Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DELIK-DELIK DALAM KUHP

“DELIK TERHADAP KEAMANAN NEGARA”

Dosen Pengampu :
Dr. Edita Elda, S.H., M.H

Disusun Oleh :
Zaki Pribadi Althoriq 2010112062

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
KOTA PADANG
2022
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Tujuan ........................................................................................................1
BAB II. ISI ...............................................................................................................3
2.1 Istilah atau Definisi Delik Terhadap Keamanan Negara ...........................3
2.2 Pengaturan dalam Tindak Pidana Kepala Negara .....................................3
2.3 Sejarah Tindak Pidana Terhadap Kepala Negara ......................................4
2.4 Ruang Lingkup Tindak Pidana Kepala Negara .........................................5
2.5 Jenis-jenis, Subjek dan Objek, serta Hukuman Tindak Pidana Terhadap
Kepala Negara ....................................................................................5
2.6 Kekhususan Tindak Pidana Terhadap Kepala Negara ..............................7
2.7 Contoh Kasus serta Analisa Tindak Pidana Kepala Negara......................7
BAB III. PENUTUP ................................................................................................9
3.1 Kesimpulan ................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan bernegara, salah satu hal yang perlu mendapatkan perhatian utama
adalah kepentingan negara itu sendiri, yang mencakup antara lain keutuhan wilayah negara,
dasar filsafat negara, dan lain sebagainya. Perlunya perhatian terhadap kepentingan negara itu
sendiri, oleh karena dalam sejarah, suatu Negara tidak pernah lepas dari gangguan dan bahaya,
baik bahaya yang datang dari luar Negara maupun bahaya yang datang dari dalam Negara itu
sendiri. Oleh sebab itu, kepentingan negara merupakan salah satu kepentingan yang juga
dilindungi dalam bidang hukum pidana.
Tindak pidana terhadap keamanan Negara berkaitan dengan kepentingan hukum atas
keselamatan dan keamanan negara di sebuah negara. Usaha menjaga kepentingan hukum akan
keselamatan dan keamanan negara merupakan faktor penting dalam mengantarkan suatu
bangsa pada kehidupan yang di cita-citakan yaitu nyaman, tentram, adil dan makmur. Akan
tetapi seringkali negara salah dan subyektif dalam menafsirkan perbuatan-perbuatan yang
dianggap melanggar kepentingan hukum atas keamanan negara tersebut.
Tindakan makar untuk membunuh, atau merampas kemerdekaan, atau meniadakan
kemampuan terhadap seorang Presiden atau Wakil Presiden dalam melaksanakan
pemerintahan, diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara sementara paling lama dua puluh tahun. Makar tersebut supaya seluruh atau sebagian
wilayah negara jatuh ke tangan musuh atau memisahkan sebagian dan wilayah negara, diancam
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara sementara paling lama dua puluh
tahun.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari Delik Terhadap Keamanan Negara?
2. Bagaimana pengaturan dalam Tindak Pidana Kepala Negara?
3. Bagaimana sejarah dalam Tindak Pidana Kepala Negara?
4. Bagaimana ruang lingkip indak Pidana Kepala Negara?
5. Bagaimana jenis-jenis, subjek dan objek, serta hukuman Tindak Pidana Terhadap Kepala
Negara?
6. Bagaimana kekhususan Tindak Pidana Terhadap Kepala Negara?

1
7. Bagaimana contoh kasus serta Analisa Tindak Pidana Kepala Negara?

