- Pertukaran sosial dalam program inovasi sosial superman sumanding csr pln uik tjb
o Kualitatif
o Teori
Pertukaran sosial
KONSEP FIX
Judul:
INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PROGRAM CSR SAMBUNG LISTRIK GRATIS TAHUN 2022 DESA
KEDUNGLEPER OLEH PT PLN (PERSERO) UIK TJB
Konsep dan Teori:
- Konsep Kepuasan Pelayanan (SERVQUAL: a) Bukti fisik (tangibles); b) Reliabilitas (reliability); c)
Daya tanggap (responsiveness); d) Jaminan (assurance); dan e) Empati (emphaty)).
Teori Servqual adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan
Berry pada tahun 1985 yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan pada industri jasa.
Konsep Servqual terdiri dari lima dimensi yaitu keandalan (reliability), responsivitas
(responsiveness), jaminan (assurance), empati (empathy), dan penampilan fisik (tangibles).
Teori ini menjelaskan bahwa kepuasan pelanggan terhadap layanan dapat diukur melalui
perbandingan antara ekspektasi pelanggan dengan kinerja aktual.
Judul
INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PROGRAM CSR SAMBUNG LISTRIK GRATIS TAHUN 2022 DESA
KEDUNGLEPER OLEH PT PLN (PERSERO) UIK TJB
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks kepuasan masyarakat pada program CSR Sambung
Listrik Desa Kedungleper PT. PLN UIK TJB Jepara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kuantitatif yang bersifat deksriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan observasi dan kuesioner. Skala yang digunakan dalam kuesioner yaitu skala likert.
Jumlah responden pada penelitian ini yaitu sebanyak 32 responden. Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan Importance Performance Analysis (IPA). Penelitian ini menggunakan konsep
pemberdayaan masyarakat dari xxxxx. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil skor kepuasan
masyarakat berdasarkan peringkat diketahui terdapat nilai positif xx, nilai netral xx, dan nilai negatif xx.
Sedangkan hasil pengolahan data skor kepuasan masyarakat yang dilakukan menggunakan Importance
Performance Analysis (IPA) dalam kuadran kartesius diketahui terdapat xx atribut yang masuk kuadran
pertama, xx atribut yang masuk kuadran kedua, xx atribut yang masuk kuadran ketiga, dan xx atribut
yang masuk kuadran keempat.
Kata Kunci: Indeks Kepuasan Masyarakat, CSR, CSV
DAFTAR ISI
Bab I (Pendahuluan)
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
1.3.2. Tujuan Khusus
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
1.4.2. Manfaat Praktis
Bab II (Tinjauan Pustaka)
2.1. Penelitian Terdahulu
2.2. Definisi Konsep
2.2.1. Corporate Social Responsibility
2.2.2. Pemberdayaan
2.2.3. Pengembangan Masyarakat
2.2.4. Kualitas Pelayanan
2.2.5. Kepuasan
2.2.6. Indeks Kepuasan Masyarakat
2.3. Bagan kerangka pemikiran mengenai Indeks Kepuasan Masyarakat Pada Program CSR Sambung
Listrik Gratis Desa Kedungleper oleh PT PLN (Persero) UIK TJB
Uji Data
Untuk melakukan Importance Performance Analysis (IPA) dengan 32 responden menggunakan uji t non-
parametrik, dilakukan perbandingan antara skor kepentingan (importance) dan skor kinerja
(performance) pada setiap atribut yang diukur. Skor kepentingan mengindikasikan seberapa pentingnya
suatu atribut bagi responden, sedangkan skor kinerja mengindikasikan seberapa baik suatu atribut
dikerjakan oleh responden.
Pada dasarnya, IPA dilakukan untuk mengetahui atribut yang paling penting dan perlu ditingkatkan
kinerjanya. Dalam analisis tersebut, dibandingkan nilai rata-rata skor kepentingan dan skor kinerja pada
setiap atribut menggunakan uji t non-parametrik, seperti uji t Wilcoxon. Uji t non-parametrik ini
digunakan untuk membandingkan perbedaan skor kepentingan dan skor kinerja pada setiap atribut,
tanpa harus mengasumsikan distribusi normal pada data.
Dalam hal ini, data yang dibandingkan adalah perbedaan antara skor kepentingan dan skor kinerja pada
setiap atribut. Perbedaan ini kemudian diuji apakah signifikan atau tidak menggunakan uji t non-
parametrik. Hasil dari analisis IPA dapat digunakan untuk menentukan prioritas tindakan perbaikan atau
pengembangan pada atribut yang dianggap penting dan memiliki kinerja yang kurang memadai.
/
IPA menggunakan skor kepentingan dan skor kinerja pada setiap atribut yang diukur, dan kedua skor
tersebut diukur menggunakan skala ordinal atau interval, seperti skala likert. Kemudian, perbedaan
antara skor kepentingan dan skor kinerja pada setiap atribut diuji menggunakan uji t non-parametrik.
Skala likert masuk pada data ordinal
Rangkuman
Penelitian menggunakan skala likert (ordinal)
Hipotesis data bersifat beda atau tidak
Statistik non parametrik menggunakan uji t wilcoxon/paired t test
Sequential explanatory design (creswell)
The embedded design (creswell)
/
Uji t adalah salah satu jenis uji statistik yang digunakan untuk menentukan apakah perbedaan antara
dua kelompok data itu signifikan atau tidak. Uji t dapat digunakan untuk menganalisis data yang diambil
dari kelompok-kelompok yang berbeda atau sama. Uji t dapat memberikan informasi mengenai
seberapa besar perbedaan antara rata-rata kedua kelompok data tersebut dan seberapa signifikan
perbedaan tersebut.
