OLEH:
The Effect of Seaweed Addition on the Characteristics of White Chocolate With Cocoa Fat
Abstrak
Cokelat putih merupakan diversifikasi produk dari biji kakao dan merupakan komoditas yang
ramai diperdagangan hingga saat ini. Cokelat putih biasa digunakan sebagai bahan pembuatan
kue atau untuk diolah menjadi hiasan cokelat lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh konsentrasi susu kedelai terhadap coklat putih dengan lemak kakao
deodorisasi. Prinsip pembuatan coklat putih melalui pemurnian minyak/lemak dengan
penambahan bubuk susu kedelai menggunakan deodorasi yaiu proses pemisahan kandungan
menyebabkan bau dan rasa yang tidak enak berasal dari flavor yang dihasilkan dari kerusakan
minyak/lemak hasil degradasi trigliserida. Penelitian ini dilakukan dengan formulasi coklat
putih berbahan dasar lemak kakao dan bubuk susu kedelai. Kemudian dilanjutkan dengan
pengujian kimia dan organoleptik terhadap coklap putih dengan penambahan susu putih.
Kata kunci: Coklat putih, kedelai, deodorasi
I. PENDAHULUAN chocolate) yang dibedakan berdasarkan
komposisinya. Cokelat pahit dibuat dari
I.1. Latar Belakang pasta kakao dengan penambahan sedikit
Rumput laut adalah kelompok tanaman gula, cokelat susu dibuat dari campuran
yang berklorofil terdiri dari satu atau lebih pasta kakao, lemak kakao, gula, dan susu
sel. Secara biologis, dikenal sebagai bubuk. Sedangkan, cokelat putih dibuat
koloni. Rumput laut mengandung zat dari lemak kakao, gula dan susu bubuk
organik seperti polisakarida, hormon, (Sudibyo, 2012).
vitamin, mineral, dan senyawa bioaktif. Cokelat putih adalah produk
Rumput laut juga mengandung berbagai diversifikasi biji kakao yang saat ini
vitamin dengan konsentrasi tinggi, seperti menjadi komoditas yang banyak
vitamin D, K, karotenoid (prekursor diperdagangkan. Cokelat putih sering
vitamin A), vitamin B kompleks, dan digunakan dalam pembuatan kue atau
tokoferol. Kandungan polisakarida yang diolah menjadi hiasan cokelat. Seiring
tinggi sebanding polimer glukosa dan berkembangnya industri makanan,
polisakarida sulfasi. Beberapa rumput laut penggunaan cokelat putih juga semakin
menghasilkan metabolit dengan aktivitas meningkat terutama untuk hiasan kue dan
antioksidan. Berdasarkan kandungan hiasan produk cokelat. Cokelat putih
pigmennya rumput laut dibagi menjadi adalah satu-satunya cokelat yang
beberapa jenis, yaitu rumput laut hijau, mengandung lemak kakao sebagai
rumput laut merah, dan rumput laut bahan utamanya. Cokelat putih tidak
cokelat (Pakidi dan Suwoyo, 2017). hanya mengandung lemak, tetapi juga
Rumput laut cokelat terbagi menjadi karbohidrat dan protein, serta mineral
beberapa jenis, yaitu Padina, Sargassum, seperti zat besi, fosfor, kalium, kromium,
dan Turbinaria. Rumput laut cokelat magnesium, dan mangan. Pengolahan
mengandung 54,3-73,8% karbohidrat, 0,3- cokelat putih, selain penambahan lemak
5,9% protein, vitamin (B1, B2, B6, B16, kakao sebagai bahan baku, ditambahkan
dan niacin), mineral (kalsium, sodium, juga susu, gula, lesitin, dan vanili
magnesium, potasium, yodium, dan besi), (Ramlah dan Lullung, 2018).
