Disusun oleh :
Coach, Mentor,
i
LEMBAR PENGESAHAN
Coach, Mentor,
Penguji,
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan berlimpah
rahmat dan nikmat, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi dengan judul
“Optimalisasi Tenaga Kesehatan dalam Mengelola Troli Emergensi Menggunakan SOP di Rumah
Sakit Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu”. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW.
Penulis menyadari bahwa rancangan ini dapat terwujud karena bantuan dan dorongan dari
banyak pihak. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu, membimbing, dan memberikan masukan dalam
penyelesaian laporan kegiatan aktualisasi ini, terutama kepada:
1. Ibu Nina Agustina, S.H., M.H., C.R.A selaku Bupati Indramayu
2. Bapak Hery Antasary, S.T., M.Dev.Plg. selaku kepala BPSDM Jawa Barat
3. Bapak Ari Risdianto, AP., M.Si., QGIA selaku Plt. kepala BKPSDM Kabupaten
Indramayu atas segala fasilitas yang diberikan selama kegiatan Latsar CPNS 2022
4. Bapak dr. Ndaru Takaryanto, MM selaku Direktur RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin
Indramayu atas segala dukungan dan fasilitas selama kegiatan Rancangan Aktualisasi
yang diberikan
5. Bapak DR. Wawan Suwandi, S.Pd., M.Pd. selaku coach atas semua inspirasi, dorongan,
masukan dan bimbingan serta motivasi dan waktu yang diberikan
6. Bapak dr. Nurpujianto Praba, MM selaku mentor atas segala dukungan arahan dan
bimbingan serta waktu yang diberikan
7. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan pengarahan terkait materi aktualisasi
8. Keluarga besar RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu atas dukungan dan
kerjasamanya
9. Ibu Siti Mahmudah dan Bapak Suharso, kedua orang tua penulis yang selalu
memberikan semangat dan do’a
10. Bapak Muhammad Fadli Amir dan Naura Zakiya Kamila, suami dan anak penulis yang
selalu memberikan semangat, motivasi, dan do’a yang tidak pernah hentiselama penulis
mengikuti Kegiatan Latsar CPNS
11. Teman – teman peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan 1 Pemerintah
Kabupaten Indramayu Tahun 2022
iii
12. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian rancangan aktualisasi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan Rancangan Aktualisasi ini, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk kebaikan penulis dan
perbaikan dalam penulisan laporan yang akan datang.
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...v
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………..1
1.2 Tujuan…………………………………………………………………....3
1.3 Manfaat…………………………………………………………………..3
1.4 Ruang Lingkup…………………………………………………………..4
BAB II PROFIL INSTANSI PESERTA…………………………………………….5
2.1 Profil Instansi…………………………………………………………...5
2.2 Profil Penulis…………………………………………………………...13
2.3 Role Model……………………………………………………………..15
2.4 Nilai – Nilai Dasar BerAkhlak…………………………………………17
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI………………………………………….20
3.1 Deskripsi Isu……………………………………………………………20
3.2 Penetapan Core Isu……………………………………………………..27
3.3 Analisis Faktor Penyebab Core Isu…………………………………….30
3.4 Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu………………………………..33
3.5 Rancangan Aktualisasi…………………………………………………36
3.6 Matrik Rekapitasi Rancangan Habituasi……………………………….47
3.7 Rencana Jadwal Kegiatan……………………………………………...47
BAB IV CAPAIAN PELAKSANAAN AKTUALISASI……...…………………...49
4.1 Rekapitulasi Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi……………………….49
4.2 Deskripsi Capaian Aktualisasi……………….………………………...50
4.3 Analisis Kemanfaatan Aktualisasi……………………………………..66
4.4 Rekapitulasi Aktualisasi Nilai – Nilai BerAkhlak……………………..67
4.5 Capaian Penyelesaian Core Isu ………………………………………..70
4.6 Rencana Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi……………………………..71
PENUTUP ………………………………………………………………………….72
v
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………72
5.2 Saran…………………………………………………………………...73
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….74
LAMPIRAN…………………………………………………….…………………...78
vi
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. PNS
merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
pegawai ASN secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Untuk membentuk seorang PNS yang professional dan berkarakter, seorang PNS harus
mengikuti Pnedidikan dan Pelatihan Jabatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang
ditegaskan dalam Peraturan Kepala LAN Nomor 12 Tahun 2018. Seorang PNS yang
professional dan berkarakter diharapkan mampu menjalankan tugas dan fungsinyamenjadi
pelaksana kebijakan public, pelayan public, dan menjadi perekat dan pemersatu bangsa. Nilai
dasar ASN tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya yaitu dengan pembaharuan yang
lebih baik lagi dengan BerAKHLAK yaitu: Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Smart PNS juga berbeda dengan sebelumnya
ditahun ini yaitu dnegan memiliki sifat: Integritas, Nasionalisme, Profesionalisme, Wawasan
Global, IT dan Bahasa Asing, Hospitality, Networking, dan Enterprenership untuk
mewujudkan Indonesia Birokrasi 4.0 (Smart Government) dnegan cara: Percepatan
Pelayanan, Efisiensi Pelayanan, Akurasi Pelayanan, dan Fleksibilitas Kerja.
Rumah Sakit sebagai pelayanan public di bidang kesehatan. TRSalah satu dari bidang
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh profesi dokter di Rumah Sakit adalah melakukan
pelayanan medis terhadap pasien, membuat catatan medis pasien, melakukan intervensi
komplikasi penyakit, dan melakukan rehabilitative terhadap pasien. Dengan adanya upaya
optimalisasi pengelolaan troli emergensi mampu melaksanakan pelayanan medis dengan
cepat, efisien dan akurat sesuai dengan management ASN dalam pelayanan tindakan
emergensi di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu.
Salah satu tempat penyimpanan obat di Rumah Sakit adalah Troli Emergensi. Troli
Emergensi adalah troli yang biasa ditempatkan di ruang Instalasi Gawat Darurat, Instalasi
Bedah, dan disemua unit yang digunakan untuk menempatkan perlengkapan medis dan obat
penting yang dibutuhkan segera atau urgent. Dimana penggunaan troli emergensi sangat
1
berperan penting dalam hal kedaruratan pasien. Dimana penggunaan obat dan alat emeregnsi
dapat segera didapatkan dalam troli emergensi dalam waktu yang lebih cepat. Namun
optimalisasi penggunaan troli emergensi di RUS Mursyid Ibnu Syafiuddin belum optimal.
Sehingga penulis mempunyai gagasan untuk mengambil judul Belum Optimalnya Tenaga
Kesehatan dalam Mengelola Troli Emergensi dengan harapan agar setelah dilakukan kegiatan
ini dapat mengoptimalkan pengelolaan troli emergensi di Rumah Sakit Mursyid Ibnu
Syafiuddin Indramayu.
I. 2 Tujuan
Adapun tujuan yang didapat dari kegiatan rancangan aktualisasi dalam pelatihan dan
pendidikan CPNS sebagai Dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Mursid Ibnu Syafiuddin
Indramayu antara lain:
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum dari penyusunan laporan ini adalah sebagai aktualisasi nilai dasar
profesi ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik, dan perekat
dan pemersatu bangsa. Selain itu untuk mengaplikasikan nilai dasar ASN
BerAKHLAK dengan menjadi Smart ASN menuju Whole of Government;
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari aktualisasi ini adalah untuk mengoptimalkan pengelolaan troli
emergensi oleh tenaga kesehatan di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu.
I. 3 Manfaat
Berikut merupakan manfaat yang dapat penulis ambil dari hasil Core Isu yang diangkat oleh
penulis:
1 Manfaat bagi Penulis
Dapat meningkatkan pelayanan terhadap pasien secara cepat, efisien, dan tepat bagi
penulis yang berprofesi sebagai dokter dalam penanganan tindakan kegawat daruratan
terhadap pasien;
2 Manfaat bagi Instansi
Dapat membangun kerjasama antar tenaga kesehatan dalam satu ruangan dan dalam
berkoordinasi antar ruangan lain dalam mengelola Troli Emergensi di ruangan –
ruangan RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin dengan baik dan terorganisir
2
3 Manfaat bagi Masyarakat
Masyarakat mendapat pelayanan kesehatan atau penanganan medis di RSUD Mursyid
Ibnu Syafiuudin khususnya yang dalam keadaan gawat darurat yang membutuhkan
tindakan emergensi dengan lebih baik lagi dan lebih cepat.
