Anda di halaman 1dari 2

Dalam kekristenan, pertumbuhan iman adalah suatu proses transformasi dalam hidup

seseorang yang mengarahkan individu untuk semakin dekat dengan Tuhan dan semakin

mampu memahami kehendak-Nya. Pertumbuhan iman melibatkan berbagai aspek, seperti

meningkatkan pengetahuan tentang ajaran-ajaran agama, berdoa dan membaca Alkitab,

melibatkan diri dalam kegiatan keagamaan, dan menerapkan prinsip-prinsip iman dalam

kehidupan sehari-hari.

Menurut buku "Mere Christianity" karya C.S. Lewis, pertumbuhan iman dalam kekristenan

melibatkan tiga tahap: pertama, tahap kepercayaan, yaitu percaya bahwa ada Tuhan dan

Yesus Kristus sebagai Juruselamat; kedua, tahap pembelajaran, yaitu mempelajari ajaran-

ajaran agama dan Alkitab; dan ketiga, tahap transformasi, yaitu mengalami transformasi

dalam karakter dan kepribadian sesuai dengan nilai-nilai agama, seperti kasih sayang,

kerendahan hati, kejujuran, dan kesabaran.

ia mengemukakan bahwa pertumbuhan iman melibatkan proses yang terus-menerus, di mana

setiap tindakan dan keputusan sehari-hari dapat membantu atau menghambat kemajuan

seseorang dalam memperoleh kedewasaan rohani.

Lewis juga menekankan pentingnya membentuk kebiasaan-kebiasaan positif, seperti berdoa,

membaca kitab suci, dan mengikuti kegiatan keagamaan secara teratur, untuk membantu

memperkuat iman dan mendekatkan diri pada Tuhan. Ia juga menekankan bahwa penting

untuk memiliki komunitas iman yang mendukung, di mana individu dapat saling memotivasi

dan memperkuat iman satu sama lain

Dalam kekristenan, pertumbuhan iman juga dianggap sebagai suatu proses yang terus-

menerus sepanjang hidup, yang memerlukan dedikasi dan kerja keras dari individu untuk
mencapai kedewasaan rohani. Hal ini dijelaskan dalam surat Rasul Petrus kepada jemaat-

jemaat di Asia Kecil, "Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan

Tuhan kita dan Juruselamat Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan itu sekarang dan sampai pada

hari yang kekal. Amin." (2 Petrus 3:18).

Anda mungkin juga menyukai