dan mengandung berbagai bahan bioaktif, Lemak kakao adalah lemak nabati
yaitu senyawa fenolik, pigmen alami, yang umumnya digunakan dalam industri
polisakarida sulfat, serat, dan bahan cokelat karena memiliki karakteristik
bioaktif lainnya. Rumput laut cokelat juga reologi, tekstur, dan kimia seperti asam
mengandung karotenoid, laminarin, lemak trigliserida. Kepadatan dari lemak
alginat, fukoidan, phloretin, dan kakao tergantung pada kandungan asam
mengandung senyawa fenolik sebagai lemak jenuh dan tak jenuh yang terikat
antioksidan (Manteu et al., 2018). dengan trigliserida dan kandungan asam
Cokelat adalah produk hasil olahan lemak bebasnya. Lemak kakao berfungsi
derivat biji kakao, yaitu dengan sebagai matriks pendispersi dan
pencampuran pasta cokelat, gula, lemak berfungsi menentukan kualitas produk
kakao, dan bahan tambahan lainnya untuk akhir seperti kekerasan, kecerahan,
menambah citarasa. Cokelat umumnya kontraksi selama pencetakan, kelumeran
terbagi menjadi tiga jenis, yaitu cokelat pada mulut, dan kecepatan pelepasan cita
pahit/pekat (bitter chocolate), cokelat susu rasanya (Ristanti et al., 2016).
(milk chocolate), dan cokelat putih (white
Lemak kakao memiliki kandungan banyak tumbuh di Indonesia dan erdapat
asam oleat, palmitat, dan stearat. Lemak 15 spesies Sargassum. Rumput laut
kakao yang digunakan dalam pembuatan merupakan sejenis alga yang bersifat
permen cokelat, harus memiliki ciri-ciri multiseluler dan hidup di laut. Sargassum
yakni akan mencair pada suhu 32-35o C, adalah sejenis alga yang termasuk kedalam
mempunyai tekstur yang keras dan sedikit kelas Phaeaceae atau alga cokelat. Rumput
rapuh, warnanya tidak buram dan tetap laut cokelat berbentuk seperti lembaran,
cerah jika dicampur dengan bahan lain, dan berbentuk tumbuhan tingkat tinggi
serta memadat pada suhu kamar (Ketaren, dengan akar, batang, daun, dan bagian
2008). Asam stearat adalah asam lemak lainnya. Menurut Atmadja (2012), habitat
netral yang tidak akan memicu kolesterol alga cokelat tumbuh di perairan pada
darah, dan asam oleat merupakan asam kedalaman 0,5-10 m , memiliki arus dan
lemak yang mempunyai efek positif pada gelombang. Alga coklat hidup di air laut
kesehatan jantung. Lemak kakao memiliki yang jernih dan dapat tumbuh subur
sifat khas yakni bersifat plastis dan di daerah tropis. Sargassum juga
memiliki kandungan lemak padat yang mengandung klorofil a dan b, pigmen beta
relatif tinggi. Lemak kakao banyak karoten, violasantin dan fucoxanthin.
digunakan sebagai bahan baku produk- Zat yang dapat diekstraksi dari
produk cokelat. Lemak kakao memiliki Sargassum, yaitu sejenis alginat yang
rasa dan aroma kakao. mengandung ion natrium, kalsium, dan
Dalam hal ini pada penelitian ini barium (Pakidi dan Suwoyo, 2017).
mencoba mengolah rumput laut pada
cokelat putih dengan menggunakan lemak II.2 Cokelat Putih
kakao hasil dari industri kecil. Penelitian Cokelat putih atau white chocolate
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mempunyai komposisi yang sama dengan
penambahan rumput laut terhadap milk chocolate. Cokelat putih tidak
karakteristik cokelat putih dari lemak menggunakan cokelat padat melainkan
kakao. menggunakan lemak kakao (cocoa butter)
dengan penambahan gula dan susu bubuk.