I. 4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi yaitu Penggunaan Troli Emergensi di Ruangan
Perawatan RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin sebagai tempat pelaksanaan kegiatan, Standar
Operasional Prosedur sebagai dasar kegiatan dan melibatkan para pemimpin, para teman
sejawat, perawat dan apotek untuk menghubungkan nilai BerAkhlak yang akan dilaksanakan
kegiatan tersebut pada bulan Juli.
3
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PESERTA
4
Tabel 2.1 Data Demografi Wilayah Sekitar RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Tahun 2019
No Kecamatan Luas Jumlah Jumlah Jarak dari Range
Wilayah Desa penduduk Kecamatan Aspek
(KM) Krangkeng Pasar
1 Krangkeng 6.114 11 64.262 0 1
2 Karangampel 2.950 11 63.512 6 1
3 Juntinyuat 5.087 12 79.140 11 1
4 Kedokan 3.209 7 45.066 12 1
Bunder
5 Kertasmaya 4.513 13 61.426 21 2
6 Jatibarang 4.379 15 70.592 22 2
7 Sliyeg 5.535 14 59.502 22 2
8 Sukagumiwang 3.712 7 37.785 28 3
9 Tukdana 4.669 13 51.406 29 3
10 Bamgodua 4.073 8 27.773 33 3
Jumlah Penduduk 560.862
5
9 Peraturan Bupati IndramaNomor 35 Tahun 2018 tentang Pembentukan, Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sakit Umum Daerah
Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu
10 Peraturan Bupati Nomor 2.1 Tahun 2019 tanggal 3 Januari 2019 tentang Penggunaan
Dana Operasional RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Krangkeng Indramayu
11 Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 503/004/VII/Yankes tentang Surat Izin
Operasional RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Klasifikasi Kelas D
12 Keputusan Bupati Indramayu Nomor 446/Kep.912-Dinkes/2019 Tanggal 17 Oktober
2019 tentang Penetapan Besaran Insentif bagi Dokter Spesialis PNS dan Non PNS
padaRSUD MIS Krangkeng Kabupaten Indramayu
13 Peraturan Bupati Nomor 26.3 tanggal 21 Oktober tahun 2019 tentang Rencana Strategis
UPTD RSUD MIS Krangkeng Indramayu
14 Peraturan Bupati Nomor 26.4.21 Oktober tahun 2019tentang Pola Tata Kelola UPTD
RSUD MIS Krangkeng Indramayu
15 Peraturan Bupati Indramayu Nomor 26.5 21 Oktober tahun 2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal UPTD RSUD MIS Krangkeng Indramayu
16 Peraturan Bupati Nomor 1 tanggal 2 Januari tahun 2020 tentang Penggunaan Dana
Operasional UPTD RSUD MIS Krangkeng Indramayu
17 Peraturan Bupati Nomor 2 tanggal 2 Jnauari tahun 2020 tentang Penetapan Tarif
Pelayanan pada UPTD RSUD MIS Krangkeng Indramayu
18 Keputusan Bupati Nomor 445/Kep.1-BKD/2020 tentang Penetapan Pola Keuangan
(PPK-BLUD) pada UPTD RSUD MIS Krangkeng Indramayu
19 Keputusan Bupati Indramayu Nomor 446/Kep.20a-RSUD/2020 tentang Penetapan
Besaran Insentif bagi Dokter Spesialis PNS dan Non PNS pada UPTD RSUD MIS
Krangkeng Indramayu
20 Peraturan Bupati Nomor 4 tanggal 2 Januari 2020 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
pada Layanan Umum Daerah (BLUD) UPTD RSUD MIS Krangkeng Indramayu
21 Keputusan Bupati Nomor 954/Kep.11/BKD/2020 tanggal 3 Januari 2020 tentang
Penunjukkan Pejabat Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran pada RSUD dan
Puskesmas dilingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu
6
22 Keputusan Bupati Indramayu Nomor 710/Kep.26-Itkab/2020 Tanggal 9 Januari tahun
2020 tentang Penetapan Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagi Penyelenggara Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah dilingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu
23 Keputusan Bupati Indramayu Nomor 71-/Kep.27-Itkab/2020 tanggal 9 Januari 2020
tentang Penunjukkan Pendamping (counterpart) Tim Penilaian Tingkat Maturitas
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Indramayu tahun 2020
24 Peraturan Bupati Indramayu Nomor 20A tanggal 14 Februari tahun 2020 tentang
Pedoman Pengelolaan Pegawai /Non PNS UPTD RSUD MIS Krangkeng Indramayu
25 Peraturan Bupati Indramayu Nomor 4.A tanggal 2 Juni 2020 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pada
UPTD RSUD MIS Krangkeng Indramayu
26 Peraturan Bupati Indramayu Nomor 55 tanggal 7 September 2020 tentang Pedoman
pengelolaan Keuangn Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pada UPTD RSUD MIS
Krangkeng Indramayu
e. Klasifikasi
Klasifikasi RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Krangkeng pada tanggal 16 Juli 2020
ditetapkan menjadi kelas D melalui keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor
503/004/VII/2020/Yankes tentang Surat Izin Operasional RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin
Krangkeng Indramayu Klasifikasi D Pratama.
7
g. Misi RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin terhadap Pemerintah Kabupaten Indramayu
Misi pemerintah Kabupaten Indramayu yang dikenal dengan Sapta Nata Mulia Jaya
atau tujuh penataan menuju mulia dan jaya, melalui misi kelima adalah meningkatkan
pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi. Salah satu upaya untuk
mempercepat terwujudnya Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Indramayu antara lain
yaitu Program Bebas Biaya Berobat Jalan, Rawat Inap, dan Persalinan di RSUD Mursyid
Ibnu Syafiuddin Krangkeng dalam mensukseskan visi misi tersebut maka terbentuk lah
misi pelayanan RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi berbasis
keselamatan pasien dan petugas
2. Menyediakan pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat
3. Menyelenggarakan tata kelola RS yang akuntabel, efektif, dan efisien
4. Meningkatkan kompetensi dan kinerja pegawai secara berkesinambungan
5. Menyelenggarakan sistem informasi dan manajemen Rumah Sakit yang handal
8
j. Jenis dan Fasilitas Pelayanan RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin
1. Jenis Pelayanan
Jenis Pelayanan RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin:
a. Pelayanan Medik Umum
b. Pelayanan Medik Spesialistik Dasar
c. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan
d. Pelayanan Kefarmasian
e. Pelayanan Laboratorium
f. Pelayanan Radiologi
g. Pelayanan Darah
h. Pelayanan CSSD
i. Pelayanan Rekam Medik
j. Pelayanan Laundry / Binatu
k. Pelayanan Gizi
l. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana dan alat kesehatan
m. Pelayanan Informasi dan Komunikasi
n. Pemulasaran Jenazah
o. Managemen Rumah Sakit
10
k. Struktur Organisasi RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu
Berdasarkan Keputusan Direktur RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Nomor 870/ /RSUD-MURSID tentang Struktur Organisasi
dan Pengelola RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Krangkeng Indramayu tanggal 2 Juni 2020.
l.
Direktur
m.
SPI
Komite
Rincian fungsi Dokter Ahli Pertama menurut PERMENPAN RB Nomor 139 Tahun 2003
yaitu:
1) Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama
12
2) Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama
3) Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh Dokter umum
4) Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh Dokter umum
5) Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana
6) Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang
7) Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
tingkat sederhana
8) Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap
9) Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
10) Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I
11) Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
12) Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I
13) Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu
14) Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
15) Melakukan pemeliharaan kesehatan anak
16) Melakukan pelayanan keluarga berencana
17) Melakukan pelayanan imunisasi
18) Melakukan pelayanan gizi
19) Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit
20) Melakukan penyuluhan medik
21) Membuat catatan medik rawat jalan
22) Membuat catatan medik rawat inap
23) Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
24) Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
25) Menguji kesehatan individu
26) Menjadi Tim Penguji Kesehatan
27) Melakukan visum et repertum tingkat sederhana
28) Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I
29) Menjadi saksi ahli
30) Menjadi saksi ahli mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan
31) Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium
32) Melakukan tugas jaga panggilan/on call
13
33) Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit
34) Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien
35) Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat sederhana
14
melaksanakan tugas dengan baik dalam berbagai bidang
(struktur organisasi sebagai kepala Ikatan Dokter Indramayu)
lalu sekarang beliau mampu kembali memimpin RSUD
Indramayu Koyta yang sebelumnya pernah beliau jabat.
