Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

RSUD KH. HAYYUNG


Jalan K.H. Abdul Kadir Kepulauan Selayar, KP 9281, Sulawesi selatan
Telepon (0414) 2313031

KEPUTUSAN
DIREKTUR RSUD KH. HAYYUNG KEP. SELAYAR
NOMOR : 188.4 / 212 / Bid – YANMED

TENTANG

KEBIJAKAN ASESMEN PASIEN


RSUD KH. HAYYUNG KEP. SELAYAR

DIREKTUR RSUD KH. HAYYUNG KEP. SELAYAR

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit,


diperlukan adanya Kebijakan Asesmen di RSUD KH. Hayyung Kep.
Selayar.
b. Bahwa sesuai dengan huruf a tersebut diatas perlu ditetapkan dalam
Surat Keputusan Direktur RSUD KH. Hayyung Kep. Selayar.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 27 tahun 1959 tentang Penetapan Undang-


undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II di Kalimantan sebagaimana Undang-undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktek Kedokteran;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan;
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah;
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2015
tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun
2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
11. Peraturan Bupati Selayar Nomor 69 Tahun 2014 tentang Rincian
Tugas Pokok dan Fungsi RSUD KH. Hayyung Kep. Selayar;
12. Peraturan Bupati Selayar Nomor 27 Tahun 2016 tentang Peraturan
Internal RSUD KH. Hayyung Kep. Selayar;
13. Keputusan Bupati Selayar Nomor 821.2/03/Bid I.1/BKD/2016 tentang
Pengangkatan/ Penunjukan dalam Jabatan Struktural Eselon III.a
Perangkat Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar.
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG KEBIJAKAN ASESMEN PASIEN


RSUD KH. HAYYUNG KEP. SELAYAR
KESATU : Kebijakan Asesmen Pasien RSUD KH. Hayyung Kep. Selayar
sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini.
KEDUA : Kebijakan Asesmen Pasien RSUD KH. Hayyung Kep. Selayar dijadikan
acuan dalam memberikan Pelayanan Pasien di RSUD KH. Hayyung Kep.
Selayar.
KETIGA : Biaya yang timbul sebagai akibat dikeluarkan keputusan ini dibebankan
pada Anggaran Pendapatan RSUD KH. Hayyung Kep. Selayar.
KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat hal-hal yang perlu penyempurnaan,
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya
.
Ditetapkan di : Selayar
Pada tanggal :

DIREKTUR
RSUD KH. HAYYUNG KEP. SELAYAR

HAZAIRIN NUR
NIP 197703172006041020
LAMPIRAN :
KEPUTUSAN DIREKTUR
RSUD KH HAYYUNG KEP. SELAYAR
NOMOR : 188.4/212/Bid - YANMED
TANGGAL :

