Anda di halaman 1dari 36

KEJAHATAN

TERHADAP
KEDUDUKAN
NEGARA
01. Sabrina Ayu Triagustin 1912011123

Kelompok 2
02. Adiansyah Surya Yudhistira 1952011019

03. Khalya Astarin 1952011102

04. Rizki Kurniansyah1912011134

05. Reksy Kurnia Jaya 1912011125

06. M Rizki Fatulloh 1952011034

07. Irfan Jauhari 1912011121


Kejahatan Terhadap Kedudukan
Negara dibagi menjadi:

2. Kejahatan- 3. Kejahatan-kejahatan
1. Kejahatan-kejahatan 4. Kejahatan-kejahatan
kejahatan terhadap terhadap negara asing
terhadap keamanan mengenai kewajiban
martabat presiden bersahabat dan ter-
negara kenegaraaan dan hak
dan wakil presiden hadap kepala dan
kenegaraan
wakil negara tersebut
Kejahatan-keja-
hatan terhadap
keamanan Negara
(Buku II Judul I)
Titel 1 Buku II KUHP ini berjudul Kejahatan Terhadap Keamanan Negara. Sifat dari
kejahatan ini biasanya berupa pengkhianatan terhadap suatu Negara, yang dapat
berupa :

1) Pengkhianatan Intern (hoogverad)


Yang ditujukan untuk mengubah struktur kenegaraan atau struktur pemerintahan
yang ada, termasuk juga Tindak Pidana terhadap Kepala Negara. Jadi ini mengenai
(inwendlige veligheid) dari negara.

2) Pengkhianatan Ekstern (landverraad)


Yang ditujukan untuk membahayakan kemanan Negara terhadap serangan dari luar
Negeri. Jadi mengenai keamanan ekstra (uitwendige veiligheid) dari Negara.
Misalnya memberikan pertolongan kepada Negara Asing yang bermusuhan dengan
Negara kita.
1. Makar terhadap kepala negara (Pasal 104 KUHP)

Pasal 104 KUHP


“Makar dengan maksud untuk membunuh, atau merampas kemerdekaan, atau
meniadakan kemampuan Presiden atau Wakil Presiden memerintah, diancam dengan
pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara sementara
paling lama dua puluh tahun.”

Pasal 104 KUHP., sebagai pasal pertama dari Titel I Buku II KUHP. Memuat
Tindak Pidana berupa makar yang dilakukan dengan tujuan akan menghilangkan
nyawa atau kemerdekaan Presiden dan Wakil Presiden RI, atau dengan tujuan akan
menjadikan mereka tidak dapat menjalankan pemerintahan sebagaimana mestinya

Definisi makar ialah Serangan.


Terdapat 3 macam Tindak Pidana dalam Makar :
1. Makar yang dilakukan dengan tujuan (oogmerk) untuk membunuh Kepala Negara. Tindak
Pidana ke-1 ini ada hubungannya dengan Tindak Pidana lain, yaitu Pembunuhan
(doodsiag) dari Pasal 338 KUHP. Contohnya pada kasus tanggal 14 Mei 1962 terjadi
percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno.

2. Makar yang dilakukan dengan tujuan untuk merampas kemerdekaan Kepala Negara.
Tindak Pidana ke-2 ini juga ada hubunganya dengan Tindak Pidana lain, yaitu
menghilangkan Kemerdekaan Seseorang (vrijheidsrooving) dari Pasal 333 KUHP.

