Anda di halaman 1dari 4

TUGAS HUKUM ADAT

TATA CARA PERKAWINAN MENURUT ADAT SOE

1. Seka Agustof Manu (22310085)B


2. Sony Dekri Boimau(22310027)A
3 Heri Bertus Yohanes Neonbasu(22310048)A
4 Yosua Yuper Nicson Moinfani(22310093) B
5 Yenti taniu(22310034)B
6 Maria N.M Neonmetha(22310064)B
7 Tresa P.M Tanebeth(22310066)B
8 Omen M Tapatab (22310201)A
9 Norce Santrina Ollo (2231002)A
10 Arturito Alvian Nepa Fay (22310193) A
11 Grace C.N Lisnahan (22310009 ) A
12 Marlyn F. Tefnay (22310214) A
13 Jenolita M Samenel (22310074) B
14 Stenly josua Missa (22310061)B
15 Alwani Erna Juniati Tefa (22310029) B
16 Wenty Pitay (22310028)B.
17 Diva Putri Nurselinda (22310022) A
18 Frantho Tenli Djabi (22310263) B
19 Sugiarto Yulian Taopan (22310019) A
20 Marcus Melkianus Oematan (22310004)A
21 Rian Edison Amtiran(22310076)B
22 Daniel Don Oemanu(22310016)A
23 Tisarfi Lasi(22310025)A
24 Yogi Elfrendes Siki(22310018)B
25 Kadek Yudha Pratama(22310038)A
1.1. PERKENALAN

Tahap perkenalan merupakan tahap yang sangat penting karena, tahap ini yang menetukan lanjut
atau tidaknya perkawinan tersebut. Tahap perkenal ini biasanya diadakan pertemuan orang tua dari
ke-dua belah pihak yang di tandai dengan Makan Sirih Pinang (mam puah manus). Yang biasanya
harus di bawah saat tahapan ini adalah sebagai berikut:

1. Sirih pinang (puah manus)

2. Sopi kosong 1 botol (tuabotil es)

3. Uang yang tidak di tentukan nominalnya( loitoko mama)

4. Ayam 1 ekor sebagai penunjang jalannya acara tersebut.

Biasanya sirih pinang (puah manus), sopi kosong satu botol (tuabotil es), uang (loitoko mama) di
satukan dalam sebuah dulang yang di bawah oleh keluarga dari pihak laki-laki untuk di serahkan
kepada pihak perempuan.

1.2 .PEMINANGAN

Tahapanke-duaadalahtahapanpeminangan,
yaitukegiatanupayakearahterjadinyahubunganperjodohanantaraseorangpriadenganseorangwanita.
di mana daripihaklaki-lakimemberitandaberupakainpotongataupakaian (bale) dan alat rias
wajahuntukmempelaiwanitatersebut.

Ada beberapa istilah adat yang selalu di pakai dalam acara peminangan yaitu :

1.Sula Tollo (surat lamaran)

Pada tahapan ini kedua mempelai sudah melakukan sula tolo yaitu saling mengikat antara laki-laki
dan perempuan dihadapaan kedua orang tua dan om(paman) sehimgga begitu ada kesepakatan
untuk peminangan maka sula tolo ini harus dikeluarkan agar semua undangan dapat mengetahaui
dengan jelas

2. Ok Totis ( Acara Pemeningan)

Penghargaan laki-laki kepada perempuan dan juga kedua orang tua dari mempelai wanita tersebut
dan saudara laki-laki , om(paman), pemerintah, gereja dan juga tokoh_tokoh adat dan sebaliknya
juga .

3.Pua Nesif Maun Nesif

Ini dari pihak laki-laki ke pihak perempuan. Jika ada orang tua yang belum memperoleh bagian maka
pua nesif maun nesif ini akan diberikan kepada mereka supaya sama-sama menyaksikan pemingan
kedua orang anak tersebut.
Tahapan tahapan dalam pelaksanaan acara peminangan yaitu:

1) Rombongan keluarga laki-laki mengirim sejumlah nama kepada keluarga perempuan, dan
sebaliknya keluarga perempuan mengirim sejumlah nama kepada keluarga laki-laki. Nama-nama ini
diterimakan dalam acara nateekoko’mama’ oleh kedua pihak.

2) Keluarga dua pihak memeriksa nama-nama di perkemahan masing-masing. Nama-nama itu diberi
“hadiah” berupa uang (dalam amplop) dan ‘mau, tais dan po’uk. Pihak laki-laki mengisi‘mau, tais,
po’uk dan amplop untuk nama-nama itu. Pihak perempuan mengganjal nama-nama itu dengan
po’uk (selendang berukuran kecil).

3) Rombongan membawa ‘taka (oko’taka’)berisi beras kurang lebih 50 kg; babi 1 ekor; dulang berisi
puamakuke’-maunmakuke’; dan baki berisi‘mau, tais dan po’uk serta amplop untuk orang tua, dan
amplop untuk sejumlah amaf.

4) Rombongan diterima dengan penyambutan yang selalu didahului dengan na teek oko’mama’.
Selanjutnya bertubi-tubi oko’mama’diantar jemputkan dari meja A ke B dan sebaliknya.
Setiapoko’mama’ dari keluarga laki-laki akan dibalas dengan okok’mama’ dari keluarga perempuan,
masing-masing dengan tuturannya. Inti dari ritual ini ada pada penyerahan dua baki dan satu ekor
babi yang dibalas dengan dua baki berisi sejumlah po’uk dan sirih-pinang.

5) Khusus untuk pemerintah desa dan rohaniawan disediakan oko’mama’sebagai jemputan untuk
memberikan nasihat dari aspek kehidupan bermasyarakat, dan memberikan nasihat dari aspek
kehidupan beragama. Rohaniawan Kristen yang hadir dimintakan kesediaannya untuk memimpin
do’a sebagai tanda syukur kepada Tuhan Yang Esa

Penutup Ritual

Jamuan makan bersama yang disebut “makanadat” untuk seluruh anggota keluarga dan tetamu
menjadi penutup ritual. Berhubung acara inidiawali denga natek oko’mama’ maka untukmenutup
dan mengakhirinya pun harus dengan cara yang sama.

Mafefa’ dari dua pihak didampingi orang tua, amnasit dan 4 koordinator konsumsi (torsi) dihadirkan
kembali sesudah jamuan makan bersama. Keempat torsi ini menyampaikan kembali tanggungjawab
dengan menyerahkan kembali lembaran lima ribuan. Sementara itu mereka disuguhi lembaran
sepuluh ribuan sebagai tanda terimakasih. Seluruh perlengkapan dapur dianggap telah dibersihkan
dan kembali ketempat semula. Seluruh perlengkapan tenda dan perkemahan dianggap telah kembali
ketempat semula (seandainya pinjam maupun tidak pinjam).

Hiburan dengan tarian lokal dan tarian berdua’an (dansa) diizinkan setelah para orang tua melalui
dua mafefa’.Mafefa’ mengumumkan bahwa semua anggota ritual hari ini boleh bersenang-senang
dengan menari tarian lokal, tarian lain berupa dansa dan lain-lain
1.3. TERANG KAMPUNG

Tahapan ini adalah tahapan dimana semua keluarga dari kedua belah pihak berkumpul dan juga
dihadiri oleh pihak dari pemerintah dan petinggi agama setempat., guna untuk mendapatkan
persetujuan dari pihak pemerintah dan pemimpin agama yang dianut oleh kedua mempelai sehingga
bisa melanjutkan ke tahap pernikahan

1.5 PERNIKAHAN

Tahap pernikahan adalah tahapan puncak dimana kedua mempelai sudah sah di pemerintah adat
dan agama. Biasa nya pernikhan diadakan syukuran secara besar- besaran dirumah mempelai
perempuan dan setelah syukuran ada suatu ritual yang biasa dikenal dengan kaus nono(pindah
marga).kaus nono(pindah marga) merupakan pemberi identisas mempelai perempuan untuk dapat
menyatu dengan marga suami baik secara jasmani maupun spiritual.mempelai prempuan hanya bisa
melepaskan nilai-nilai leluhur aslinya dan menjalani nilai-nilai leluhur suami jikalau ia telah
melakukan ritual kaus nono dalam perkawinan.

Anda mungkin juga menyukai