Anda di halaman 1dari 21

16/04/2023

Perancangan Geometrik Jalan


Dien Fahriyandy, S.T, M.P.Sc, M.Eng

Aspek Penilaian

• Kehadiran (>=9x = 100%)  10%


• Tugas (PR, tugas harian)  20%
• UTS  30%
• UAS  40%

1
16/04/2023

Time Line

Alinemen Vertikal
Hubungan Alinemen
Pengantar Alinemen
UTS Horsontal dan Vertikal UAS
Horisontal
Bangunan Pelengkap
Jalan

Tugas Besar

• Asisten: Dimas Purnamasyah


• Tugas: Akan diinfokan minggu ketiga

2
16/04/2023

Jadwal Perkuliahan

• Jum’at, 08:00-9:30  Kamis, 15:30-17:00 WIB

Referensi:

• Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Silvia Sukirman, Nova, Bandung


• Perancangan Geometrik Jalan-Standar dan Dasar-Dasar Perencanaan,
Suwardo dan Iman Haryanto, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
• Tugas Besar Perancangan Geometrik Jalan
• Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya No. 13/1970, Direktorat
Jendral Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik,
Jakarta

3
16/04/2023

Apa yang akan dipelajari?

1. Berbagai pengertian terkait geometrik jalan


2. Memahami bagian utama geometrik jalan raya
3. Langkah-langkah merancang geometrik jalan
4. Menggambarkan alinemen horizontal, alinemen vertikal dan diagram
super elevasi
5. Menghitung pekerjaan galian dan timbunan

Bab I
Maksud Pembuatan Prasarana Jalan

1. Definisi lalu lintas


2. Lalu lintas darat
3. Jalan sebagai prasarana lalu lintas darat
4. Maksud/tujuan dibangunnya prasarana jalan

4
16/04/2023

Persyaratan yang Harus dipenuhi Prasarana


Jalan
Empat faktor yang harus dipenuhi agar maksud pembuatan prasarana jalan
dapat dicapai:
1. Nyaman: tingkat kelandaian alinemen vertikal dan desain alinemen
horizontalnya;
2. Aman: penentuan kecepatan rencana, pemasangan berbagai pengaman
pada geometrik jalan yang ada;
3. Lancar: Pemasangan rambu-rambu lalu lintas untuk meningkatkan
kelancaran lalu lintas;
4. Ekonomis: terkait dengan efisiensi biaya perjalanan (menekan waktu
perjalanan, biaya operasional kendaraan, dan biaya lain terkait ekonomi
transportasi)

5
16/04/2023

Klasifikasi Jalan
Penggolongan menurut PP No. 26/1985:
a. Menurut Peranan: Jalan Arteri, Jalan Kolektor dan Jalan Lokal
b. Menurut Wewenang Pembinaan: Jalan Nasional, Jalan Provinsi, Jalan
Kabupaten/Kotamadya, Jalan Desa dan Jalan Khusus

Penggolongan menurut Fungsinya:


a. Jalan Utama: melayani lalu lintas tinggi antara kota-kota yang penting,
atau antara pusat-pusat produksi dan pusat-pusat ekspor. Direncanakan
agar dapat melayani kendaraan yang melaju dengan cepat dan berat
b. Jalan Sekunder: melayani lalu lintas cukup tinggi antar kota-kota yang
penting dengan kota-kota yang lebih kecil, serta daerah-daerah sekitarnya
c. Jalan Penghubung: untuk aktifitas daerah dan sebagai penghubung antara
jalan-jalan daerah yang segolongan atau yang berlainan golongan

