Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PUTUSAN WANPRESTASI PADA PERKARA

NOMOR 42/Pdt.G/2020/PN Gto


A. Pihak Yang Berperkara
BAHARUDDIN, Tempat Tanggal Lahir BT.Burungeng,15-05-1988, Jenis Kelamin Laki-
Laki, Agama Islam,Status Perkawinan belum kawin, Pendidikan Terakhir SMA,
Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan TNI, Alamat Desa Posso, Kecamatan Kwadang,
Kabupaten Gorontalo Utara.Dalam hal ini memberikan kuasa kepada Husain Zain, S.H., dan
Hariyanto Puluhulawa, S.H., Advokat dan Tim Divisi Hukum pada Kantor Advokasi
Perlindungan Konsumen Indonesia, Alamat Perum Pondok Ersa Blog G Nomor 7, kelurahan
Tomulabutao, Kecamatan Dungingi, Kota Gorontalo, berdasarkan surat kuasa tertanggal 21
Juli 2020 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Gorontalo pada hari
Rabu tanggal 22 Juli 2020 dibawah nomor : W20 U1/177/AT.03.05/VII/2020. Untuk
selanjutnya disebut sebagai Penggugat;
Melawan:
MEYLAN SAMON, Jenis kelamin Perempuan, Kewarganegaraan Indonesia, Alamat
Kelurahan Pauwo, Kec. Kabila, Kab. Bone Bolango Untuk selanjutnya disebut sebagai
Tergugat:
B. Posita Gugatan
1. Bahwa pada sekitar tahun 2014 Tergugat telah meminjam uang dari Penggugat sebesar
Rp.75.000.000,-(tujuh puluh lima juta rupiah), dengan perjanjian akan dibayar oleh
Tergugat dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari setelah lebaran idul fitri tahun
2015, akan tetapi setelah tibah jangka waktu yang dijanjikan tersebut, Tergugat belum
juga membayar hutangnya;
2. Bahwa oleh karena Tergugat belum membayar hutangnya sebagaimana dalam jangka
waktu yang dijanjikan tersebut, maka pada tanggal 15 Januari 2016 Penggugat datang
kerumah Tergugat di Kelurahan Pauwo Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango
untuk menagih hutang tersebut, akan tetapi pada waktu Penggugat bertemu dengan
Tergugat, pada waktu itu Tergugat menyampaikan kepada Penggugat bahwa Tergugat
belum mempunyai uang untuk melunasi hutang penggugat tersebut, sehingga pada
waktu itu Penggugat Langsung datang Kekantor kelurahan untuk mengadukan
permasalahan ini kepada Kepala kelurahan, dengan adanya aduan Penggugat tersebut
maka diudanglah Tergugat;
3. Bahwa dikantor kelurahan tersebut terjadilah musyawarah antara Penggugat dan
Tergugat yang hasil dari musyawarah tersebut dituangkan dalam Surat Pernyataan
tertanggal 15 Januari 2016 yang ditandatangani oleh kedua bela pihak Penggugat dan
Tergugat) saksi-saksi dan Kepala Kelurahan Pauwo, yang isi pernyataan tersebut ada 7
(tujuh) Poin;
4. Bahwa dalam surat pernyatan tersebut Penggugat sebagai Pihak Pertama dan Tergugat
sebagai pihak kedua;
5. Bahwa dalam musyawarah tersebut Tergugat dan Penggugat menghasilkan Perjanjian
atau kesepakatan sebagaimana yang tertuang dalam surat pernyataan tertanggal 15
Januari 2016 yang dibuat oleh kedua bela pihak dihadapan lurah Pauwo yang isinya
sebagai berikut :
1) Poin 1 : Bahwa benar saya selaku pihak II (dua) memiliki hutang kepada pihak I
(pertama) sebesar Rp.75.000.000,-;
2) Poin 2 : Bahwa benar saya Pihak II (dua) telah melakukan persetujuan dan
perjanjian dengan pihak I (Pertama) untuk melunasi hutang tersebut paling lambat
seminggu (7 hari) setelah lebaran idulfitri tahun 2015 sesuai surat pernyataan
tanggal 20 Mei 2015 yang saya pihak II tandatangani diatas materai enam Ribu.