Harmonis Mampu membantu dan menolong orang lain baik itu di Instansi
nya maupun yang di luar Instansi beliau mampu menolong dan
membantu dengan memberikan wawasan ilmu pengetahuan nya
sebagai pemateri di berbagai acara seminar atau pelatihan di
wilayah Indramayu dan sekitarnya.
Loyal Mampu menjaga nama baik sesama sejawat, ASN, rekan kerja
dan Instansi, walaupun di Indramayu kadang sedang rebut dan
dipergunjingkan melalui media social beliau mampu bersikap
sebagai penengah antara masyarakat dan instansi terkait.
15
2.4 Nilai – Nilai Dasar BerAkhlak
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(PANRB) Nomor 20 Tahun 2021 tentang Emplementasi Core Valeu dan Employer Branding
ASN tanggal 26 Agustus 2021 tentang Nilai – Nilai Dasar BerAkhlak sebagai berikut:
a. Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Value ASN
BerAkhlak yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan
prima demi kepuasan masyarakat. Panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang
semestinya dipahami dan diimplementasikan oleh setiap ASN di Instansi tempatnya
bertugas, yang terdiri dari:
1. Memhami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
2. Ramah cekatan, solutif, dan dapat diandalkan;
3. Melakukan perbaikan tiada henti.
b. Akuntabel adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang atau instansi atau
organisasi yang memberikan amanat.
Amanah seorang ASN menurut SE Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang
sesuai dengan Core Values ASN BerAkhlak. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku
tersebut adalah:
1. Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin,
dan berintegritas tinggi;
2. Kemampuan menggunakan barang kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
3. Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi.
c. Kompeten yaitu terus belajar dan mengembangkan kapabilitas. Kompeten terkait dengan
perwujudan Kompetensi ASN dapat diperhatiakn dalam Surat Edaran PANRB Nomor 20
Tahun 2021 dalam poin 4, antara lain, disebutkan bahwa panduan perilaku (kode etik)
kompeten yaitu:
1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah;
2. Membantu orang lain belajar;
3. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
16
Perilaku kompeten ini sebagimana dalam poin 5 Surat Edaran Mentri PANRB menjadi
bagian dasar penguatan budaya kerja di instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian
kinerja individu dan tujuan organisasi / instansi.
d. Harmonis yaitu Saling peduli dan menghargai perbedaan. Penerapan sikap perilaku yang
menunjukkan ciri –ciri sikap harmonis. Tidak hanya saja berlaku untuk sesame ASN
(Lingkungan kerja) namun juga berlaku bagi stakeholders eksternal. Sikap perilaku ini
bisa ditunjukkan dengan:
1. Toleransi;
2. Empati;
3. Keterbukaan terhadap perbedaan.
e. Loyal yaitu berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Dalam
BerAkhlak ASN dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara. Perilaku loyal yang harys dipahami dan di
implementasikan oelh setiap ASN di Instansi tempatnya bertugas, yang terdiri dari:
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang – Undang Dasar 1945, setia kepada
NKRI serta pemerintahan yang sah;
2. Menjaga nama baik sesame ASN, pemimpin instansi dan negara, serta;
3. Menjaga rahasia jabatan negara.
Kata kunci dari loyal yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan loyal
tersebut diatas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme, dan
pengabdian.
f. Adaptif yaitu terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta menghadapi
perubahan, berikut merupakan batasan dari pengertian – pengertian adaptif:
1. Proses mengatasi halangan – halangan;
2. Penyesuaian terhadap norma – norma untuk menyalurkan;
3. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah;
4. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan;
5. Memanfaatkan sumber – sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan
sistem;
6. Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah.
17
g. Kolaboratif, yaitu mampu membangun kerja sama yang sinergis. Tata Kelola Kolaboratif
ada di berbagai tingkat pemerintahan, diseluruh sektor public dan swasta, dan dalam
pelayanan berbagai kebijakan. Ansel dan Gash membangun enam kriteria penting untuk
kolaborasi yaitu:
1. Forum yang diprakarsai oleh lembaga public atau lembaga;
2. Peserta dalam forum termasuk actor nonstate;
3. Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya
“dikonsultasikan” oleh agensi public;
4. Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif;
5. Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan consensus;
6. Focus kolaborasi adalah kebijakan public dan menejemen.
18
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
3.1.1 Isu Ke-1 (Belum Optimalnya Pengelolaan Troli Emergensi oleh Tenaga
Kesehatan Menggunakan SOP di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu)
a. Kondisi Masalah
Troli Emergensi adalah troli yang berisi peralatan dan obat – obatan untuk
keadaan gawat darurat, dimana terjadi perburukan keadaan klinis pasien secara
mendadak atau pasien yang datang dalam kondisi gawat darurat yang dapat
menyebabkan kematian atau menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang
sehingga diperlukan intervensi segera atau tindakan resusitasi. Pengelolaan troli
Emergensi yang baik dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di RS
tersebut khususnya pelayanan kegawatdaruratan agar kualitas dan kuantitas
penyimpanan dan kelengkapan terjaga.
Beberapa hal mengenai troli emergensi di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin
yang belum optimal mengenai beberapa hal diantaranya:
o Troli Emergensi di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin dalam keadaan terbuka
tidak terkunci, karena standarisasi troli emergensi menggunakan kunci berupa
kode untuk menjamin keamanan dan kelengkapan obat atau alat kesehatan.
o Kurangnya jumlah troli emergensi di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin, hanya
memiliki tiga buah troli emergensi saja yang terdapat di ruang resusitasi IGD
dua buah, dan satu troli di ruang rawat inap.
o Belum lengkapnya alat yang ada di dalam troli emergensi (suction,
laryngoscope, NGT, OPA) namun dalam segi pengadaan obat emergensi
sudah baik dan sudah lengkap.
o Belum adanya SOP yang ditempel mengenai Troli Emergensi di ruangan –
ruangan.
19
o Belum adanya form ceklist untuk pengisiap troli emergensi yang sesuai daftar
obat dan form permintaan obat untuk kebagian farmasi, dan farmasi paling
lambat mengisi kembali barang yang diminta selambatnya dua jam setelah
permintaan diberikan, dan dilakukan ceklist ulang oleh perawat di IGD atau
ruangan tersebut.
o Belum adanya buku pencatatan mengenai output dan input alat atau obat di
troli emergensi. Buku catatan ini digunakan pada saat setelah resusitasi
mengenai alat dan obat yang terpakai dan pengambilan alat dan obat di bagian
farmasi
o Belum adanya pemeriksaan troli emergensi secara berkala mengenai fungsi,
masa berlaku dan kelengkapannya oleh kepala perawat ruangan tersebut
minimal setiap seminggu sekali.
o Belum disahkannya aturan internal dari Peraturan Direktur mengenai
kebijakan pengelolaan perbekalan farmasi emergensi.
20
Gas ds nf
Gambar 3.1 Troli Emergensi tampak depan Gambar 3.2 Troli Emergensi
tampak samping kanan
21
Gambar 3.3 Troli Emergensi tampak samping Kiri
22
o Jumlah troli emergensi yang ada di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin sangat
terbatas sehingga hanya dua ruangan saja yang memiliki troli emergensi,
sedangkan standarisasi KARS harus seluruh ruangan, unit perawatan khusus
dan poliklinik memiliki troli emergensi, karena kurangnya jumlah troli akan
berdampak pada kurangnya mutu pelayanan pada pasien terkait kondisi gawat
darurat, dan menyebabkan tenaga kesehatan harus secara manual mengambil
langsung alat atau obat di instalasi farmasi.
o Belum lengkapnya alat yang ada di dalam troli emergensi (suction,
laryngoscope, NGT, OPA) yang tersedia beberapa ukuran menyebabkan
kurangnya tingkat kecepatan dalam memberikan penanganan medis pada
pasien.
o SOP yang belum ditempel di masing – masing troli mengenai jumlah obat,
prosedur, dan pengisian troli serta evaluasi berkala menyebabkan adanya
beberapa obat atau alat yang sudah dipakai dan habis stok nya di dalam troli
emergensi tersebut.
o Belum adanya form ceklist obat atau alat sebagai input dan output permintaan
kebagian farmasi, sehingga menyebabkan terjadinya kurannya koordinasi
antara ruangan tersebut dan instalasi farmasi dalam pengadaan alat dan obat
dalam troli emergensi.
o Belum adanya buku catatan yang digunakan saat setelah resusitasi sebagai
bahan evaluasi berapa yang dibutuhkan alat dan bahan di ruangan tersebut
yang harus tersedia dalam sehari tersebut.
o Belum menjadinya rutinitas kepala ruangan dalam evaluasi troli emergensi
sehingga mungkin akan terjadi kehabisan obat atau kehilangan alat emergensi
pada troli emergensi tersebut.