3. Makar yang dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan Kepala Negara tidak mampu
untuk memerintah. Tindak Pidana ke-3 tidak ada hubungan dengan tindak pidana yang
lain pada KUHP. Misalnya dengan kekerasan yang membuat Kepala Negara lumpuh,
kehilangan pancaindera atau memberikan obat-obatan yang berbahaya yang dapat
mengganggu kesehatan maupun kemampuan berpikir seorang Kepala Negara
2. Makar Supaya Seluruh Atau Sebagian Wilayah Negara Jatuh Ke Tangan
Musuh (Pasal 106 KUHP)
Pasal 106 KUHP yang menyatakan :
“Makar dengan maksud supaya seluruh atau sebagian wilayah negara jatuh ke tangan musuh atau
memisahkan sebagian wilayah negara dari yang lain, diancam dengan pidana penjara seumur hidup
atau pidana penjara selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun.
Tindak Pidana pada Pasal ini adalah “Penyerangan Terhadap Kedaulatan atas Wilayah Negara” ,
yang dimana dapat dilakukan dalam dua cara, yakni :
1) Menaklukkan atau menyerahkan sebagian atau seluruhnya wilayah negara kepada kekuasaan
asing
Misal :
a. Menyerahkan Kalimantan ke tangan Malaysia
b. Menyerahkan Indonesia ke tangan Belanda
2) Memisahkan sebagian wilayah negara dari negara Indonesia, dalam arti membaut bagian
wilayah tersebut menjadi suatu Negara yang merdeka.
Misal :
a. GAM
b. Riau Merdeka
c. Papua Merdeka
3. Makar Untuk Menggulingkan Pemerintahan (Pasal 107 KUHP)
(omwenteling)

Pasal 107 KUHP, menyatakan :


4. Makar dengan maksud untuk menggulingkan pemerintahan, diancam dengan pidana penjara
paling lama 15 tahun.
5. Pemimpin dan pengatur makar tersebut Ayat (1), diancam dengan pidana penjara seumur
hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.

Menurut R. Soesilo, menggulingkan pemerintahan dapat dilakukan dengan cara, Merusak


atau mengganti dengan cara tidak sah susunan pemerintahan yang ada pada UUD 1945.
Perbedaan antara Merusak susunan pemerintahan dengan Mengganti susunan pemerintahan
adalah, kalau “Merusak” dianggap dilakukan secara tidak sah. Sedangkan “Mengganti” dapat
dilakukan secara sah, yaitu dengan menggunakan prosedur yang ada dalam UUD 1945.

CONTOH :
Sejak reformasi, Negara Indonesia beberapa kali mengadakan perubahan terhadap susuan, sistem
pemilu, sistem pemerintahan Negara dengan otonomi daerah. Ini tidak melanggar, karena sesuai
dengan prosedur UUD 1945.
4. Pemberontakan (Pasal 108 KUHP) (obstan)

Pasal 108, menyatakan :


“(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun, karena pemberontakan:
Ke-1 : Orang yang melawan Pemerintah dengan senjata
Ke-2 : Orang yang dengan maksud melawan Pemerintah, menyerbu bersama-sama dengan
gerombolan yang melawan Pemerintah dengan senjata
(2) Pemimpin-pemimpin dan pengatur-pengatur pemberontakan diancam dengan pidana penjara
seumur hidup atau pidana penajra selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.”

Pemberontakan itu ada bila perlawanan atau serangan bersenjata itu dilakukan oleh orang
banyak dalam “hubungan organisasi”.
Bila hanya dilakukan oleh satu atau dua orang saja dan tidak dalam hubungan organisasi,
tidak termasuk pemberontakan, tetapi melanggar Pasal 212 KUHP “Melawan pejabat yang
sedang melaksanakan tugas”
Contohnya GAM, RMS.
5. Permufakatan Jahat dan Penyertaan Istimewa (Pasal 110) (Samenspanning)

PASAL 110 AYAT 1


Pemufakatan jahat, dikatakan ada pemufakatan jahat, apabila dua orang atau lebih telah sepakat akan
melakukan kejahatan. (Penyertaan). Dalam pasal ini, pemufakatan untuk melakukan makar, dapat dihukum
sama dengan kejahatannya sendiri. Sifat keistimewaannya adalah bahwa dapat dihukum seperti kejahtannya
sendiri. Apabila dua orang atau lbih baru bersepakat melakukan kejahatan makar. Jadi dalam hal ini belum
ada perbuatan “Percobaan”, bahkan belum ada “Pebuatan Persiapan”.
PASAL 110 AYAT 2
Pasal 110 Ayat 2 ini menyatakan ada 5 macam perbuatan yang merupakan penyertaan istimewa
(Bijzondere Deelneming) pada tindak pidana dari pada 104, 106, 107 dan 108, yaitu juga dihukum dengan
hukuman yang sama, baranng siapa dengan maksud unutk mempersiapkan atau memudahkan salahs atu
kejahatan-kejahatan tersebut dalam pasal-pasal ini. Perbuatan-perbuatan yang brsifat Penyertaan Istimewa
pada tindak pidana ini biasanya tidak dikenai hukuman. Dikenai hukuman yang sama bertnya dengan
kejahatan sendiri adlah seperti halnya dengan permufakatan untuk membasmi sejak dini nait seseorang
unutk melakukan kejahatan yang berat itu.