Adapun lokasi / tempat pembuatan surat pernyataan / Perjanjian tersebut
dilaksanakan di batalyon 713/ST;
3) Poin 3 : Bahwa benar sampai saat surat pernyatan ini, saya Pihak II (kedua) belum
membayar dan/atau melunasi hutang Rp.75.000.000,- tersebut kepada pihak
Pertama;
4) Poin 4 : Bahwa benar saya pihak II ( Kedua) akan melunasi hutang tersebut akan
membayarnya kepada pihak I (pertama) selama jangka waktu 9 (sembilan) bulan
sejak tanggal pembuatan surat pernyataan ini;
5) Poin 5 : Bahwa benar saya pihak Ke-II (Dua) sesuai angka 4 (empat) diatas akan
membayar hutang tersebut perbulannya selama 9 bulan dengan harga Rp.3000.000,-
di nomor rekening Bank BRI 492601005839531 atas nama Suardi Dg. Rewa yang
merupakan saudara kandung dari pihak I (Pertama) . (9 bulan x Rp 3.000.000,-=
Rp.27.000.000,-);
6) Poin 6 : Bahwa benar saya pihak II (Dua) sesuai Pon 5 dan 4 diatas setelah
menyelesaikan dan membayar uang setoran pembayaran hutang tersebut (total
Rp.27.000.000,-),tepat pada bulan ke – 10 (sepuluh) sejak tanggal pembuatan surat
pernyataan ini dibuat,maka saya bersedia akan melunasi sisa hutang saya kepada
pihak I (Pertama) sebesar Rp.48.000.000,- secara tunai tanpa angsuran Perbulan;
7) Poin 7 : Bahwa benar apabilah pada jangka jangka waktu yang ditentukan dan cara
pembayaran yang disepakati sesuai poin 4,5, dan 6 diatas saya pihak II (Dua) tidak
penuhi, maka saya Pihak II (dua) bersedia dan tidak keberatan mengalihkan dan
menyerahkan rumah dan tanah yang saya miliki untuk menjadi milik dari pihak I
(Pertama);
6. Bahwa sampai tibanya waktu yang di perjanjikan sebagaimana yang tertuang dalam surat
pernyataan tertanggal 15 Januari 2016 tersebut Poin 4, 5, dan 6 Tergugat tidak juga
melunasi hutangnya sama sekali meskipun sudah di peringatkan berkali-kali;
7. Bahwa sebagaimana yang dijelaskan dalam Poin 7 (tujuh) dalam surat Pernyataan
tersebut yang pada pokoknya menyebutkan bahwa, apabilah pada jangka waktu yang
ditentukan dan cara pembayaran yang disepakati sesuai poin 4, 5, dan 6 diatas saya pihak
II (Dua)(Tergugat) tidak penuhi, maka saya Pihak II (dua) (Tergugat) bersedia dan tidak
keberatan mengalihkan dan menyerahkan rumah dan tanah yang saya miliki untuk
menjadi milik dari pihak I (Pertama) Penggugat);
8. Bahwa oleh karena isi perjanjian atau kesepakatan sebagaimana tertuang dalam surat
pernyataan tertanggal 15 januari 2016 poin 4,5,dan 6 tersebut tidak di laksanakan oleh
Tergugat, maka berdasarkan perjanjian atau kesepakatan sebagaimana tertuang dalam
surat pernyataan tertanggal 15 Januari 2016 tersebut Poin Ke- 7 (tujuh), Tergugat harus
sudah menyerahkan objek berupa tanah dan rumah yang dimiliki Tergugat untuk menjadi
milik Penggugat, akan tetapi sampai dengan Gugatan Ini diajukan rumah dan tanah yang
dijanjikan oleh Tergugat belum diserahkan kepada Penggugat;
9. Bahwa rumah dan tanah milik Tergugat yang di janjikan akan diserahkan kepada
Penggugat apabila Tergugat tidak memenuhi isi pernyataan sebagaimana pada poin
4,5,dan 6 tersebut adalah tanah beserta rumah diatasnya yang terletak di kelurahan
Pauwo,Kecamatan Kabila, kabupaten Bone Bolango dengan ukuran dan batas-batas tanah
sebagai berikut :
1) Utara 26,30 m berbatas dengan tanah kintal Aprianto Samon;
2) Timur 26,30 m berbatas dengan keluarga Didipu;
3) Selatan 25,50 m berbatas dengan kelarga madina;
4) Barat 14,50 m berbatas dengan jalan sungai Bone;
10. Bahwa pada waktu musyawah mengenai masalah ini di kelurahan Pauwo tertanggal 15