I.2. Rumusan Masalah Cokelat putih tidak memiliki kandungan
Berdasarkan pembatasan masalah di kakao atau cokelat padat sehingga tidak
atas, permasalahan yang dapat dirumuskan dapat dikategorikan sebagai jenis cokelat
dalam peneltian ini adalah “Apakah (U.S. Food and Drug Administration,
terdapat pengaruh dari penambahan 2015). Cokelat putih mengandung 20%
rumput laut terhadap cokelat putih dengan lemak kakao, 14% susu, 3,5% lemak
lemak kakao?” susu, dan maks. 55% gula, serta bahan-
I.1. Tujuan dan Manfaat bahan lainnya (U.S. Food and Drug
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk Administration, 2015). Proses pembuatan
mengetahui pengaruh penambahan rumput cokelat putih, yaitu dengan mencampurkan
laut terhadap coklat putih dengan lemak cokelat bubuk, gula, lemak kakao, lesitin,
kakao. garam dan lesitin sehingga menghasilkan
pasta cokelat yang mudah untuk dicetak.
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Rumput Laut Cokelat II.3 Lemak Kakao
Rumput laut cokelat (Sargassum Kadar lemak pada umumnya
crassifolium) merupakan phycophyta yang dinyatakan dalam persen dari berat kering
keping biji. Lemak merupakan komponen kembang gula karena dalam lemak coklat
termahal dari biji kakao sehingga nilai ini mengandung 1 molekul trigliserida terikat.
dipakai oleh konsumen sebagai salah satu Lemak kakao ini mengandung asam
tolok ukur penentuan harga. Selain oleh oleat palmitat dan stearat. Lemak kakao
bahan tanam dan musim, kandungan lemak yang digunakan dalam pembuatan permen
dipengaruhi oleh perlakuan pengolahan, coklat yang memiliki ciri-ciri yakni akan
jenis bahan tanaman dan faktor musim. mencair pada suhu 32 - 35 OC (suhu
Biji kakao yang berasal dari pembuahan badan), mempunyai tekstur yang keras dan
musim hujan umumnya mempunyai kadar sedikit rapuh, serta warnanya tidak buram
lemak lebih tinggi. Sedang, karakter phisik dan tetap cerah jika dicampur dengan
biji kakao pasca pengolahan, seperti kadar bahan yang lain (Ketaren, 1986). Menurut
air, tingkat fermentasi dan kadar kulit, Yusianto dkk., (1997) serta Sulistyowati &
berpengaruh pada rendemen lemak biji Soenaryo (1988), kadar lemak biji kakao
kakao. Kisaran kadar lemak biji kakao tanpa fermentasi lebih rendah 0,07-5,69%
Indonesia adalah antara 49% - 52%. daripada yang difermentasi tergantung
Lemak kakao adalah trigliserida yang pada waktu fermentasinya. Fermentasi
merupakan senyawa gliserol dan tiga asam dapat menurunkan kadar bahan bukan
lemak. Lebih dari 70% dari gliserida terdiri lemak biji, sehingga secara relative kadar
dari tiga senyawa tidak jenuh tunggal yaitu lemak meningkat. Trigliserida merupakan
oleodipalmitin (POP), oleodistearin (SOS) senyawa hasil kondensasi satu molekul
dan oleopalmistearin (POS). gliserol dengan tiga molekul asam lemak.
Lemak kakao mengandung juga di- Kandungan gliserida minyak mempunyai
unsaturated trigliserida dalam jumlah yang rantai pendek, sedangkan lemak
sangat terbatas. Komposisi asam lemak mempunyai rantai panjang.
kakao sangat berpengaruh pada titik leleh
dan tingkat kekerasannya. Titik leleh III.METODE PENELITIAN
lemak kakao yang baik untuk makanan
cokelat mendekati suhu badan manusia III.1Waktu dan Tempat Penelitian
dengan tingkat kekerasan minimum pada Penelitian ini akan dilaksanakan di
suhu kamar. Keberadaan asam lemak Laboratorium Pengolahan Pangan dan
bebas di dalam lemak kakao harus Laboratorium Kimia Analisa dan
dihindari karena hal itu merupakan salah Pengawasan Mutu Pangan dan
satu indikator kerusakan mutu. Asam Laboratorium Pengembangan Produk
lemak bebas umumnya muncul jika biji Program Studi Ilmu dan Teknologi
kakao kering disimpan di gudang yang Pangan, Departemen Teknologi Pertanian,
kurang bersih dan lembab. Kadar asam Fakultas Pertanian, Universitas
lemak bebas seharusnya kurang dari 1%. Hasanuddin, Makassar.