Misalnya seseorang mengajak temannya untuk melakukan kejahatan dan masih hanya merencanakan belum
berlanjut ke percobaan/perbuatannya itu.
6. Mengadakan Hubungan Hukum Dengan Negara Asing Yang Mungkin Akan
Bermusuhan Dengan Negara Indonesia (Pasal 111 KUHP)

Pasal 111 KUHP, menyatakan bahwa mengadakan hubungan dengan negara asing dengan
bertujuan untuk melakukan perbuatan permusuhan atau perang terhadap negara, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. , menjurus kepada usaha menyelamatkan
keamanan ekstern dari Negara, juga dapat diaktakan mulai menjurus ke arah memberantas
perbuatan mata-mata yang bekerja untuk kepentingan negara asing dan merugikan kepentingan
negara kira.
Tindak Pidana dari Pasal 111 berupa: Mengadakan hubungan (investandhoudingtreden) dengan
negara asing, dengan niat:
a) Akan menggerakkan (membujuk) supaya negara asing itu melakukan perbuatan permusuhan
akan berperang dengan Negara Indonsia
b) Akan memperkuat niat negara asing unruk berbuat demikian
c) Akan menjanjikan bantuan dalam hal ini kepada negara asing itu
d) Akan membantu dalam hal mempersiapkan hal-hal tersebut diatas.

Misalnya ada seseorang yang bekerja sama dengan membantu intelejen/mata-mata negara lain
guna untuk memata-matai dan mencari rahasia di negara Indonesia, perbuatannya pun sangat
merugikan karena terjadi perpecahan antara kedua negara.
7. Mengadakan Hubungan dengan Negara Asing dengan Tujuan agar Negara
Asing Membantu Suatu Penggulingan Pemerintah di Indonesia

Diatur dalam Pasal 111 bis yg menyebutkan 3 macam tindak pidana:


a. Mengadakan hubungan dengan orang atau badan di luar Indonesia dengan maksud:
a. Membujuknya supaya memberi bantuan utk memudahkan penggulingan pemerintahan
b. Menguatkan kehendak orang tua badan demikian itu
c. memberi bantuan dlm hal tsb
d. Mempersiapkan, memudahkan atau mengadakan penggulingan
b. Memasukkan Ke Indonesia suatu barang untuk memberi bantuan kebendaan dalam
melakukan penggulingan
c. Menyimpan atau menjadikan pokok perjanjian suatu barang dg mengetahui ada alasan kuat

Misalnya seseorang bekerja sama dengan lembaga negara lain dengan memfasilitasi segala
kebutuhan dan memberikan bantuan sepenuhnya dalam rencana menggulingkan pemerintah
Indoensia.
8. Menyiarkan Surat- Surat Rahasia

Diatur dalam pasal 112-116 KUHP


a. Pasal 112: Surat-surat rahasia pada umumnya.
1) membocorkan rahasia negara,termasuk kepada negara asing
2) merupakan delik kesengajaan
3) Pidana penjara paling lama tujuh tahun
b. Pasal 113: Surat-surat khusus
4) Berupa surat, gambar, peta, rencana, dan benda yg bersangkutan dg keamanan
negara dari serangan luar
5) Pidana penjara paling lama empat tahun.
c. Pasal 114 : Surat rahasia dari surat khusus
6) karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan surat-surat atau benda-benda
rahasia sebagaimana yang dimaksudkan dalam Pasal 113 yg menjadi tugasnya
untuk menyimpan atau menaruhnya, bentuk atau susunannya untuk seluruh atau
sebagian diketahui oleh umum
7) Pidana penjara satu tahun 6 bulan atau kurungan paling ama satu tahun atau denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah, maka pembuat tidak dapat ditahan.
4) Pasal 115 : Mengenai orang yg mengetahui isi surat rahasia yang sebenarnya ia tidak boleh tahu
dan disebarluaskan kepada orang lain
• yang diancam dengan pidana pembuat, membaca surat-surat rahasia itu,
jika dia membuat atau menyuruh membuat salinan atau ikhtisar dengan huruf atau dalam bahasa
apapun. Begitu pula jika benda-benda itu jatuh ke tangannya, tidak menyerahkan kepada pejabat
kehakiman, kepolisian, atau pamong praja.

