Anda di halaman 1dari 13

Nama : Kurnia Sari

Nim : 01021181823020

MK : Seminar Teori Ekonomi

BAB 6 PRODUKSI

Teori Perusahaan yaitu teori yang menggambarkan bagaimana perusahaan membuat


keputusan produksi yang meminimalkan biaya dan bagaimana biaya yang timbul bervariasi
dengan outputnya.

Keputusan Produksi Suatu Perusahaan

Keputusan perusahaa serupa dengan keputusan pembelian konsumen dan dapat pula
ditelaah melalui tiga tahap:

1. Produksi : Kita memerlukan cara yang praktis untuk membuat input (seperti tenaga
kerja,modal dan bahan mentah) agar dapat diubah menjadi output (misalnya mobil dan
televesi). Seperti hanya konsumen dapat mencapai tingkat kepuasan dari membeli
beragam kombinasi barang,produsen juga dapat menghasilkan tingkat output tertentu
dengan menggunakan berbagai kombinasi input. Sebagai contoh, perusahaan elektronik
mungkin memproduksi 10.000 televisi perbulan dengan menggunakan tenaga kerja yang
cukup (misalnya tenaga kerja yang merakit televise dengan tangan) dan modal yang
sedikit, atau dengan membangun pabrik terotomatisasi padat-modal dan menggunakan
sedikit tenaga kerja.
2. Kendala Biaya : Perusahaan harus mempertimbangkan harga tenaga kerja,modal dan
input lain. Seperti halnya konsumen yang terkendala oleh keterbatasan anggaran,
perusahaan harus memperhatikan biaya produksinya. Sebagai contoh,perusahaan yang
memproduksi 10.000 televisinper bulan ingin melakukannya sedemikian rupa sehingga
meminimalkan biaya produksi totalnya,yang diketahui (sebagian) melalui harga-harga
dari berbagai input yang diinginkan.
3. Pilihan Input : Dengan teknologi produksi dan harga tenaga kerja modal dan imput
lain ,perusahaan harus memilih kuantitas dari setiap input yang digunakan untuk produksi
seperti halnya kosumen membertimbangkan harga barang lain ketika memutuskan
kuantitas dan setiap barang yang harus dibeli.perusahaan juga harus mepertimbangkan
harga berbagai input ketika memutuskan brapa banyak kuantitas dari setiap input yang
digunkan jika suatupersahaan ini mungkin memutuskan untukmem produksi televisi
dengan menggunakan jumlah tenaga kerja yang besar sehingga hanya menggunakan
sedikit modal.
Ketiga langkah ini merupakan fondasi teori perusahaan.
6.1. Perusahaan dan Keputusan Produksi

Sebelum pertengahan tahun 1800-an hamper seluruhh produksi dilakukan oleh


petani,pengrajin,individu yang menjahit kain dan membuat pakaian dan pedagang, juga saudagar
yang membeli dan menjual berbagai barang. Hal ini memang terjadi di AS, Eropa, dan setiap
tempat manapun didunia. Konsep perusahaan-dikelola oleh manajer yang terpisah dari pemilik
perusahaan, dan yang merekrut dan mengatur sejumlah besar tenaga kerja-bahkan belum muncul
sama sekali. Korporasi modern baru muncul pada paruh akhir abad ke -19.

Kini kita menggangap perusahaan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Sulit kita
bayangkan produksi mobil tanpa perusahaan besar seperti Ford dan Toyota, produksi minyak
bumi dan gas alam tanpa perusahaan seperti Exxon-Mobil dan Shll atau bahkan produksi sereal
makanan tanpa perusahaan Kellogg dan General Mills.

Mengapa Perusahaan Muncul?