Klasifikasi Jalan
Dalam hubungannya dengan perencanaan geometrik, ketiga golongan
tersebut dibagi dalam kelas-kelas yang penerapannya sangat ditentukan oleh
besarnya perkiraan lalu lintas yang diharapkan pada jalan itu.
Jalan-jalan dibagi dalam kelas-kelas agar penerapannya berdasarkan fungsi,
pertimbangan besarnya volume serta sifat-sifat lalu lintas yang diharapkan
akan melalui atau menggunakan jalan itu. Volume lalu lintas dinyatakan dalam
satuan mobil penumpang (SMP) atau passenger car unit (PCU), yang
besarnya menunjukkan jumlah lalu lintas harian rata-rata (LHR) untuk dua
jurusan.
Dalam menghitung besarnya lalu lintas penerapan kelas jalan, kecuali untuk
kelas II C dan III, kendaraan tidak bermotor tidak diperhitungkan. Dan untuk
kelas I dan II A, sebagai perhitungan digunakan volume lalu lintas pada saat
sibuk. Volume waktu sibuk ini disebut volume tiap jam untuk perencanaan
(VJP).

6
16/04/2023

Klasifikasi Berdasarkan Kelas Jalan


a. Jalan Kelas I (MST >10 T): Untuk semua jalan utama dan diutamakan untuk
melayani lalu lintas cepat dan berat. Tidak terdapat kendaraan lambat dan tidak
bermotor, jalan raya yang berjalur banyak dengan perkerasan dari jenis terbaik,
atau lalu lintas dengan pelayanan tinggi
b. Jalan Kelas II (MST <= 10 T):
Kelas II A: jalan sekunder dua jalur atau lebih dengan permukaan jalan dari jenis
beton aspal (hotmix) atau setara. Komposisi lalu lintas terdapat kendaraan lambat,
tetapi tanpa kendaraan tak bermotor dan disediakan jalur sendiri;
Kelas II B: jalan sekunder dua jalur dengan permukaan jalan dari penetrasi
berganda atau setara. Komposisi lalu lintas terdapat kendaraan lambat, tetapi
tanpa kendaraan tak bermotor;
Kelas II C: jalan raya sekunder dua jalur dengan permukaan jalan dari penetrasi
tunggal. Komposisi lalu lintas terdapat kendaraan lambat dan kendaraan tak
bermotor;
c. Jalan Kelas III (MST <= 8 T): mencakup semua jalan-jalan penghubung dan
merupakan konstruksi jalur berjalur tunggal atau dua. Konstruksi permukaan
jalan paling tinggi adalah pelaburan dengan aspal.

Hubungan antara klasifikasi jalan dan jumlah lalu


lintas harian rata-rata (LHR) dalam satuan mobil
penumpang (SMP)
Klasifikasi Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) dalam
Fungsi Kelas SMP

Utama I > 20.000


Sekunder IIA 6.000 s.d 20.000
IIB 1.500 s.d 8.000
IIC < 2.000
Penghubung III -

7
16/04/2023

Keadaaan Topografi
Untuk memperkecil biaya pembangunan, suatu standar perlu disesuaikan
dengan keadaan topografi. Dalam hal ini jenis medan dibagi dalam tiga
golongan umum yang dibedakan menurut besarnya lereng melintang dalam
arah kurang lebih tegak lurus sumbu jalan raya.
Klasifikasi medan dan besarnya lereng melintang yang bersangkutan adalah
sebagai berikut:

Golongan Medan Lereng Melintang (%)


Datar 0 – 9,9
Perbukitan 9,9 – 24,9
Pegunungan > 25

Bagian-bagian Jalan
1. Daerah Manfaat Jalan (Damaja/Rumaja)
2. Daerah Milik Jalan (Damija/Rumija)
3. Daerah Pengawasan Jalan (Dawasja/Ruwasja)
4. Bangunan

8
16/04/2023

9
16/04/2023

10
16/04/2023

11
16/04/2023

12
16/04/2023

13
16/04/2023

14
16/04/2023

15
16/04/2023

Lebar Trotoar: 1,5 – 3,0 m

16
16/04/2023

Lebar Trotoar: 1,0 – 1,2 m

17
16/04/2023

18
16/04/2023

19
16/04/2023

20
16/04/2023

Standar Perencanaan Geometrik

21

Anda mungkin juga menyukai