Contoh kasus dalam Putusan Pengadilan Negeri Cilacap dimana terdakwa turut serta dengan
sengaja membuka rahasia yang wajib disimpan karena jabatannya yaitu untuk membocorkan soal tes
penerimaan Kepala Dusun dan Polisi Keamanan Wilayah berikut jawabannya. Dijatuhkan pidana
dengan pidana penjara selama 2 (dua) bulan dan 15 (lima belas) hari kepada terdakwa.
9. Kejahatan Mengenai Bangunan-Bangunan Pertahanan Negara (Pasal 117-120)
Diatur dalam pasal 117-120
a. Pasal 117: melarang mendekati bangunan pertahanan negara sampai kurang 500 meter,melarang
memasuki bangunan Angkatan Darat, Angkatan Laut, Kapal Perang, memegang foto dari suatu
bangunan pertahanan negara.
1) Membuat, mengumpulkan, mempunyai, menyimpan, menyembunyikan atau mengangkut
potret potret atau gambar tangan maupun keterangan atau petunjuk petunjuk lain mengenai
daerah seperti tersebut dalam beserta segala sesuatu yang ada adi situ.
2) Ancaman pidana penjara paling lama enam bulan atau denda paling banyak empat ribu lima
ratus rupiah.
b. Pasal 118: Melarang pembuatan pengukuran atau gambar dari suatu bangunan yg ada kepentingan
militer
1) Kegiatan spionase
2) Ancaman pidana pidana penjara paling lama dua tahun atau denda paling banyak sembilan
ribu rupiah.
a. Pasal 119 : Larangan memberi tempat penghunian kpd orag yang bermaksud mengetahui surat
rahasia atau bermaksud untuk menjalankan maksudnya
1) Ancaman pidana: penjara paling lama satu tahun
b. Pasal 120 : keadaan yang memperberat pidana terhadap pembuat delik yang tercantum dalam
Pasal 113, 115, 117, 118 dan 119, jika dilakukan dengan akal curang seperti penyesatan,
penyamaran, pemakaian nama atau kedudukan palsu atau menjanjikan hadiah, keuntungan atau
upah dalam bentuk apapun juga, atau dilakukan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan,
pidana dilipat dua kali yang tercantum dalam pasal- pasal tsb.

CONTOH:
 Contoh kecil di Akademi Militer Magelang contohnya, disana ada ruangan yang isinya adalah
senjata-senjata perang milik TNI. Saat berada dalam ruangan itu, kita selalu diikuti atau dijaga oleh
seorang Tentara, karena kita dilarang untuk memegang, apalagi mengambil gambar.
 Allen Lawrence Pope adalah seorang tentara bayaran yang ditugasi CIA dalam berbagai misi. Salah
satu misinya di Indonesia membantu pemberontakan PRRI/Permesta. Dia tertangkap oleh TNI
ketika usahanya mengebom armada gabungan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dengan
pesawat pembom B-26 Invader AUREV.
 Misal saya memberikan penginapan selama seminggu untuk si A dan rekan-rekannya berunding
untuk membahas strategi Spionase yang akan dilakukan kepada Rahasia Negara Indonesia.
10. Merugikan Negara dalam Perundingan Diplomatik (Pasal 121)
1) Diatur dlm pasal 121
“Barang siapa ditugaskan pemerintah untuk berunding dengan suatu negara asing,
dengan sengaja merugikan negara, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas
tahun. “
2) Delik sengaja,tidak dapat kelalaian (culpa).
3) Pembuktiannya sangat sulit apakah perunding itu sengaja merugikan negara Indonesia ataukah
tidak.
4) Pidana penjara paling lama dua belas tahun.