januari 2016 tersebut, Surat Kepemilikan tanah dan rumah milik Tergugat tersebut, telah
diserahkan kepada Penggugat, yaitu berupa Surat Pemberian dari orang Tua Tergugat
kepada Tergugat Tertanggal 14 Januari 2016 yang mengetahui Kepala Kelurahan Pauwo;
11. Bahwa sebagaimana dijelaskan dalam Kitab UU KUH Perdata Pasal 1338 yang
menyebutkan,”semua Perssetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku
sebagai undang-undang bagi pihak yang membuatnya”., maka oleh karena itu
berdasarkan isi Pernyataan tertanggal 15 Januari 2016 yang dibuat oleh kedua bela pihak
Penggugat dan Tergugat di hadapan kepala Lurah Pauwo adalah sah dan mengikat
sebagai undang- undang yang wajib dipatuhi oleh kedua bela pihak;
12. Bahwa oleh karena itu Tergugat wajib memenuhi isi perjanjian atau kesepakatan
sebagaimana tertuang dalam surat Pernyataan tertanggal 15 Januari Poin 7 tersebut, yang
berbunyi apabilah pada jangka waktu yang ditentukan dan cara pembayaran yang
disepakati sesuai poin 4,5, dan 6 diatas saya pihak II (Dua)(Tergugat) tidak penuhi, maka
saya Pihak II (dua) (Tergugat) bersedia dan tidak keberatan mengalihkan dan
menyerahkan rumah dan tanah yang saya miliki untuk menjadi milik dari pihak I
(Pertama) Penggugat).,akan tetapi sampai dengan gugatan ini diajukan tergugat belum
memenuhi janjinya sebagaimana dalam surat pernyataan Poin 7 tersebut,meskipun sudah
berulang-ulang kali di ingatkan;
13. Bahwa oleh karena itu sudah jelas dan nyata Tergugat sudah melakukan Perbuatan
wanprestasi berupa telah mengingkari janjinya sebagaimana yang tertuang dalam surat
Pernyataan tertanggal 15 Januari 2016 Poin 7 (tujuh);
14. Bahwa oleh karena Tergugat sudah nyata-nyata melakukan perbuatan wanprestasi/Ingkar
janji,sebagaimana pada Poin 7 (tujuh) surat Pernyataan tersebut, maka Penggugat
memohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Gorontalo Cq Malelis Hakim Yang
Memeriksa Perkara Aquo, supaya Menghukum Tergugat untuk Memenuhi Janjinya
sebagaimana yang tertuang dalam surat pernyataan yang dibuat oleh kedua bela pihak
Tergugat dan Penggugat dihadapan Kepala Lurah Pauwo tertanggal 15 Januari 2016 Poin
7 (tujuh);
15. Bahwa oleh karena Penggugat merasa khawatir apabilah gugatan ini dimenangkan oleh
Penggugat, Tergugat tidak mau secara sukarelah melaksanakan isi putusan, maka agar
gugatan ini tidak ilusoir belaka maka mohon kepada Ketua Pengadilan cq Majelis hakim
yang memeriksa perkara aquo supaya melatakan sita jaminan terhadap tanah beserta
rumah diatasnya milik Tergugat yang telah di perjanjikan akan diserahkan kepada
penggugat sebagaimana tertuang pada surat pernyataan tertanggal 15 Januari 2016 Poin 7
(tujuh), yang terletak di kelurahan Pauwo,Kecamatan kabila, kabupaten Bone Bolango
dengan ukuran dan batas-batas tanah sebagai berikut:
1) Utara 26,30 m berbatas dengan tanah kintal Aprianto Samon
2) Timur 26,30 m berbatas dengan keluarga Didipu
3) Selatan 25,50 m berbatas dengan kelarga madina
4) Barat 14,50 m berbatas dengan jalan sungai Bone
5) Yang apabilah tergugat tidak mau memenuhi janjinya untuk menyerahkan rumah dan
tanah milikya sebagaimana tertuang dalam Surat Pernyataan tertanggal 15 januari
Poin 7 (tujuh) tersebut, maka Penggugat akan memohon eksekusi lewat Pengadilan
untuk menghukum Tergugat supaya memenuhi janjinya menyerahkan rumah dan
tanah miliknya kepada Penggugat;
16. Bahwa oleh karena penggugat juga merasa khawatir tergugat tidak mau dengan sukarela
melaksanakan isi putusan ini, maka penggugat mohon agar Tergugat I dan II dihukum
membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.1000.000.,-(satu juta rupiah) setiap
harinya apabila lalai/terlambat melaksanakan isi putusan ini terhitung sejak gugatan ini
memperoleh kekuatan hukum yang tetap;
17. Bahwa karena gugatan ini telah didasarkan pada bukti-bukti yang sah, maka sesuai
dengan ketentuan pasal 19 Rbg Penggugat Mohon agar putusan ini dinyatakan dapat
dilaksanakan terlebih dahulu secara serta merta (uitvoerbaar bijvoorad), meskipun ada
upaya hukum banding, verzet maupun kasasi;
18. Bahwa karena Tergugat sudah nyata dan jelas telah wanprestasi maka pantas dan wajar
apabilah Tergugat dihukum untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara
ini;
19. Bahwa mengingat kepastian hukum, maka segala peraturan dimaksud itu, sesungguhnya
adalah untuk menjaga tegaknya hukum dan keadilan, yang nota bene patut untuk dijaga,
ditegakkan dan dipertahankan, oleh karena itu pelanggaran atas peraturan-peraturan
dimaksud adalah tindakan yang tidak berperikemanusiaan dan tidak berkeadilan yang
harus diadili menurut hukum yang adil pula;
C. Tuntutan Penggugat
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya
2. Menyatakan sita jaminan terhadap tanah beserta rumah diatasnya milik Tergugat
yang terletak di kelurahan Pauwo,Kecamatan kabila, kabupaten Bone Bolango
dengan ukuran dan batas-batas tanah sebagai berikut:
1) Utara 26,30 m berbatas dengan tanah kintal Aprianto Samon;
2) Timur 26,30 m berbatas dengan keluarga Didipu;
3) Selatan 25,50 m berbatas dengan keluarga madina;
4) Barat 14,50 m berbatas dengan jalan sungai Bone; Adalah
sah dan berharga;
3. Menyatakan bahwa perjanjian atau kesepakatan sebagaimana tertuang dalam surat
Pernyataan Tertanggal 15 Januari 2016 yang di buat oleh kedua belah pihak di
hadapan Lurah Pauwo,Kec. Kabila,Kab. Bone Bolango adalah Sah dan meiliki
kekuatan hukum mengikat;
4. Menyatakan Tergugat Telah melakukan Perbuatan wanprestasi/Ingkar janji;
5. Menghukum Tergugat untuk memenuhi isi Perjanjian sebagaimana yang tertuang
dalam Surat Pernyataan Tertanggal 15 Januari 2016 Poin 7 (tujuh). Yang
berbunyi ,” apabilah pada jangka waktu yang ditentukan dan cara pembayaran yang
disepakati sesuai poin 4,5, dan 6 diatas saya pihak II (Dua) (Tergugat) tidak penuhi,
maka saya Pihak II (dua) (Tergugat) bersedia dan tidak keberatan mengalihkan dan
menyerahkan rumah dan tanah yang saya miliki untuk menjadi milik dari pihak I
(Pertama) (Penggugat);
6. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II membayar uang paksa (dwangsom) sebesar
Rp.1000.000.,-(satu juta rupiah) setiap harinya kepada para Penggugaat, apabila
lalai melaksanakan isi putusan ini terhitung gugatan ini memperoleh kekuatan
hukum yang tetap;
7. Menyatakan putusan dalam perkara aquo dapat dilaksanakan terlebih dahulu
meskipun ada upaya hukum banding, kasasi atau verzet;
8. Menghukum Tergugat untuk tunduk dan patuh terhadap putusan ini;
9. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini;
D. Alat-Alat Bukti Penggugat
1. Foto copy Surat Pernyataan antara Baharuddin sebagai Pihak Pertama dan Meylan
Samon sebagai Pihak Kedua, yang diberi tanda P-1;
2. Foto copy Surat Pernyataan Pemberian/Pembagian, yang diberi tanda P-2; Fotokopi
bukti surat tersebut bermeterai cukup, dan telah dicocokan sesuai dengan aslinya,
kemudian fotokopi bukti surat tersebut dilampirkan dalam berkas perkara ini, sedangkan
asli surat-surat bukti tersebut dikembalikan kepada Kuasa Penggugat;
E. Keterangan Saksi
1. Saksi Kasim Tomelo;