2
BAB II
ISI
2.1 Istilah atau Definisi dari Delik Terhadap Keamanan Negara
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), salah satu pengertian makar adalah
perbuatan atau usaha menjatuhkan pemerintahan yang sah. Tindak pidana makar diatur dalam
Buku Kedua KUHP (Kejahatan) pada Bab I tentang Kejahatan Terhadap Keamanan Negara
dalam pasal 104 sampai pasal 129. Apabila ditelusuri, dalam pengertian sempit, makar
meliputi kejahatan terhadap Presiden dan Wakil Presiden, kejahatan terhadap pemerintah atau
badan-badan pemerintah dan pemberontakan.
Kejahatan terhadap keamanan negara adalah suatu kejahatan yang menyerang
kepentingan hukum negara. Sesuai dengan namanya, kejahatan ini mempunyai obyek
keamanan negara. Dibentuknya kejahatan ini adalah ditujukan untuk melindungi kepentingan
hukum atas keselamatan dan keamanan negara dari perbuatan-perbuatan yang mengancam,
mengganggu dan merusak kepentingan hukum negara.Ketertiban hukum yang harus
dilindungi dalam aturan tentang kejahatan terhadap keamanan negara itu adalah keamanan
kepala negara, keamanan wilayah negara, keamanan bentuk pemerintahan.Kejahatan terhadap
keamanan negara secara sosiologis disebut kejahatan politik.
Makar dalam KUHP adalah tindakan melakukan penyerangan dengan maksud hendak
membunuh, merampas kemerdekaan dan menjadikan tidak cakap memerintah atas diri
presiden atau wakil presiden, diancam dengan hukuman mati, atau penjara seumur hidup, atau
pula penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun.
Makar secara umum dipahami sebagai perbuatan jahat atau persekongkolan jahat yang
dilakukan secara sembunyi-sembunyi atau rahasia untuk membahayakan atau mencelakakan
orang lain. Dengan demikian perbuatan makar yaitu perbuatan jahat atau persengkokolan jahat
dengan maksud hendak membunuh, perlawanan terhadap presiden dan wakil presiden,
menjatuhkan pemerintah yang sah dengan maksud menyerang atau menjatuhkan dan
melakukan perlawanan.
2.2 Pengaturan dalam Tindak Pidana Kepala Negara
Makar Terhadap Kepala Negara terdapat pada Pasal 104 KUHP, yaitu :
1. Makar yang dilakukan dengan tujuan untuk membunuh Kepala Negara
2. Makar yang dilakukan dengan tujuan untuk mengalahkan kemerdekaan kepala negara

3
3. Makar yang dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan kepala negara tidak
dapatmenjalankan pemerintahan
2.3 Sejarah Tindak Pidana Kepala Negara
Dalam sejarah panjangnya meraih kemerdekaan, Indonesia masih belum bisa berdiri
dengan kokoh mempertahankan kemerdekaannya. Setelah mencapai kemerdekaan, Indonesia
masih mendapatkan perlawanan dalam mempertahankan keutuhan negara. Perlawanan
tersebut muncul dari rakyat Indonesia sendiri dalam upaya memecah belah Indonesia. Adapun
salah satu contoh peristiwa makar yang tercatat dalam sejarah Indonesia, yaitu:
Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan yang paling dikenal sebagai pelaku
pemberontakan pada tahun 1965. Hadirnya paham komunis di Indonesia dibawa oleh seorang
yang berkebangsaan Belanda bernama H.J.F.M. Sneevliet pada tahun 1913. Nama Partai
Komunis Indonesia digunakan pertama kali pada tahun 1924 dalam Kongres di Jakarta yang
diadakan oleh Perserikatan Komunis Hindia Belanda. Setelahnya, Partai Komunis Indonesia
memiliki banyak massa pengikut dan berhasil menjadi partai yang besar.
PKI adalah partai yang memiliki tujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara
komunis. Untuk mencapai tujuannya tersebut, pada tahun 1965 PKI merencanakan matang-
matang jauh hari sebelumnya tentang rencana operasi perebutan kekuasaan. Sebelum
melakukan operasinya, mereka melakukan berbagai aksi propaganda, memanipulasi pidato-
pidato Presiden Soekarno, hingga melakukan pelatihan militer di Lubang Buaya sebagai
sarana pemberontakan. Pemberontakan tersebut dikenal dengan nama Gerakan 30 September
1965 (G30S/PKI).
Dalam peristiwa tersebut, PKI berhasil menculik dan membunuh enam orang perwira
tinggi TNI AD, yaitu: Letnan Jenderal Anumerta, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor
Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal
Donald Isaac Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo. Sementara Panglima TNI AH
Nasution yang dijadikan sebagai target utama dalam gerakan ini berhasil meloloskan diri, tapi
Ade Irma Nasution dan Lettu Pierre Andreas Tendean yang merupakan putri dan ajudannya
menjadi korban dalam gerakan ini.
Setelah terjadinya peristiwa G30S/PKI, Presiden Soekarno memerintahkan Jenderal
Seoharto untuk membersihkan semua unsur pemerintahan dari pengaruh PKI. PKI pun

