Anda di halaman 1dari 11

Edisi Februari 2016

“Wajah” Cokelat
Kekinian

Chocolate
TIME !
Memilih Cokelat
Fakta Menarik untuk Topping,
Di balik Lezatnya Coating, Garnish &
Susu Cokelat Filling

KULINOLOGI INDONESIA|Februari 2016 1


KULINOLOGI INDONESIA|Februari 2016 3
KULINOLOGI INDONESIA Daftar Isi Edisi Februari 2016

24 Memilih Cokelat
untuk Topping,
Coating, Garnish
& Filling

16 Fakta Menarik
Di balik Lezatnya Susu Cokelat

34 LEGITNYA BONBON
44 Cokelat & Kesehatan

38 Oh La La : Lezatnya
Chocolate Mousse

48 Kilas Kulinologi 50 Resep-resep


KULINOLOGI INDONESIA|Februari 2016 5
Sensory & Application

Fakta Menarik
Di balik Lezatnya Susu Cokelat

16 KULINOLOGI INDONESIA|Februari 2016


Oleh Mirza Rizqi Zulkarnain, STP, MSc.
Dosen Teknologi Pangan IULI
(International University Liaison
Indonesia)

Susu cokelat (chocolate milk) merupakan salah satu pilihan rasa susu yang
menjadi favorit, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak. Kenikmatan
susu berpadu dengan rasa cokelat yang lezat menjadi salah satu alasan
mengapa produk ini sangat disukai. Hampir semua jenis susu yang ada di
pasaran, baik itu susu cair, susu bubuk maupun susu kental manis memiliki
varian cokelat.

D
alam kategori pangan BPOM, susu juga diperlukan selain 3 bahan dasar tadi.
cokelat digolongkan dalam kategori Berikut ini adalah rinciannya:
pangan 01.1.2, yaitu Minuman
Berbasis Susu yang Berperisa dan atau 1. Susu
Difermentasi (Contohnya Susu Cokelat, Susu yang digunakan dalam pembuatan
Eggnog, Minuman Yogurt, Minuman susu cokelat ini dapat berupa susu cair,
Berbasis Whey). Definisi minuman susu susu bubuk, maupun susu kental manis.
berperisa adalah minuman berbahan Susu cair yang digunakan dapat berasal
dasar susu segar, susu rekonstitusi atau dari susu segar, susu rekonstitusi ataupun
susu rekombinasi yang diberi perisa, dapat susu rekombinasi. Susu bubuk juga umum
ditambahkan gula, bahan pangan lain dan digunakan dalam proses pembuatannya,
disterilisasi atau dipasteurisasi serta dikemas terutama untuk standarisasi kandungan
secara kedap (hermetis). Karakteristik lemak dan protein susu cokelat agar sesuai
dasarnya kadar lemak susu tidak kurang dari dengan standar dan label pangan produk
2% dan total padatan tidak kurang dari 12%. susu cokelat tersebut. Jenis susu bubuk
Susu rekonstitusi adalah produk susu cair yang umum digunakan dalam pembuatan
yang diperoleh dari proses penambahan air susu cokelat cukup bervariasi, baik itu
pada susu bubuk berlemak (full cream) atau berupa susu bubuk full cream (whole milk
susu bubuk tanpa lemak (susu skim), atau powder), buttermilk ataupun MSNF (milk
susu bubuk rendah lemak, dan dipasteurisasi, solid non fat) seperti susu skim bubuk,
atau disterilisasi atau diproses secara UHT, whey permeate, ataupun konsentrat whey
sedangkan susu rekombinasi adalah produk protein. Susu cokelat juga dapat dibuat
susu cair yang diperoleh dari campuran dengan cara mencampurkan air atau susu
komponen susu (susu skim, krim) dan air cair dengan susu kental manis cokelat
atau susu, atau keduanya yang dipasteurisasi,
atau disterilisasi atau diproses secara UHT. 2. Cokelat
Elemen wajib yang selalu ada dalam susu Semua jenis cokelat berasal dari biji kakao
cokelat untuk skala rumah tangga maupun (Potter & Hotchkiss, 1995). Ada beragam
jasa boga (seperti restoran dan kafe) adalah jenis cokelat yang dapat digunakan
susu, cokelat dan gula. Namun untuk skala untuk pembuatan susu cokelat. Selain
industri, ada beberapa bahan lainnya yang jenis cokelat dalam bentuk bubuk (cocoa