CONTOH:
Perjanjian Renville (17 Januari 1948). Perjanjian Renville membuat wilayah Indonesia semakin
sedikit. Belanda menguasai wilayah-wilayah penghasil pangan dan sumber daya alam. Selain itu,
wilayah Indonesia terkungkung wilayah yang dikuasai Belanda. Belanda mencegah masuknya
pangan, sandang, dan senjata ke wilayah Indonesia.
11. Kejahatan yang Biasanya dilakukan oleh Mata-mata musuh (Pasal 122 – 125)
Diatur dalam
a. Pasal 122 : Dengan sengaja melakukan sesuatu yg menjerumuskan negara dlm peperangan/
berperang dg negara lain, melanggar aturan pemerintah utk mengamankan negara.
b. Pasal 123: Seorang warga negara Indonesia yang dengan suka rela masuk tentara negara asing, pada
hal ia mengetahui bahwa negara itu sedang perang dengan negara Indonesaia, atau akan menghadapi
perang dengan Indonesia,
c. Pasal 124 : memberitahukan atau memberikan kepada musuh peta, rencana,gambar, atau penulisan
mengenai bangunan-bangunan tentara dan menjadi mata-mata musuh, atau memberikan pondokan
kepadanya.
d. Pasal 125 : Permufakatan jahat untuk melakukan kejahatan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal
124, diancam dengan pidana paling lama enam tahun.

CONTOH:
 Oknum dari Negara Indonesia yang mungkin berusaha untuk memasuki sebuah perselisihan yang sedang
dialami negara lain. Padahal sudah jelas Indonesia ingin bersifat Netral.
 Indonesia sedang berperang dengan Negara B, kemudian saya masuk kedalam tentara Negara B sebagai mata
mata bayaran mungkin dari Negara B unutk memberikan rahasia strategi militer Negara Indonesia.
 Si A membantu Negara B dengan cara memberikan Peta pos pertahanan Negara Indonesia, Peta bangunan-
bangunan TNI, Gudang amunisi dll. Yang kemudian membuat Negara B lancar dalam melakukan
serangannya.
12. Menyembunyikan Mata-Mata Musuh (Pasal 126)
a. Diatur dalam Pasal 126
Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun barang siapa dalam masa
perang, tidak dengan maksud membantu musuh atau merugikan negara sehingga
menguntungkan musuh, dengan sengaja:
1. memberikan pondokan kepada mata-mata musuh, menyembunyikannya atau membantunya
melarikan diri;
2. menggerakkan atau memperlancar pelarian (desersi) prajurit yang bertugas untuk negara.

b. Apabila menerima sbg penghuni di rumah atau menyembunyikan mata-mata musuh


c. Memudahkan seorang prajusri tantara kita melarikan diri
d. Ancaman pidana penjara 7 th

CONTOH:
Misal dalam masa perang Indonesia dengan negara B, saya memberikan tempat tinggal untuk
mata-mata musuh, guna menyembunyikannya dan membantunya untuk melarikan diri dari
pengejaran Tentara Indonesia.
13. Menipu Dalam Hal Menjual Barang-Barang Negara (Pasal 127)
a. Diatur dalam Pasal 127
1) Barang siapa dalam masa perang menjalankan tipu muslihat dalam penyerahan barang-
barang keperluan Angkatan Laut atau Angkatan Darat, diancam dengan pidana penjara
paling lama dua belas tahun.
2) Diancam dengan pidana yang sama barang siapa diserahi mengawasi penyerahan barang-
barang, membiarkan tipu muslihat itu.
b. Menjalankan tipu muslihat saat menyerahkan barang barang keperluan Angkatan Laut atau
Angkatan Darat.
c. Membiarkan orang tersebut walaupun sdh mengetahui
d. Ancaman max 12 tahun penjara

CONTOH:
Misal, PT. BOMBARDIR INDONESIA, menipu TNI dalam menjual perlengkapan senjata perang, baik
itu tank dll. Dan ada juga Direktur yang sudah tahu, tetapi seakan tidak tahu akan kejadian ini.
Kejahatan terhadap
martabat Kepala
Negara
( Buku II Judul II )
Titel II Buku II KUHP. Mula-mula, menuat 11 Pasal, namun oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946
tidak kurang dari 6 Pasal dicabut, karena mengenai keluarga dari raja, yang tidak ada di Indonesia.
Maka, yang masih berlaku adalah hanya 5 Pasal, yaitu Pasal-Pasal 121, 134, 136bis, 137. Selanjutnya juga
berlaku PP Nomor 5 Tahun 1959.