Perusahaan menawarkan semacam koordinasi yang merupakan elemen penting dan akan
sangat kehilangan jika Tenaga beroperasi secara independen. Perusahaan menghilang kebutuhan
setiap tenaga kerja untuk menegosisasikan setiap tugas yang dia kerjakan, dan tawar menawar
biaya atas setiap tugas yang dikerjakan tersebut. Perusahaan dapat menghindari tawar menawar
semacam ini dengan memiliki manajer yang mengatur produksi para tenaga kerja berupah-
manajer memberitahukan tenaga kerja apa yang harus dilakukan dan kapan melakukannya dan
tenaga kerja (juga manajer itu sendiri) cukup diberkan upah mingguan atas bulanan.

Tentu saja, tidak jaminan bahwa perusahaan akan beroperasi secara efisien dan banyak
contoh yang menunjukan inefesiensi perusahaan. Manajer tidak selalu bisa mengawasi apa yang
dikerjakan karyawan, dan manajer itu sendiri terkadang membuat keputusan berdasarkan
kepentingannya sendiri, alih –alih kepentingan perusahaan. Akibatnya, teori perusahaan (dan
secara umum,ekonomi organisasi) telah menjadi bidang penting dalam penelitian mikroekonomi.
Teori tersebut memiliki aspek positif yang menjelaskan mengapa manajer dan tenaga kerja
berperilaku demikian, dan aspek normative (yang menjelaskan bagaimana perusahaan sebaiknya
diatur sehingga dapat beroperasi seefisien mungkin). Kita hanya menekankan bahwa perusahaan
muncul karena mereka memungkinkan barang dan jasa secara jauh lebih efisien.

Teknologi Produksi

Pada taraf yang paling mendasar, perusahaan menerima input dan mengubahnya menjadi
output (atau produk). Proses produksi ini yaitu mengubah input menjadi output, meupakan esensi
dari apa yang dilakukan oleh perusahaan, input, yang disebut dengan faktor produksi, meliputi
apa pun yang perusahaan gunakan sebagai bagian dari proses produksi. Dalam perusahaan roti,
misalnya input-inputnya anatar lain tenaga kerja;bahan mentah, seperti terigu dan gula dan
modal yang diinvestasikan dalam bentuk oven,mixer,dan peralatan lain yang dibutuhkan untuk
menghasilkan output seperti roti,kue dan pastry.

Input dapat dibagi kedalam kategori tenaga kerja,bahan mentah dan modal. Masing-
masing mungkin terbagi lagi menjadi beberapa bagian. Input tenaga kerja meliputi tenaga kerja
terampil(tukang kayu,insiyur) dan tenaga kerja tidak terampil(tenaga kerja bidang pertanian), dan
juga upaya kewirausahaan dari manajer perusahaan. Bahan mentah meliputi
baja,plastic,listrik,air dan barang lain yang dibeli dan diubah oleh perusahaan menjadi baranf
jadi. Modal meliputi lahan,bangunan,mesin dan peralatan lain dan juga persediaanya.

Fungsi Produksi

Fungsi produksi mengindikasikan output tertinggi q yang dapat diproduksi oleh


perusahaan atas setiap kombinasi spesifik input. Meskipun pada praktiknya perusahaan
menggunakan beragam jenis input,kita tetap menyederhanakan analisis dengan berfokus hanya
pada dua input,tenaga kerja L dan modal K. Kita kemudian dapat menuliskan fungsi produksi
tersebut sebagai

q = F(K,L)

persamaan ini menghubungkan kuantitas ouput dengan kuantitas dari dua input,modal dan tenaga
kerja.

Jangka Pendek Versus Jangka Panjang

Membutuhkan waktu bagi perusahaan untuk menyesuaikan inputnya untuk menghasilkan


produk dengan beragam jumlah tenaga kerja dan modal. Pabrik baru harus direncanakan dan
dibangun,kemudian mesin dan peralatan modal lain harus dipesan dan dikirimkan. Kegiatan
semacam ini dapat memakan waktu setahun atau lebih untuk bisa rampung. Akibatnya jika kita
mengamati keputusan produksi selama jangka waktu pendek, misalnya sebulan atau dua bulan
perusahaan sepertinya belum mampu menggantikan modal atas tenaga kerja.

