Standar Isi merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
a. Kompetensi Dasar Peserta Training
Pada tataran kompetensi, capaian yang ditargetkan kepada peserta training untuk
dapat diperoleh setelah mengikuti training, yaitu diantaranya, peserta mampu dalam:
1) merumuskan dan menyampaikan gagasan dan pemikiran secara sistematis,
baik lisan maupun tulisan,
2) berpartisipasi dengan memberikan kontribusi dalam memecahkan persoalan,
3) bekerja sama dengan segala lapisan dengan tetap menjaga sikap independen,
4) mengaktualisasikan diri untuk mencapai prestasi terbaik dan siap dengan
segala resiko,
5) menerima amanah dan mempertanggungjawabkannya tepat pada waktunya,
6) memelihara ibadah, amaliah dan akhlakul karimah dalam situasi apapun,
7) berfikir dan bervisi jauh ke depan,
8) menjadi pelopor dan bekerja mandiri.
b. Materi Training
1
Pada tataran materi, pengembangan materi Training Pelajar Indonesia didasarkan
pada setidaknya 10 (sepuluh) orientasi training sbb:
2
Problem dan tantangan dalam bidang Lingkungan dan Kesehatan meliputi
persoalan krisis lingkungan, buruknya budaya hidup sehat, upaya preventif
dan kuratif kesehatan dan kebugaran.
10) Ke-PII-an
Tantangan dan problem yang terdapat secara khusus dalam kelembagaan dan
keorganisasian atau ke-PII-an meliputi tidak meratanya pemahaman dan
beragamnya aplikasi konstitusi PII, belum optimalnya aktualisasi peran PII
dalam masyarakat dan bangsa, serta problem kaderisasi.
Sebagai bagian dari agen pembelajaran dalam Training Pelajar Islam Indonesia,
maka instruktur dan tenaga training harus memiliki 4 (empat) kompetensi pokok,
yaitu: (1) pedagogi (pengajaran), (2) kepribadian, (3) profesionalisme (administrasi,
penelitian, pengembangan, dll), dan (4) sosial.
Yang dimaksud dengan instruktur dan tenaga training disini adalah kader yang telah
mengikuti Pendidikan Instruktur (PI) dan posisinya dalam struktur disesuaikan
dengan riwayat pengalaman training sebelumnya. Struktur instruktur yang mengelola
training dapat terdiri dari posisi-posisi sbb: (1) Koordinator Tim Instruktur,
(2) Sekretaris Tim, (3) Instruktur Penghubung, (4) Instruktur Lokal, (5) Observer,
(6) Intruktur Laboratorium, (7) Instruktur Tamu.
Penanggung jawab perekrutan dan pengorganisasian tim training adalah institusi
Dewan Ta’dib yang setingkat dengan tingkatan training yang diselenggarakan. Untuk
setingkat training kepemimpinan dasar (leadership basic training/batra), institusi
dewan ta’dib yang berwenang adalah tingkat wilayah atau dikenal dengan nama
Dewan Ta’dib Regional (DTR). Bersama-sama dengan Pengurus Daerah selaku
penanggung jawab kegiatan, Dewan Ta’dib Regional melakukan analisis kebutuhan
(jumlah instruktur/tim training yang dibutuhkan) dan kemudian melakukan
perekrutan atau penjaringan kader sebagaimana kualifikasi yang dipersyaratkan.
Perekrutan tersebut dilaksanakan dengan memprioritaskan pemberdayaan ataupun
pengembangan kader dalam wilayah (regional) kerja. Dalam hal masih belum
terpenuhinya formasi lengkap tim training, maka DTR dapat meminta bantuan DTR
dari wilayah lain, atau juga pada kondisi tertentu dapat meminta keterlibatan dari
Keluarga Besar, baik langsung maupun tidak langsung.
3
4. Standar Sarana dan Prasarana <<GO TO TOP>>
Peserta Training Pelajar Islam Indonesia adalah para pelajar Islam Indonesia yang
telah memenuhi seluruh persyaratan untuk mengikuti training sebagaimana
ditetapkan pada setiap jenjang pelatihan/training. Untuk training kepemimpinan
4
tingkat dasar (leadership basic training/batra), persyaratan yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
a. Pernah mengikuti kegiatan PII (seminar, kursus, pra-batra, dll)
b. Usia (min 14 th/kelas VIII SMP, max semester 2 pendidikan tinggi)
c. Bersedia mengikuti training hingga selesai, sekira 7 hari (sepekan)
d. Memiliki surat mandat/delegasi dari Pengurus Daerah atau Komisariat atau
sekolah/pondok, dll
e. Menyusun dan menyerahkan artikel/tulisan ringan dengan
topik “Kepelajaran, Ke-Islaman, Ke-Indonesiaan” (bisa salah satu atau
kombinasi dari ketiga topik tsb), sebanyak 2 (dua) halaman tulis tangan atau
ketik.
f. Membawa Al Qur’an, alat tulis, buku tulis, sepatu, serta buku bacaan yang
dimiliki mengenai keislaman, pendidikan, keorganisasian, sosial dan budaya.
g. Berpakaian muslim rapi dan sopan (laki-laki : baju berkerah dan perempuan
berjilbab)
h. Membawa perlengkapan pribadi (pakaian, alat sholat, alat keperluan mandi,
obat-obatan jika diperlukan, dll).
i. Membawa pas foto ukuran 3 x 4 berwarna sebanyak 3 lembar.
j. Membayar kontribusi kepesertaan (ditentukan kemudian)
k. Lulus Screening dan wawancara.
l. Persyaratan lain-lain (bila ada) sebagaimana ditetapkan panitia dan
diumumkan secara resmi.
5
disertai dengan pemberian kompensasi tertentu pula sebagaimana dituangkan
dalam kesepakatan bersama.
e. Sumber dana lain yang halal, resmi dan tidak mengikat.
Evaluasi training yang dimaksud disini bisa berupa evaluasi formatif (for learning)
yang beriringan dengan berlangsungnya proses training maupun sumatif (of learning)
di akhir proses training. Evaluasi tersebut dilakukan oleh seluruh komponen training
mulai dari peserta, panitia, tim training/trainer, dsb, baik melalui portofolio, angket
tertutup maupun forum evaluasi terbuka. Adapun hasil evaluasi yang terkait dengan
perkembangan peserta akan disampaikan kepada masing-masing institusi pemberi
mandat/pengutus di akhir masa training, baik dengan penyajian data dalam bentuk
kuantitatif maupun kualitatif.
Selanjutnya, laporan training dibagi dalam dua kategori yaitu laporan pelaksanaan
dan laporan pengelolaan yang nantinya akan dipadukan menjadi laporan utuh
training. Laporan pelaksanaan disusun oleh Pengurus Komisariat, Pengurus Daerah,
serta Dewan Ta’dib Daerah (DTD) selaku pelaksana training; sementara laporan
pengelolaan disusun oleh Pengurus Wilayah beserta Dewan Ta’dib Regional (DTR).