1) Bahwa sehubungan dengan masalah hutang piutang;
2) Bahwa yang terlibat masalah hutang piutang adalah saudara Baharuddin dalam hal ini
Penggugat dan saudari Meylan Samon dalam hal ini Tergugat;
3) Bahwa yang mempunyai hutang adalah Tergugat dan yang memberi pinjaman adalah
Penggugat;
4) Bahwa saksi mengetahuinya karena pada saat Penggugat dan Tergugat membuat surat
pernyataan atas hutang piutang tersebut saksi bertindak sebagai saksi;
5) Bahwa benar saksi bertindak sebagai saksi dalam surat pernyataan tersebut, dan
dalam surat pernyataan tersebut saksi bubuhi dengan tanda tangan saksi sebagaimana
tercatat dalam surat pernyataan tersebut;
6) Bahwa saksi mengetahui semua isi pada surat pernyataan tersebut;
7) Bahwa saksi mengetahui hutang Tergugat yaitu sebesar Rp75.000.000,00 (tujuh
puluh lima juta rupiah);
8) Bahwa surat pernyataan tersebut saksi tanda tangani pada tanggal 15 Januari;
9) Bahwa saksi tidak mengetahui apakah hutang tersebut sudah dibayar lunas oleh
Tergugat;
10) Bahwa saksi menandatangani surat pernyataan tersebut di Kantor Lurah Pauwo;
11) Bahwa pada saat itu Kepala Kelurahan Pauwo mengetahui ada penandatanganan surat
pernyataan hutang piutang di kantor Lurah dan juga menandatangani surat pernyataan
tersebut;
12) Bahwa pada saat itu saksi bertindak sebagai saksi karena saksi adalah Kepala
Lingkungan pada Kelurahan Pauwo;
13) Bahwa saksi tidak melihat ada penyerahan uang dari Penggugat kepada Tergugat;
14) Bahwa saksi tidak mengetahui akan digunakan untuk apa uang tersebut dipinjam oleh
Tergugat dari Penggugat;
15) Bahwa atas hutang piutang tersebut ada sesuatu barang yang dijaminkan yaitu rumah
milik Tergugat;
16) Bahwa seingat saksi Tergugat diberikan kesempatan untuk melunasi hutangnya
selama 9 (Sembilan) bulan dari sejak dibuatnya surat pernyataan;
17) Bahwa menurut surat pernyataan tersebut bahwa apabila Tergugat tidak melunasi
hutangnya maka rumah milik Tergugat akan disita oleh Penggugat yang memberikan
pinjaman kepada Tergugat;
18) Bahwa saksi mengetahui Surat Pernyataan Pemberian/Pembagian tersebut karena
saksi menjadi saksi dalam surat pernyataan tersebut;
19) Bahwa yang memberikan sebidang tanah kintal dan sebuah bangunan rumah adalah
Ayah Kandung dari Tergugat;
20) Bahwa saksi tidak mengetahui apakah tanah kintal dan sebuah bangunan rumah yang
menjadi jaminan dalam surat pernyataan hutang piutang antara Penggugat dan
Tergugat sudah bersertifikat;
21) Bahwa pada saat itu saksi menandatanganinya tanpa ada paksaan;
22) Bahwa sebelum saksi menandatangani surat pernyataan tersebut, surat pernyataan
tersebut dibacakan terlebih dahulu dan kemudian saksi menandatanganinya;
23) Bahwa benar dalam surat pernyataan poin 7 menyatakan apabila tergugat tidak
melakukan pembayaran sesuai yang disepakati, maka pihak Tergugat bersedia dan
tidak keberatan mengalihkan dan menyerahkan rumah dan tanah milik Tergugat,
apakah rumah dan tanah milik Tergugat yang dimaksud tersebut adalah tanah dan
bangunan rumah yang diberikan oleh ayah kandungnya kepada Tergugat
24) Bahwa sebelum dibuat surat pernyataan pemberian tersebut, dilakukan pengukuran
atas tanah terlebih dahulu;

F. Putusan
DALAM EKSEPSI
1. Menolak Eksepsi Tergugat ;
DALAM POKOK PERKARA:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;
2. Menyatakan bahwa perjanjian atau kesepakatan sebagaimana tertuang dalam surat
Pernyataan Tertanggal 15 Januari 2016 yang di buat oleh kedua belah pihak di
hadapan Lurah Pauwo, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango adalah Sah