Biji kakao dianggap sudah mulai
mengalami kerusakan pada kadar asam III.2 Alat dan Bahan
lemak bebas di atas 1,3 %. Oleh karena Alat-alat yang digunakan pada
Codex Allimentarius menetapkan toleransi penelitian ini ialah Panci, Blender,
kandungan asam lemak bebas di dalam biji Pengaduk, Kain saring, Thermometer,
kakao dengan batas maksimum 1,75 % Timbangan, Kompor, Arloji, Inkubator,
(Anonim A, 2009). Lemak kakao Gelas ukur, Timbangan, Cup, Tabung
digunakan dalam pembuatan permen atau soxhlet / Labu lemak, Kondensor, Pemanas
Listrik, Kertass saring, Pengaduk
centrifugal, Lakmus, Beaker Glass, Oven, B: Persentase Lemak Kakao
Labu kjeldahl, Batu didih, Erlenmeyer, yang ditambahkan/digunakan: B1 :
Cawan pengabuan, Tanur pengabuan atau Penambahan Lemak Kakao 30 % B2 :
furnace, Desikator, Biuret, Cawan Penambahan Lemak Kakao 30 %.
porselen, Cawan petri, Tabung Durham, Parameter Uji Parameter uji yang
Tabung reaksi, Pipet tetes, Pipet volume, digunakan pada penelitian ini adalah:
Jarum ose. Kadar Air (SNI 01- 2891-1992), Kadar
Bahan-bahan yang digunakan ialah Gula (SNI 01-2892- 1992), Kadar lemak
susu kedelai, lemak kakao, gula sukrosa, (SNI 3748:2009), Kadar Asam Lemak
susu bubuk, lesitin cair, dan vanili. Bebas/FFA (SNI 3748:2009), Titik Leleh
Sedangkan peralatan yang digunakan (WRS200), Uji Mikrobiologi/ Angka
adalah universal conching, alat tempering, Lempeng Total (SNI 7934:2014),
alat cetakan, dan alat penolong lainnya.
Campuran tersebut disaring dan II.3.2.2Asam Lemak
dihomogenisasi, lalu dialirkan kedalam Timbang seksama 1-2 g contoh ,
spray drying yang telah di set pada kondisi masukan ke dalam selongsong kertas
optimum, yaitu tekanan 4,5-5,0 bar, suhu yang dialasi dengan kapas. Sumbat
udara masuk 170-185ºC, suhu udara luar selongsong kertas berisi contoh tersebut
80-95ºC. Instanisasi. Instanisasi atau dengan kapas, keringkan dalam oven pada
aglomerasi bertujuan untuk suhu tidak lebih dari 80℃ selama lebih
menyempurnakan, daya rekonstitusi susu. kurang satu jam, kemudian masukan ke
Prinsipnya adalah membasahi permukaan dalam alat soxhlet yang telah
partikel tepung susu dengan air, uap air dihubungkan dengan labu lemak berisi
atau kombinasi keduanya sehingga terjadi batu didih yang telah dikeringkan dan
aglomerasi dan terbentuk partikel tepung telah diketahui bobotnya. Ekstrak dengan
susu yang membengkak dan menempel heksana atau pelarut lemak lainnya
satu sama yang lain membentuk gumpalan. selama lebih kurang 6 jam. Sulingkan
heksana dan keringkan ekstrak lemak
dalam oven pengering pada suhu 105℃.