1. Perbuatan Menyerang Tubuh Kepala Negara (Feiteiijke Aanranding Van de


Persoon)
Pasal 131 mengancam dengan hukuman penjara selama-lamanya 18 tahun setiap perbuatan yang
menyerang tubuh Presiden atau Wakil Presiden yang tidak masuk ketentuan Hukum Pidana yang lebih
berat.
Perbuatan menyerang tubuh seseorang pada umumnya dapat merupakan berbagai tindakan pidana,
seperti penganiayaan dari Pasal 351, atau bersama sama dimuka umum melakukan kekerasan dari Pasal
170. Kedua tindak pidana ini apabila dilakukan terhadap Presiden dan Wakil Presiden menjadi tindak
pidana dari Pasal 131 dengan satu macam hukuman.

Misalnya kasus saat seseorang berani melakukan kekerasan fisik kepada Kepala Negara Indonesia, yang
menyebabkan luka berat.
2. Penghinaan Terhadap Kepala Negara

Menurut Pasal 134, penghinaan dengan sengaja terhadap Presiden dan Wakil Presiden dihukum dengan
hukuman maksimum 6 tahun penjara atau denda Rp. 300.000.
Selanjutnya, tidak dibedakan antara macam-macam penghinaan yang termuat dalam titel XVI Buku II KUHP
seperti menista (smaad) dari Pasal 310, atau fitnah (laster) dari Pasal 315 yang semuanya kalau dilakukan
terhadap orang biasa diancam dengan hukuman lebih ringan dari Pasal 134.
Terdapat perbedaan pendapat, apakah penghinaan terhadap kepala negara berlaku juga Pasal 310 Ayat (3)
yang membedakan si pelaku dari hukuman apabila penistaan (smad) dilakukan untuk kepentingan umum
atau terpaksa untuk membela diri.

Contoh kasus penghinaan terhadap kepala negara adalah kasus Supratman, redaktur harian rakyat
merdeka (RM) pada tahun 2003, Supratman terjerat kasus penghinaan terhadap Megawati Soekarnoputri
dalam pemberitaannya, Supratman menulis judul yang cukup menghebohkan, yakni: “Mulut Mega Bau
Solar”.
3. Menyiarkan Tulisan atau Gambar yang Mengandung Penghinaan terhadap
Kepala Negara

Seperti dalam tindak-tindak pidana yang bersifat penghinaan, juga kini oleh Pasal 137 diancam
dengan hukuman penjara selama-lamanya satu tahun empat bulan atau dan setinggi-tingginya tiga
ratus rupiah barang siapa yang menyiarkan, mempertunjukkan, atau menempelkan sehingga
kelihatan oleh umum, tulisan atau gambar yang isinya menghina Presiden atau Wakil Presiden,
dengan tujuan supaya isinya yang menghina itu diketahui oleh umum.

Contoh kasus akun facebook “Aida Konveksi” menyebarkan konten berisi penghinaan terhadap
lambang negara, wajah Presiden Jokowi yang diunggah gambar mumi yang pada bagian wajahnya
diedit dengan foto Presiden RI Joko Widodo. Lalu ada tambahan narasi 'the new firaun' pada foto itu.
Kejahatan terhadap
Negara sahabat dan
Kepala Negara
sahabat
( Buku II Judul III)
1. Kejahatan Terhadap Negara Sahabat

Tiga pasal pertama dari titel ini baru pada tahun 1921 ditambahkan dan ternyata tidak ada
pada KUHP Belanda, yaitu Pasal-Pasal 139a, 139b, dan 139c.
Pasal 139a
Makar dengan maksud melepaskan wilayah atau daerah lain dari suatu negara sahabat untuk
seluruhnya atau sebagian dari kekuasaan pemerintah yang berkuasa di situ, diancam dengan
pidana penjara paling lama lima tahun.
Pasal 139b
Makar dengan maksud meniadakan atau mengubah secara tidak sah bentuk pemerintahan negara
sahabat atau daerahnya yang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
Pasal 139c
Permufakatan jahat untuk melakukan kejahatan sebagaimana dirumuskan dalam pasal-pasal 139a
dan 139b, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun enam bulan.

