Anda di halaman 1dari 9

KEJAHATAN TERHADAP

KEAMANAN NEGARA
( PA S A L 6 4 - 7 2 K U H P M )
• Nama kelompok:
JENIS-JENIS KEJAHATAN/DELIK
DALAM PENGATURAN BUKU II
KUHPM
PA S A L 6 4 - 7 2 K U H P M
PASAL 64

1. Militer, yang dalam waktu perang dengan sengaja memberi bantuan kepada musuh
atau merugikan negara terhadap musuh, diancam karena pengkhianatan militer,
dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara sementara
maksimum duapuluh tahun.
2. Diancam dengan pidana yang sama, militer yang dalam waktu perang mengadakan
permufakatan jahat untuk melakukan pengkhianatan militer.
 
 Memasukkan dalam penguasaan musuh sesuatu tempat (pos)atau bendbenda
yang digunakan oleh Angkatan Perang untuk melawan musuh; memperlemah
atau menggagalkan sesuatu operasi militer untuk memperlancar pelaksanaan
operasi musuh
• Perumusan pengkhianatan militer mirip sekali dengan perumusan Pasal 124 ayat (1) KUHP
yang berbunyi: “Barangsiapa dalam masaperang dengan sengaja memberi bantuan kepada
musuh atau merugikan negara terhadap musuh, diancam dengan pidana penjara lima belas
tahun.” Dan Pasal 125 KUHP yang berbunyi: “Permufakatan jahat untuk melakukan
 kejahatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 124, diancam dengan pidana paling lama enam
Mengadakan kekacauan dalam satuansatuan perlawanan rakyat,
tahun”. 7 Perbedaan antara kedua kitab Hukum ini terletak pada ancaman pidananya,
perlawanan
dimana nyata
ancaman bersama
pidana dalam atau
KUHPMdesersi
lebihdari satuansatuan
berat perlawanan
dari KUHP. Tindakan yangrakyat;
berupa
 memberi
Menyebarluaskan propaganda musuh;
bantuan kepada musuh atau merugikan negara terhadap musuh dan digolongkan
 sebagai
Membantu ‘orang halus’
pengkhianatan musuh
militer, untuk menjalankan
harus memenuhi kegiatan-kegiatannya
syarat-syarat sebagai berikut: di
daerah kita (pemata-mataan, penculikan dan lain sebagainya);

 Mengadakan pembunuhanpembunuhan terhadap pemimpinpemimpin kita


yang justru disegani oleh musuh dan lain-lain
Perumusan pasal ini
mirip dengan
perumusan dalam
Pasal 108 KUHP
PASAL2). 65
Para pemimpin dan para pengatur
yang berbunyi pemberontakan diancam dengan penjara
seumur hidup atau pidana penjara
1) Militer yang melakukan pemberontakan, diancam
sementara paling lama duakarena
puluh tahun
melakukan pemberontakan militer, dengan pidana penjara
R. Soesilo mengatakan bahwa pemberontakan itu ada, bila
seumur hidupatau
perlawanan atau pidana
serangan penjara
dengan senjatasementara maksimum dua
tersebut dilakukan
(1) Barangsiapa
puluh bersalah
olehtahun.
orang karena
banyak dalam hubungan organisasi.
pemberontakan,
Bila hanyadiancam
dilakukandengan
oleh satu atau dua orang saja dan tidak
2) pidana
Pemberontakan
penjara
dalam militer,
paling lama
hubungan lima yang
organisasi dilakukan
terhadap dalam waktu perang,
pegawai pemegang
diancam
belas tahun: dengan
kekuasaan pidana
pemerintah mati,
itu tidak pidana
masuk penjara akan
pemberontakan, seumur hidup
 Orang tetapi
yang melawan Pemerintah
adalahpenjara
suatu perlawanan.
atau pidana
Indonesia dengan senjata.
sementara maksimum dua puluh tahun.
3) Orang
Parayang
penganjur, pemimpin dan penggerak dari
dengan maksud
melawan Pemerintah Indonesia
pemberontakan militer diancam dengan pidana mati, pidana
menyerbu bersamasama atau
penjara seumur
menggabungkan hidup atau pidana penjara selama dua puluh
diri pada
tahun. yang melawan
gerombolan
pemerintah dengan senjata
PASAL 66

1) Permufakatan jahat untuk melakukan pemberontakan militer


diancam dengan pidana yang sama pada kejahatan tersebut.
2) Diancam dengan pidana yang sama, militer yangdengan
maksud menyiapkan atau memudahkan pemberontakan
militer
ketentuan Pasal 53 KUHP, agar suatu percobaan terhadap
kejahatan dapat dihukum, harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
 Niatnya sudah ada untuk melakukan perbuatan jahat;
 Suatu Individu sudah mulai berbuat kejahatan itu;
 Perbuatan jahat itu tidak terjadi sampai selesai, penyebabnya
adalah ada penghalang diluar keinginan dari Pelaku
Menurut KUHPM apabila yang melakukan percobaan memenuhi satu
unsur dari ketiga unsur yang disebutkan di atas, maka seorang militer
langsung dapat dihukum melakukan perbuatan jahat, misalnya
prajurit TNI telah meniatkan untuk melakukan pemberontakan,
walaupun pemberontakan militer tersebut belum selesai
terlaksanakan, dengan maksud niat dari pelaku tersebut Ia dapat
diancam dengan pidana yang sama pada kejahatan tersebut.
Misalnya ada prajurit TNI yang ingin memukul atasannya, tetapi
terhalang oleh rekannya yang segera melerai perbuatannya, maka
prajurit tersebut tetap dikenakan Pasal 106 KUHPM “Dengan tindak
nyata menyerang atasan” dan hukumannya diberlakukan sesuai tindak
pidana insubordinasi yang di atur pada Pasal 106, dan tidak dikurangi
sepertiga sebagaimana ketentuan KUHP.

Anda mungkin juga menyukai