KULINOLOGI INDONESIA|Februari 2016 17



5. Pati
Penambahan pati (starch) kadang
dilakukan pada produk susu cokelat untuk
standarisasi lemak dan protein. Produk
hasil hidrolisis pati seperti maltodekstrin
juga kadang digunakan dalam produk
susu cokelat seperti susu kental manis
cokelat untuk standarisasi, sebagai bahan
pengisi dan juga campuran untuk premix
vitamin dan mineral.

6. Penstabil
Penstabil diperlukan untuk menstabilkan
emulsi, mencegah separasi lemak,
mencegah sedimentasi serta mengontrol
mouthfeel dan viskositas susu cokelat.
Bahan ini terutama diperlukan pada
industri yang memproduksi susu
powder), cokelat murni dalam bentuk cokelat dalam kemasan karena resiko
cair (cocoa liquor) juga sering digunakan terjadinya endapan dapat meningkat
dalam pembuatan susu cokelat. selama masa penyimpanan. Zat
penstabil juga banyak yang sekaligus
3. Gula berfungsi sebagai pengemulsi, pengental,
Gula diperlukan dalam pembuatan susu peningkat volume dan pembuat gel.
cokelat untuk memberi citarasa manis Dalam Peraturan Kepala BPOM RI No.
sehingga dapat menutupi atau setidaknya 24 tahun 2013, ada banyak jenis penstabil
mengurangi pahitnya rasa cokelat. Jenis yang dapat digunakan dalam produk
gula yang paling umum digunakan untuk susu cokelat, seperti karagen, guar gum,
susu cokelat adalah gula pasir (sukrosa), CMC (carboxymethylcelullose), MCC
meskipun di pasaran juga terdapat produk (microcrystallinecelullose), dan sebagainya.
susu cokelat yang juga menggunakan
jenis gula lainnya seperti fruktosa dan 7. Perisa
isomaltulosa. Meskipun cokelat sendiri memiliki rasa
yang khas, namun terkadang perisa
4. Lemak dan minyak perlu ditambahkan untuk memastikan
Jenis lemak dan minyak yang konsistensi rasa susu cokelat yang
ditambahkan dalam produk susu diproduksi. Selain perisa cokelat, perisa
cokelat ini dapat berasal dari lemak lainnya yang juga umum digunakan
susu (milk fat) maupun minyak nabati dalam susu cokelat adalah perisa vanila,
(vegetable oil). Penambahan lemak dan perisa malt, perisa cookies & cream,
minyak ini umum dilakukan untuk dan sebagainya. Perisa yang digunakan
standarisasi lemak pada susu cokelat. dapat berupa perisa alami, identik alami
Susu kental manis cokelat umumnya maupun artifisial (Permenkes RI No.
juga menggunakan minyak nabati dalam 033/2012).
formulanya.
18 KULINOLOGI INDONESIA|Februari 2016
8. Pemanis alami dan buatan
Meskipun tidak banyak, namun
ada sebagian produk susu cokelat
yang menggunakan pemanis selain
gula, baik itu alami maupun buatan.
Umumnya produk susu cokelat
yang menggunakan pemanis non-
gula ini adalah jenis produk-produk
diet karena produk jenis ini harus
mengurangi total kalori produk
dengan menurunkan kadar gula
sehingga diperlukan pemanis alami
atau buatan sebagai penggantinya
untuk menetralkan rasa cokelat
yang pahit. Menurut Peraturan
Kepala BPOM RI No. 4 tahun 2014,
berikut ini adalah jenis pemanis yang
diijinkan penggunaannya dalam susu
cokelat:
• Pemanis alami: sorbitol, manitol,
isomaltitol, glikosida steviol, maltitol
dan laktitol, silitol, eritritol
• Pemanis buatan: asesulfam-K,
aspartam, siklamat, sakarin,
sukralosa dan neotam
klaim yang ada pada tabel gizi. Vitamin dan
9. Vitamin dan Mineral mineral yang ditambahkan dalam produk
Vitamin dan mineral umumnya hanya susu cokelat dapat berupa tunggal (single)
ditambahkan pada susu cokelat yang maupun campuran (premix). Pada susu
diproduksi oleh industri. Meskipun susu cokelat bubuk, premix vitamin dan mineral
sudah kaya akan kandungan vitamin dan dapat ditambahkan secara dry blending
mineral, namun penambahan ini kadang (pencampuran kering) dengan bahan lainnya.
tetap perlu dilakukan karena ada sebagian Kalsium susu dan garam juga termasuk
vitamin dan mineral yang hilang dalam jenis mineral yang umum digunakan dalam
proses pengolahan susu cokelat, terutama pembuatan susu cokelat. Selain berfungsi
karena proses pemanasannya. Penambahan sebagai sumber mineral, garam juga dapat
ini juga berguna untuk memastikan bahwa membantu meningkatkan citarasa susu
kandungan di produk sudah sesuai dengan cokelat.