III.3 METODE ANALISA Dinginkan dan timbang. Ulangi
III.3.2.1 Formula Cokelat Putih pengeringan ini hingga tercapai bobot
Formula pengolahan cokelat putih tetap. SNI 01-2891-1992
pada penelitian ini mengacu kepada
Rumus :
Becket (2009). Cokelat putih pada
penelitian ini menggunakan dua jenis
lemak kakao yaitu lemak kakao non
deodorisasi (A1) dan lemak kakao Keterangan:
deodorisasi (A2) dan dibuat dengan dua W= Bobot contoh, dalam gram
tingkat kualitas berdasarkan jumlah lemak W1= Bobot lemak sebelum ekstrasi,
kakao yang digunakan, yaitu 30 % dan 30 dalam gram
%, dengan perlakuan sebagai berikut : W2= Bobot labu lemak sesudah ekstrsi
Perlakuan :
A : Jenis Lemak Kakao: A1: III.3.2.3 Asam Lemak Bebas
30% Lemak Kakao non deodorisasi A2: Uji Asam Lemak Bebas dilkukan
30% Lemak Kakao deodorisasi dengan bahan yang ditimbang sebanyak 2
gram dan pada white coklat selama masa
penyimpanan. 50 ml, kemudian panaskan W = Berat sampel (gram) W1 = Berat
menggunakan hot plate di suhu 80℃ cawan kosong yang sudah konstan (gram)
selama 10 menit lalu didinginkan. W2 = Berat cawan + sampel yang sudah
Selanjutnya tambahkan larutan indikator
konstan (gram)
fenolftalein sebanyak 2 tetes. Setelah itu,
titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sambil W : Berat contoh yang digunakan.
digoyang- goyangkan hingga mengalami
perubahan warna menjadi merah muda III.3.2.5 Uji Organoleptik
yang stabil selama minimal 30 detik. Pengujian organoleptik dilakukan
Kemudian dihitung menggunakan rumus dengan panelis diminta tanggapan
sebagai berikut: pribadinya tentang kesukaan atau
ketidaksukaannya dalam bentuk skala
numerik dengan angka mutu menurut
tingkat kesukaan.
Keterangan:
ml NaOH : Volume larutan titrasi NaOH
yang digunakan (ml).
N : Normalitas larutan titrasi NaOH. III.4 Prosedur Penelitian
M : Berat molekul asam lemak.
W : Berat contoh yang digunakan. III.4.1 Pembuatan Exktrak Lemak
Kakao
Persiapkan bahan baku berupa biji
III.3.2.4 Kadar air
kakao yang dikeringkan dengan cara
Analisis kadar air dilakukan dengan
penjemuran dibawah sinar matahari
menggunakan metode oven. Disiapkan
selama 2-3 hari, lalu setelah itu di
cawan yang akan digunakan dengan
kecilkan partikelnya dengan cara
dikeringkan dalam oven pada suhu 100-
dihancurkan sampai menjadi bubuk kakao
105℃ selama 30 menit lalu dinginkan
yang kemudian diayak dengan ayakan 80
dalam desikator selama 30 menit
mesh. Bahan yang digunakan bubuk
kemudian ditimbang hingga mencapai
kakao sebanyak 30 gram. Dengan variasi
berat konstan. Sampel ditimbang
bebas : Volume pelarut 200 ml, dan
sebanyak 2 gram (W1) dalam cawan
Waktu operasi 120 menit. Pada ekstraksi
tersebut lalu dikeringkan dalam oven
soxhelet yang berbahan baku bubuk
pada suhu 100°C selama 1 jam hingga
kakao untuk dapat diambil minyak coklat
dicapai berat konstan. Kemudian sampel
yang terkandung didalam bahan baku
didinginkan dalam desikator selama 30
tersebut. Pengekstraksian minyak coklat
menit lalu ditimbang. Pengeringan
dengan metode sokhelet ekstraksi dengan
dilakukan hingga didapatkan berat
penambahan jenis pelarut yaitu Etanol
konstan dan kemudian cawan beserta
dan N-Heksana. Cara mengekstraksi
isinya ditimbang (W2). Perhitungan kadar
dengan memasukan jenis pelarut dan
air adalah sebagai berikut:
bahan baku dalam ekstraktor yang
berlangsung pada titik didih masing-
masing pelarut. hasil dari metode
ekstraksi masih bercampur antara minyak
dan pelarut, maka dari itu untuk
memisahkan pelarut dan minyak dengan
Keterangan: metode eveporasi vakum.