Karena perusahaan harus mempertimbangkan apakah input dapat divariasikan atau tidak
dan kalaupun demikian, selama periode tertentu, penting untuk membedakan antara jangka
pendek dan jangka panjang ketika menganalisis produksi. Jangka Pendek merujuk pada periode
dimana kuantitas satu faktor produksi atau lebih tidak bisa berubah. Dengan kata lain, dalam
jangka pendek terdapat setidaknya satu faktor yang tidak bis berubah : faktor demikian disebut
dengan input tetap. Jangka Panjang adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk membuat
seluruh input berubah(variabel).

Seperti yang dapat diduga, jenis keputusan yang dapat dibuat perusahaan sangat berbeda
dalam jangka pendek ketimbang jangka panjang. Dalam jangka pendek,perusahaan mengubah
intensitas dimana mereka dapat mendayagunakan pabrik dan mesin yang ada. Dalam jangka
panjang perusahaan mengubah kapasitas pabrik. Seluruh input tetap pada jangka pendek
mencerminkan hasil dari keputusan jangka pendek sebelumnya yang didasarkan pada estiminasi
berapa banyak yang dapat diproduksi dan dijual perusahaan agar menguntungkan.

6.2. Produksi Dengan Satu Input Variabel (Tenaga Kerja).

Ketika memutuskan berapa banyak input tertentu yang harus dibeli,perusahaan harus
membandingkan manfaat yang timbul dengan biaya dari input tersebut. Terkadang berguna juga
untuk menganggap manfaat dan biaya sebagai elemen incremental dengan berfokus pada output
tambahan yang dihasilkan dari adanya tambahan incremental suatu input. Dalam situasi lain,
akan berguna untuk membuat perbandingan berdasarlan rata-ratanya dengan memerhatikan
pertambahan hasil yang substansi dari suatu input. Kita akan mengamati manfaat dan biaya
dalam kedua cara tersebut.

Ketika modal bersifat tetap dan tenaga kerja variabel, satu-satunya cara bagi perusaaan
agar dapat memproduksi lebih banyak output adalah dengan meningkatkan input tenaga
kerjanya. Bayangkan misalnya bahwa anda sedang mengelola sebuah pabrik pakaian. Meskipun
anda memiliki jumlah peralatan yang lengkap,anda dapat merekrut tenaga kerja lebih banyak
natau lebih sedikit untuk menjahit dan untuk menjalankan mesin. Untuk membuat keputusan ini,
anda perlu mengetahui berapa banyak output q bertambah(jika ada) ketika input tenga kerja L
meningkat.

Produk Rata-rata dan Marginal

Kontribusi yang diberikan tenaga kerja terhadap proses produksi dapat digambarkan melalui
ukuiran rata-rata dan marginal (atau incremental). Kolom keempat pada tabel dibawah
memperlihatkan produk rata-rata tenaga kerja (AP1) yang merupakan output per unit input tenaga
kerja. Produk rata-rata dihitung dengan membagi output total q dengan input total tenaga kerja L.
Produk rata-rata tenaga kerja mengukur produktivitas angkatan kerja perusahaan dalam hal
berapa banyak output yang dihasilkan setiap kerja secara rata-rata. Seperti contoh , produk rata-
rata awalnya meningkat tetapi menurun ketika input tenaga kerja melampaui empat.
Tabel 6.1 Produksi Dengan Satu Input Variabel
Jumlah tenaga Jumlah Modal Output Total Produk rata- Produk
kerja (L) (K) (q) rata Marginal
(q/l) (Δq/Δl)
0 10 0 0 0
1 10 10 10 10
2 10 30 15 20
3 10 60 20 30
4 10 80 20 20
5 10 95 19 15
6 10 108 18 13
7 10 112 16 4
8 10 112 14 0
9 10 108 12 -4
10 10 100 10 -8

Kolom kelima pada tabel diatas memperlihatkan produk marginal tenaga kerja (MP L). Ini
adalah output tambahan yang diproduksi ketika input tenaga kerja bertmabha 1 unit. Sebagai
contoh, dengan modal tetap sebesar 10 unit, ketika input tenaga kerja bertambah dari 2 menjadi
3,output total meningkat dari 30 menjadi 60 , sehingga memberikan output tambahan 30(yaitu
60-30) unit. Produk marginal tenaga kerja dapat ditulis sebagai Δq/ΔL dengan kata lain,
perubahan output Δq yang berasal dari penambahan 1 unit input tenaga kerja ΔL.