dan memiliki kekuatan hukum mengikat bahwa Tergugat memiliki hutang kepada
Penggugat sejumlah Rp 75.000.000 (tujuh puluh lima juta rupiah);
3. Menyatakan Tergugat telah melakukan Perbuatan Wanprestasi/Ingkar janji;
4. Menghukum Tergugat untuk memenuhi isi Perjanjian sebagaimana yang tertuang
dalam Surat Pernyataan Tertanggal 15 Januari 2016 sejumlah
75.000.000 (tujuh puluh lima juta rupiah) dengan jaminan rumah dan tanah milik
Tergugat;
5. Menghukum Tergugat untuk tunduk dan patuh terhadap putusan ini;
6. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya; ini sejumlah Rp. 416.000,00 (empat
ratus enam belas ribu rupiah);
G. Analisis Tinjauan Yuridis Kasus
Perjanjian diatur dalam pasal 1313 KUH Perdata mengatur bahwa suatu perjanjian adalah
“suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
orang atau lebih.”1 Pasal ini menerangkan secara sederhana tentang pengertian perjanjian
yang menggambarkan tentang adanya dua pihak yang saling mengikatkan diri. Buku III
KUH Perdata mengatur perihal hubungan hukum antara orang dengan orang (hak-hak
perseorangan), meskipun mungkin yang menjadi obyek juga suatu benda. Sebagaian besar
buku III KUH Perdata ditujukan pada perikatan yang timbul dari persetujuan atau perjanjian,
1
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Jakarta : PT. Pradnya Paramita,
2004), hal. 338
jadi berikan hukum perjanjian. Perikatan merupakan suatu pengertian abstrak, sedangkan
perjanjian adalah suatu peristiwa hukum yang konkrit. 2 Perjanjian berisi kaidah tentang apa
yang harus dilakukan oleh kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian. Perjanjian berisi
hak dan kewajiban kedua belah pihak yang harus dilaksanakan. Perjanjian tersebut dikatakan
sah jika memenuhi beberapa syarat yang telah ditentukan oleh undang-undang sehingga
diakui oleh hukum. Menurut Pasal 1320 KUH Perdata, suatu perjanjian itu sah harus
terpenuhi 4 syarat, yaitu:
a) Adanya kesepakatan
b) Kecakapan untuk membuat perjanjian
c) Adanya suatu hal tertentu
d) Adanya causa yang halal.
Dua syarat yang pertama dinamakan syarat subjektif, mengenai orangorangnya atau
subjek yang mengadakan perjanjian, sedangkan dua syarat yang terakhir adalah syarat
objektig mengenai perjanjian atau objektif mengenai perjanjiannya atau objek dari perbuatan
hukum yang dilakukan. Syarat pertama dan kedua pasal 1320 KUHPerdata disebut syarat
subjektif, karena melekat pada diri orang yang menjadi subjek perjanjian. Jika tidak
dimintakan pembatalan kepada hakim, perjanjian tersebut mengikat kepada para pihak,
walaupun diancam pembatalan sebelum waktunya. Syarat ketiga dan keempat pasal 1320
KUHPerdata disebut syarat objektif, karena mengenai sesuatu yang menjadi objek
perjanjian. Jika syarat ini tidak dipenuhi, perjanjian batal. Wanprestasi adalah tidak
memenuhi atau lalai melaksanakan kewajiban sebagaimana yang ditentukan dalam
perjanjian yang dibuat antara kreditur dengan debitur.3 Wanprestasi atau tidak dipenuhinya
janji dapat terjadi baik karena disengaja maupun tidak disengaja.4 Seorang debitur dikatakan
lalai, apabila ia tidak memenuhi kewajibannya atau terlambat memenuhinya tetapi tidak
seperti yang telah diperjanjikan.5
Pada perkara NOMOR 42/Pdt.G/2020/PN Gto Bahwa pada sekitar tahun 2014 Tergugat
telah meminjam uang dari Penggugat sebesar Rp.75.000.000,-(tujuh puluh lima juta rupiah),
dengan perjanjian akan dibayar oleh Tergugat dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh)

