Proses Terjadinya Perubahan Tekanan Udara

Tekanan udara pada permukaan bumi ditentukan oleh kerapatan massa udara. Makin rapat
udara, tekanannya semakin tinggi. Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk
menggerakan massa udara setiap luasan tertentu (Syahkelilauw, 2011). Nilai dari suatu
tekanan udara merupakan karakteristik dari udara yang dapat digunakan untuk membantu
memperkirakan cuaca. Dalam bidang pertanian sendiri dapat digunakan sebagai factor yang
dapat mempertimbangkan suatu tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Terjadinya suatu tekanan udara dipengaruhi oleh kerapatan massa udara. Keduanya memiliki
hubungan yang berbanding lurus. Makin rapat udara, semakin tinggi tekanan udaranya.
Kerapatan udara dipengaruhi oleh banyak factor, yakni suhu, radiasi matahari, kelembapan
dan gaya berat. Menurut (Sandy, 2017) dua hal yang sangat mempengaruhi perubahan
tekanan udara adalah tinggi suatu daerah dan suhu udara. Semakin tinggi lokasi, semakin
sedikit udara yang ada dan semakin ringan berat udara yang menahan area tersebut dan
dihasilkanlah tekanan yang lebih rendah.

Oleh karena itu, tekanan barometric pada suatu daerah ditentukan oleh lokasi diatas
permukaan laut dan ketinggian dari daerah itu sendiri. Selain itu, pada suhu tinggi molekul
udara yang ada mengembang dan jumlah udara meningkat. Ketika jumlah suatu udara
konstan diiringi dengan meningkatnya suhu, massa udara total akan berkurang, dan berat
udara dan tekanannya juga berkurang.

Distribusi Tekanan Udara

Dalam suatu terbuka, segala kejadian yang terjadi di suatu wilayah akan saling terkait
dan mempengaruhi dengan kejadian yang ada di wilayah lain. Perubahan tekanan permukaan
merupakan salah satu factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan keberadaan awan di suatu
daerah (seto, 2011). Factor lainnya yakni perbedaan intensitas radiasi matahari terhadap
permukaan bumi yang kemudian dapat menyebabkan terjadinya temperature gradient. Pada
daerah yang lebih hangan akan memiliki tekanan permukaan yang relative rendah
dibandingkan dengan wilayah yang suhunya lebih rendah.

Beberapa distribui tekanan udara terjadi karena factor yang mempengaruhi di daerah
tersebut. Pertama, sirkulasi monsoon yang merupakan salah satu bentuk dari atmosfer.
Monsoon sendiri merupakan daerah tempat arah angin yang kemudian berbalik arah paling
sedikit 120 derajat antara Bulan Januari dan Juli. Januari adalah puncak musim dingin di
Bumi Bagian Utara (BBU) dan puncak musim panas di Bumi Belahan Selatan
(BBS). Sebaliknya pada Juli adalah puncak musim panas di BBU dan puncak musim dingin
di BBS (Prawirowardoyo, 1996). Akibatnya perbedaan tekanan udara dari pemanasan yang
berbeda menyebabkan pergerakan massa udara yang berbentuk sirkulasi atmosfer.

Kedua, sirkulasi Hadley. Jenis sirkulasi ini terdapat di tiap belahan bumi. Pada bagian
bawah setiap sel Hadley, udara mengalir menuju khatulistiwa. Aliran udara dari masing-masing
belahan bumi bertemu disuatu pita yang disebut ITCZ (Intertropical Convergence Zone). Aliran udara
ini akan menjadi dingin karena pemancaran gelombang pendek, sehingga densitasnya bertambah dan
bergerak turun pada sekitar lintang 30°. Pada saat turun udara ini mengalami pemanasan adiabatik dan
bergerak menuju permukaan bumi sebagai udara yang panas dan kering (Prawirowardoyo, 1996). 

Terakhir, sirkulasi walker. Pada sirkulasi ini menandai adanya gerak massa udara pada arah
zona barat-timur. Hal ini menyebabkan mengalirnya massa udara dari arah timur dan barat ekuator
yang merupakan lautan dengan densitas udara lebih tinggi. Dampak yang bis akita perhatikan secara
langsung seperti pertumbuhan awan dan hujan yang lebih besar.
 DAFTAR PUSTAKA

Seto, Trihandoko. (2014). Distribusi Temporal Dan Spasial Tekanan Udara Terkait Pertumbuhan
Awan Di Das Larona, Sulawesi. Jurnal Saintek, vol. 12, no.2.

Pujiastui, Elsa. (2021). Proses Meningkatnya Tekanan Udara. Jurnal Klimatologi.

Yulkifli, dkk. (2014). Pengukuran Tekanan Udara Menggunakan Dt-Sense Barometric Pressure
Berbasis Sensor Hp03. Jurnal SAINTEK, vol. vi, no. 2. Universitas Negeri Padang. Padang