KEBIJAKAN ASESMEN
RSUD KH. HAYYUNG KEP. SELAYAR

1. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan harus dilakukan asesmen awal dan berfokus untuk
mendapatkan informasi, menganalisis, membuat rencana pelayanan. (Isi format mengacu
pada Permenkes 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis)
2. Asesmen awal rawat inap dan rawat jalan di dokumentasi pada catatan rekam medis pasien.
3. Penyelesaian kelengkapan asesmen medis dan keperawatan setelah pasien diterima :
a. Berdasarkan tempat layanan :
- Poliklinik dalam waktu 2 jam
- IGD dalam waktu 1jam
- Rawat Inap 24 jam
- Instalasi HD 5 jam
b. Berdasarkan jenis/setting layanan :
- Asesmen Nyeri dalam waktu 1 jam
- Asesmen Risiko Jatuh dalam waktu 24 jam
- Asesmen Gizi dalam waktu 24 jam
c. Asesmen awal emergency dengan triase berdasarkan Australasian Triage Scale
- ATS 1 waktu tunggu maksimal immediate dengan label merah
- ATS 2 waktu tunggu maksimal 10 menit dengan label kuning
- ATS 3 waktu tunggu maksimal 30 menit dengan label kuning
- ATS 4 waktu tunggu maksimal 60 menit dengan label hijau
- ATS 5 waktu tunggu maksimal 120 menit dengan label hijau
- Meninggal dengan label hitam
4. Semua pasien baik rawat inap maupun rawat jalan harus dilakukan minimal asesmen oleh
dokter, staf keperawatan, ahli gizi, apoteker, fisioterapi.
5. Pasien gawat darurat dilakukan asesmen awal medis dan keperawatan berdasarkan
kebutuhan dan kondisinya.
6. Pada pasien gawat darurat bila tidak ada waktu untuk mencatat hasil asesmen maka dibuat
catatan ringkas diagnosa pra bedah.
7. Pasien rawat jalan dilakukan asesmen awal medis dan keperawatan.
8. Pasien rawat inap dilakukan asesmen awal rawat inap yang meliputi riwayat kesehatan, dan
pemeriksaan fisik, asesmen psikologis dan asesmen sosial ekonomi sesuai kebutuhannya.
9. Asesmen pra bedah ditetapkan sebelum tindakan pembedahan.
10. Pasien sebelum operasi dilakukan asesmen medis.
11. Asesmen medis pasien bedah dicatat sebelum operasi.
12. Kebutuhan medis dan keperawatan ditetapkan berdasarkan hasil asesmen awal.
13. Pelaksanaan asesmen medis oleh dokter.
14. Pelaksanaan asesmen keperawatan oleh perawat.
15. Semua pasien dilakukan asesmen gizi dan asesmen risiko jatuh.
16. Asesmen awal gizi dilakukan oleh staf keperawatan.
17. Pelaksanaan asesmen gizi lanjut oleh ahli gizi berdasarkan asesmen awal. Apabila pada
asesmen awal tidak didapatkan gangguan gizi maka reasesmen ahli gizi dilakukan setelah
pasien dirawat selama 7 hari.
18. Setiap pasien rawat inap dengan diit khusus mendapatkan asuhan gizi dan bila diperlukan
konseling gizi akan diusulkan kepada dokter yang merawat.
19. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan dilakukan asesmen nyeri pada saat asesmen awal
dan dilakukan asesmen ulang sesuai ketentuan panduan ulang asesmen nyeri.
20. Pasien yang teridentifikasi rasa sakit pada asesmen awal dilakukan asesmen lebih mendalam
sesuai dengan umur pasien dan pengukuran intensitas dan kualitas nyeri seperti karakter,
kekerapan / frekuensi, lokasi dan lamanya.
21. Penatalaksanaan nyeri dan asesmen ulang sesuai panduan nyeri, khusus pasien inpartu
manajemen dilakukan secara konservatif.
22. Asesmen awal medis dilakukan sebelum pasien rawat inap atau sebelum tindakan pada rawat
jalan tidak boleh lebih dari 30 hari, atau riwayat medis harus diperbaharui dan pemeriksaan
fisik telah diulangi.
23. Untuk asesmen kurang dari 30 hari bila ada perubahan kondisi yang signifikan harus dicatat.
24. Hasil asesmen dicatat dalam rekam medis untuk memudahkan asesmen ulang dan tindak
lanjutnya.
25. Semua pasien neonatus, wanita dalam proses melahirkan, ginekologi, mata, psikiatri,
terminal, rehabilitasi medik, hemodialisa dan geriatri dilakukan asesmen khusus.
26. Asesmen khusus yang dilakukan didalam rumah sakit dilengkapi dan dicatat dalam rekam
medis pasien.
27. Bila pasien teridentifikasi kebutuhan tambahan asesmen khusus, pasien dirujuk didalam atau
keluar rumah sakit.
28. Pasien yang akan meninggal dan keluarganya dilakukan asesmen dan asesmen ulang sesuai
kondisi, kondisi pasien diobservasi lebih intensif paling lama 30 menit sekali atau setiap ada
perubahan kondisi.
29. Ada proses untuk identifikasi pasien yang rencana pemulangannya kritis (Discharge).
30. Rencana pemulangan kritis bagi pasien kritis dimulai segera setelah diterima sebagai pasien
rawat inap.
31. Asesmen ulang dilakukan pada pasien untuk menentukan respon terhadap pengobatan.
32. Asesmen ulang sebagai dasar perencanaan pengobatan lanjutan atau pemulangan.
33. Asesmen ulang keperawatan dilakukan setiap pergantian shift jaga dengan memperhatikan
kondisi pasien dan bila terjadi perubahan yang signifikan, rencana asuhan, kebutuhan
individual.
34. Dokter melakukan asesmen ulang sekurang- kurangnya setiap hari selama fase akut dari
perawatan dan pengobatannya, untuk hari minggu dan libur asesmen ulang dilakukan oleh
dokter jaga.
35. Pada pasien non akut dengan kasus orthopedi pelaksanaan asesmen ulang medis sesuai
kondisi, untuk dokter memungkinkan dokter bisa kurang dari sekali sehari dan paling lama
2x24 jam dan pasien rehabilitasi medik asesmen ulang medis memungkinkan dokter bisa
kurang dari sekali sehari dan paling lama 6x24 jam.
36. Asesmen ulang gizi dilakukan oleh ahli gizi, dengan perincian:
a. Bila hasil asesmen ulang gizi risiko rendah ulangi skrining setiap 7 hari.
b. Bila hasil asesmen ulang gizi risiko menengah: monitoring asupan selama 3 hari, jika tidak
ada peningkatan, lanjutkan pengkajian dan ulangi skrining setiap 7 hari.
c. Bila hasil asesmen ulang gizi risiko tinggi: bekerjasama dengan Tim Dukungan Gizi/
Panitia Asuhan Gizi, upayakan peningkatan asupan gizi dan memberikan makanan sesuai
dengan daya terima, monitoring asupan makanan setiap hari, ulangi skrining setiap 7 hari.
37. Asesmen ulang farmasi dilakukan pada semua pasien intensif (ICU, ICCU), dan pasien
dengan komplikasi.
38. Asesmen ulang fisioterapi dilakukan pada semua pasien yang di konsulkan ke bagian
Rehabilitasi Medik.
39. Pelaksanaan asesmen ulang didokumentasikan dalam rekam pasien.
40. Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan diintegrasikan.
41. Para pemberi asuhan pasien bertanggung jawab atas pelayanan pasien diikutsertakan dalam
proses, dokter sebagai team leader.
42. Pelaksanaan pencatatan pada catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT).
43. Penyimpanan hasil asesmen pada tempat berstandar dan mudah di akses.
44. Kebutuhan pasien disusun skala prioritasnya berdasarkan hasil asesmen.
45. Pasien dan keluarga diberi informasi tentang hasil dari proses asesmen, diagnosis, rencana
pelayanan dan pengobatan, dan diikutsertakan dalam keputusan tentang prioritas kebutuhan.

DIREKTUR
RSUD KH. HAYYUNG KEP. SELAYAR

HAZAIRIN NUR
NIP 197703172006041020

Anda mungkin juga menyukai