Ingat bahwa produk marginal tenaga kerja bergantung pada jumlah modal yang
digunakan jika input modal bertambah dari 10 menjadi 20 unit, produk marginal tenaga kerja
pasti akan meningkat. Karena penambahan tenaga kerja akan semakin produktif jika mereka
memiliki lebih banyak modal untuk digunakan seperti halnya produk rata-rata,produk marginal
pada awalnya meningkat kemudian menurun- dalam contoh ini , setelah unit ketiga dari tenaga
kerja. Secara singkat

Produk rata-rata tenaga kerja = output/input tenaga kerja = q/L

Produk marginal tenaga kerja = Perubahan output/perubahan input Tenaga kerja =Δq/ΔL

Kemiringan Kurva Produk

Gambar dibawah ini memperlihatkan kurva produk rata-rata dan marginal (satuan pada sumbu
vertical telah berubah dari output perbulan menjadi output per tenaga kerja perbulan). Amati
bahwa produk marginal bernilai positif selama output bertmabah terus, tetapi menjadi negative
ketika output berkurang.
Gambar 6.1 produksi dengan satu input

Kurva produk total pada (a)


D
Output per bulan memperlihatkan output yang dihasilkan
pada beragam jumlah input tenaga kerja.
C Produk rata-rata dan marginal pada (b)
Produk total dapat diperoleh (dengan menggunakan
data dari tabel 6.1) dari kurva produk
B total. Pada titik A di (a). Produk
marginalnya adalah 20 karena garis
singgung yang menyentuh kurva produk
A total memiliki kemiringan 20. Pada titik B
3 (a) 8 Tenaga kerja per bulan di (a) produk rata-rata tenaga kerja adalah
20, yang merupakan kemiringan garis dari
titik asal ke B. Produk rata-rata tenga kerja
pada titik C di (a) ditunjukan oleh
30 kemiringan garis 0C. Disebelah kiri titik E
Output
Produk rata-rata di (b),produk rata-rata danproduk rata-
pertenaga kerja
20 ratanya pun meningkat disebelah kanan E,
perbulan
produk marginal berada dibawah produk
rata-ratanya pun berkurang. Akibatnya E
10
mencerminkan titk dimana roduk rata-
Produk marginal rata dari produk marginal sama, ketika
produk rata-rata mencapai titik
3 4 (b) 8 Tenaga kerja perbulan maksimumnya.

Kurva Produk Rata-rata Tenaga Kerja

Hubungan geometris antara produk total dan kurva produk rata-rata dan marginal
diperlihatkan pada gambar kurva diatas 6.1 (a) produk rata-rata tenaga kerja adalah produk total
dibagi dengan kuantitas input tenaga kerja. Pada B misalnya produk rata-rata sama dengan
output 60 unit dibagi dengan input sebesar 3 unit, atau sama dengan 20 unit output per unit
tenaga kerja. Akan tetapi perbandingan ini sebenarnya adalah kemiringan garis yang berawal
dari titik B pada gambar 6.1 (a). Secara umum, produk rata-rata tenaga kerja ditunjukan oleh
kemiringangaris yang dibuat dari titik asal ke titik yang sesuai pada kurva produk total.
Kurva Produk Marginal Tenaga Kerja

Produk marginal tenaga kerja adalah perubahan produk total total yang diakibatkan dari
adanya penambahan satu unit tenaga kerja. Pada A misalnya, produk marginalnya adalah 20
karena garis singgungnya yang melewati kurva produk total memiliki kemiringan 20. Secara
umum produk marginal tenaga kerjapada suatu titik ditunjukan oleh kemiringan dari produk total
pada titik tersebut. Kita dapat melihat pada gambar 6.1 (b) bahwa produk marginal tenaga kerja
pada awalnya meningkat, mencapai puncaknya pada input 3, dan kemudian menurun saat kita
bergerak menaiki kurva produk total dari C dan D, ketika output total mencapai maksimum,
kemiringan garis singgung pada kurva produk adalah 0, demikian juga produk marginalnya jika
melebihi titik tersebut, produk marginal akan menjadi negative.