2
R. Subekti, Aneka Perjanjian, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1995). hal. 122.
3
Salim H.S, Pengantar Hukum Perdata Tertulis, (Jakarta: Rajawali Pres, 2008), hal. 180
4
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, (Jakarta: Rajawali Pers, 2007), hal. 74
5
R.Subekti, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Jakarta: PT. Arga Printing, 2007), hal. 146
hari setelah lebaran idul fitri tahun 2015, akan tetapi setelah tibah jangka waktu yang
dijanjikan tersebut, Tergugat belum juga membayar hutangnya oleh karena Tergugat belum
membayar hutangnya sebagaimana dalam jangka waktu yang dijanjikan tersebut, maka pada
tanggal 15 Januari 2016 Penggugat datang kerumah Tergugat di Kelurahan Pauwo
Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango untuk menagih hutang tersebut, akan tetapi
pada waktu Penggugat bertemu dengan Tergugat, pada waktu itu Tergugat menyampaikan
kepada Penggugat bahwa Tergugat belum mempunyai uang untuk melunasi hutang
penggugat tersebut, sehingga pada waktu itu Penggugat Langsung datang Kekantor
kelurahan untuk mengadukan permasalahan ini kepada Kepala kelurahan, dengan adanya
aduan Penggugat tersebut maka diudanglah Tergugat.
Berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Gorontalo tersebut diatas, jelas bahwa perjanjian
utang piutang yang dibuat oleh pihak Penggugat dan Tergugat adalah sah berdasarkan
hukum telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam KUHPerdata. Demikian halnya
dengan perbuatan wanprestasi yang dilakukan dalam hal ini dilakukan oleh pihak debitur
dengan tidak melunasi kewajibannya untuk membayar utang sebagaimana yang telah
diperjanjikan Terhadap wanprestasi yang dilakukan oleh tergugat menimbulkan suatu
tanggung jawab hukum yang harus diterimanya yaitu debitur dituntut untuk membayar ganti
rugi atas tidak terpenuhinya prestasi debitur tersebut. Yang menurut Pasal 1243 KUHPerdata
: “Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak dipenuhinya suatu perikatan mulai
diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan lalai, tetap lalai untuk memenuhi
perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat
diberikan atau dilakukannya dalam waktu yang melampaui waktu yang telah ditentukan.”
Ganti kerugian tersebut meliputi:
a) Ongkos atau biaya yang telah dikeluarkan;
b) Ganti kerugian atas kesalahan Tergugat (debitur);
c) Bunga atau keuntungan yang diharapkan.tidak mau melunasi pinjaman yang telah
dipinjamkan oleh penggugat dan debitur telah lalai dengan prestasinya.
Ganti rugi harus mempunyai langsung (hubungan kausal) dengan ingkar janji
sebagaimana dimaksud oleh ketentuan Pasal 1248 KUHPerdata dan kerugian dapat diduga
atau sepatutnya diduga pada saat waktu perikatan dibuat. Dalam kaitannya dengan
wanprestasi bahwa ada kemungkinan bahwa ingkar janji (wanprestasi) ini terjadi bukan
hanya karena kesalahan debitur (lalai atau kesengajaan), tetapi juga terjadi karena keadaan
memaksa. Kesengajaan adalah perbuatan yang diketahui dan dikehendaki, sedangkan
kelalaian adalah perbuatan yang mana si pembuatnya mengetahui akan kemungkinan
terjadinya akibat yang merugikan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai