Disusun oleh :
Coach, Mentor,
Coach, Mentor,
Penguji,
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan berlimpah
rahmat dan nikmat, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi dengan judul
“Optimalisasi Tenaga Kesehatan dalam Mengelola Troli Emergensi Menggunakan SOP di Rumah
Sakit Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu”. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW.
ii
Penulis menyadari bahwa rancangan ini dapat terwujud karena bantuan dan dorongan dari
banyak pihak. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu, membimbing, dan memberikan masukan dalam
penyelesaian laporan kegiatan aktualisasi ini, terutama kepada:
1. Ibu Nina Agustina, S.H., M.H., C.R.A selaku Bupati Indramayu
2. Bapak Hery Antasary, S.T., M.Dev.Plg. selaku kepala BPSDM Jawa Barat
3. Bapak Ari Risdianto, AP., M.Si., QGIA selaku Plt. kepala BKPSDM Kabupaten
Indramayu atas segala fasilitas yang diberikan selama kegiatan Latsar CPNS 2022
4. Bapak dr. Ndaru Takaryanto, MM selaku Direktur RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin
Indramayu atas segala dukungan dan fasilitas selama kegiatan Rancangan Aktualisasi
yang diberikan
5. Bapak DR. Wawan Suwandi, S.Pd., M.Pd. selaku coach atas semua inspirasi, dorongan,
masukan dan bimbingan serta motivasi dan waktu yang diberikan
6. Bapak dr. Nurpujianto Praba, MM selaku mentor atas segala dukungan arahan dan
bimbingan serta waktu yang diberikan
7. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan pengarahan terkait materi aktualisasi
8. Keluarga besar RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu atas dukungan dan
kerjasamanya
9. Ibu Siti Mahmudah dan Bapak Suharso, kedua orang tua penulis yang selalu
memberikan semangat dan do’a
10. Bapak Muhammad Fadli Amir dan Naura Zakiya Kamila, suami dan anak penulis yang
selalu memberikan semangat, motivasi, dan do’a yang tidak pernah hentiselama penulis
mengikuti Kegiatan Latsar CPNS
11. Teman – teman peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan 1 Pemerintah
Kabupaten Indramayu Tahun 2022
12. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian rancangan aktualisasi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan Rancangan Aktualisasi ini, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk kebaikan penulis dan
perbaikan dalam penulisan laporan yang akan datang.
iii
Indramayu, Juni 2022
Peserta Latsar Angkatan I CPNS
Kabupaten Indramayu Tahun 2022
DAFTAR ISI
iv
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...v
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………..1
1.2 Tujuan…………………………………………………………………....3
1.3 Manfaat…………………………………………………………………..3
1.4 Ruang Lingkup…………………………………………………………..4
BAB II PROFIL INSTANSI PESERTA…………………………………………….5
2.1 Profil Instansi…………………………………………………………...5
2.2 Profil Penulis…………………………………………………………...13
2.3 Role Model……………………………………………………………..15
2.4 Nilai – Nilai Dasar BerAkhlak…………………………………………17
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI………………………………………….20
3.1 Deskripsi Isu……………………………………………………………20
3.2 Penetapan Core Isu……………………………………………………..27
3.3 Analisis Faktor Penyebab Core Isu…………………………………….30
3.4 Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu………………………………..33
3.5 Rancangan Aktualisasi…………………………………………………36
3.6 Matrik Rekapitasi Rancangan Habituasi……………………………….47
3.7 Rencana Jadwal Kegiatan……………………………………………...47
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………...48
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………….48
4.2 Saran…………………………………………………………………...49
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………50
LAMPIRAN…………………………………………………….…………………..51
v
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. PNS
merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
pegawai ASN secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Untuk membentuk seorang PNS yang professional dan berkarakter, seorang PNS harus
mengikuti Pnedidikan dan Pelatihan Jabatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang
ditegaskan dalam Peraturan Kepala LAN Nomor 12 Tahun 2018. Seorang PNS yang
professional dan berkarakter diharapkan mampu menjalankan tugas dan fungsinyamenjadi
pelaksana kebijakan public, pelayan public, dan menjadi perekat dan pemersatu bangsa. Nilai
dasar ASN tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya yaitu dengan pembaharuan yang
lebih baik lagi dengan BerAKHLAK yaitu: Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Smart PNS juga berbeda dengan sebelumnya
ditahun ini yaitu dnegan memiliki sifat: Integritas, Nasionalisme, Profesionalisme, Wawasan
Global, IT dan Bahasa Asing, Hospitality, Networking, dan Enterprenership untuk
mewujudkan Indonesia Birokrasi 4.0 (Smart Government) dnegan cara: Percepatan
Pelayanan, Efisiensi Pelayanan, Akurasi Pelayanan, dan Fleksibilitas Kerja.
Rumah Sakit sebagai pelayanan public di bidang kesehatan. TRSalah satu dari bidang
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh profesi dokter di Rumah Sakit adalah melakukan
pelayanan medis terhadap pasien, membuat catatan medis pasien, melakukan intervensi
komplikasi penyakit, dan melakukan rehabilitative terhadap pasien. Dengan adanya upaya
optimalisasi pengelolaan troli emergensi mampu melaksanakan pelayanan medis dengan
cepat, efisien dan akurat sesuai dengan management ASN dalam pelayanan tindakan
emergensi di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu.
Salah satu tempat penyimpanan obat di Rumah Sakit adalah Troli Emergensi. Troli
Emergensi adalah troli yang biasa ditempatkan di ruang Instalasi Gawat Darurat, Instalasi
Bedah, dan disemua unit yang digunakan untuk menempatkan perlengkapan medis dan obat
penting yang dibutuhkan segera atau urgent. Dimana penggunaan troli emergensi sangat
1
berperan penting dalam hal kedaruratan pasien. Dimana penggunaan obat dan alat emeregnsi
dapat segera didapatkan dalam troli emergensi dalam waktu yang lebih cepat. Namun
optimalisasi penggunaan troli emergensi di RUS Mursyid Ibnu Syafiuddin belum optimal.
Sehingga penulis mempunyai gagasan untuk mengambil judul Belum Optimalnya Tenaga
Kesehatan dalam Mengelola Troli Emergensi dengan harapan agar setelah dilakukan
kegiatan ini dapat mengoptimalkan pengelolaan troli emergensi di Rumah Sakit Mursyid
Ibnu Syafiuddin Indramayu.
I. 2 Tujuan
Adapun tujuan yang didapat dari kegiatan rancangan aktualisasi dalam pelatihan dan
pendidikan CPNS sebagai Dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Mursid Ibnu Syafiuddin
Indramayu antara lain:
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum dari penyusunan laporan ini adalah sebagai aktualisasi nilai dasar
profesi ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik, dan perekat
dan pemersatu bangsa. Selain itu untuk mengaplikasikan nilai dasar ASN
BerAKHLAK dengan menjadi Smart ASN menuju Whole of Government;
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari aktualisasi ini adalah untuk mengoptimalkan pengelolaan troli
emergensi oleh tenaga kesehatan di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu.
I. 3 Manfaat
Berikut merupakan manfaat yang dapat penulis ambil dari hasil Core Isu yang diangkat oleh
penulis:
1 Manfaat bagi Penulis
Dapat meningkatkan pelayanan terhadap pasien secara cepat, efisien, dan tepat bagi
penulis yang berprofesi sebagai dokter dalam penanganan tindakan kegawat daruratan
terhadap pasien;
2 Manfaat bagi Instansi
Dapat membangun kerjasama antar tenaga kesehatan dalam satu ruangan dan dalam
berkoordinasi antar ruangan lain dalam mengelola Troli Emergensi di ruangan –
ruangan RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin dengan baik dan terorganisir
2
3 Manfaat bagi Masyarakat
Masyarakat mendapat pelayanan kesehatan atau penanganan medis di RSUD Mursyid
Ibnu Syafiuudin khususnya yang dalam keadaan gawat darurat yang membutuhkan
tindakan emergensi dengan lebih baik lagi dan lebih cepat.
I. 4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi yaitu Penggunaan Troli Emergensi di Ruangan RSUD
Mursyid Ibnu Syafiuddin sebagai tempat pelaksanaan kegiatan, Standar Operasional
Prosedur sebagai dasar kegiatan dan melibatkan para pemimpin, para teman sejawat, perawat
dan apotek untuk menghubungkan nilai BerAkhlak yang akan dilaksanakan kegiatan tersebut
pada bulan Juli.
3
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PESERTA
4
Tabel 2.1 Data Demografi Wilayah Sekitar RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Tahun 2019
No Kecamatan Luas Jumlah Jumlah Jarak dari Range
Wilayah Desa penduduk Kecamatan Aspek
(KM) Krangkeng Pasar
1 Krangkeng 6.114 11 64.262 0 1
2 Karangampel 2.950 11 63.512 6 1
3 Juntinyuat 5.087 12 79.140 11 1
4 Kedokan 3.209 7 45.066 12 1
Bunder
5 Kertasmaya 4.513 13 61.426 21 2
6 Jatibarang 4.379 15 70.592 22 2
7 Sliyeg 5.535 14 59.502 22 2
8 Sukagumiwang 3.712 7 37.785 28 3
9 Tukdana 4.669 13 51.406 29 3
10 Bamgodua 4.073 8 27.773 33 3
Jumlah Penduduk 560.862
5
9 Peraturan Bupati IndramaNomor 35 Tahun 2018 tentang Pembentukan, Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sakit Umum Daerah
Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu
10 Peraturan Bupati Nomor 2.1 Tahun 2019 tanggal 3 Januari 2019 tentang Penggunaan
Dana Operasional RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Krangkeng Indramayu
11 Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 503/004/VII/Yankes tentang Surat Izin
Operasional RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Klasifikasi Kelas D
12 Keputusan Bupati Indramayu Nomor 446/Kep.912-Dinkes/2019 Tanggal 17 Oktober
2019 tentang Penetapan Besaran Insentif bagi Dokter Spesialis PNS dan Non PNS
padaRSUD MIS Krangkeng Kabupaten Indramayu
13 Peraturan Bupati Nomor 26.3 tanggal 21 Oktober tahun 2019 tentang Rencana Strategis
UPTD RSUD MIS Krangkeng Indramayu
14 Peraturan Bupati Nomor 26.4.21 Oktober tahun 2019tentang Pola Tata Kelola UPTD
RSUD MIS Krangkeng Indramayu
15 Peraturan Bupati Indramayu Nomor 26.5 21 Oktober tahun 2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal UPTD RSUD MIS Krangkeng Indramayu
16 Peraturan Bupati Nomor 1 tanggal 2 Januari tahun 2020 tentang Penggunaan Dana
Operasional UPTD RSUD MIS Krangkeng Indramayu
17 Peraturan Bupati Nomor 2 tanggal 2 Jnauari tahun 2020 tentang Penetapan Tarif
Pelayanan pada UPTD RSUD MIS Krangkeng Indramayu
18 Keputusan Bupati Nomor 445/Kep.1-BKD/2020 tentang Penetapan Pola Keuangan
(PPK-BLUD) pada UPTD RSUD MIS Krangkeng Indramayu
19 Keputusan Bupati Indramayu Nomor 446/Kep.20a-RSUD/2020 tentang Penetapan
Besaran Insentif bagi Dokter Spesialis PNS dan Non PNS pada UPTD RSUD MIS
Krangkeng Indramayu
20 Peraturan Bupati Nomor 4 tanggal 2 Januari 2020 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
pada Layanan Umum Daerah (BLUD) UPTD RSUD MIS Krangkeng Indramayu
21 Keputusan Bupati Nomor 954/Kep.11/BKD/2020 tanggal 3 Januari 2020 tentang
Penunjukkan Pejabat Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran pada RSUD dan
Puskesmas dilingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu
6
22 Keputusan Bupati Indramayu Nomor 710/Kep.26-Itkab/2020 Tanggal 9 Januari tahun
2020 tentang Penetapan Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagi Penyelenggara Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah dilingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu
23 Keputusan Bupati Indramayu Nomor 71-/Kep.27-Itkab/2020 tanggal 9 Januari 2020
tentang Penunjukkan Pendamping (counterpart) Tim Penilaian Tingkat Maturitas
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Indramayu tahun 2020
24 Peraturan Bupati Indramayu Nomor 20A tanggal 14 Februari tahun 2020 tentang
Pedoman Pengelolaan Pegawai /Non PNS UPTD RSUD MIS Krangkeng Indramayu
25 Peraturan Bupati Indramayu Nomor 4.A tanggal 2 Juni 2020 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pada
UPTD RSUD MIS Krangkeng Indramayu
26 Peraturan Bupati Indramayu Nomor 55 tanggal 7 September 2020 tentang Pedoman
pengelolaan Keuangn Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pada UPTD RSUD MIS
Krangkeng Indramayu
e. Klasifikasi
Klasifikasi RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Krangkeng pada tanggal 16 Juli 2020
ditetapkan menjadi kelas D melalui keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor
503/004/VII/2020/Yankes tentang Surat Izin Operasional RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin
Krangkeng Indramayu Klasifikasi D Pratama.
7
g. Misi RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin terhadap Pemerintah Kabupaten Indramayu
Misi pemerintah Kabupaten Indramayu yang dikenal dengan Sapta Nata Mulia Jaya
atau tujuh penataan menuju mulia dan jaya, melalui misi kelima adalah meningkatkan
pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi. Salah satu upaya untuk
mempercepat terwujudnya Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Indramayu antara lain
yaitu Program Bebas Biaya Berobat Jalan, Rawat Inap, dan Persalinan di RSUD Mursyid
Ibnu Syafiuddin Krangkeng dalam mensukseskan visi misi tersebut maka terbentuk lah
misi pelayanan RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi berbasis
keselamatan pasien dan petugas
2. Menyediakan pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat
3. Menyelenggarakan tata kelola RS yang akuntabel, efektif, dan efisien
4. Meningkatkan kompetensi dan kinerja pegawai secara berkesinambungan
5. Menyelenggarakan sistem informasi dan manajemen Rumah Sakit yang handal
10
k. Struktur Organisasi RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu
Berdasarkan Keputusan Direktur RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Nomor 870/ /RSUD-MURSID tentang Struktur Organisasi
dan Pengelola RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Krangkeng Indramayu tanggal 2 Juni 2020.
l.
Direktur
m.
SPI
Komite
Rincian fungsi Dokter Ahli Pertama menurut PERMENPAN RB Nomor 139 Tahun 2003
yaitu:
1) Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama
12
2) Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama
3) Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh Dokter umum
4) Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh Dokter umum
5) Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana
6) Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang
7) Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
tingkat sederhana
8) Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap
9) Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
10) Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I
11) Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
12) Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I
13) Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu
14) Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
15) Melakukan pemeliharaan kesehatan anak
16) Melakukan pelayanan keluarga berencana
17) Melakukan pelayanan imunisasi
18) Melakukan pelayanan gizi
19) Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit
20) Melakukan penyuluhan medik
21) Membuat catatan medik rawat jalan
22) Membuat catatan medik rawat inap
23) Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
24) Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
25) Menguji kesehatan individu
26) Menjadi Tim Penguji Kesehatan
27) Melakukan visum et repertum tingkat sederhana
28) Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I
29) Menjadi saksi ahli
30) Menjadi saksi ahli mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan
31) Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium
32) Melakukan tugas jaga panggilan/on call
13
33) Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit
34) Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien
35) Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat sederhana
15
2.4 Nilai – Nilai Dasar BerAkhlak
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(PANRB) Nomor 20 Tahun 2021 tentang Emplementasi Core Valeu dan Employer Branding
ASN tanggal 26 Agustus 2021 tentang Nilai – Nilai Dasar BerAkhlak sebagai berikut:
a. Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Value ASN
BerAkhlak yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan
prima demi kepuasan masyarakat. Panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang
semestinya dipahami dan diimplementasikan oleh setiap ASN di Instansi tempatnya
bertugas, yang terdiri dari:
1. Memhami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
2. Ramah cekatan, solutif, dan dapat diandalkan;
3. Melakukan perbaikan tiada henti.
b. Akuntabel adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang atau instansi atau
organisasi yang memberikan amanat.
Amanah seorang ASN menurut SE Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang
sesuai dengan Core Values ASN BerAkhlak. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku
tersebut adalah:
1. Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin,
dan berintegritas tinggi;
2. Kemampuan menggunakan barang kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
3. Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi.
c. Kompeten yaitu terus belajar dan mengembangkan kapabilitas. Kompeten terkait dengan
perwujudan Kompetensi ASN dapat diperhatiakn dalam Surat Edaran PANRB Nomor 20
Tahun 2021 dalam poin 4, antara lain, disebutkan bahwa panduan perilaku (kode etik)
kompeten yaitu:
1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah;
2. Membantu orang lain belajar;
3. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
16
Perilaku kompeten ini sebagimana dalam poin 5 Surat Edaran Mentri PANRB menjadi
bagian dasar penguatan budaya kerja di instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian
kinerja individu dan tujuan organisasi / instansi.
d. Harmonis yaitu Saling peduli dan menghargai perbedaan. Penerapan sikap perilaku yang
menunjukkan ciri –ciri sikap harmonis. Tidak hanya saja berlaku untuk sesame ASN
(Lingkungan kerja) namun juga berlaku bagi stakeholders eksternal. Sikap perilaku ini
bisa ditunjukkan dengan:
1. Toleransi;
2. Empati;
3. Keterbukaan terhadap perbedaan.
e. Loyal yaitu berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Dalam
BerAkhlak ASN dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara. Perilaku loyal yang harys dipahami dan di
implementasikan oelh setiap ASN di Instansi tempatnya bertugas, yang terdiri dari:
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang – Undang Dasar 1945, setia kepada
NKRI serta pemerintahan yang sah;
2. Menjaga nama baik sesame ASN, pemimpin instansi dan negara, serta;
3. Menjaga rahasia jabatan negara.
Kata kunci dari loyal yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan loyal
tersebut diatas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme, dan
pengabdian.
f. Adaptif yaitu terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta menghadapi
perubahan, berikut merupakan batasan dari pengertian – pengertian adaptif:
1. Proses mengatasi halangan – halangan;
2. Penyesuaian terhadap norma – norma untuk menyalurkan;
3. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah;
4. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan;
5. Memanfaatkan sumber – sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan
sistem;
6. Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah.
17
g. Kolaboratif, yaitu mampu membangun kerja sama yang sinergis. Tata Kelola Kolaboratif
ada di berbagai tingkat pemerintahan, diseluruh sektor public dan swasta, dan dalam
pelayanan berbagai kebijakan. Ansel dan Gash membangun enam kriteria penting untuk
kolaborasi yaitu:
1. Forum yang diprakarsai oleh lembaga public atau lembaga;
2. Peserta dalam forum termasuk actor nonstate;
3. Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya
“dikonsultasikan” oleh agensi public;
4. Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif;
5. Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan consensus;
6. Focus kolaborasi adalah kebijakan public dan menejemen.
18
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
3.1.1 Isu Ke-1 (Belum Optimalnya Pengelolaan Troli Emergensi oleh Tenaga
Kesehatan Menggunakan SOP)
a. Kondisi Masalah
Troli Emergensi adalah troli yang berisi peralatan dan obat – obatan untuk
keadaan gawat darurat, dimana terjadi perburukan keadaan klinis pasien secara
mendadak atau pasien yang datang dalam kondisi gawat darurat yang dapat
menyebabkan kematian atau menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang
sehingga diperlukan intervensi segera atau tindakan resusitasi. Pengelolaan troli
Emergensi yang baik dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di RS
tersebut khususnya pelayanan kegawatdaruratan agar kualitas dan kuantitas
penyimpanan dan kelengkapan terjaga.
Beberapa hal mengenai troli emergensi di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin
yang belum optimal mengenai beberapa hal diantaranya:
o Troli Emergensi di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin dalam keadaan terbuka
tidak terkunci, karena standarisasi troli emergensi menggunakan kunci berupa
kode untuk menjamin keamanan dan kelengkapan obat atau alat kesehatan.
o Kurangnya jumlah troli emergensi di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin, hanya
memiliki tiga buah troli emergensi saja yang terdapat di ruang resusitasi IGD
dua buah, dan satu troli di ruang rawat inap.
o Belum lengkapnya alat yang ada di dalam troli emergensi (suction,
laryngoscope, NGT, OPA) namun dalam segi pengadaan obat emergensi
sudah baik dan sudah lengkap.
o Belum adanya SOP yang ditempel mengenai Troli Emergensi di ruangan –
ruangan.
19
o Belum adanya form ceklist untuk pengisiap troli emergensi yang sesuai daftar
obat dan form permintaan obat untuk kebagian farmasi, dan farmasi paling
lambat mengisi kembali barang yang diminta selambatnya dua jam setelah
permintaan diberikan, dan dilakukan ceklist ulang oleh perawat di IGD atau
ruangan tersebut.
o Belum adanya buku pencatatan mengenai output dan input alat atau obat di
troli emergensi. Buku catatan ini digunakan pada saat setelah resusitasi
mengenai alat dan obat yang terpakai dan pengambilan alat dan obat di bagian
farmasi
o Belum adanya pemeriksaan troli emergensi secara berkala mengenai fungsi,
masa berlaku dan kelengkapannya oleh kepala perawat ruangan tersebut
minimal setiap seminggu sekali.
o Belum disahkannya aturan internal dari Peraturan Direktur mengenai
kebijakan pengelolaan perbekalan farmasi emergensi.
20
Gas ds nf
Gambar 3.1 Troli Emergensi tampak depan Gambar 3.2 Troli Emergensi
tampak samping kanan
21
Gambar 3.3 Troli Emergensi tampak samping Kiri
22
o Jumlah troli emergensi yang ada di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin sangat
terbatas sehingga hanya dua ruangan saja yang memiliki troli emergensi,
sedangkan standarisasi KARS harus seluruh ruangan, unit perawatan khusus
dan poliklinik memiliki troli emergensi, karena kurangnya jumlah troli akan
berdampak pada kurangnya mutu pelayanan pada pasien terkait kondisi gawat
darurat, dan menyebabkan tenaga kesehatan harus secara manual mengambil
langsung alat atau obat di instalasi farmasi.
o Belum lengkapnya alat yang ada di dalam troli emergensi (suction,
laryngoscope, NGT, OPA) yang tersedia beberapa ukuran menyebabkan
kurangnya tingkat kecepatan dalam memberikan penanganan medis pada
pasien.
o SOP yang belum ditempel di masing – masing troli mengenai jumlah obat,
prosedur, dan pengisian troli serta evaluasi berkala menyebabkan adanya
beberapa obat atau alat yang sudah dipakai dan habis stok nya di dalam troli
emergensi tersebut.
o Belum adanya form ceklist obat atau alat sebagai input dan output permintaan
kebagian farmasi, sehingga menyebabkan terjadinya kurannya koordinasi
antara ruangan tersebut dan instalasi farmasi dalam pengadaan alat dan obat
dalam troli emergensi.
o Belum adanya buku catatan yang digunakan saat setelah resusitasi sebagai
bahan evaluasi berapa yang dibutuhkan alat dan bahan di ruangan tersebut
yang harus tersedia dalam sehari tersebut.
o Belum menjadinya rutinitas kepala ruangan dalam evaluasi troli emergensi
sehingga mungkin akan terjadi kehabisan obat atau kehilangan alat emergensi
pada troli emergensi tersebut.
3.1.2 Isu Ke-2 (Kurangnya Tingkat Kepatuhan Keluarga Pasien tentang Aturan
Membesuk Pasien)
a. Kondisi Masalah
Lokasi RS yang terletak di daerah pinggiran perbatasan antara Indramayu dan
Cirebon menyebakan beberapa masyarakat yang tinggal di daerah tersebut
memiliki keadaan social ekonomi yang rendah dengan tingkat pendidikan yang
23
kurang dan pekerjaan terbanyak berupa wiraswasta dalam bidang pertanian,
perdagangan, dan pekerja di luar negeri atau di kota – kota besar. Berikut beberapa
kondisi masalah mengenai kurangnya tingkat kepatuhan keluarga pasien tentang
aturan membesuk pasien:
o Kurangnya pemahaman pasien tentang aturan dan tata tertib untuk
mengunjungi pasien yang dirawat sangat minim, sehingga banyaknya keluarga
pasien yang datang membesuk menyebabkan terjadinya penumpukan
pengunjung, contohnya menjenguk satu pasien yang di rawat dapat dikunjungi
oleh beberapa anggota keluarga atau kerabat dekat yang jumlahnya bisa
mencapai sepuluh orang atau bahkan lebih.
o Kurangnya koordinasi antara petugas keamanan atau security juga
menyebabkan penumpukan jumlah keluarga pasien yang berkunjung atau
membawa barang bawaan yang melebihi kapasitas dari kamar atau ruangan
pasien tersebut dirawat, contohnya keluarga pasien membawa barang bawaan
seperti Kasur lipat atau peralatan makan penunggu pasien yang sampai tercecer
di luar kamar pasien.
o Banyaknya jumlah penunggu pasien yang menemani pasien di ruang rawat
inap, menyebabkan banyak orang yang berkeliling atau banyaknya keluarga
pasien yang berada di ruangan perawatan yang dapat mengganggu kenyamanan
pasien ruangan sebelah atau perawat atau bidan yang akan melakukan
perawatan terhadap pasien, atau kurangnya mobilitas dokter saat memeriksa
pasien.
o Jam besuk yang kadang sudah terlewat namun keluarga yang berkunjung
masih tetap berada di ruangan pasien juga masih banyak terjadi di RS
24
keluarga atau kerabat yang menjenguk dan kurangnya mobilitas petugas medis
maupun non medis yang sedang melaksanakan tugas di ruangan tersebut.
o Barang bawaan keluarga pasien maupun pasien yang berlebih menyebabkan
loker atau lemari khusus barang pasien yang over kapasitas sehingga ditaruh di
luar tempat yang sudah disediakan menyebabkan kurangnya tingkat kerapihan
dan kenyamanan pasien dan keluarga yang satu ruangan tersebut, serta petugas
kesehatan yang merasa tidak nyaman karena kurangnya mobilitas dalam
pelayanan pasien.
o Jam kunjung yang mulai habis namun keluarga pasien tetap tidak segera untuk
pulang dapat menyebkan dampak terhadap pasien tersebut dalam hal
kurangnya waktu istirahat pasien karena adanya sanak saudara maupun kerabat
yang berkunjung dan kurangnya mobilitas tenaga medis maupun non medis
dalam melakukan kewajiban pelayanan pada pasien, maupun pada saat visite
dokter spesialis jika terdapat banyak keluarga pasien, yang kurang maksimal
pemeriksaannya karena jam visit nya sudah berlangsung namun jam besuk
yang sudah berakhir dan orang yang membesuk tidak kunjung berakhir.
3.1.3 Isu Ke-3 (Kurangnya Kunjungan Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan di RSUD
Mursyid Ibnu Syafiuddin)
a. Kondisi Masalah
Kunjungan yang belum maksimal pada RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin
membuat RS tampak kurang ramai, hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal,
diantara:
o Kurangnya jumlah tenaga kesehatan khususnya dokter spesialis yang belum
maksimal
o RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin merupakan RS tipe D Pratama sehingga
jumlah dokter spesialis kurang maksimal, karena RS tipe D hanya memiliki
dokter spesialis empat besar (khususnya Dokter Spesialis Penyakit Dalam,
Dokter Spesialis Kandungan, Dokter Spesialis Anak, Dan Dokter Spesialis
Bedah)
o Kuangnya sosialisasi atau promosi kesehatan dan atau pelayanan kesehatan di
wilayah kerja RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin
25
o Kurangnya sosialisasi atau kerjasama tentang pelayanan kesehatan di
puskesmas – puskesmas di sekitar wilayah kerja RSUD Mursyid Ibnu
Syafiuddin
o Kurangnya promosi pelayanan kesehatan (baik promosi kesehatan maupun
pelayanan kesehatan) dalam bentuk media cetak maupun media elektronik
yang mudah di akses oleh masyarakat sekitar RS.
26
tenaga medis di sekitar RS Mursyid Ibnu Syafiuddin dalam rangka
promosi kesehatan, namun dalam hal ini belum berjalan sehingga
menyebabkan tenaga medis di daerah wilayah RS jarang merujuk
pasien ke RS Mursyid Ibnu Syafiuddin, sehingga jarak tempuh rujukan
pada pasien cukup jauh, contoh: BPS merujuk pasien kandungan (ibu
hamil) tidak menuju ke RS Mursyid Ibnu Syafiuddin melainkan ke RS
lain karena takut tidak bisa dilakukan tindakan secara cyto karena
ketidaktahuan akan adanya Dokter Spesialis Kandungan di RS Mursyid
Syafiuddin.
o Kurangnya promosi kesehatan baik dalam bentuk media cetak atau
media elektronik menyebabkan beberapa orang atau pasien sulit
mengakses dengan mudah mengenai informasi terkait pelayanan
kesehatan khususnya jam praktek dokter, karena dapat terjadi pasien
tidak tahu jam prakteknya sehingga pasien yang sudah datang namun
tidak ada praktek dokter yang dituju sehingga pasien pulang lagi dan
menyebabkan pasien beralih ke RS lain yang mudah mengakses jam
praktek dokter.
