tindakan yang bersifat menipu
pada waktu menyerhkan barang barang kebutuhan untuk keperluan Angkatan Laut atau
Angkatan Darat, dihukum dengan hukuman mati atau dengan hukuman penjara seumur
hidup atau dengan hukuman penjara sementara selama_lamanya duapuluh tahun.

Pasal 128
(1) Pada waktu menjatuhkan hukuman karena melakukan salah satu kejahatan seperti
yang diatur di dalam pasal 104, dapa dilakukan pencabutan hak_hak seperti yang
diatur di dalam pasal 35 no. 1-5
(2) Pada waktu menjatuhkan hukuman karena melakukan salah satu kejahatan seperti
yang diatur di dalam pasal_pasal 106, 108, 110_125, dapat dilakukan pencabutan
hak_hak seperti yang diatur di dalam pasal 35 no. 1-3.
(3) Pada waktu menjatuhkan hukuman karena melakukan kejagatan seperti yang diatur
di dalam pasal 127, terhukum dapa dicabut haknya untuk melakukan pekerjaan, di
dalam pekerjaan mana ia telah melakukan kejahatan tersebut dan dicabut
hak_haknya seperti yang diatur di dalam pasal 35 no.1-4 serta dapat diperintahkan
untuk diumumkannya putusan Hakim.

Pasal 129
Hukuman_hukuman yang ditentukan untuk kejahatan_kejahatan seperti yang diatur di
dalam pasal_pasal 124-127 itu berlaku, apabiala salah satu dari perbuatan tersebut
dilakukan terhadap atau menyangkut sahabat dari negara di dalam suatu peperangan
Bersama.
BAB II
KEJAHATAN_KEJAHATAN TERHADAP MARTABAT
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

Ketentuan kejahatan_kejahatan terhadap martabat presiden dan wakil presiden diatur


mulai Pasal 131 sampai dengan Pasal 139 KUHP
Khusus tentang Penghinaan Terhadap Presiden dan Wakil Presiden, Putusan MK No. 013-
022/PUU-IV/2006 menyatakan pasal penghinaan terhadap presiden tidak mempunyai
kekuatan mengikat.
Penghinaan terhadap presiden dari delik umum menjadi delik aduan.
Akan tetapi kepolisian sekarang tetap memproses penghinaan terhadap presiden sebagai
delik umum.
BAB III
KEJAHATAN TERHADAP NEGARA_NEGARA SAHABAT DAN TERHADAP
KEPALA_KEPALA ATAU WAKIL_WAKIL DARI NEGARA SAHABAT

Ketentuan kejahatan terhadap negara_negara sahabat dan terhadap kepala_kepala atau


wakil_wakil dari negara sahabat dimulai dari Pasal 139a sampai dengan 145 KUHP
Penyusun tidak membahas hal ini karena sependek ingatan penyusun belum ada kasus atau
peristiwanya.

BUKU ACUAN:

HUKUM PIDANA INDONESIA oleh: Drs. P.A.F. Lamintang,S.H. dan C. Djisman Samosir,S.H.,
Penerbit SINAR Baru Bandung, cetakan ketiga 1990
BAB IV
KEJAHATAN_KEJAHATAN BERKENAAN DENGAN PELAKSANAAN
KEWAJIBAN_KEWAJIBAN KENEGARAAN DAN HAK_HAK KENEGARAAN.

Penyusun juga tidak membahas hal ini karena ketentuan tentang sidang di MPR,DPR,DPD
dan DPRD tentu telah ada undang yang secara khusus mengatur tentang ketentuan
pidananya
Penyusun juga tidak membahas ketentuan pidana pemilihan umum karena di dalam
undang_undang tentang pemilihan umum telah diatur

Anda mungkin juga menyukai