3.1.2 Isu Ke-2 (Kurangnya Tingkat Kepatuhan Keluarga Pasien tentang Aturan
Membesuk Pasien)
a. Kondisi Masalah
Lokasi RS yang terletak di daerah pinggiran perbatasan antara Indramayu dan
Cirebon menyebakan beberapa masyarakat yang tinggal di daerah tersebut
memiliki keadaan social ekonomi yang rendah dengan tingkat pendidikan yang
23
kurang dan pekerjaan terbanyak berupa wiraswasta dalam bidang pertanian,
perdagangan, dan pekerja di luar negeri atau di kota – kota besar. Berikut beberapa
kondisi masalah mengenai kurangnya tingkat kepatuhan keluarga pasien tentang
aturan membesuk pasien:
o Kurangnya pemahaman pasien tentang aturan dan tata tertib untuk
mengunjungi pasien yang dirawat sangat minim, sehingga banyaknya keluarga
pasien yang datang membesuk menyebabkan terjadinya penumpukan
pengunjung, contohnya menjenguk satu pasien yang di rawat dapat dikunjungi
oleh beberapa anggota keluarga atau kerabat dekat yang jumlahnya bisa
mencapai sepuluh orang atau bahkan lebih.
o Kurangnya koordinasi antara petugas keamanan atau security juga
menyebabkan penumpukan jumlah keluarga pasien yang berkunjung atau
membawa barang bawaan yang melebihi kapasitas dari kamar atau ruangan
pasien tersebut dirawat, contohnya keluarga pasien membawa barang bawaan
seperti Kasur lipat atau peralatan makan penunggu pasien yang sampai tercecer
di luar kamar pasien.
o Banyaknya jumlah penunggu pasien yang menemani pasien di ruang rawat
inap, menyebabkan banyak orang yang berkeliling atau banyaknya keluarga
pasien yang berada di ruangan perawatan yang dapat mengganggu kenyamanan
pasien ruangan sebelah atau perawat atau bidan yang akan melakukan
perawatan terhadap pasien, atau kurangnya mobilitas dokter saat memeriksa
pasien.
o Jam besuk yang kadang sudah terlewat namun keluarga yang berkunjung masih
tetap berada di ruangan pasien juga masih banyak terjadi di RS
24
keluarga atau kerabat yang menjenguk dan kurangnya mobilitas petugas medis
maupun non medis yang sedang melaksanakan tugas di ruangan tersebut.
o Barang bawaan keluarga pasien maupun pasien yang berlebih menyebabkan
loker atau lemari khusus barang pasien yang over kapasitas sehingga ditaruh di
luar tempat yang sudah disediakan menyebabkan kurangnya tingkat kerapihan
dan kenyamanan pasien dan keluarga yang satu ruangan tersebut, serta petugas
kesehatan yang merasa tidak nyaman karena kurangnya mobilitas dalam
pelayanan pasien.
o Jam kunjung yang mulai habis namun keluarga pasien tetap tidak segera untuk
pulang dapat menyebkan dampak terhadap pasien tersebut dalam hal
kurangnya waktu istirahat pasien karena adanya sanak saudara maupun kerabat
yang berkunjung dan kurangnya mobilitas tenaga medis maupun non medis
dalam melakukan kewajiban pelayanan pada pasien, maupun pada saat visite
dokter spesialis jika terdapat banyak keluarga pasien, yang kurang maksimal
pemeriksaannya karena jam visit nya sudah berlangsung namun jam besuk
yang sudah berakhir dan orang yang membesuk tidak kunjung berakhir.
3.1.3 Isu Ke-3 (Kurangnya Kunjungan Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan di RSUD
Mursyid Ibnu Syafiuddin)
a. Kondisi Masalah
Kunjungan yang belum maksimal pada RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin
membuat RS tampak kurang ramai, hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal,
diantara:
o Kurangnya jumlah tenaga kesehatan khususnya dokter spesialis yang belum
maksimal
o RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin merupakan RS tipe D Pratama sehingga
jumlah dokter spesialis kurang maksimal, karena RS tipe D hanya memiliki
dokter spesialis empat besar (khususnya Dokter Spesialis Penyakit Dalam,
Dokter Spesialis Kandungan, Dokter Spesialis Anak, Dan Dokter Spesialis
Bedah)
o Kuangnya sosialisasi atau promosi kesehatan dan atau pelayanan kesehatan di
wilayah kerja RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin
25
o Kurangnya sosialisasi atau kerjasama tentang pelayanan kesehatan di
puskesmas – puskesmas di sekitar wilayah kerja RSUD Mursyid Ibnu
Syafiuddin
o Kurangnya promosi pelayanan kesehatan (baik promosi kesehatan maupun
pelayanan kesehatan) dalam bentuk media cetak maupun media elektronik
yang mudah di akses oleh masyarakat sekitar RS.
26
tenaga medis di sekitar RS Mursyid Ibnu Syafiuddin dalam rangka
promosi kesehatan, namun dalam hal ini belum berjalan sehingga
menyebabkan tenaga medis di daerah wilayah RS jarang merujuk
pasien ke RS Mursyid Ibnu Syafiuddin, sehingga jarak tempuh rujukan
pada pasien cukup jauh, contoh: BPS merujuk pasien kandungan (ibu
hamil) tidak menuju ke RS Mursyid Ibnu Syafiuddin melainkan ke RS
lain karena takut tidak bisa dilakukan tindakan secara cyto karena
ketidaktahuan akan adanya Dokter Spesialis Kandungan di RS Mursyid
Syafiuddin.
o Kurangnya promosi kesehatan baik dalam bentuk media cetak atau
media elektronik menyebabkan beberapa orang atau pasien sulit
mengakses dengan mudah mengenai informasi terkait pelayanan
kesehatan khususnya jam praktek dokter, karena dapat terjadi pasien
tidak tahu jam prakteknya sehingga pasien yang sudah datang namun
tidak ada praktek dokter yang dituju sehingga pasien pulang lagi dan
menyebabkan pasien beralih ke RS lain yang mudah mengakses jam
praktek dokter.
27
Tabel 3.1 Penetapan Core Isu dengan Analisis USG
Kriteria
No Isu Jumlah Rangking
U S G
Kurangnya Tingkat
2 3 3 4 10 3
Kepatuhan Keluarga Pasien
Tentang Aturan Membesuk
Pasien
Kurangnya Kunjungan
Pasien Rawat Inap dan
3 Rawat Jalan di RSUD 3 4 4 11 2
Mursyid Ibnu Syafiuddin
Keterangan : dibuat skor 5 = sangat besar, 4 = besar, 3 = sedang, 2 = kecil, 1 = sangat kecil
28
Tabel 3.3 Deskripsi Kriteria Urgency
5 Sangat Serius
Isu Ke-1 dan Ke-3 serius, karena,pengoptimalan dalam mengelola
troli emergensi merupakan hal yang serius dan harus segera
diselesaikan khususnya dalam pengadaan alat dalam troli
4 Serius emergensi untuk meningkatkan pelayanan terhadap pasien.
Isu ke-3 juga serius karena dalam hal meningkatkan jumlah
kunjungan pasien serius untuk mudahkan pelayanan terhadap
pasien tidak perlu ke RS lain yang jaraknya cukup jauh
3 Cukup Serius Isu ke 2 cukup serius, karena pengunjung yang berlebihan untuk
menjenguk pasien yang banyak cukup serius di tangani karena
dapat mengganggu kenyamanan pasien dalam beristirahat.
2 Kurang Serius
1 Tidak Serius
Sangat Cepat
5 Memburuk
29
4 Cukup Memburuk
Isu ke-1, Isu ke-2, dab Isu ke-3 cepat memburuk karena jika tidak
diselesaikan isu mengenai Optimalisasi Troli Emergensi akan
merugikan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan dan
pasien yang bersangkutan, begitu juga isu ke 2 mengenai jam
kunjungan besuk jika tidak segera ditindak tegas mengenai aturan
maka jumlah keluarga yang datang berkunjung makin tidak
terkendali. Isu ke 3 mengenai kurangnya kunjungan pasien rawat
inap dan rawat jalan yang sedikit jika tidak segera ditangani akan
cukup memburuk untuk perkembangan dan kemajuan RS Mursyid
Ibnu Syafiuddin.