Contoh kasus saat WNI Gabung ISIS Makar, Suriah adalah negara sahabat Indonesia. Karena itu
jika ada warga negara Indonesia yang membantu pemberontakan di negara tersebut, akan dijerat
pasal makar seperti yang diatur dalam pasal 139a KUHP
2. Makar Untuk Membunuh atau Menahan Kepala Negara Sahabat

Tindak pidana ini, yang termuat dalam Pasal 140, senada dengan tindak pidana dari Pasal 104,
hanya kini dilakukan terhadap kepala negara suatu negara bersahabat.

Terdapat perbedaan mengenai hukuman yang tidak menyolok deng Pasal 104. Kini beratnya
hukuman digantungkan kepada beberapa hal. Menurut Ayat (1), hukuman ini maksimum 15 tahun
penjara atau selama 20 tahun apabila berakibat matinya si korban atau apabila perbuatan
dilakukan dengan rencana lebih dulu (voorbedachteraad). Selanjutnya menurut Ayat (3) menjadi
hukuman mati atau penjara seumur hidup atau selama 20 tahun apabila perbuatan dilakukan
dengan rencana lebih dan mengakibatkan matinya korban.

Contoh kasus Seorang WNI hendak menyerang Raja Thailand dengan senjata tajam saat sedang
kunjungan ke Bangkok, tetapi sempat dihentikan oleh pengawal presiden
3. Serangan dengan Kekerasan dan Penghinaan terhadap Kepala Negara
Sahabat

Kedua tindak pidana ini termuat dalam Pasal 141 dan 142 yang senada dengan Pasal 131 dan 135
mengenai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Jadi, tidak perlu dibahas lagi.
Hukumannya tidak begitu berbeda, yaitu dari Pasal 141 maksimum 7 tahun penjara dan dari Pasal
142 maksimum 5 tahun penjara atau denda Rp.300.000, jadi hanya terpaut satu tahun. Akan tetapi,
hukuman dari Pasal 131 dan 134 dapat menjadi hukuman mati atau penjara seumur hidup atau
selama 20 tahun sejak berlakunya PP Nomor 4 Tahun 1959

Contoh kasus penghinaan yang dilakukan oleh Muhammad Arsyad si Tukang Sate.
Didasarkan dengan membuat dan mengedit foto seronok antara Jokowi dan Megawati
Soekarnoputri dan kemudian menyebarnya melalui Facebook, kemudian ditangkap dan diproses
secara hukum tanggal 23 Oktober 2014
4. Menodai Bendera Kebangsaan Negara Sahabat

Menodai Bendera Kebangsaan Negara Sahabat merupakan tindak pidana yang ditambahkan atas
inisiatif Pemerintah Indonesia sendiri dengan Lembaran Negara N0. 127 Tahun 1958, yaitu Pasal
142a, isinya sebagai berikut :
“Barangsiapa menodai Bendera Kebangsaan Negara Sahabat diancam dengan pidana penjara paling
lama 4 tahun atau denda paling banyak Rp. 300.000”

Contoh kasus di media sosial tengah dihebohkan dengan beredarnya video seorang wanita yang
menggunting sebuah bendera yang bentuk dan warnanya menyerupai bendera merah putih. Aksi
merusak bendera Merah Putih yang terekam dalam video tersebut dinilai telah melanggar Pasal
142a.
5. Penghinaan Terhadap Diplomat Asing

Pasal 143 memuat tindak pidana berupa penghinaan dengan sengaja terhadap seorang diplomat
yang mewakili suatu negara asing terhadap pemerintah Indonesia dalam kedudukannya (in zijne
hoedanigheid). Hukumannya sama dengan hukuman pada penghinaan seseorang kapal negara
bersahabat.
Yang dapat disebut mewakili negara asing adalah seseorang duta besar atau duta biasa, atau
seorang kuasa usaha, jadi bukan pegawai-pegawai lain dari suatu kedutaan, dan bukan seorang
konsul.
Bagi penghinaan terhadap orang-orang yang disebut kemudian berlaku pasal-pasal dati titel XVI
tentang penghinaan pada umumnya.