Hubungan antara Produk Rata-rata dan Marginal

Perhatikan hubungan grafis antara produk rata-rata dan marginal pada gambar kurva 6.1.
pada B, produk marginal tenaga kerja (kemiringan garis singgung terhadap kurva produk total
pada B-tidak ditunjukan dengan jelas) lebih besar daripada produk rata-ratanya (garis putus-
putus 0B). Akibatnya, produk rata-rata dan marginal tenaga kerja sama: meskipun produk rata-
rata adalah kemirigan garis dari titik asal, produk marginal adalah garis singgung terhadap kurva
produk total pada C (perhatikan kesamaan produk rata-rata dan marginal pada titik E dalam
gambar 6.1 (b). Terakhir saat kita bergerak melewati C menuju D, produk marginal berkurang
hingga lebih rendah daripada produk rata-rata.

Hukum Hasil Marginal yang Makin Menurun

Produk marginal yang tenaga kerja yang makin menurun (juga produk marginal input lain
yang makin menurun) berlaku bagi sebagian besar proses produksi. Hukum hasil marginal yang
makin menurun menyatakan bahwa ketika penggunaan suatu input meningkat pada penambahan
yang sama (dengan input lain tetapi), maka titik tertentu akan tercapai dimana hasil dari
penambahan input tersebut terhadap output akan berkurang, ketika tenaga kerja kecil (dan modal
tidak berubah, penambahan tenaga kerja akan menambah output secara signifikan, seringkali
karena tenaga kerja dimungkinkan untuk memfokuskan waktu pada spesialisasi tugas.

Hukum hasil marginal yang makin menurun biasanya berlaku dalamjangka pendek ketika
setidaknya salah satu input tidak berubah. Namun, hal ini juga bisa terjadi dalam jangka panjang.
Meskipun input berubah-ubah dalam jangka panjang, seorang manajer mungkin masih ingin
menganalisis pilihan produksi dimana satu input atau lebih tidak berubah. Anggapalah misalnya
bahwa hanya ada dua kapasitas pabrik yang layak dan bahwa manajemen harus memutuskan
pabrik yang mana yang harus dibangun. Dalam hal ini, pihak manajemen ingin mengetahui
kapan hukum hasil marjinal yang menurun mulai berlaku pada setiap opsi tersebut.

Jangan menyalahartikan hukum hasil marginal yang makin menurun dengan potensi
perubahan dalam kualiatas tenaga kerja ketika input tenaga kerja bertambahan(yang memang
akan terjadi misalnya jika tenaga kerja paling berkualifikasi direkrut diawal dan yang kurang ahli
di akhir). Selain itu jangan menyalahartikan juga hasil marginal yang makin menurun dengan
hasil negative. Hukum hasil marjinal yang makin menurun menggambarkan penurunan produk
marjinal tetapi bukan berarti negative.

Hukum hasil marjinal yang semakin menurun berlaku pada teknologi produksi tertentu. Akan
tetapi dari waktu ke waktu peneuan dan perbaikan teknologi lain akan memungkinkan
keseluruhan kurva produk total 6.1 (a) bergeser keatas sehingga output yang lebih banyak dapat
diproduksi dengan input yang sama. Gambar 6.2 memperlihatkan prinsip ini, pada awalnya
kurva output ditunjukan oleh O1 tetapi perbaikan teknologi memungkinka kurva tersebut bergeser
ke atas pertama O2 lalu ke O3.