4
ditetapkan sebagai penggerak kudeta dan segala tokoh yang merupakan anggota PKI diburu
dan ditangkap.
2.4 Ruang Lingkup Tindak Pidana Kepala Negara
Dari ruang lingkup dalam pasal-pasal pada KUHP tersebut perlindungan terhadap Negara
dimanifestasikan dalam bentuk perlindungan terhadap “kepentingan atau benda hukum”
(Rechts Goed) yang berupa:
1. Presiden/Wakil Presiden;
2. Keutuhan Wilayah Negara;
3. Pemerintahan;
4. Rahasia Negara/Militer;
5. Kenetralan Negara; dan
6. Keamanan Nasional.
2.5 Jenis-jenis, Subjek dan Objek, serta Hukuman Tindak Pidana Terhadap Kepala Negara
Bentuk makar dalam KUHP dapat digolongkan dalam 3 bentuk yaitu :
1. Makar Terhadap Kepala Negara (Pasal 104 KUHP)
a) Makar yang dilakukan dengan tujuan untuk membunuh Kepala Negara
b) Makar yang dilakukan dengan tujuan untuk mengalahkan kemerdekaan kepala
negara
c) Makar yang dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan kepala negara tidak
dapatmenjalankan pemerintahan
2. Makar Untuk Memasukkan Indonesia Dalam Penguasaan Asing (Pasal 106)
a) Berusaha menyebabkan seluruh wilayah Indonesia atau sebahagian menjadi jajahan
negara lain
b) Berusaha menyebabkan bagian dari wilayah Indonesia menjadi suatu negara yang
mardeka atau berdaulat terlepas dari NKRI.
3. Makar Untuk Menggulingkan Pemerintahan (Pasal 107 KUHP)
M. Sudradjat Bassar, dalam bukunya yang berjudul Tindak-Tindak Pidana Tertentu di
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, menyatakan bahwa makar diartikan
sebagai “serangan”. Penafsiran makar secara khusus termuat dalam Pasal 87 KUHP,
yang menyatakan bahwa makar untuk suatu perbuatan sudah ada, apabila kehendak si
pelaku sudah nampak berupa permulaan pelaksaanaan dalam arti yang dimaksudkan

5
dalam Pasal 53 KUHP. Perbuatan-perbuatan persiapan tidak masuk dalam pengertian
makar. Jadi yang masuk dalam perbuatan makar hanyalah perbuatan pelaksanaan
Dalam Rancangan KUHP, tindak pidana makar dirumuskan dalam Pasal 222 hingga Pasal
227. Dari ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa tindak pidana makar dikelompokkan
sebagai berikut:
1. Makar terhadap Presiden dan Wakil Presiden, yang dinyatakan : Setiap orang yang
melakukan makar dengan maksud membunuh atau merampas kemerdekaan Presiden
atau Wakil Presiden, atau menjadikan Presiden atau Wakil Presiden tidak mampu
menjalankan pemerintahan;
2. Makar terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang dinyatakan: Setiap orang
yang melakukan makar dengan maksud supaya sebagian atau seluruh wilayah negara
jatuh kepada kekuasaan asing atau dengan maksud untuk memisahkan sebagian wilayah
negara.
3. Makar terhadap Pemerintah yang Sah, yang dinyatakan: Setiap orang yang melakukan
makar dengan maksudmenggulingkan pemerintah yang sah.
Tindak pidana yang diatur dalam Pasal 107 KUHP di atas, bahwa tindak pidana makar yang
dilakukan dengan maksud untuk merobohkan pemerintahan seperti yang diatur dalam Pasal
107 KUHP mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:
1. Unsur subjektif : met het oogmerk atau dengan maksud
2. Unsur objektif, yang mencakup:
• Aanslag atau makar
• Ondernomen atau yang dilakukan
• Omwenteling teweeg brengen atau merobohkan pemerintahan.
Ancaman hukuman Tindak Pidana Terhadap Kepala Negara terdapat dalam KUHP, yaitu :
o Pasal 106 KUHP : pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara sementara
o paling lama dua puluh tahun.
o Pasal 107 KUHP : pidana penjara paling lama lima belas tahun, maka pembuat
o dapat ditahan.
o Pasal 107a KUHP : pidana penjara paling lama dua belas tahun.
o Pasal 107b KUHP : pidana penjara paling lama dua puluh tahun. Jadi pembuat
o dapat ditahan.