III.4.2 Pembuatan Coklat Putih Mindell, Earl. 2008. Terapi Kedelai Bagi
Kesehatan. Pustaka Delapratasa.
Bahan baku pembuatan coklat
Jakarta.
putih adalah lemak kakao. Lemak kakao
sebanyak 30% dicampur dengan beberapa Star, Michael and Other, E & OE. 2006.
bahan yaitu padatan susu sebanyak Healthy Chocolate? Cocoa is TheBest
32,5%, 37% gula dan lesitin sebanyak Antioxidant Food.
0,5% dicampurkan. Penambahan lesitin Ketaren, S. 2008. Pengantar Teknologi
berfungsi sebagai zat lemak yang Minyak Dan Lemak Pangan. Cetakan
digunakan untuk menjaga cita rasa Pertama.Universitas Indonesia Press.
makanan. Pencampuran lemak kakao dan Jakarta.
bahan lainnya menggunakan agitator pada
suhu 60℃. Kemudian dilakukan Khomsan. A. 2003. Pangan dan Gizi
penghalusan (counching) suhu diatur pada untuk Kesehatan. Jakarta: PT.
50℃ selama 3 jam secara terus-menerus. Rajagrafindo.
Setelah itu adonan dilakukan proses Wahyudi, 2008.Wahyudi, T., T.R.
tempering hingga suhu adonan turun Panggabean, and Pujiyanto. 2008.
secara perlahan menjadi 33℃ untuk Panduan Kakao Lengkap, Manajemen
pembentukan kristal lemak yang teratur. Agribisnis dari Hulu hingga Hilir.
Sambil dituang ke dalam cetakan, suhu Penebar Swadaya, Jakarta.
adonan akan terus turun sampai 26℃. Di
Wahyudi,T., Pujiyanto, dan
dalam cetakan suhu adonan akan
Misnawi.2015. Kakao : Sejarah,
meningkat kembali mendekati suhu
Botani, Proses Produksi, Pengolahan,
kamar.
dan Perdagangan. Gadjah Mada
III.4.2 Pembuatan Susu Kedelai University Press.ISBN 978-979-420-
Pembuatan susu bubuk dilakukan 966-0.
dengan cara memasak sari kedelai pada FrancisF.J.1999. Wiley Encyclopedia of
suhu 80-90 °C selama 15 menit, Food Science and
kemudian menambahkan koagulan hingga Technology.JohnWiley and Sons.
menggumpal, menyaring padatan hingga
Timms, R.E., 2003. Confectionery fats
terpisah dari filtrat, mengoven padatan
handbook: properties, production and
pada suhu 70 °C selama 8 jam kemudian
application, The oily press.
menumbuk dan mengayak sehingga
diperoleh susu bubuk. Atkinson, Catherine, Mary B., Christine
F., McFadden C., (2010). The
DAFTAR PUSTAKA
Chocolate and Coffee Bible.Hermes
Santoso. 2009. Susu dan Yoghurt Kedelai. House.ISBN 978-1-84477-385-5.
Laboratorium Kimia Pangan. Skripsi.
Brown, A.C. 2010. Understanding Food:
Fakultas Pertanian UWG. Hal 64.
Principles and Preparation. Yorkshire:
Astawan, Made, and Khaidar Hazmi. Wadsworth Publishing.
"Karakteristik fisikokimia tepung
Sudarmadji, S., B. Hary dan Suhardi
kecambah kedelai.” Jurnal Pangan
1997. Prosedur analisa untuk bahan
25.2 (2016) Pengembangan
makannan dan pertanian. Liberty,
Perkebunan.
Yogyakarta.
Sulistyowati dan Soenaryo. 1998.
Pengaruh lama fermentasi dan
perendaman terhadap mutu lemak
kakao. Pelita Perkebunan 4 (2) : 73-
80.
Spillane dan Nabila 2017. Perbandingan
susu skim dengan tepung kedelai dan
kosentrasi cocos butter subtitute
terhadap karakteristik white
chocolate. Universitas Pasundan
Bandung.
Jahurul M, Zaidul I, Norulaini N, Sahena
F, Jinap S, Azmir J, Sharif K, Omar
AM (2013) Cocoa butter fats and
possibilities of substitution in food
products concerning cocoa varieties,
alternative sources, extraction
methods, composition, and
characteristics. J Food Eng
117(4):467–476.
Miftachur R. 2014. Analisis Kadar
Lemak Metode Soxhlet (Aoac 2005).
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rifki M. 2021. Pengaruh Proses
Conching Terhadap Sifat Fungsional
Cokelat (Cacao theobroma cacao L.)
Universitas Djuanda. Bogor.
LAMPIRAN
Coklat Putih
BY:
Abstract
White chocolate is a diversified product from cocoa beans and is a commodity that is widely
traded today. White chocolate is commonly used as an ingredient in cakes or to be processed
into other chocolate decorations. This study aims to determine the effect of soy milk
concentration on white chocolate with deodorized cocoa butter. The principle of making white
chocolate through oil/fat refining with the addition of soy milk powder using deodorization,
which is the process of separating content that causes unpleasant odors and tastes to come
from flavors resulting from the breakdown of oil/fat resulting from triglyceride degradation.
This research was conducted with a white chocolate formulation based on cocoa butter and
soy milk powder. Then proceed with chemical and organoleptic testing of white chocolate with
the addition of white milk.
1.1. Background
Soy milk has recently been widely
known as an alternative milk substitute for
cow's milk. According to Cahyadi (2006)
soy milk is a liquid extracted from soybean
Soybean is a source of vegetable protein seed protein using hot water. Soy milk is
that is widely processed and consumed. produced by grinding soybeans that have
Soybeans that are known today are included been soaked in water. The results are
in the Leguminosa family, Papilionidae filtered to obtain a liquid soy milk then
subfamily, Glycine genus, and species max cooked and given guia and flavors to
so that the Latin name is known as Glycine enhance the taste. The advantage of soy
max, while in English it is called soybean. milk is the absence of lactose, so soy milk is
In terms of food and nutrition, soybeans are very suitable for consumption for people
legumes that are very beneficial for health. who are allergic to cow's milk, namely
Soybeans have a high protein content with those who do not have or lack the enzyme
an average of 35%, even in high yielding lactase in their digestive tract, so they are
varieties it can reach 40-44% (Astawan, unable to digest the lactose in cow's milk.
2009). People who are lactose intolerant (lactose
intolerance) are generally adults who did
not drink much milk when they were young
(Santoso, 2009).
At room temperature (about 20o C), Based on the limitation of the problem
cocoa butter is solid and begins to soften at above, the problem that can be formulated
about 30o C. Cocoa butter melts completely in this research is "Is there any effect of
at a temperature slightly below body concentration of soy milk on white
temperature. This melting point chocolate with deodorized cocoa butter?"
characteristic makes cocoa butter preferred
for the manufacture of chocolate products.
The main components of cocoa butter are
triglycerides formed by a variety of stearic,
palmitic and oleic fatty acid compounds
(Francis, 1999). The number and position I.3. Objectives and Benefits The
of the three fatty acids in the triglyceride
affect the melting characteristics of the fat.
The ratio between saturated fatty acids and
unsaturated fatty acids in fat affects the
concentration of solid fat at each Purpose of this study was to determine
temperature level. Cocoa butter has a the effect of concentration of soy milk on
characteristic that is plastic and has a white chocolate with deodorized cocoa
relatively high solid fat content. Cocoa butter.
butter is widely used as a raw material for
chocolate products. Cocoa butter has the
taste and aroma of cocoa (Wahyudi, 2008).
II. LITERATURE REVIEW II. 2 Chocolate White
III.RESEARCH METHOD
Formula :
Information:
Information:
ml NaOH : Volume of NaOH . titration
solution used (ml).
III.3.2.3 Free
W : Weight of the sample used.
III.3.2.4 Moisture content (grams) W2 = Weight of cup + constant
sample (grams)