Cukup Cepat
3 Memburuk
2 Kurang Cepat
memburuk
1 Tidak Memburuk
Berdasarkan Analisi USG diatas, maka isu yang dipilih adalah sebagai berikut: “Belum
Optimalnya Pengelolaan Troli Emergensi oleh Tenaga Kesehatan di RSUD Mursyid Ibnu
Syafiuddin Indramayu”.
30
Process
Product Price
31
Gambar 3.3 Diagram Fish Bone
3.4 Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu
Gagasan kreatif untuk penyelesaian isu tersebut diatas, dengan merujuk pada penyebabnya
adalah “Optimalisasi Pengelolaan Troli Emergensi oleh Petugas Kesehatan Menggunakan SOP di
RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin”. Gagasan tersebut terkait dengan Smart ASN yaitu seorang ASN
agar mampu melayani dengan cepat, efisien, dan akurat dalam pelayanan kesehatan terhadap pasien
atau masyarakat. Memberikan pelayanan yang akurat dan tepat serta cepat sesuai dengan SOP yang
telah ada dengan mengoptimalkan dalam kehidupan sehari – hari di instansi.
Gagasan kreatif saya sebagai ASN dalam kedudukan dan peran ASN yang tercantum dalam UU
No 5 tahun 2014 mengenai ASN untuk menuju Indonesia Birokrasi 4.0 dalam Smart Governance.
Gagasan kreatif saya mengenai smart ASN dalam penyelesaian Core isu mengenai Belum
Optimalnya Tenaga Kesehatan Dalam Mengelola Troli Emergensi melalui beberapa kegiatan yang
dapat dilakukan sesuai dengan standar SOP sebagai berikut:
1. Penyusunan aktualisasi
a. Melakukan konsultasi dengan mentor terkait deskripsi isu mengenai aktualisasi Troli
Emergensi yang ada di instansi
b. Meminta arahan dan masukan mentor terkait tema dan isu yang akan diangkat menjadi judul
aktualisasi .
c. Melakukan kegiatan coaching dan bimbingan mentoring di instansi dan melakukan
pengumpulan data terkait isu di instansi RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin.
2. Penyusunan form mengenai standar pengelolaan Troli emergensi yang sedang berlaku di RSUD
Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu
1. Mengumpulkan informasi mengenai informasi terkait pengadaan Troli emergensi yang sudah
ada di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin.
2. Mengumpulkan draft pertanyaan mengenai troli emergensi pada google form.
3. Membuat daftar pertanyaan pada google form
3. Membantu dalam meningkatkan atau mengoptimalkan SOP Troli Emergensi
a. Merancang dan mencari referensi yang sesuai mengenai SOP dan Peraturan Direktur
b. menempel SOP yang telah ditetapkan di masing – masing troli emergensi.
c. mengunci troli emergensi dengan gembok
4. Penyusunan kelengkapan obat dan alat dalam troli emergensi yang sesuai
a. Melakukan tata cara permintaan alat dan obat kebagian farmasi.
b. Melakukan evaluasi berkala tentang ketersediaan alat dan obat dalam troli emergensi
seminggu sekali.
c. Melakukan pengecekan fungsi dari alat dalam troli emergensi
5. Pelaksanaan update ilmu tentang alat dan obat di Troli Emergensi
32
a. Sosialisasi kegawatdaruratan bersama tenaga kesehatan lain dengan ketersediaan obat dan
alat dalam troli emergensi
b. Diskusi kasus kegawatdaruratan bersama tenaga kesehatan lain dengan ketersediaan obat
dan alat dalam troli emergensi.
c. Melaporkan hasil kegiatan pada mentor.
6. Pembaharuan sistem form ceklist atau pembukuan melalui google drive
a. Membuat rancangan form ceklist dan pembukuan digital untuk tenaga kesehatan di ruangan
dalam pengisian google drive
b. Mensosialisasikan pada tenaga kesehatan di ruangan dalam pengisian google drive
c. Melakukan simulasi pengisian form untuk praktek keseharian.
d. Melakukan evaluasi hasil pembaharuan SOP pengelolaan Troli Emergensi.
33
Deskripsi Isu: Isu Prioritas:
Kondisi Masalah:
1 Belum Optimalnya Belum Optimalnya Tenaga
1 Troli emergergensi tdk
Tenaga Kesehatan dalam Kesehatan dalam Mengelola
dalam keadaan terkunci
Mengelola Troli Troli Emergensi
2 Jumlah Troli kurang
emergensi (hanya tiga)
2 Kurangnya Tingkat 3 Belum lengkapnya alat,
Gagasan kreatif:
Kepatuhan Keluarga namun obat sudah baik
Optimalisasi Tenaga Kesehatan dalam Mengelola Troli
Pasien Tentang Aturan dan lengkap
Emeregesi Menggunakan SOP
Membesuk Pasien 4 SOP belum tertempel
3 Kurangnya Kunjungan 5 Form ceklis belum ada
Pasien Rawat Inap dan 6 Belum adanya buku
Rawat Jalan evaluasi
Kegiatan yang Dilakukan:
7 Belum adanya aturan
1 Penyusunan Aktualisasi
internal
2 Membantu meningkatkan atau Optimalisasi SOP Troli
Emergensi
3 Melengkapi obat dan Alat di Troli Emeregnsi
4 Upgrade Ilmu
5 Memperbaharui sistem pembukuan melalui google drvie
Tujuan:
Optimalnya Pengelolaan Troli Emergensi dapat mempercepat
penanganan tindakan kegawat daruratan pada pasien
34
35
Tabel 3.7 Matrik Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja Ruangan di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin
Isu yang Diangkat Belum Optimalnya Tenaga Kesehatan dalam Mengelola Troli Emergensi
di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin
36
Tabel 3.8 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Ketrekaitan Kontribusi Penguatan Nilai
Substansi Mata Terhadap Visi Organisasi
Pelatihan Misi PemKab
Indramayu
1 Penyusunan 1 Konsultasi dengan Catatan dan saran Kolaboratif Kegiatan konsultasi Meningkatkan
aktualisasi mentor terkait isu dari mentor dan Pada tahap ini, dengan mentor, kualitas Mutu
– isu mengenai foto dokumentasi penulis membangun meminta arahan dan masyarakat
aktualisasi yang bimbingan mentor kerjasama dengan penyusunan Indramayu yang
ada di instansi mentor melalui aktualisasi, berkompeten
oembahasan berkontribusi dengan salah satu
bersama rencana mewujudkan visi motto RS
penyusunan misi Indramayu Terampil
aktualisasi. yang maju dalam
Harmonis meningkatkan misi
pada tahap ini Indramayu (1)
penulis dan mentor mewujudkan tata
menjalin hubungan kelola
yang harmonis pemerintahan
dengan interaksi yang melayani
yang kondusif dan masyarakat yang
hangat. akuntabel dan
professional
37
proaktif demi
kelancaran proses
penyusunan
aktualisasi
Kolaboratif
Bekerjasama dalam
satu tim ruangan
perawatan untuk
melakukan
pengecekan alat dan
obat
Akuntabel
Bertanggung jawab
3. Simulasi pengisian Ruangan yang jauh setiap tenaga
form untuk praktek letaknya dari kesehatan dalam
keseharian farmasi tidak perlu mengelola troli
datang untuk emergensi yang
meminta obat sesuai dengan SOP
langsung. yang sudah
ditetapkan melalui
form
Adaptif
Mampu beradaptasi
dengan era
digitalisasi
Berorientasi
4. Melakukan evaluasi Menilai Pelayanan
hasil pembaharuan keberhasilan dalam Mampu memberikan
SOP pengelolaan mengoptimalkan pembaharuan dalam
48
Trolu Emergensi pengadaan SOP mengoptimalkan
dari Troli pelayanan pasien
Emergensi untuk tindakan
gawat darurat
Akuntabel
Berkontribusi dalam
meningkatkan alat
dan barang di
instansi
Kompeten
Mampu
meningkatkan
kompetensi tenaga
kesehatan lain
Kolaboratif
Dapat berkolaborasi
bersama dalam
penanganan
kegawatdaruratan
49
3.6 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK)
Tabel 3.8 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK)
Kegiatan Jumlah
No Mata Pelatihan Aktualisasi
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke- 4 Ke-5 Ke-6
per MP
Berorientasi
1 2 1 3 2 8
Pelayanan
2 Akuntabel 2 3 2 1 3 4 15
3 Kompeten 3 1 3 3 11
4 Harmonis 1 3 1 1 6
5 Loyal 1 1 2
6 Adaptif 1 2 3
7 Kolaboratif 2 3 1 1 2 9
Jumlah Aktualisasi Per
7 6 11 5 11 14 54
Kegiatan
50
BAB IV
CAPAIAN PELAKSANAAN AKTUALISASI
52
2. Dokumen berisi catatan dan
saran terkait isu – isu yang bisa
diangkat dalam aktualisasi
3. Mendapatkan hasil aktualisasi
dokumentasi mengenai isu
terkait di RS
c. Keterkaitan 1. Kolaboratif dan Harmonis Selama berjalannya
Substansi Mata 2. Akuntabel dan Adaptif kegiatan sesuai dengan
Pelatihan 3. Akuntabel, Kompeten, dan yang telah direncaakan
kolaboratif
d. Kontribusi Kegiatan konsultasi dengan mentor, Tercapai sesuai rencana
Terhadap Visi meminta arahan dan penyusunan
Misi aktualisasi, berkontribusi
Organisasi mewujudkan visi misi Indramayu
yang maju dalam meningkatkan
misi Indramayu (1) mewujudkan
tata kelola pemerintahan yang
melayani masyarakat yang
akuntabel dan professional
e. Penguatan Meningkatkan kualitas Mutu Tercapai sesuai rencana
Nilai masyarakat Indramayu yang serta bermanfaat di unit
Organisasi berkompeten dengan salah satu kerja
motto RS Terampil
Evidence
Kegiatan 1: Penyusunan aktualisasi
53
2. Penyusunan form mengenai standar pengelolaan Troli Emergensi yang berlaku
di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu
Komponen Uraian Keterangan
Tahapan 1. Mengumpulkan informasi Tercapai sesuai rencana,
Kegiatan mengenai info terkait pengadaan kegiatan sudah sesuai
Troli emergensi yang sudah ada dengan rencana
di RSUD Mursyid Ibnu
Syafiuddin.
2. Mengumpulkan draft pertanyaan
mengenai troli emergensi pada
google form.
3. Membuat daftar pertanyaan pada
google form.
Output / Hasil 1. Mengetahui informasi Tercapai sesuai rencana,
Kegiatan ketersediaan alat dan obat serta kegiatan sudah sesuai
pengelolaan Troli emergensi dengan rencana
yang sedang berlangsung dan
belum optimal.
2. Mengetahui perlu tidaknya
dilakukan optimalisasi mengenai
troli emergensi menggunakan
SOP
3. Melihat dan dapat mengetahui
dari beberapa ruangan dan nakes
mengenai pengelolaan troli
emergensi untuk pelayanan
kegawatdaruratan
Keterkaitan 1. Akuntabel dan Kompeten Selama berjalannya
Substansi Mata 2. Akuntabel dan Kompeten kegiatan sesuai dengan
Pelatihan 3. Akuntabel dan Kompeten yang telah direncanakan
54
Evidence
Kegiatan 2: Penyusunan form mengenai standar pengelolaan Troli Emergensi yang
sedang berlaku di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu
55
Berdasasrkan hasil jawaban tenaga kesehatan diruangan, hanya beberapa ruangan
saja yang kondisi alat dan obatnya terpantau, namun belum optimal dalam mengelola
ketersediaan jumlah dan tidak mengontrol mengenai fungsi alat emergensicontohnya
dari ambubagnya apakah ada yang bocor atau tidaknya.
Evidence
Kegiatan 3: Membantu dalam meningkatkan atau mengoptimalkan SOP Troli
Emergensi
Gambar 4.3 Bimbingan Pengajuan SOP Troli Emergensi ke Mentor untuk ACC
oleh Direktur RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu
57
PENGELOLAAN TROLI EMERGENSI
No. Dokumen 706
No. Revisi
SOP Tanggal Terbit 04 Juli 2022
Halaman 1/2
Pemerintah UPTD RSUD
Kabupaten Mursyid Ibnu
Indramayu Syafiuddin
dr. Ndaru Takaryanto, MM Indramayu
Pembina IVB
NIP. 196805032002121007
1. Pengertian 1. Obat emergensi adalah persediaan perbekalan farmasi yang disimpan di rawat
inap dan IGD sebagai persiapan kebutuhan obat untuk kasus darurat /
emergensi yang diusulkan oleh masing – masing unit pelayanan terkait.
2. Obat emergensi bersifat stok tetap artinya kondisi (kuantitas dan
kualitas)perbekalan farmasi yang ada di troli emergensi harus selalu tetap
dijaga.
3. Tata cara / urutan kerjasama pengelolaan perbekalan farmasi (obat dan alkes
habis pakai) yang disimpan sebagai obat emergensi di ruangan RS.
4. Obat emergensi disimpan dalam troli emergensi dan diberi segel plastik
dibagian luar.
5. Troli emergensi diletakkan ditempat yang mudah diakses oleh petugas.
6. Setiap Troli Emergensi memiliki kunci kode
7. Setiap ruangan memiliki Troli Emergensi masing – masing
8. Setiap Troli Emergensi memiliki SOP masing - masing
9. Obat emergensi harus disimpan sesuai dengan suhu penyimpanan suhu
ruangan (15℃ - 25℃) atau suhu lemari pendingin (2℃ - 8℃)
10. Dilakukan evaluasi berkala untuk ketersediaan alat dan obat.
2. Tujuan 1. Meningkatkan tertib administrasi pada pengelolaan (khususnya tahap
penyimpanan dan penyaluran) perbekalan farmasi.
2. Menimbulkan kesatuan tindakan dan sikap antar staf untuk mencapai tujuan
organisasi.
3. Menumbuhkan rasa saling membantu dalam meningkatkan mutu pelayanan.
4. Menghindari lepas tanggung jawab antar petugas yang ada di bagian
penyimpanan perbekalan troli emergensi dengan bagian lain.
5. Memberikan kepastian ketersediaan dan keamanan obat dan alat dalam troli
emergensi.
3. Kebijakan SK Direktur Nomor : 447/033/RSUDMIS tentang Pembentukan Komite / Tim
Farmasi dan Terapi UPTD RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu
4. Referensi 1. Permenkes nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. Kemenkes RI No 72 Tahun 2016 Tentang Standar Kefarmasian di Rumah
Sakit
3. Komisi Akreditasi Rumah Sakit Tahun 2018 tentang Standar Nasional
Akreditasi Rumah Sakit
5. Prosedur 1. Meningkatkan tertib administrasi pada pengelolaan (khususnya tahap
penyimpanan dan penyaluran) perbekalan farmasi.
2. Menimbulkan kesatuan tindakan dan sikap antar staf untuk mencapai tujuan
organisasi.
3. Menumbuhkan rasa saling membantu dalam meningkatkan mutu pelayanan.
4. Menghindari lepas tanggung jawab antar petugas yang ada di bagian
penyimpanan perbekalan troli emergensi dengan bagian lain.
5. Memberikan kepastian ketersediaan dan keamanan obat dan alat dalam troli
58
emergensi.
PENGELOLAAN TROLI EMERGENSI
No. Dokumen 706
No. Revisi
SOP Tanggal Terbit 04 Juli 2022
Halaman 2/2
DAFTAR KETERSEDIAAN ALAT DAN OBAT TAHUN 2022
RUANG IGD / ICU/ NICU / RANAP
No Nama Obat Satuan Jumlah Keterangan
A Obat Oral
B Obat Injeksi
C Alat
Indramayu,
Ka. Ruangan Ranap Ka Instalasi Farmasi
…………………… ……………………..
Indramayu,
59
4. Penyusunan kelengkapan alat dan obat dalam Troli Emergensi
Komponen Uraian Keterangan
Tahapan 1. Melakukan tata cara permintaan Tercapai sesuai rencana,
Kegiatan alat dan obat kebagian farmasi kegiatan sudah sesuai
2. Melakukan evaluasi berkala dengan rencana
tentang ketersediaan alat dan
obat dalam troli emergensi
seminggu sekali
3. Melakukan pengecekan fungsi
dari alat dalam troli emergensi
60
Evidence
Kegiatan 4: Penyusunan kelengkapan Obat dan Alat dalam Troli Emergensi yang
sesuai
Gambar 4.5 Melakukan Tata Cara Permintaan Alat dan Obat ke Bagian Farmasi
Melakukan kegiatan permintaan obat dan alat dengan berkoordinasi dengan perawat yang
berjaga di ruangan yang bersangkutan dan dengan bagian farmasi. Permintaan alat dan obat
sebaiknya segera dilakukan setelah selesai melakukan tindakan resusitasi atau penanganan
kegawatdaruratan pada pasien dengan melihat alat atau obat yang telah dipakai dan segera
menggantikannya.
Gambar 4.6 Melakukan Pengecekan Fungsi dari Alat dan Obat dalam Troli
Emergensi
Melakukan pengecekan fungsi dari alat dalam troli emergensi agar mengetahui kelayakan
dari alat tersebut, dan sebaiknya menggunakan dengan sistem kalibrasi alat yang dipantau tiap
61
bulannya. Alat yang rusak agar segera diperbaiki dan bagian manajemen memiliki cadangan
alat emergensi yang rusak (alat intubasi), contohnya jika lampu mati segera diganti dengan
batre yang baru atau segera meminta untuk cadangan alat tersebut, namun dalam pengecekan
alat masih dalam keadaan manual karena keterbatasan alat (alat kalibrasi yang belum ada).
Melakukan kegiatan coaching dengan berkonsultasi mengenai kendala pada tahap kegiatan
kedua di agenda aktualisasi, dengan kegiatan ke dua saya melakukan pengecekan alat hanya
secara manual, karena keterbatasan alat.
62
5. Pelaksanaan update tentang alat dan obat di troli emergensi
Komponen Uraian Keterangan
Tahapan 1. Sosialisasi kegawatdaruratan Tercapai sesuai rencana,
Kegiatan bersama tenaga kesehatan lain kegiatan sudah sesuai
dengan ketersediaan obat dan dengan rencana
alat dalam troli emergensi
2. Diskusi kasus kegawatdaruratan
bersama tenaga kesehatan lain
dengan ketersediaan obat dan
alat dalam troli emergensi
3. Melaporkan hasil kegiatan pada
mentor
Output / Hasil 1. Menambah wawasan mengenai Tercapai sesuai rencana,
Kegiatan pelayanan kegawatdaruratan kegiatan sudah sesuai
2. Menambah wawasan mengenai dengan rencana
pelayanan kegawatdaruratan
3. Untuk dapat kritik dan saran
mengenai kegiatan aktualisasi
yang dapat diterapkan
selanjutnya
Keterkaitan 1. Berorientasi Pelayanan, Selama berjalannya
Substansi Mata Akuntabel, Kompeten, Harmonis kegiatan sesuai dengan
Pelatihan dan Kolaboratif yang telah direncanakan
2. Berorientasi Pelayanan,
Kompeten, Harmonis dan
Kolaboratif
3. Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel dan Kompeten
Kontribusi Memberikan pelayanan yang Tercapai sesuai rencana
Terhadap Visi bermutu sesuai dengan standar
Misi Organisasi profesi berbasis keselamatan pasien
dan petugas demi Peningkatan
Pelaksanaan Pembangunan
disegala bidang hingga
terpenuhinya kebutuhan
masyarakat (misi Indramayu 6)
Penguatan Nilai Upgrade ilmu peningkatan Tercapai sesuai rencana
Organisasi pelayanan kesehatan dengan motto serta bermanfaat di unit
smart dengan nilai berAkhlak kerja
berorientasi pelayanan
63
Evidence
Kegiatan 5: Pembaharuan ilmu tentang alat dan obat di troli emergensi
64
Gambar 4.10 Melakukan Sosialisasi Kegiatan Kegawatdaruratan dengan Tenaga Kesehatan
Sosialisasi dengan menggunakan alat dalam Troli Emergensi dengan Para Tenaga Kesehatan
untuk alat dan obat yang habis pakai agar terjaga ketersediaan alat dan obat dalam troli emergensi.
Berikut merupakan link tata cara diskusi kasus dan sosialisasi alat dalam Troli Emergensi dengan
para Tenaga Kesehatan demi tercapainya pelayanan yang cepat efisien dan tepat pada pasien di ruang
Instalasi Gawat Darurat.
https://drive.google.com/drive/folders/1-C6VqVzqt85cKMglAkuG9PdJwPsqW188?hl=id
65
Gambar 4.12 Bimbingan Coaching (20 Juli 2022)
67
Gambar 4.14 Inviting Folder dari email RSUD MIS
Berikut merupakan link folder RSUD MIS mengenai permintaan alat dan obat dari ruangan IGD atau
perawatan ke ruangan farmasi, berikut link tautan google drive:
https://drive.google.com/drive/folders/19IkTw3CHDFEA0_Vp1jsLVLzokz0vewyl?usp=sharing
68
Gambar 4.16 Bimbingan Mentoring
69
4.3 Analisis Kemanfaatan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi ini dilakukan sebagai pemecahan masalah terhadap isu prioritas yang di
temukan pada instansi tempat penulis yaitu Belum Optimalnya Pengelolaan Troli Emergensi
Menggunakan SOP di Rumah Sakit Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu.
Berikut hasil pengisian beberapa data mengenai situasi dan kondisi sebelum adanya SOP
yang disahkan oleh direktur dan dijadikan standar pelayanan:
70
Adapun manfaat dalam pelaksanaan aktualisasi “Optimalisasi Tenaga Kesehatan dalam
Mengelola Troli Emergensi menggunakan SOP di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin
Indramayau”, berikut hasil pengisian google form:
Dari jawaban yang di isi oleh perwakilan tenaga kesehatan yang terdiri dari Dokter,
Perawat, Bidan, dan Apoteker dari beberapa ruangan dapat disimpulkan dengan adanya SOP
71
sangat bermanfaat karena dapat mengetahui alur dan tata cara permintaan dan penyimpanan
serta kelengkapan alat dan obat untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan terhadap pasien.
72
Tabel 4.8 Rekapitulasi Aktualisasi Nilai BerAkhlak
Nilai dasar ASN yang paling banyak di peroleh pada kegiatan ini ialah nilai akuntabel yang berdasarkan dengan panduan perilakunya
yang melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi sesuai dengan UUD No. 5 Tahun 2014
pasal 5. Dalam menjalankan tugas sebagai seorang ASN maka seharusnya perawat yang bekerja dalam memberikan pelayanan kepada pasien
harus bertanggung jawab dan disiplin dalam menerapkan SOP sebagai pedoman dalam melakukan setiap tindakan, yang salah satunya SOP
Pengelolaan Troli Emergensi. Dimana serah terima setiap shifnya yang dilakukan oleh perawat harus sesuai SOP agar tindakan yang akan
diberikan kepada pasien berkesinambungan secara cepat tepat dan efisein sesuai dengan smart ASN serta meningkatkan keselamatan pasien.
Pelaksanaan Pengelolaan Troli Emergensi sesuai dengan SOP akan sangat mempengaruhi kedisiplinan serta kepatuhan Tenaga Kesehatan
yang sesuai dengan ketentuan yang sudah dibuat oleh pihak rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan terhadap pasien.
73
74
4.5 Capaian Penyelesaian Core Isu
No Aspek Kondisi Sebelum Kondisi Sesudah Keterangan
1 Membantu ➢ Belum adanya SOP ✓ Sudah ada SOP Terlaksana
dalam troli emergensi yang Pengelolaan Troli
meningktakan menjadi acuan Emergensi yang
atau menjadi acuan
mengoptimalkan ➢ Belum adanya SOP ✓ Sudah adanya SOP
SOP troli yang tertempel di troli yang tertempel di troli
emergensi emergensi emergensi
➢ Troli emergensi belum ✓ Troli emergensi sudah
dalam kondisi terkunci dalam kondisi
terkunci
2 Melengkapi alat ➢ Belum optimalnya tata ✓ Adanya tata cara Terlaksana
dan obat dalam cara permintaan alat permintaan alat dan
troli emergensi dan obat ke bagian obat kebagian farmasi
farmasi yang lebih baik lagi
➢ Jarang diadakannya ✓ Lebih rutin lagi
evaluasi berkala untuk diadakannya evaluasi
ketersediaan alat dan berkala mengenai
obat dalam troli ketersediaan dan
emergensi fungsi alat dan obat
➢ Melakukan dalam troli emergensi
pengecekan alat dan
fungsi dalam troli
emergensi
3 Upgrade ilmu ➢ Jarang dilakukannya ✓ Lebih menambah Terlaksana
tentang alat Sosialisasi wawasan lagi bagi
emergensi kegawatdaruratan para tenaga kesehatan
dalam troli dengan tenaga di ruang pelayanan
emergensi kesehatan medis
➢ Jarang dilakukannya
Diskusi kasus
kegawatdaruratan
4 Memperbaharui ➢ Belum adanya sistem ✓ Adanya sistem Terlaksana
form atau digitalisasi dalam digitalisasi dalam
pembukuan permintaan alat dan permintaan alat dan
mengenai alat obat kebagian farmasi obat kebagian farmasi
dan obat dalam
troli emergensi
75
4.6 Rencana Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi
Tabel 4.8 Rancangan Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi
No Kegiatan Output Parapihak Sumber Keterangan
yang terlibat biaya
1 Permintaan kelengkapan Kelengkapan alat dan ➢ Dinas ➢ Dana Permintaan
alat emergensi beserta troli troli tiap ruangan Kesehatan APBD dari pimpinan
untuk pengadaan di tiap ➢ Pimpinan ke dinas
ruangan perawatan RS
76
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan aktualisasi yang telah dilakukan oleh penulis dengan menerapkan nilai –
nilai dasar BerAkhlak dengan judul “Optimalisasi Tenaga Kesehatan dalam mengelola Troli
Emergensi Menggunakan SOP di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu” yang terdiri
dari enam kegiatan dapat disimpulkan bahwa:
1. Adanya SOP troli emergensi dapat menjaga ketersediaan alat dan obat dapat tetap
terpantau dengan adanya evaluasi berkala mengenai fungsi dari alat yang ada di troli
emergensi.
2. Melakukan diskusi kasus atau sosialisasi dapat meningkatkan kompetensi tenaga
kesehatan di ruangan terkait bagi yang telah mengikuti seminar atau pelatihan di luar
instansi dan membagikannya pada rekan kerja nya di RSUD MIS dengan adanya
sosialisasi.
3. Tata cara permintaan alat dan obat kebagian farmasi juga dapat dilakukan pembaharuan
menggunakan google drivee, sehingga dapat melakukan pemantauan dan permintaan
obat langsung ke ruangan dan memudahkan ruangan yang letaknya jauh dari bagian
farmas.
4. Aktualisasi ini terbukti bermanfaat dari hasil pengisian jawaban oleh tenaga kesehatan
yang terdiri dari dokter, perawat, bidan dan apoteker yang mewakili dari beberapa
ruangan.
5.2 Saran
Saran dari hasil Aktualisasi yang penulis jabarkan menegnai “Optimalisasi Tenaga
Kesehatan dalam Mengelola Troli Emergensi menggunakan SOP di RSUD Mursyid Ibnu
Syafiuddin Indramayu” untuk:
1. Instansi:
Harus berjalan dengan baik dan kontinuitas, karena jika tidak dilakukan atau
diperbaharui sesuai dengan standarisasi terbaru maka tetap saja pelayanan kesehatan
terhadap pasien masih belum optimal dengan tidak dikembangkan sesuai dengan
perkembangan waktu.
2. Masyarakat:
Bagi keluarga pasien khususnya yang berada mendampingi pasien diruang penanganan
kegawatdaruratan untuk tidak berdiri dekat Troli Emergensi dan menjaga jarak pada
tenaga kesehatan yang sedang melakukan tindakan pada pasien untuk dapat lebih
77
optimal dan mobilisasi yang luas dalam pengambilan alat dan obat dalam troli
emergensi selama tindakan.
78
DAFTAR PUSTAKA
49
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU
RSUD MURSID IBNU SYAFIUDDIN
JL. Raya Krangkeng km 28, Indramayu Kode Pos 45284 Tlp. (0234) 7136366/085912930888
Email : rsudmis@gmail.com www.rsud-mis.go.id
50
FORM KONSULTASI PESERTA DENGAN COACH
PADA TAHAP MENYUSUN RANCANGAN AKTUALISASI
51
FORM KONSULTASI PESERTA DENGAN MENTOR
PADA TAHAP MENYUSUN RANCANGAN AKTUALISASI
52
Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi oleh Mentor
Nama : dr. Fajar Mutmainah
NIP : 199211042022032009
Unit Kerja : RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu
Jabatan : Ahli Pertama – Dokter
Rumusan Isu : Optimalisasi Tenaga Kesehatan dalam Mengelola Troli Emergensi
Menggunakan SOP di Rumah Sakit RSUD Mursyid Ibnu
Syafiuddin Indramayu
Tahapan Kegiatan
53
Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi oleh Mentor
Nama : dr. Fajar Mutmainah
NIP : 199211042022032009
Unit Kerja : RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu
Jabatan : Ahli Pertama – Dokter
Rumusan Isu : Optimalisasi Tenaga Kesehatan dalam Mengelola Troli Emergensi
Menggunakan SOP di Rumah Sakit RSUD Mursyid Ibnu
Syafiuddin Indramayu
Kegiatan 2 : Penyusunan form mengenai standar pengelolaan Troli Emergensi yang sedang berlaku
di RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
Tahapan Kegiatan
54
Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi oleh Mentor
Nama : dr. Fajar Mutmainah
NIP : 199211042022032009
Unit Kerja : RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu
Jabatan : Ahli Pertama – Dokter
Rumusan Isu : Optimalisasi Tenaga Kesehatan dalam Mengelola Troli Emergensi
Menggunakan SOP di Rumah Sakit RSUD Mursyid Ibnu
Syafiuddin Indramayu
Tahapan Kegiatan
55
Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi oleh Mentor
Nama : dr. Fajar Mutmainah
NIP : 199211042022032009
Unit Kerja : RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu
Jabatan : Ahli Pertama – Dokter
Rumusan Isu : Optimalisasi Tenaga Kesehatan dalam Mengelola Troli Emergensi
Menggunakan SOP di Rumah Sakit RSUD Mursyid Ibnu
Syafiuddin Indramayu
Tahapan Kegiatan
56
Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi oleh Mentor
Nama : dr. Fajar Mutmainah
NIP : 199211042022032009
Unit Kerja : RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu
Jabatan : Ahli Pertama – Dokter
Rumusan Isu : Optimalisasi Tenaga Kesehatan dalam Mengelola Troli Emergensi
Menggunakan SOP di Rumah Sakit RSUD Mursyid Ibnu
Syafiuddin Indramayu
Kegiatan 5 : Pelaksanaan update ilmu tentang alat dan obat di Troli Emergensi
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
Tahapan Kegiatan
57
Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi oleh Mentor
Nama : dr. Fajar Mutmainah
NIP : 199211042022032009
Unit Kerja : RSUD Mursyid Ibnu Syafiuddin Indramayu
Jabatan : Ahli Pertama – Dokter
Rumusan Isu : Optimalisasi Tenaga Kesehatan dalam Mengelola Troli Emergensi
Menggunakan SOP di Rumah Sakit RSUD Mursyid Ibnu
Syafiuddin Indramayu
Kegiatan 6 : Pembaharuan sistem form ceklis atau pembukuan melalui google drive
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
Tahapan Kegiatan
58
LAMPIRAN GAMBAR
59
Gambar 3. Lampiran SOP yang disahkan oleh Perwakilan Kepala Ruangan
60
Gambar 4. SOP lembar 1 yang telah disahkan diretur
61
Gambar 5. SOP lembar 2 yang telah disahkan direktur
62
Gambar 6. Materi mengenai alat dan obat dalam Troli Emergensi
63
Gambar 7. Materi mengenai alat dan obat dalam Troli Emergensi
64
Gambar 8. Materi mengenai alat dan obat dalam Troli Emergensi
65
Gambar 9. Materi mengenai alat dan obat dalam Troli Emergensi
66
Gambar 10. Lembar 1 Notulensi sosialisasi dan diskusi kasus
67
Gambar 11. Lembar 2 Notulensi sosialisasi dan diskusi kasus
68
Gambar 12. Lembar 3 notulensi sosialisasi
69
Gambar 13. Daftar hadir peserta sosialisasi
70
Gambar 14. Form Bimbingan Mentoring Penyusunan Aktualisasi
71