6
o Pasal 107c KUHP : pidana penjara paling lama dua puluh tahun. Jadi pembuat
o dapat ditahan.
o Pasal 107d KUHP : pidana penjara paling lama dua puluh tahun.
o Pasal 107e KUHP : pidana penjara paling lama lima belas tahun.
o Pasal 108 KUHP : pidana penjara paling lama lima belas tahun.
o Pasal 111 KUHP : pidana penjara paling lama lima belas tahun. Jika terjadi
permusuhan dilakukan atau terjadi perang, maka pidana mati atau pidana penjara
seumur hidup atau sementara paling lama dua puluh tahun.
o Pasal 111 bis KUHP : pidana penjara paling lama enam tahun.
o Pasal 112 KUHP : pidana penjara paling lama tujuh tahun.
o Pasal 113 KUHP : pidana penjara paling lama empat tahun.
o Pasal 117 KUHP : pidana penjara paling lama enam bulan atau denda paling
o banyak empat ribu lima ratus rupiah.
o Pasal 118 KUHP : pidana penjara paling lama dua tahun atau denda paling
o banyak sembilan ribu rupiah.
o Pasal 119 KUHP : pidana penjara paling lama satu tahun.
o Pasal 121 KUHP : pidana penjara paling lama dua belas tahun.
o Pasal 122 KUHP : pidana penjara paling lama tujuh tahun.
o Pasal 124 KUHP : pidana penjara paling lama tujuh tahun.
o Pasal 126 KUHP : pidana penjara paling lama tujuh tahun.
2.6 Kekhususan Tindak Pidana Terhadap Kepala Negara
Kekhususan tindak pidana terhadap kepala negara memiliki objek pada perbuatan tindak
pidana terhadap keamanannya yang diatur dalam KUHP. Kekhususan ini digolongkan pada
Kejahatan Terhadap Kepentingan Negara khususnya delik terhadap kedudukan negara dalam
BAB I pada buku II. Hal ini dapat dilihat dari pembagian jenis-jenis delik yakni delik terhadap
keamanan negara.
2.7 Contoh Kasus serta Analisa Tindak Pidana Kepala Negara
Di beranda Istana Merdeka, terdapat sebuah kursi rotan yang Sukarno menamakannya
kursi presiden. Di kursi itu, Bung Karno sering duduk termenung sambil memandangi taman.
Namun pada Rabu 9 Maret 1960, Ia absen, tidak menduduki kursi itu karena sesuatu alasan.
Siapa sangka di tengah kesunyian beranda Istana, tiba-tiba dari atas langit Istana, terdengar