Gambar 6.2. Dampak Perbaiki Teknologi


Output perperiode waktu
Produktivitas tenaga kerja (output perunit
C O3 tenaga kerja) dapat bertambah apabila
100 B terjadi perbaikan teknologi meskipun
O2
proses produksi apa pun memperlihatkan
50 A
adanya hasil yang berkurang dari input
O1 tenaga kerja. Begitu kita bergerak dari
titik A pada kurva O1 ke B pada kurva O2
dan ke C pada kurva O3 dari waktu ke
waktu, produktivitas tenaga kerja
0 6 7 8
meningkat.

Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas tenaga kerja dapat menjadi pembanding anatarindustri dan atas satu
industrusi selama periode waktu yang panjang. Tetapi produktivitas tenaga kerja sangat penting
terutama karena menentukan taraf hidup rill yang dapat dicapai suatu negara bagi
masyarakatnya.

Produktivitas dan Taraf Hidup

Terdapat kaitan sedehana anatar produktivitas tenaga kerja dan taraf hidup. Kita
mengetahui bahwa salah satu sumber pertumbuhan terpenting dalam produktivitas tenaga kerja
adalah pertumbuhan cadangan modal –yaitu jumlah total modal yang tersedia untuk digunakan
dalam produksi. Karena peningkatan modal berarti adanya peningkatan kualitas mesin, setiap
kerja dapat menghasilkan lebih banyak output untuk setiap jam kerja. Sumber pertumbuhan
penting lainnya dalam produktivitas tenaga kerja adalah perubahan teknologi – yakni
perkembangan teknologi baru yang memungkinkan tenaga kerja (dan faktor-faktor produksi lain)
untuk digunakan secara lebih efektivitas dan untuk menghasilkan barang baru dan lebih
berkualitas.

6.3. Produksi dengan Dua Variabel Input


Gambar 6.5 Produksi dengan Dua Variabel
 Isokuan
Isokuan produksi menunjukan berbagai
kombinasi input yang dibutuhkan
Modal E perusahaan untuk memproduksi sejumlah
5 output tertnetu . serangkaian isokuan atau
pertahun
peta isokuan menggambarkan fungsi
4 produksi perusahaan. Output bertambah
saat kita bergerak dari isokuan q1 (dimana
3 55 unit pertahun dihasilkan pada titiktitik
A B C
seperti A dan D), ke isokuan q2 (75 unit per
2 tahun pada titik-titik seperti B) dank e
Q3 -= 90 isokuan q3 (90 unit pertahun pada titik-titik
1 D
Q2 == 75 seperti C dan E).
Q1 = 55
1 2 3 Tenaga kerja pertahun

Peta Isokuan

Ketika sejumlah isokuan digabungkan pada satu grafik, kita menyebutkan grafik tersebut
sebagai peta isokuan. Gambar 6.5 menunjukan tiga dari banyak isokuan yang menjadikan peta
isokuan. Peta isokuan adalah adalah cara lain untuk menggambarkan fungsi utilitas. Setiap
isokuan sesuai dengan beragam tingkat output, dan tingkat output bertambah saat kita bergerak
menaiki kurva tersebut.
Fleksibilitas Input

Isokuan menunjukan fleksibilitas yang dimiliki perusahaan ketika membuat keputusan


produksi : mereka biasanya dapat memperoleh output tertentu dengan menyubsubsitikansatu
input atas input lainnya. Penting bagi manajer untuk memahami sifat fleksibilitas ini.

Hasil Marginal yang Makin Menurun

Meskipun tenaga kerja dan modal bersifat variabel dalam jangka panjang , penting bagi
perusahaan yang memilih bauran input yang optimal untuk memperkirakan apa yang terjadi pada
output ketika setiap input bertambah, dengan asumsi input lain bersifat tetap. Dengan demikian
terjadi hasil marginal yang semakin menurun dari tenaga kerja, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Karea penambahan satu faktor sembari mengasumsikan faktor lain
konstan akan menghasilkan output tambahan yang makin berkurang, kemiringan isokuan akan
menjadi lebih tajam seiring makin banyaknya modal ditambahkan untuk menggantikan tenaga
kerja dan menjadi lebih mendatar ketika tenaga kerja ditambahkan untuk menggantikan modal.