27
Tabel 3.1 Penetapan Core Isu dengan Analisis USG
Kriteria
No Isu Jumlah Rangking
U S G
Kurangnya Tingkat
Kepatuhan Keluarga Pasien
2 3 3 4 10 3
Tentang Aturan Membesuk
Pasien
Kurangnya Kunjungan
Pasien Rawat Inap dan
3 Rawat Jalan di RSUD 3 4 4 11 2
Mursyid Ibnu Syafiuddin
Keterangan : dibuat skor 5 = sangat besar, 4 = besar, 3 = sedang, 2 = kecil, 1 = sangat kecil
28
Tabel 3.3 Deskripsi Kriteria Urgency
4 Mendesak
Isu ke 2 dan ke-3 cukup mendesak karena, karena kurangnya
kepatuhan keluarga pasien dalam berkunjung cukup mendesak
saja dalam penyelesaian masalah khususnya dalam pelayanan
3 Cukup Mendesak kesehatan terhadap pasien tersebut. Dan Isu Ke-3 juga cukup
mendesak karena seiiring berjalannya waktu jika jam praktek
dokter sudah lebih bnyak lagi maka jumlah kunjungan pasien juga
akan meningkat
2 Kurang Mendesak
1 Tidak Mendesak
5 Sangat Serius
3 Cukup Serius Isu ke 2 cukup serius, karena pengunjung yang berlebihan untuk
menjenguk pasien yang banyak cukup serius di tangani karena
dapat mengganggu kenyamanan pasien dalam beristirahat.
2 Kurang Serius
1 Tidak Serius
29
Tabel 3.5 Deskripsi Kriteria Growth
Sangat Cepat
5 Memburuk
4 Cukup Memburuk
Isu ke-1, Isu ke-2, dab Isu ke-3 cepat memburuk karena jika tidak
diselesaikan isu mengenai Optimalisasi Troli Emergensi akan
merugikan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan dan
pasien yang bersangkutan, begitu juga isu ke 2 mengenai jam
kunjungan besuk jika tidak segera ditindak tegas mengenai aturan
maka jumlah keluarga yang datang berkunjung makin tidak
terkendali. Isu ke 3 mengenai kurangnya kunjungan pasien rawat
inap dan rawat jalan yang sedikit jika tidak segera ditangani akan
cukup memburuk untuk perkembangan dan kemajuan RS Mursyid
Ibnu Syafiuddin.
Cukup Cepat
3 Memburuk
2 Kurang Cepat
memburuk
1 Tidak Memburuk
Berdasarkan Analisi USG diatas, maka isu yang dipilih adalah sebagai berikut: “Belum
Optimalnya Pengelolaan Troli Emergensi oleh Tenaga Kesehatan di RSUD Mursyid Ibnu
Syafiuddin Indramayu”.
30
Promotion (promosi / hiburan), People (orang), Process (proses), Physical Evidence (bukti
fisik), Productivity & Quality (produktifitas dan kualitas).
31
Process
Product Price
32
Gambar 3.3 Diagram Fish Bone
3.4 Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu
Gagasan kreatif untuk penyelesaian isu tersebut diatas, dengan merujuk pada penyebabnya
adalah “Optimalisasi Pengelolaan Troli Emergensi oleh Petugas Kesehatan Menggunakan SOP di
RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin”. Gagasan tersebut terkait dengan Smart ASN yaitu seorang ASN
agar mampu melayani dengan cepat, efisien, dan akurat dalam pelayanan kesehatan terhadap pasien
atau masyarakat. Memberikan pelayanan yang akurat dan tepat serta cepat sesuai dengan SOP yang
telah ada dengan mengoptimalkan dalam kehidupan sehari – hari di instansi.
Gagasan kreatif saya sebagai ASN dalam kedudukan dan peran ASN yang tercantum dalam UU
No 5 tahun 2014 mengenai ASN untuk menuju Indonesia Birokrasi 4.0 dalam Smart Governance.
Gagasan kreatif saya mengenai smart ASN dalam penyelesaian Core isu mengenai Belum
Optimalnya Tenaga Kesehatan Dalam Mengelola Troli Emergensi melalui beberapa kegiatan yang
dapat dilakukan sesuai dengan standar SOP sebagai berikut:
1. Persiapan dalam penyusunan aktualisasi
a. Konsultasi dengan mentor terkait deskripsi isu mengenai aktualisasi Troli Emergensi yang
ada di instansi
b. Meminta arahan dan masukan mentor terkait isu.
2. Menyusun aktualisasi
Melakukan kegiatan coaching dan bimbingan mentoring di instansi dan melakukan
pengumpulan data terkait isu di instansi RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin.
3. Membantu dalam meningkatkan atau mengoptimalkan SOP Troli Emergensi
a. Merancang dan mencari referensi yang sesuai mengenai SOP dan Peraturan Direktur
b. menempel SOP yang telah ditetapkan di masing – masing troli emergensi.
c. mengunci troli emergensi dengan gembok kode
4. Melengkapi obat dan alat dalam troli emergensi yang sesuai
a. Melakukan tata cara permintaan alat dan obat kebagian farmasi.
b. Melakukan evaluasi berkala tentang ketersediaan alat dan obat dalam troli emergensi
seminggu sekali.
c. Melakukan pengecekan fungsi dari alat dalam troli emergensi
5. Upgrade ilmu tentang alat dan obat di Troli Emergensi
a. Sosialisasi dasar mengenai kasus kegawatdaruratan bersama tenaga kesehatan lain dengan
ketersediaan obat dan alat dalam troli emergensi.
b. Diskusi kasus mengenai alat – alat kegawatdaruratan dalam troli emergensi
c. Melakukan kegiatan contoh kasus yang menggunakan alat dan obat dalam troli emergensi
hingga output input alat dan obat habis pakai selesai penanganan kegawatdaruratan
33
6. Memperbaharui sistem form ceklist atau pembukuan melalui google sheets atau google drive
Membuat dan mensosialisasikan pada tenaga kesehatan di ruangan dalam pengisian google sheet
atau google drive.
a. Melakukan sistem pembukuan mengenai alat dan barang hasil evaluasi di google sheets atau
google drive
b. Melakukan sistem checklist di google sheet mengenai ketersediaan output input alat dan
obat dalam troli emergensi
c. Melakukan serah terima permintaan obat atau alat ke bagian farmasi dengan menggunakan
form di google sheet
34
Deskripsi Isu: Isu Prioritas:
Kondisi Masalah:
1 Belum Optimalnya Belum Optimalnya Tenaga
1 Troli emergergensi tdk
Tenaga Kesehatan dalam Kesehatan dalam Mengelola
dalam keadaan terkunci
Mengelola Troli Troli Emergensi
2 Jumlah Troli kurang
emergensi
(hanya tiga)
2 Kurangnya Tingkat
3 Belum lengkapnya alat,
Gagasan kreatif:
Kepatuhan Keluarga
namun obat sudah baik
Optimalisasi Tenaga Kesehatan dalam Mengelola Troli
Pasien Tentang Aturan
dan lengkap
Emeregesi Menggunakan SOP
Membesuk Pasien
4 SOP belum tertempel
3 Kurangnya Kunjungan
5 Form ceklis belum ada
Pasien Rawat Inap dan
6 Belum adanya buku
Rawat Jalan Kegiatan yang Dilakukan:
evaluasi
1 Menyiapkan Aktualisasi
7 Belum adanya aturan
2 Menyusun Kegiatan Aktualisasi
internal
3 Membantu meningkatkan atau Optimalisasi SOP Troli
Emergensi
4 Melengkapi obat dan Alat di Troli Emeregnsi
5 Upgrade Ilmu
6 Memperbaharui sistem ceklist atau pembukuan melalui
google sheets atau google drvie
Tujuan:
Optimalnya Pengelolaan Troli Emergensi dapat mempercepat
penanganan tindakan kegawat daruratan pada pasien
35
36
Tabel 3.7 Matrik Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja Ruangan di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin
Isu yang Diangkat Belum Optimalnya Tenaga Kesehatan dalam Mengelola Troli Emergensi
di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin
37
Tabel 3.8 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Ketrekaitan Kontribusi Penguatan Nilai
Substansi Mata Terhadap Visi Organisasi
Pelatihan Misi PemKab
Indramayu
1 Pesiapan dalam 1 Konsultasi dengan Catatan dan saran Kolaboratif Kegiatan konsultasi Meningkatkan
penyusunan mentor terkait isu dari mentor dan Pada tahap ini, dengan mentor, kualitas Mutu
aktualisasi – isu mengenai foto dokumentasi penulis membangun meminta arahan masyarakat
aktualisasi yang bimbingan mentor kerjasama dengan dan penyusunan Indramayu yang
ada di instansi mentor melalui aktualisasi, berkompeten
oembahasan berkontribusi dengan salah satu
bersama rencana mewujudkan visi motto RS
penyusunan misi Indramayu Terampil
aktualisasi. yang maju dalam
Harmonis meningkatkan misi
pada tahap ini Indramayu (1)
penulis dan mentor mewujudkan tata
menjalin hubungan kelola
yang harmonis pemerintahan
dengan interaksi yang melayani
yang kondusif dan masyarakat yang
hangat. akuntabel dan
professional
38
proaktif demi
kelancaran proses
penyusunan
aktualisasi
Berorientasi
2. Menempel SOP Setiap troli di Pelayanan
yang telah ruangan memili Memberikan
ditetapkan di SOP masing- pelayanan mutu
masing – masing masing keselamatan pasien
troli emergensi sesuai dnegan
standar SOP
Akuntabel
Bertanggung jawab
setiap tenaga
kesehatan dalam
mengelola troli
emergensi yang
sesuai dengan SOP
yang sudah
ditetapkan
Harmonis
Saling peduli sesame
tenaga kesehatan
dalam melengkapi
troli emergensi
Kolaboratif
Membangun
kerjasama antar
tenaga kesehatan
ruangan yang
bersangkutan
dengan ruang
farmasi dslam
41
melengkapi troli
emergensi
Akuntabel
3. Mengunci troli Setiap troli dalam Bertanggung jawab
emergensi dengan keadaan terkunci setiap tenaga
gembok kode gembok kode saat kesehatan dalam
tidak digunakan mengelola troli
emergensi yang
sesuai dengan SOP
yang sudah
ditetapkan
Harmonis
Saling peduli sesame
tenaga kesehatan
dalam melengkapi
troli emergensi
kolaboratif
mampu bekerja
sama dalam menjaga
troli emergensi
dalam keadaan
terkunci demi
keamanan obat dan
alat didalamnya
Berorientasi
3. Melakukan Terpantaunya Pelaynana
43
pengecekan fungsi fungsi dan kualitas Memberikan
dari alat dalam dari alat dan obat pelayanan yang
troli emergensi dalam troli maksimal dengan
emergensi fungsi dan kualitas
alat dan obat yang
selalu terpantau
Kolaboratif
Bekerjasama dalam
satu tim ruangan
perawatan untuk
melakukan
pengecekan alat dan
obat
47
2. Mensosialisasikan Seluruh Tenaga Akuntabel
pada tenaga Kesehatan Bersikap tanggung
kesehatan di mengetahui tata jawab antar petugas
ruangan dalam cara pengisian dan kesehatan dalam
pengisian google upload form pengisian google
sheets atau google drive atau google
drive sheet
Kompeten
Mampu memberikan
pelayanan dengan
kualitas terbaik
dengan melakukan
monitoring
dimanapun dan
kapanpun melalui
gadget
48
3.6 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK)
Tabel 3.8 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK)
Kegiatan Jumlah
Mata Pelatihan Aktualisasi
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke- 4 Ke-5 Ke-6
per MP
Berorientasi
1 2 1 3 1 7
Pelayanan
2 Akuntabel 1 1 2 1 3 3 11
3 Kompeten 1 1 3 2 7
4 Harmonis 1 3 1 1 6
5 Loyal 1 1 2
6 Adaptif 1 2 3
7 Kolaboratif 1 1 3 1 1 1 8
Jumlah Aktualisasi Per 48
4 3 11 5 11 10
Kegiatan
49
BAB IV
CAPAIAN PELAKSANAAN AKTUALISASI
51
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
ASN bekerja dan diangkat secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Membentuk seorang PNS yang
professional dan berkarakter, seorang PNS harus mengikuti Pnedidikan dan Pelatihan Jabatan Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang ditegaskan dalam Peraturan Kepala LAN Nomor 12 Tahun 2018.
Nilai dasar ASN tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya yaitu dengan pembaharuan yang lebih
baik lagi dengan BerAKHLAK yaitu: Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Smart PNS juga berbeda dengan sebelumnya ditahun ini yaitu dnegan
memiliki sifat: Integritas, Nasionalisme, Profesionalisme, Wawasan Global, IT dan Bahasa Asing,
Hospitality, Networking, dan Enterprenership untuk mewujudkan Indonesia Birokrasi 4.0 (Smart
Government) dnegan cara: Percepatan Pelayanan, Efisiensi Pelayanan, Akurasi Pelayanan, dan
Fleksibilitas Kerja.
Pemerintah Kabupaten Indramayu memiliki visi misi terbaru yaitu Terwujudnya Masyarakat
Indramayu yang Bersih, Religius, Maju, Adil, Makmur, dan Hebat (BERMARTABAT) dan misi
Sapta Nata Mulia Jaya atau tujuh penataan menuju mulia dan jaya maka Instansi di RSUD Mursyid
Ibnu Syafiudiin memiliki keinginan untuk terwujudnya visi misi tersebut dnegan program antara lain
yaitu Program Bebas Biaya Berobat Jalan, Rawat Inap, dan Persalinan di RSUD milik Pemerintah
Kabupaten Indramayu bagi masyarakat yang tidak mampu (SKTM). Dengan profesi penulis sebagai
Dokter Ahli Pertama di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin penulis memilki Standar Pelayanan menurut
Keputusan Mentri Kesehatan No 1438 Tahun 2010 dengan secara garis besar memberikan pelayanan
secara garis besar (Promotif, Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif) dengan 34 jenis pelayanan.
Beberapa isu yang ada di Rumah Sakit Mursyid Ibnu Syafiuddin penulis mengambil core isi
mengenai “Belum Optimalnya Tenagan Kesehatan dalam Mengelola Troli Emergensi dengan SOP”
dengan tehnik penetapan core isu menggunakan metode analisis USG dengan menentukan tingat
keterdesakkan isu tersebut, tingkat keseriusan isu, dan perkembangan isu jika tidak segera ditangani.
Analisis faktor penyebab Core isu penulis menggunakan metode 8P dengan menggunakan diagram
fish bone karena isu yang diambil merupakan industry di bidang jasa (pelayanan kesehatan). Gagasan
kreatif yang dibuat oleh penulis terdiri dari enam kegiatan diantaranya dengan: Persiapan dalam
penyusunan rancangan aktualisasi; Penyusunan rancangan aktualisasi; Membantu dalam
meningkatkan atau mengoptimalkan SOP Troli Emergensi; Melengkapimobat dan alat dalam troli
emergensi yang sesuai; melakukan upgrade ilmu tentang alat dan obat di Troli emergensi dalam
pelayanan kegawatdaruratan; dan yang terakhir dengan memperbaharui sistem form ceklis atau
pembukuan melalui google sheets atau google drive. Kegiatan – kegiatan tersebut berhubungan
52
dengan nilai BerAkhlak sebagai ASN untuk mewujudkan Visi Misi Pemerintah Kabupaten
Indramayu.
5.2 Saran
Saran dari hasil Rancangan Aktualisasi yang penulis jabarkan menegnai “Optimalisasi Tenaga
Kesehatan dalam Mengelola Troli Emergensi yang sesuai SOP” harus berjalan dengan baik dan
kontinuitas, karena jika tidak dilakukan atau diperbaharui sesuai dengan standarisasi terbaru maka
tetap saja pelayanan kesehatan terhadap pasien masih belum optimal dengan tidak dikembangkan
sesuai dengan perkembangan waktu.
Bagi tenaga kesehatan termasuk penulis juga untuk selalu belajar setiap saat dimanapun dan
kapanpun untuk mengupgrade ilmu karena berhubungan langsung dengan tindakan dan pelayanan
terhadap masyarakat. Dan selalu memiliki nilai - nilai dasar BerAkhlak dan Smart ASN untuk
meningkatkan pelayana publik yang lebih baik di instansi tempat bekerja khususnya di RSUD
Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu.
53
DAFTAR PUSTAKA
49
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU
RSUD MURSID IBNU SYAFIUDDIN
JL. Raya Krangkeng km 28, Indramayu Kode Pos 45284 Tlp. (0234) 7136366/085912930888
Email : rsudmis@gmail.com www.rsud-mis.go.id
50
FORM KONSULTASI PESERTA DENGAN COACH
PADA TAHAP MENYUSUN RANCANGAN AKTUALISASI
51
FORM KONSULTASI PESERTA DENGAN MENTOR
PADA TAHAP MENYUSUN RANCANGAN AKTUALISASI
52
Gambar 1. Bimbingan 1 (17 Juni 2022)
53