7
suara pesawat yang terbang rendah. Pesawat MiG-17 itu lantas memuntahkan tembakan
mematikan persis di tempat biasanya Bung Karno duduk di kursi presiden tersebut. Sang Putra
Fajar pun selamat dari maut. Ia adalah Daniel Alexander Maukar, pria kelahiran Bandung,
Hindia Belanda (sekarang Indonesia) 20 April 1932 yang menembaki Istana Presiden
Sukarno. Dani yang juga dijuluki Tiger ini memberondong Istana dengan tembakan kanon 23
mm dari pesawat MiG-17. Ia merupakan salah satu pilot terbaik Angkata Udara Republik
Indonesia (AURI) saat itu, kini Tentara Nasional Indonesia Angkata Undara (TNI AU).
Dani disebut sebagai salah satu pilot terbaik lantaran menjadi salah satu penerbang
pesawat tempur buatan Uni Soviet itu. Kanon yang dijatuhkan olehnya menghantam pilar dan
salah satunya jatuh tak jauh dari meja kerja Sukarno. Untunglah Sukarno tak berada di situ.
Dia tengah memimpin rapat di gedung sebelah Istana Presiden. Sebelum menembaki Istana
Presiden Sukarno, Dani terlebih dahulu memberondong tangki bahan bakar Tanjung Priok
hingga meledak. Usaha Percobaan Pembunuhan Soekarno oleh Maukar' disebutkan usai
menembak Istana, Dani merasa gerogi. Tangannya terasa basah. Ada perasaan tak enak di
hati. Kemudian pesawat itu dia kebut ke selatan dan dalam lima menit sudah berada di atas
Bogor. Targetnya kali ini adalah Istana Bogor. Dengan rasa malas, Dani tetap memberondong
dan menghabiskan semua peluru kanon 37 mm. Tidak seperti di Istana Merdeka, tembakan
kali ini tidak mengenai gedung Istana Bogor. Dani membawa pesawat menanjak ke ketinggian
18.000 kaki mengambil heading Bandung dan akhirnya karena kehabisan bahan bakar,
pesawat itu mendarat darurat di persawahan, di daerah Leles, Garut, Jawa Barat. Rencananya
dia akan dijemput para pejuang Darul Islam pimpinan Kartosoewiryo. Namun Dani keburu
ditangkap pasukan TNI. Berakhirlah petualangan salah satu pilot muda jagoan AURI itu.
Kasus tersebut merupakan contoh dari pengkhianatan terhadap negara.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makar adalah perbuatan atau usaha menjatuhkan pemerintahan yang sah. Tindak
pidana makar diatur dalam Buku Kedua KUHP (Kejahatan) pada Bab I tentang Kejahatan
Terhadap Keamanan Negara dalam pasal 104 sampai pasal 129. Apabila ditelusuri, dalam
pengertian sempit, makar meliputi kejahatan terhadap Presiden dan Wakil Presiden, kejahatan
terhadap pemerintah atau badan-badan pemerintah dan pemberontakan. Makar Terhadap
Kepala Negara terdapat pada Pasal 104 KUHP. Salah satu contoh peristiwa makar yang
tercatat dalam sejarah Indonesia, yaitu PKI yang memiliki tujuan untuk menjadikan Indonesia
sebagai negara komunis. Untuk mencapai tujuannya tersebut, pada tahun 1965 PKI
merencanakan matang-matang jauh hari sebelumnya tentang rencana operasi perebutan
kekuasaan. Ruang lingkup tindak pidana terhadap kepala negara meliputi Presiden/Wakil
Presiden; Keutuhan Wilayah Negara; Pemerintahan; Rahasia Negara/Militer; Kenetralan
Negara; dan Keamanan Nasional. Bentuk makar dalam KUHP dapat digolongkan dalam 3
bentuk yaitu Makar Terhadap Kepala Negara (Pasal 104 KUHP), Makar Untuk Memasukkan
Indonesia Dalam Penguasaan Asing (Pasal 106), Makar Untuk Menggulingkan Pemerintahan
(Pasal 107 KUHP). Ancaman hukuman tindak pidana terhadap kepala negara terdapat pada
pasal 106-108 KUHP, pasal 111-113 KUHP, pasal 117-119, pasal 121-122, pasal 124, dan
pasal 126. Kekhususan tindak pidana terhadap kepala negara digolongkan pada Kejahatan
Terhadap Kepentingan Negara khususnya delik terhadap kedudukan negara dalam BAB I
pada buku II.

9
DAFTAR PUSTAKA
Syafruddin, M. 2020. Paradigma Makar Dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif.
Shautuna Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab Vo. 1, No. 3.
Siregar, S. A., Sinaga, L. V. 2020. Tinjauan Yuridis Terhadap Kejahatan Keamanan Negara Dalam
Media Sosial Internet. Jurnal Rectum Vol. 2, No. 2 : 137-146.
Pinontoan, A. 2016. Lingkup dan Peran Delik Terhadap Keamanan Negara Dalam Pasal 107A-
107F Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Jurnal Lex Crimen Vo. 5, No. 1.
Weda, M. D. 2016. Tindak Pidana makar Dalam Rancangan KUHP. Jakarta : Aliansi Nasional
Reformasi KUHP.
Rambe, M. A. 2019. Kebijakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Makar di Indonesia. [Skripsi].
Medan : Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

10

Anda mungkin juga menyukai