Hipotesis yang diajukan pada uji t non-parametrik adalah sama dengan hipotesis pada uji t parametrik,
yaitu hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha).
Hipotesis nol pada uji t non-parametrik menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara
dua kelompok data. Sedangkan hipotesis alternatif menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan
antara dua kelompok data.
Prosedur pengujian hipotesis pada uji t non-parametrik mirip dengan uji t parametrik, namun
perbedaannya terletak pada penggunaan teknik perankingan (ranking) pada data, bukan penggunaan
nilai sebenarnya. Hasil dari uji t non-parametrik dinyatakan dalam bentuk nilai p yang dapat
dibandingkan dengan taraf signifikansi yang ditentukan. Jika nilai p lebih kecil dari taraf signifikansi,
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok data.
/
Penelitian ini membahas pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang dirasakan oleh
stakeholder masyarakat penerima manfaat pada atribut- atribut yang telah ditentukan, serta untuk
menentukan posisi atribut-atribut tersebut yang nantinya dapat digunakan untuk memetakan prioritas
perbaikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Importance Performance Analysis.
Penelitian Terdahulu yg Menggunakan Uji T dan Hipotesis
Bismillah FIX
Pendekatan tindakan komunikatif Habermas dapat digunakan untuk mengkaji dimensi kualitatif dari
skripsi "importance performance analysis program sambung listrik gratis" dengan pendekatan mixed
sequential explanatory method. Berikut adalah metode pengambilan data, penentuan sampling
informan, informan yang diperlukan, dan analisis data yang dapat digunakan:
Metode Pengambilan Data:
Untuk mengumpulkan data kualitatif, dapat dilakukan wawancara terstruktur dengan informan yang
relevan. Wawancara dapat dilakukan secara tatap muka atau melalui telepon. Informan yang dipilih
adalah pihak-pihak terkait dengan program CSR sambung listrik gratis, seperti pemerintah setempat,
tokoh masyarakat, petugas lapangan, atau penerima manfaat. Wawancara dilakukan dengan
menggunakan panduan pertanyaan terstruktur yang relevan dengan tujuan penelitian.
Penentuan Sampling Informan:
Untuk penentuan sampling informan, dapat digunakan teknik purposive sampling. Informan dipilih
berdasarkan kriteria tertentu, seperti keterlibatan dalam program CSR sambung listrik gratis atau
memiliki pengalaman dalam menggunakan program tersebut. Jumlah informan yang diperlukan dapat
ditentukan berdasarkan metode saturation point, yaitu saat data yang diperoleh telah mencapai titik
jenuh dan tidak ada lagi informasi baru yang ditemukan.
Analisis Data:
Data yang diperoleh dari wawancara dapat dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis isi
(content analysis). Pertama, transkripsi wawancara dibuat untuk memudahkan analisis data.
Selanjutnya, unit-unit analisis seperti tema dan kategori diidentifikasi dari data transkripsi. Hasil analisis
dapat diintegrasikan dengan data kuantitatif dan digunakan untuk menjelaskan temuan penelitian
secara lebih rinci.
/
Rumusan Masalah Kualitatif: Bagaimana persepsi masyarakat terhadap program sambung listrik gratis
yang diselenggarakan oleh pemerintah, serta apa yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan program tersebut dari sudut pandang komunikatif?
Rumusan masalah kuantitatif pada skripsi "importance performance analysis program sambung listrik
gratis" dengan pendekatan mixed sequential explanatory method, dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Seberapa penting dan seberapa baik kinerja program sambung listrik gratis dari perspektif
pelanggan?
2. Apakah terdapat perbedaan signifikan antara tingkat kepentingan dan kinerja program sambung
listrik gratis dari perspektif pelanggan?
3. Faktor apa saja yang paling mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap program sambung
listrik gratis?
Rumusan masalah tersebut dapat dijawab dengan menggunakan data kuantitatif berupa skala likert
pada 12 atribut servqual yang diisi oleh 30 responden.
Metode Pengambilan Data: Untuk mengumpulkan data kualitatif, dapat dilakukan wawancara dengan
informan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang relevan dengan program sambung listrik
gratis, seperti pihak pemerintah yang terlibat dalam program tersebut, masyarakat yang telah mengikuti
program, serta ahli atau pakar yang memiliki pemahaman tentang isu-isu terkait.
Penentuan Sampling Informan: Penentuan sampling informan dapat dilakukan dengan menggunakan
teknik purposive sampling, yaitu dengan memilih informan yang memiliki karakteristik yang relevan
dengan masalah penelitian, seperti pihak pemerintah yang terlibat dalam program, masyarakat yang
telah mengikuti program, serta ahli atau pakar yang memiliki pemahaman tentang isu-isu terkait.
Informan yang Diperlukan:
1. Pihak pemerintah yang terlibat dalam program sambung listrik gratis
2. Masyarakat yang telah mengikuti program sambung listrik gratis
3. Ahli atau pakar di bidang energi listrik atau sosiologi ekonomi yang memiliki pemahaman
tentang isu-isu terkait program sambung listrik gratis.
Pertanyaan Wawancara:
1. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu mengenai program sambung listrik gratis yang
diselenggarakan oleh pemerintah?
2. Menurut Bapak/Ibu, apa yang menjadi faktor-faktor keberhasilan program sambung listrik gratis
dari sudut pandang komunikatif?
3. Bagaimana Bapak/Ibu melihat komunikasi antara pihak pemerintah dengan masyarakat dalam
pelaksanaan program sambung listrik gratis?
4. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program sambung listrik gratis dari
sudut pandang komunikatif?
5. Menurut Bapak/Ibu, apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan program
sambung listrik gratis dari sudut pandang komunikatif?