Terjadi juga hasil marginal yang makin menurun pada model. Dengan input tenaga kerja
tidak berubah, produk marginal modal berkurang ketika modal bertambah.

Subsitusi di Antara Input

Kemiringan dari setiap isokuan mengidentifikasikan bagaimana kuantitas satu input dapat
ditrade off atas kuantitas input lain, sementara output tidak berubah. Ketika tanda negative
diabaikan, kita menyebutkan kemiringan tersebut sebagai tingkat subsitusi teknis marginal
(marjinal rate of technical subsitition –MRTS). Tingkat subsitusi teknis marjinal dari tenaga
kerja atas modal merupakan jumlah dimana input modal dapat berkurang ketika tambahansatu
unit tenaga kerja digunakan,sehingga ouput tidak berubah . hal ini serupa dengan tingkat
subsitusi marginal (MRS) dalam teori konsumen. Ingat kembali pada bagian 3.1 bahwa MRS
menggambarkan bagaimana konsumen mensubsitusikan dua barang sembari tidak mengubah
tingkat kepuasan. Seperti halnya MRS,MRTS selalu bernilai positif

MRTS = -perubahan input modal / perubahan input tenaga kerja

= -ΔK/ΔL (untuk tingkat q yang tetap)

Dimana ΔK dan ΔL adalah perubahan kecil pada modal dan tenaga kerja sepanjang isokuan.
Gambar 6.6. Tingkat Subsitusi Teknis
Marginal
DK=3 Seperti halnya kurva indiferensi
Modal Pertahun isokuan memiliki kemiringan negative
DL=1
dan cenderung kemiringan isokuan
DK= i pada titik manapun mengukur tingkat
subsitusi teknis marginal yaitu
DL=1 DL =1 kemampuan perusahaan untuk
Q3 = 90
DK= y3 menggantikan modal dengan tenaga
DL=1 kerja sembari menjaga tingkat output
Q2 = 75 sama pada isoquan q2, MRTS turun
Q1 = 55 dari 2 ke 1 ke 2/3 ke 1/3.
Tenaga kerja pertahun

Fungsi Produksi –Dua kasus khusus

Fungsi produksi dengan proporsi tetap : fungsi produksi dengan isokuan berbentuk L,
sehingga hanya satu kombinasi tenaga kerja dan modal saja yang dapat digunakan untuk
memproduksi setiap tingkat output. Gambar 6.7. Isokuen ketika Dua Input
Modal Bersifat Subsitusi Sempurna
A
pertahun Ketika isokuan berbentuj garis lurus,
MRTS konstan. Dengan demikian tingkat
B dimana modal dan tenaga kerja dapat
disubsitusikan satu sama lain adalah
C sama tanpa memandang tingkat input
yang sedang digunakan. Titik A,B dan C
menggambarkan tiga kombinasi modal
Q1 Q2 Q3 tenaga kerja yang berbeda yang
Tenaga kerja pertahun menghasilkan outpu yang sama yaitu
Q3.

Pada kasus pertama, ditunjukan pada gambar diatas, input-input produksi bersifat
subsitusi sempurna satu sama lain. Di sini MRTS-nya konstan pada seluruh titik isokuan.
Akibatnya output yang sama (Katakanlah q3 dapat dihasilkan dengan sebagian besar modal
(pada A) sebagian besar tenaga kerja (pada c) atau dengan panduan seimbang kedua input (pada
B). Sebagai contoh alat music dapat dihasilkan seluruhnya dengan peralatan mesin atu dengan
sedikit alat dan tenaga kerja berkeahlian tingggi.
Gambar 6.8. Fungsi produksi dengan
proporsi tetap.
Modal pertahun
Ketika isokuan berbentuk L, berarti
hanya ada satu kombinasi tenaga
kerja dam modal yang dapat
C
Q3 digunakan untuk memproduksi output
Q2 tertentu (seperti yang ditunjukan titik
B A pada isokuan Q1. Titik B pada
K1 Q1
A isokuan q2 dan titik C pada isokuan
q3). Dengan menambah lebih banyak
tenaga kerja saja tidak akan
Tenaga kerja pertahun
L1 meningkatkan output, demikian
pulajika hanya menambahakan modal.