Misalnya Kisah pengusiran seorang diplomat Rusia ( Letkol Sergei P. Egorov), ada alasan utama
mengapa di deportasi oleh pemerintah Republik Indonesia. Ketiga pokok alasannya adalah
Spionase, Mencuri dokumen negara, dan mencampuri urusan dalam negeri Indonesia.
6. Menyiarkan Tulisan atau Gambar yang lainnya Menghina Kepala Negara
Asing atau Seorang Wakil Dari Negara Tersebut

Tindak Pidana ini termuat dalam Pasal 144 yang senada dengan pasal-pasal lain mengenai masalah
ini tentang tindak-tindak pidana lain. Hukumannya kurang daripada apabila mengenai kepala negara
kita sendiri, yaitu maksimum 9 bulan penjara atau denda Rp. 300.000.

Misalnya kasus penghinaan dengan menyiarkan tulisan atau gambar yang menghina kepala negara
asing atau wakil dari negara tersebut, banyak sekali kita temui baik di sosial media, tulisan tulisan
yang mengungkapkan kejelekan atau rahasia memalukan terhadap presiden Amerika Serikat,
Donald Trump.
Kejahatan Terhadap
kewajiban dan hak
kenegaraan
( Buku II Judul IV)
1. Mengganggu Rapat Badan Negara

Dua Pasal, yaitu pasal-pasal 146 dan 147 menganai rapat-rapat dari suatu badan legislatif, eksekutif,
atau perwakilan rakyat yang didirikan oleh atau atas nama pemerintah.
Pasal 121 dan 124 ini mengenai dewan-dewan perwakilan untuk bagian-bagian dari satu Provinsi.
Apabila perumusan baru dimaksudkan sama artinya dengan perumusan lama, maka yang
dimaksudkan dengan badan-badan tersebut dalam Pasal 146 dan Pasal 147 ini adalah Dewan
Perwakilan Rakyat Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Contoh kasus Konflik MA versus KY pada 2006 ketika para hakim agung gerah dengan pernyataan
dan tindakan KY memanggil dan memeriksa hakim dan hakim agung atas laporan pengaduan
masyarakat yang diterima KY. Tindakan KY tersebut dinilai para hakim sebagai ancaman terhadap
independensi hakim dalam memeriksa dan memutus perkara.
2. Tindak-Tindak Pidana Mengenai Pemilihan Umum

Tidak kurang dari lima pasal dari title IV ini mengenai tindak pidana yang ada hubungan dengan suatu
pemilihan umum yang diadakan berdasarkan atas UU.
1. Pasal 148 melarang : pada waktu diadakan Pemilihan Umum, dengan sengaja dan dengan
kekerasan atau ancaman kekerasan merintangi seseorang akan melakukan hak memilih dengan
bebas dan tidak terganggu.
2. Pasal 149 melarang : menyuap dengan pemberian atau janji, seorang pemilih, supaya tidak
menjalankan hak pilih atau supaya menjalankannya secara tertentu.
3. Pasal 150 melarang : perbuatan tipu muslihat yang menyebabkan suara seorang pemilih tidak
berharga, atau orang lain daripada yang dimaksudkan oleh pemilih itu menjadi terpiih.
4. Pasal 151 mengenai orang yang turut serta dalam suatu Pemilihan Umum dengan mengaku dirinya
sebagai orang lain.
5. Pasal 152 mengenai orang yang menggagalkan dengan sengaja suatu pemungutan suara dalam
suatu Pemilihan Umum, atau melakukan perbuatan tipu-muslihat

Misalnya saat seseorang mengikuti pemilu dengan menggunakan kartu pemilu orang lain, praktik
politik uang, dan petugas tidak netral. Pada Pemilu tahun 2019 tindak pidana sebagian besar adalah
pemalsuan, pemalsuan dokumen (untuk) persyaratan dokumen legislatif.
Terima Kasih,
silahkan jika ada
yang ingin bertanya.

Anda mungkin juga menyukai