KULINOLOGI INDONESIA|Februari 2016 19


Permasalahan & Solusi dalam
Penanganan Susu Cokelat
Dalam pengolahan dan penyimpanan susu
cokelat, ada berbagai potensi masalah yang
mungkin timbul. Berikut ini adalah beberapa
masalah yang umum ditemui pada susu
cokelat dan solusinya:

• Terbentuknya endapan cokelat
Ini termasuk masalah yang paling sering
ditemui pada susu cokelat. Hal ini umumnya
disebabkan penggunaan penstabil yang
kurang tepat, baik itu dari segi jenis, jumlah
maupun metode pencampurannya.
Solusi: naikkan persentase penstabil
yang digunakan dalam susu cokelat, atau
ganti jenisnya dan optimalkan metode
pencampurannya. Setelah itu lakukan uji
akselerasi masa simpan (accelerated shelflife
test) untuk melihat seberapa jauh susu
cokelat tersebut dapat stabil selama masa
penyimpanan.

• Pemisahan lemak (fat separation)
Penyebab terjadinya separasi lemak tidak • Pengentalan/gelling
jauh berbeda dengan penyebab sedimentasi Berlawanan dengan sedimentasi cokelat
yaitu kurangnya jumlah penstabil yang atau separasi lemak, pengentalan/gelling
digunakan atau jenis penstabil yang kurang justru disebabkan oleh jumlah penstabil
tepat. Proses homogenisasi yang kurang yang berlebihan. Kadar viskositas yang
optimal juga dapat menjadi penyebabnya. tepat akan meningkatkan mouthfeel susu
Waktu penyimpanan juga mempengaruhi, cokelat dan disukai oleh konsumen, namun
karena semakin lama produk susu cokelat ini jika berlebihan akibat pengentalan/gelling
disimpan, semakin besar potensi terjadinya ini umumnya tidak disukai konsumen.
separasi lemak. Bahkan mungkin ada yang salah mengira
Solusi: naikkan persentase penstabil yang bahwa pengentalan yang terjadi diakibatkan
digunakan dalam susu cokelat, atau ganti kerusakan susu oleh mikroba, padahal susu
jenisnya. Optimalkan proses homogenisasi cokelat tersebut sebenarnya masih aman dan
susu cokelat. Setelah itu lakukan uji akselerasi layak untuk dikonsumsi.
masa simpan (accelerated shelf life test) untuk Solusi: turunkan persentase penstabil pada
melihat apakah susu cokelat tersebut dapat susu cokelat, namun jangan lupa dipastikan
stabil selama masa penyimpanan. bahwa penurunan ini tidak menyebabkan

20 KULINOLOGI INDONESIA|Februari 2016


terjadinya sedimentasi ataupun separasi. • Penurunan pH
Lakukan uji akselerasi masa simpan untuk Menurut SNI susu Segar, pH normal susu
memastikannya. adalah sekitar 6.3 – 6.8. Protein susu sangat
sensitif terhadap penurunan pH dan pH
• Citarasa yang kurang konsisten cokelat (cocoa powder atau cocoa liquor) yang
Kadang di pasaran ditemukan susu cokelat digunakan dalam pembuatan susu cokelat
dengan brand susu yang sama namun juga mempengaruhi pH susu cokelat yang
rasanya antar batch kurang konsisten. Atau dihasilkan. Susu yang pH-nya menurun
jika pergi ke restoran/kafé, seringkali susu biasanya viskositasnya akan meningkat.
cokelat yang dipesan berbeda rasanya dengan Umumnya penurunan pH dan timbulnya
yang pernah dipesan sebelumnya. rasa asam yang terdeteksi pada produk susu
Solusi: Patuhi SOP (Standar Operasional (yang bukan susu fermentasi seperti yoghurt)
Prosedur) yang telah ditetapkan untuk disebabkan oleh kontaminasi mikrobiologi.
memproduksi susu cokelat, baik itu di skala Kontaminasi ini dapat disebabkan oleh
industri maupun di skala rumah tangga berbagai hal, misalnya kondisi kemasan
dan jasa boga. Gunakan pemasok (suplier) yang kurang hermetis, proses pemanasan
bahan-bahan baku yang sama, terutama dan pengolahan yang kurang optimal,
untuk cokelat (cocoa powder atau cocoa sanitasi yang kurang atau kadar mikroba
liquor) dan perisa. Jika ingin mengganti awal bahan baku yang terlalu tinggi sehingga
pemasok, lakukan uji organoleptik (biasanya mempengaruhi hasil akhir produk susu
berupa triangle test) untuk memastikan cokelat.
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan Solusi: Tentukan spesifikasi yang tepat untuk
dari segi organoleptik antara susu cokelat setiap bahan baku yang digunakan dan
yang menggunakan bahan baku dari pastikan seluruh proses produksi susu cokelat
pemasok lama vs pemasok baru. dilakukan secara CPPB (Cara Produksi
Pangan yang Baik) atau GMP (Good
Manufacturing Practices)**

Referensi

Peraturan Kepala BPOM RI No. 4 tahun 2014 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan
Pangan Pemanis.

Peraturan Kepala BPOM RI No. 24 tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan
Pangan Penstabil.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 033 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan.

Potter, N. N. Hotchkiss, J. H. 1995. Food Science. 5th edition. Chapman & Hall, USA.

SNI 3141.1: 2011. Standar Nasional Indonesia Susu Segar Bagian 1: Sapi.

Surat Keputusan Kepala BPOM RI No. HK 00.05.52.4040 tanggal 9 Oktober 2006 tentang Kategori Pangan.

KULINOLOGI INDONESIA|Februari 2016 21


4
Kiat membuat susu cokelat
yang lezat di restoran atau
kafé:
1. Gunakan bahan baku yang terbaik dan tentukan spesifikasinya. Akan
lebih baik jika dilakukan audit ke beberapa pemasok untuk memastikan
kualitas bahan baku dari mereka sebelum menentukan pilihan.

2. Jaga kebersihan bahan baku dan peralatan yang digunakan untuk
membuat susu cokelat. Jangan sampai terjadi kontaminasi yang selain
dapat membahayakan juga sangat mempengaruhi citarasa susu cokelat.

3. Lakukan uji organoleptik pada beberapa prototype formula susu cokelat
dengan berbagai rasio susu/cokelat/gula yang dianggap paling disukai.
Prototype pemenang yang paling disukai dari uji organoleptik tersebut
adalah yang akan disajikan kepada pelanggan di restoran atau kafe
tersebut.

4. Lakukan perbaikan dan pengembangan produk secara terus-menerus.
Jadikan kritik dan saran dari konsumen/pelanggan sebagai masukan
untuk menghasilkan susu cokelat yang lebih lezat dari sebelumnya.**

22 KULINOLOGI INDONESIA|Februari 2016


KULINOLOGI INDONESIA|Februari 2016 23

Anda mungkin juga menyukai