6.4. Skala Hasil

Skala hasil adalah adalah tingkat dimana output meningkat ketika input bertambah secara
proporsional. Terbagi menjadi

1. Skala hasil yang meningkat: situasi dimana output meningkat lebih dari sua kali lipat
ketika seluruh input bertambah dua kali lipat.
2. Skala hasil yang konstan ; situasi dimana output meningkatkan dua kali lipat ketika
seluruh input bertambah dua kali lipat.
3. Skala hasil yang menurun : situasi dimana output meningkat kurang dari dua kali lipat
ketika seluruh input bertambah dua kali lipat. Tenaga kerja (jam)

Modal (jam mesin)

Modal (jam mesin) 6

4 30
2 20
2
10
Tenaga kerja
0 5 10 15 0
5 10
Tenaga kerja (jam)
(a) (b)
Gambar 6.10 Skala Hasil

Ketika proses produksi suatu perusahaan menujukan skala hasil yang konstan seperti
yang diperlihatkan oleh pergerakan disepanjang garis 0A pada bagian (a), kurva
isokuan berjarak sama ketika output bertambah secara proposional. Namun ketika
terjadi skala hasil yang meningkat seperti pada bab (b) isokuan makin mendekat
jaraknya ketika input bertambah disepanjang garis.

Mendeskripsikan Skala Hasil

Skala hasil tidak harus seragam untuk seluruh kemungkinan tingkat output. Sebagai
contoh, pada tingkat output yang lebih rendah, perusahaan bisaaja mengalami skala hasil yang
meningkatt, tetapi pada tingkat output yang lebih tinggi justru mengalami skala kecil yang konstan dan
pada akhirnya menurun.

Ada atau tidaknya skala hasil dapat dilihat secara grafis pada kedua bagian dalam
gambar 6.10. garis A0 dari titik asal pada setiap panel kedua menggambarkan proses produksi dimana
tenaga kerja dan modal digunakan sebagai input untuk menghasilkan berbagai tinggi output pada rasio 5
jam kerja dan 2 mesin. Pada gambar 6.10 (a) fungsi produksi mesin menunjukan skala hasil yang
konstan. Ketika 5 jam kerja dan 2 jam mesin digunakan output 10 unit unit pun dihasilakan. Ketika kedua
input dilipatgandakan, output meningkat dua kali lipat dari 10 menjadi 20 unit; ketika kedua input
bertambah tiga kali lipat, output juga meningkat tiga kali lipat, dari 10 menjadi 30 unit. Dengan bahasa
lain, kedua input yang bertambah dua kali lipat dibutuhkan untuk menghasilkan 20 unit, dan tiga kalinya
untuk menghasilakan 30 unit.

Dalam gambar 6.10 (b) fungsi produksi perusahaan menujukan skala hasil yang
meningkat . sekarang isokuan makin mendekat saat kita menjauhi titik asal disepanjang garis 0A.
Akibatnya, kurang dari dua kali lipat kedua input bisa meningkatkan produksi dari 10 unit menjadi 20
unit; dan kurang dari tiga kali lipat input bisa menghasilkan output sebesar 30 unit. Kebalikannya akan
berlaku jika fungsi produksi menunjukanskala hasil yang makin menurun(tidak ditunjukan disini).
Dengan adanya hasil yang makin berkurang ini, isokuan makin menjauh satu sama lain ketika output
meningkat secara proposional.

Skala hasil sangat bervariasi antara perusahaan dan industry. Dengan menggangap
variabel lain konstan, makin besar skala hasil, maka makin besar kapasitas perusahaan dalam suatu
industry .

Sumber: Pindyck Robert S , Rubinfeld Daniel L. 2012. Mikroekonomi. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai