Anda di halaman 1dari 6

P- ISSN: 2086-3071, E-ISSN: 2443-0900 Versi online:

Volume 9, Nomor 2, Juli 2018 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/5502

PENGALAMAN PESERTA JKN TERHADAP PELAYANAN BPJS DI


KOTA MALANG

The JKN Participants’ Experience on the BPJS Service in Malang Indonesia

Sunardi1, Faqih Ruhyanuddin2, Octavia Zuhdi3


1.2.3
Program Studi S-1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang
Kampus II, Jln. Bend. Sutami N0 188A Malang
Email : sunardinadhif@yahoo.co.id

ABSTRAK

Biaya pelayanan kesehatan yang di rasakan oleh masyarakat ekonomi menengah ke bawah masih
mahal membuat mereka sangat sulit untuk mencapai kesejahteraan kesehatan. Pemerintah
mengeluarkan kebijakan berupa Sistem Jaminan Sosial Nasional (JKN) yang diselenggarakan
melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib (mandatory). Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif design dengan in depth-interview.
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Dinoyo Kota Malang dan Klinik Griya Melati Diagnostic
Kota Malang dengan 10 partisipan yang telah menjadi peserta JKN melalui tehnik Purposive
Sampling. Tehnik analisa data menggunakan tehnik analisa data Colaizzi. Hasil wawancara yang
dilakukan pada partisipan adalah diidentifikasinya 6 tema, yaitu 1) Permasalahan dalam pelayanan
JKN; 2) Kelebihan JKN dalam pelayanan kesehatan;3) Pelayanan menggunakan JKN mendapat
perlakuan yang sama; 4) Program JKN hanya menanggung biaya pengobatan sebagian saja; 5)
Harapan masyarakat terhadap program JKN; 6) Peralihan Askes menjadi anggota BPJS.
Pengalaman partisipan terhadap pelayanan BPJS mayoritas adalah sangat membantu dalam
pelayanan kesehatan. Terdapat beberapa partisipan yang tidak puas akan kinerja BPJS dan
berharap program kedepannya akan lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan penelitian ini direkomendasikan bagi pemerintah untuk proaktif dalam mengawasi
dan mengevaluasi jalannya program BPJS.

Keywords: Pengalaman, Peserta JKN, Pelayanan BPJS

ABSTRACK
The cost of health services at the felt by middle-down economic community still expensive makes
them very difficult to achieve the welfare of health. The Government issued a policy Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) held through the mechanism of social health insurance that is
compulsory (mandatory). Research methods used in this research is descriptive-qualitative design
in depth-interviews. This research was conducted in Primary Clinic of Malang Dinoyo and Griya
Melati Diagnostic Malang with 10 participants who have become participants Purposive
Sampling techniques through JKN. Data analysis techniques using data analysis techniques
Colaizzi. The results of the interviews conducted on participants is diidentifikasinya 6 themes,
namely 1) problems in the service of JKN; 2) Excess JKN within health services; 3) Service to use
JKN got equal treatment; 4) Program JKN only bear the costs of the treatment in part only; 5)
expectations to JKN; 6) Transition Askes became member of the BPJS. The experience of the
participants against BPJS majority is very helpful in the Ministry of health. There are some
participants who are not satisfied will the performance of the Basic program and hope the BPJS
would be even better in providing health services. Based on these studies are recommended for the
Government to be proactive in supervising and evaluating the course of program BPJS.

Keywords: Participan’s experience, JKN, BPJS

Pengalaman Peserta JKN Terhadap Pelayanan BPJS Di Kota Malang


134
P- ISSN: 2086-3071, E-ISSN: 2443-0900 Versi online:
Volume 9, Nomor 2, Juli 2018 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/5502

PENDAHULUAN METODE PENELITIAN


Kemiskinan merupakan salah Penelitian ini menggunakan
satu hambatan terbesar bagi negara metode penelitian deskriptif-kualitatif.
berkembang untuk meningkatkan Penelitian kualitatif adalah metode
kesejahteraan dan kualitas hidup penelitian yang berlandaskan pada
rakyatnya. Tingkat kemiskinan juga filsafat postpositivisme, digunakan
menjadi penyebab masyarakat miskin untuk meneliti pada kondisi obyek yang
tidak mampu memenuhi kebutuhan akan alamiah (sebagai lawannya adalah
pelayanan kesehatan yang tergolong eksperimental) dimana peneliti adalah
mahal. Rendahnya status kesehatan sebagai instrumen kunci (Sugiyono,
masyarakat kurang mampu disebabkan 2012). Penelitian ini berfokus untuk
oleh terbatasnya akses terhadap menggambarkan dan memahami
pelayanan kesehatan karena kendala fenomena (konsep) dalam dunia sosial
biaya (Adisasmito, 2007; Tiyasasih, dari perspektif individu yang memiliki
2011). pengalaman dalam dunia sosial
Pasal 19 ayat (2) Undang- (Dharma, 2011). Menurut Sukardi tahun
Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang 2011, penelitian deskriptif yaitu metode
sistem jaminan sosial nasional juga yang berusaha menggambarkan dan
menyatakan bahwa “Jaminan kesehatan menginterpretasikan objek secara
diselenggarakan dengan tujuan sistematis dan dengan apa adanya.
menjamin agar peserta memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan HASIL DAN PEMBAHASAN
perlindungan dalam memenuhi Partisipan dalam penelitian ini
kebutuhan dasar kesehatan. Artinya adalah masyarakat yang sudah menjadi
bahwa kesehatan masyarakat benar- peserta BPJS yang mendapatkan
benar dilindungi oleh pemerintah pelayananan di Kota Malang diambil
dengan cara membayarkan biaya dari Puskesma Dinoyo dan Klinik Griya
kesehatan dengan uang anggaran dari Melati Diagnostic Kota Malang yang
pemerintah dan swadaya masyarakat. berjumlah 10 partisipan. Secara umum
Keputusan Menteri Kesehatan partisipan adalah masyarakat yang sudah
Republik Indonesia Nomor mendapatkan pengalaman tentang
455/Menkes/SK/XI/2013 tentang manfaat yang didapat dari penggunaan
Asosiasi Fasilitas Kesehatan, bahwa program BPJS.
asosiasi fasilitas kesehatan yang
melakukan negosiasi dengan BPJS Tabel 1. Karakteristik partisipan
dalam rangka menyelenggarakan JKN berdasarkan usia, dan lama menjadi
antara lain: Perhimpunan Rumah Sakit anggota BPJS di Kota Malang
Seluruh Indonesia; Asosiasi Dinas N Karakteri Mean Min Max St dev
Kesehatan Seluruh Indonesia; Asosiasi o stik
Klinik dan Perhimpunan Klinik dan 1 Usia 50,5 30 71 10,76
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer (Tahun)
Indonesia sebagai perwakilan klinik dan 2 Lama 8,3 3 11 3,56
menjadi
praktik perorangan dokter. Pelayanan
anggota
kesehatan belum semua sesuai yang (Bulan)
diinginkan sehingga seringkali Sumber data primer, April 2017
masyarakat peserta JKN mengalami
permasalahan di fasilitas JKN. Berdasarkan table 1 dijelaskan
Berdasarkan uraian di atas peneliti bahwa usia partisipan mempunyai rata-
bermasut melakukan pembuktian secara rata yaitu 51 tahun dari 10 partisipan
kualitatif dengan melakukan penelitian yang mengikuti penelitian ini, umur
dengan judul: “Pengalaman Masyarakat yang paling muda adalah 30 tahun dan
Peserta JKN terhadap pelayanan BPJS”. yang paling tua adalah 71 tahun.

Pengalaman Peserta JKN Terhadap Pelayanan BPJS Di Kota Malang


135
P- ISSN: 2086-3071, E-ISSN: 2443-0900 Versi online:
Volume 9, Nomor 2, Juli 2018 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/5502

Karakteristik selanjutnya yaitu lama Tabel 3. Domain Analisis


menjadi anggota BPJS di Kota Malang
rata-rata adalah selama 8 bulan, Sub Tema Tema
Prosedur pendaftaran
partisipan yang paling lama menjadi dan pelayanan
anggota BPJS adalah 11 bulan dan yang menggunakan BPJS
paling pendek adalah 3 bulan. yang sulit
Pelayanan kesehatan
Tabel 2 Karakteristik partisipan berdasarkan lanjutan harus dengan
agama, suku, pendidikan, dan pekerjaan di sistem rujukan
Kota Malang Hak peserta BPJS
yang tidak terpenuhi
Permasalahan dalam
semuanya
No Karaktersitik Frekuensi % Pelayanan JKN
Pelayanan yang
1 Agama: mengharuskan
- Islam 9 90 mengantri
- Kristen 1 10
Pembayaran denda
2 Suku
jika telat membayar
- Jawa 9 90
iuran
- Madura 1 10
Permasalahan yang
3 Pendidikan
dilaporkan atau
- SMP 2 20
disamapaikan
- SMA 5 50
- S1 3 30 Prosedur pendaftaran
dan pelayanan
4 Pekerjaan
kesehatan
- PNS 1 10
menggunakan JKN Kelebihan JKN dalam
- IRT 3 30
- Wiraswasta 3 30 mudah Pelayanan Kesehatan
- Petani 1 10 Pelayanan Kesehatan
- Pensiunan 1 10 yang didapat
sepenuhnya gratis
Sumber data primer, Desember 2017 Pelayanan Pelayanan
Menggunakan JKN Menggunakan JKN
Berdasarkan tabel 2 dijelaskan Mendapat Perlakuan Mendapat Perlakuan
bahwa hampir seluruhnya partisipan yang Sama yang Sama
beragama Islam yaitu 90 % dan hanya Program JKN Hanya Program JKN Hanya
Menanggung Biaya Menanggung Biaya
10% partisipan yang beragama Kristen, Pengobatan Sebagian Pengobatan Sebagian
mayoritas suku dari partisipan adalah Saja Saja
Jawa dan hanya satu partisipan yang Harapan untuk
berasal dari suku Madura. Karakteristik meningkatkan
partisipan berdasarkan pendidikan pelayanan administrasi
BPJS yang lebih baik, Harapan masyarakat
sangat bervariasi yaitu 2 orang Kartu Indonesia Sehat terhadap program JKN
berpendidikan SMP, 5 orang (KIS) yang kurang
berpendidikan SMA, dan Sarjana/S1 tersosialisasi dan
sebanyak 3 orang dari 10 partisipan kurang efektive.
yang mengikuti penelitian. Pekerjaan Peralihan Askes Peralihan Askes
Menjadi Anggota Menjadi Anggota BPJS
dari 10 partisipan juga bervariasi yaitu 1 BPJS
orang seorang PNS, 3 orang bekerja Sumber data primer, 2017
sebagai ibu rumah tangga, 3 orang
bekerja sebagai wiraswasta, 1 orang Permasalahan dalam Pelayanan JKN
sebagai petani, dan 1 orang terakhir Permasalahan dalam pelayanan
sebagai pensiunan. BPJS dapat ditemukan pada penelitian
ini dari proses pendaftaran menjadi
peserta JKN maupun pada pelayanan
pengobatan menggunakan kartu BPJS.
Permasalahan tersebut menimbulkan
masyarakat kesulitan untuk
mendapatkan layanan kesehatan yang
sesuai, ketika masyarakat kesulitan

Pengalaman Peserta JKN Terhadap Pelayanan BPJS Di Kota Malang


136
P- ISSN: 2086-3071, E-ISSN: 2443-0900 Versi online:
Volume 9, Nomor 2, Juli 2018 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/5502

mendapat layanan kesehatan maka untuk Biaya pengobatan yang semakin


mencapai derajat kesehatan akan sulit lama semakin mahal adalah masalah
untuk dicapai. yang utama untuk memenuhi
Penelitian yang dilakukan oleh kesejahteraan kesehatan. Permsalahan
Amalia, Purbolaksono, dan Nur tentang tersebut diatasi dengan program JKN ini
Jaminan Kesehatan untuk Masyarakat yang mengcover biaya pengobatan bagi
Miskin Kota: Dari Implementasi masyarakat yang kurang mampu.
Harapan Pembangunan Kesejahteraan Pengalaman yang dialami oleh 3
Paska Pilpres 2014 (Studi Kasus DKI partisipan mendapatkan pelayanan gratis
Jakarta) juga dijelaskan bahwa tanpa pungutan biaya apapun, partisipan
Keterbatasan infrastruktur penunjang tersebut sangat bersyukur sekali dengan
penerapan JKN adalah tantangan lain adanya program ini karena sangat
dari implementasi JKN. Terkait membantu dalam proses pengobatannya.
keterbatasan infrastruktur, jumlah loket
pendaftaran peserta pengguna JKN di Pelayanan Menggunakan JKN
RSUD-RSUD yang hanya 1 loket juga Mendapat Perlakuan yang Sama
dikeluhkan pengguna JKN. Hal ini Pelayanan kesehatan
menyebabkan masyarakat harus menggunakan BPJS yang didapatkan
mengantri lama sementara banyak oleh masyarakat sesuai dengan kelas
diantara masyarakat memerlukan pembayaran iuran, yaitu: 1) Sebesar
penanganan segera. Rp.25.5.00,- per orang perbulan dengan
Penelitian yang dilakukan oleh manfaat pelayanan di ruang Kelas III; 2)
Noviansyah, Kristiani, & Dewi, F. S. T. Sebesar Rp.42.500, per orang per bulan
(2006) tentang Persepsi Masyarakat dengan manfaat pelayanan perawatan
terhadap Program Jaminan Kesehatan kelas II; 3) Sebesar Rp.59.500, per
bagi Masyarakat Miskin, menjelaskan orang per bulan dengan manfaat
bahwa Persepsi masyarakat kota Metro pelayanan perawatan kelas I (BPJS
terhadap PJKMM bahwa program ini Kesehatan, 2014).
bermanfaat dalam menjalin Perlakuan yang didapatkan oleh
kesehatannya. Masyarakat mempunyai mayoritas partisipan tidak ada perbedaan
persepsi yang positif terhadap pelayanan dengan pasien yang tidak menggunakan
kesehatan di puskesmas, sementara layanan BPJS atau bayar mandiri,
persepsi masyarakat terhadap pelayanan palayanan yang didapat seperti umum.
kesehatan di rumah sakit untuk Ada satu partisipan yaitu partisipan ke
pelayanan petugasnya yang perlu 10 yang menjelaskan bahwa mendapat
ditingkatkan. perlakuan berbeda pada saat
menggunakan layanan BPJS,
Kelebihan JKN dalam pelayanan pengalaman tersebut terjadi pada saat
kesehatan partisipan 10 rawat inap di salah satu
Pengalaman berbeda pada Rumah sakit yang menyuruhnya untuk
prosedur pendaftaran dan pelayanan pulang paksa dengan alasan masa aktif
kesehatan menggunakan BPJS yang dari BPJS nya telah habis.
mudah juga dirasakan oleh beberapa Penjelasan tersebut tidak sesuai
partisipan. Penjelasan tersebut dengan Hak sebagai anggota BPJS yaitu
dikarenakan partisipan menganggap Memperoleh manfaat dan informasi
mengantri itu adalah hal yang biasa tentang hak dan kewajibanserta prosedur
demi mendapat pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan sesuai dengan
karena kita ketahui jumlah masyarakat ketentuan yang berlaku (BPJS
di kota malang adalah 835.082 jiwa Kesehatan, 2014). Peneliti berpendapat
(Sumber data: Seksi Kesehatan Dasar bahwa seharusnya pelayanan yang
dan Penunjang, Dinas Kesehatan didapat baik anggota BPJS maupun
Provinsi Jawa Timur 2012). tidak mendapatkan pelayanan yang
sama, agar tidak terjadi ketimpangan

Pengalaman Peserta JKN Terhadap Pelayanan BPJS Di Kota Malang


137
P- ISSN: 2086-3071, E-ISSN: 2443-0900 Versi online:
Volume 9, Nomor 2, Juli 2018 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/5502

sosial dan tercapai pemerataan dalam pemberian asuhan keperawatan


pelayanan kesehatan. dapat optimal dan memuaskan
masyarakat.
Program JKN Hanya Menanggung Berdasarkan penelitian yang
Biaya Pengobatan Sebagian dilakukan oleh Haeruddin (2010)
Pelayanan kesehatan yang tentang Pemeliharaan Kesehatan Bagi
didapatkan oleh partisipan kebanyakan Masyarakat Miskin Kota Yogyakarta,
masih memerlukan biaya tambahan, menjelaskan bahwa kendala yang
contohnya saja obat yang tidak termasuk bersumber dari pendataan (basis data
dalam daftar BPJS. Penjelasan tersebut yang tidak baku) persoalan data jumlah
disadari oleh hampir seluruh partisipan maupun identitas masyarakat yang
tetapi tidak membuatnya sebagai suatu masuk dalam kategori miskin di kota
kerugian, karena masyarakat merasa yogyakarta, dan barang kali juga di
dengan hanya membayar iuran akan daerah lain hampir sama, yakni terjadi
mendapatkan pelayanan yang sangat ketidak cocokan antara data Depkes
membantunya untuk memenuhi derajat Pusat (yang mendasarkan pada survei
kesehatan. BPS tahun yang sudah lewat) dengan
Penelitian yang dilakukan oleh keadaan sesungguhnya di lapangan,
Amalia, Purbolaksono, Nur tentang perbedaan ini akan sangat nampak
Jaminan Kesehatan untuk Masyarakat dampaknya pada tataran kelompok
Miskin Kota: Dari Implementasi masyarakat terbawah yakni RT, RW,
Harapan Pembangunan Kesejahteraan dan kelurahan.
Paska Pilpres 2014 (Studi Kasus DKI
Jakarta), dijelaskan bahwa Jaminan Peralihan Askes Menjadi Anggota BPJS
Kesehatan Nasional (JKN) tidak Masyarakat yang sebelumnya
mengganti seluruh klaim kesehatan, telah menjadi anggota Askes, syarat
seperti fasilitas sebelumnya baik untuk mendaftarkan sebagai anggota
Jamkesmas, Jamkesda maupun Kartu BPJS yaitu Pegawai Negeri Sipil
jakarta sehatdi provinsi DKI Jakarta. mengisi formulir daftar isian peserta
JKN hanya menanggung biaya (FDIP) yang di tanda tangani oleh
pengobatan sedangkan untuk obat- pimpinan unit kerja dan stempel unit
obatan tetap membayar. Padahal untuk kerja. Menunjukkan atau
penyakit tertentu biaya obatnya sangat memperlihatkan dokumen sebagai
mahal dan peserta JKN dari kalangan berikut: a) SK PNS terakhir; b) Daftar
miskin ini tidak sanggup membelinya. gaji yang dilegalisasi oleh pimpinan unit
kerja; c) KP4 yang dilegalisasi; d) KK
Harapan Masyarakat Terhadap dan KTP (di utamakan e-KTP); e) Akta
Program JKN kelahiran anak; f) Surat keterangan dari
Keinginan masyarakat terkait sekolah atau perguruan tinggi (bagi anak
pelayanan kesehatan maupun program berusia lebih dari 21-25 tahun) (BPJS
pemerintah kedepannya sangat Kesehatan, 2014).
bervariatif, kebanyakan dari partisipan Berdasarkan penjelasan diatas
menginginkan pelayanan yang lebih menjelaskan bahwa masyarakat yang
baik lagi dari segi administrasi, maupun masih sebagai anggota Askes dapat
perlakuan pelayanan kesehatan. Program memproses layanan kesehatan secara
JKN yang baru berjalan sejak 1 januari langsung tanpa mendaftarkan sebagai
2014 masih memunculkan berbagai anggota BPJS, dikarenakan peserta
masalah, diharapkan dengan berjalannya Askes sudah termasuk langsung menjadi
waktu dapat berbenah dan mampu anggota BPJS.
menciptakan pemerataan pelayanan
kesehatan di Indonesia. Harapan
selanjutnya adalah kualitas tenaga
kesehatan yang lebih profesional agar

Pengalaman Peserta JKN Terhadap Pelayanan BPJS Di Kota Malang


138
P- ISSN: 2086-3071, E-ISSN: 2443-0900 Versi online:
Volume 9, Nomor 2, Juli 2018 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/5502

terhadap program jaminan


SIMPULAN DAN SARAN kesehatan bagi masyarakat
Hasil penelitian yang dilakukan miskin. Berita kedokteran
pada partisipan tentang pengalaman masyarakat, 22(3), 115-123.
peserta JKN terhadap pelayanan BPJS
BPJS, Kesehatan. (2014). Panduan
dapat disimpulkan menjadi 6 tema yaitu:
Layanan Bagi Peserta BPJS
1) Permasalahan dalam pelayanan JKN.
Kesehatan. from https://bpjs-
2) Kelebihan JKN dalam pelayanan
kesehatan.go.id/bpjs/index.php/un
kesehatan 3) Pelayanan menggunakan
duh/index/5
JKN mendapat perlakuan yang sama. 4)
Program JKN hanya menanggung biaya Haeruddin. (2010). Jaminan
pengobatan sebagian saja. 5) Harapan Pemeliharaan Kesehatan bagi
masyarakat terhadap program JKN. 6) Masyarakat Miskin Kota
Peralihan askes menjadi anggota BPJS. Yogyakarta. Jurnal Demokrasi,
9(2), 149-166.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, Wiku. 2007. Sistem
Kesehatan, Rajawali Persada,
Jakarta
Sugiyono, 2010. Metode penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
Penerbit. ALFABETA.
Tiyasasih, Devitha Angesti. 2011.
Pelaksanaan penerapan pasal 29
ayat (1) huruf b UU nomor 44
tahun 2009 tentang Rumah Sakit
berkaitan dengan Perlindungan
Hukum bagi Pasien Pengguna
Jamkesmas (studi di RSUD dr. M.
Soewandhie Surabaya). Skripsi.
Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya Malang
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tantang Kesehatan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional
Dharma, (2011). Metodologi penelitian
keperawatan. Jakarta :CV. Trans
Info Media.
Sukardi. (2011). Metodologi penelitian
pendidikan : kompetensi dan
praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Noviansyah, Kristiani, & Dewi, F. S. T.
(2006). Persepsi masyarakat

Pengalaman Peserta JKN Terhadap Pelayanan BPJS Di Kota Malang


139

Anda mungkin juga menyukai