Anda di halaman 1dari 9

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Scientific Journals of Bogor Agricultural University

DESAIN LANSKAP PERTANIAN TERPADU SEBAGAI WAHANA


PENDIDIKAN DAN WISATA PERTANIAN
Landscape Design of Integrated ABSTRACT
Farming for Agro-edutourism Agriculture is the one of the important sector that contributes the economic growth in
Indonesia. But, now the economic growth is not in line with the agricultural land
growth and the prosperity of the farmer. The effort to develop the agricultural sector
which engage the farmer is the one thing that we can do to increase the prosperity of
the farmer. Integrated farming give us the big opportunity to increase the farmer’s
Eduwin Eko Franjaya income in the village. Basically, the integrated farming is the agricultural system
Mahasiswa Program Studi Arsitekur which characterized with the interaction and synergy dependability between various
Lanskap Sekolah Pascasarjana IPB agricultural activities. The methode of this research is descriptive methode, using
e-mail: eduwinekofranjaya@yahoo.com
various reference books to get information about integrated farming. Then, applying
Andi Gunawan the information to concept and concept development. Activity base is the main concept
Staff Pengajar Departemen Arsitektur
of this research, and the result of this research is integrated farming landscape.
Lanskap Fakultas Pertanian IPB

Wahju Qamara Mugnisjah


Staff Pengajar Departemen Arsitektur Keywords : agricultural landscape, agricultural tourism, desain, education,
Lanskap Fakultas Pertanian IPB
integrated farming

PENDAHULUAN lanskap pertanian terpadu sebagai masyarakat sekitar tapak dan


wahana pendidikan dan wisata instansi yang terkait, serta para
Pertanian merupakan salah satu
pertanian. petani yang menggarap lahan
sektor yang sangat penting dalam
pertanian pada tapak. Wawancara
menyumbang pertumbuhan Penelitian ini bertujuan untuk
ini bertujuan untuk mendapatkan
ekonomi di Indonesia. Namun, mendesain lanskap pertanian
data-data dan informasi yang
pertumbuhan ekonomi saat ini dengan sistem pertanian terpadu
sebagai wahana pendidikan dan berguna dalam mendesain tapak.
belum sejalan dengan pertumbuhan
wisata pertanian. Data yang didapat dari hasil
lahan pertanian dan kesejahteraan
wawancara ini juga berguna untuk
petani. Upaya pengembangan sektor Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi data yang tidak terdapat
pertanian dalam arti luas yang menjadi acuan dalam membangun
pada tapak. Data primer lainnya
melibatkan petani merupakan salah dan memperkenalkan pertanian
didapat melalui survei langsung ke
satu dari sekian banyak hal yang bisa terpadu kepada masyarakat
lokasi tapak. Survei langsung ke
dilakukan untuk meningkatkan terutama para petani, melalui
pengembangan wahana pendidikan lokasi tapak ini bertujuan untuk
kesejahteraan tersebut.
dan wisata pertanian, serta sebagai melihat kondisi tapak beserta potensi
Sistem pertanian terpadu memberi sumber/bahan yang dapat dan kendalanya. Data sekunder
peluang yang besar dalam digunakan untuk kemajuan ipteks didapatkan dari telaah pustaka dan
meningkatkan dan memantapkan dan pembangunan. pengumpulan data dari instansi
pendapatan petani di perdesaan terkait seperti kantor kepala desa.
(Partohardjono et al., 2002). Sistem Data yang dikumpulkan dari kantor
METODE PENELITIAN
pertanian terpadu pada dasarnya kepala desa ini meliputi arsip
merupakan sistem pertanian yang Waktu dan Lokasi wilayah dan riwayat produksi lahan
dicirikan dengan adanya interaksi Penelitian ini bertempat di sebuah pertanian. Data sekunder lainnya
dan keterkaitan yang sinergis antar lahan pertanian di Dusun Krajan, didapatkan dari instansi diluar desa,
berbagai aktivitas pertanian yang Desa Pangulah Utara dan Selatan, yaitu mengenai data iklim, tanah,
dapat meningkatkan efisiensi, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten dan jenis komoditi pertanian. Selain
produktivitas, kemandirian, serta Karawang, Jawa Barat. Penelitian ini itu, juga diperlukan data sekunder
kesejahteraan petani secara dilakukan mulai bulan Februari 2012 yang berkaitan dengan kondisi sosial
berkelanjutan. Namun, sampai dengan bulan Mei 2012. masyarakat dan daerah di sekitar
pengembangan pertanian terpadu tapak.
saat ini belum mencapai hasil yang Bahan dan Alat
Alat yang digunakan dalam proses
maksimal. Perlu upaya Bahan yang digunakan adalah data
penelitian ini berupa GPS, meteran
memperkenalkan pertanian terpadu primer dan data sekunder. Data
gulung, kamera, dan laptop dengan
kepada masyarakat terutama para primer diperoleh melalui wawancara
program aplikasi GPS dan CAD.
petani. Salah satu upaya yang bisa dan kuisioner. Wawancara dan
dilakukan adalah dengan mendesain kuisioner dilakukan kepada

JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 5 NO 1 2013 7


FRANJAYA, GUNAWAN, MUGNISJAH

Metode Penelitian Sintesis merupakan hasil pemikiran 6024’01,42” LS dan 107029’38,88” BT


terhadap analisis potensi dan dengan batas wilayah:
Metode yang digunakan dalam
kendala tapak. Pada tahap ini, data
penelitian ini adalah metode 1. Utara : Desa Pangulah Utara
hasil analisis diproses untuk
Deskriptif. Tahapan pelaksanaan
mendapatkan solusi terhadap 2. Selatan: Desa Jomin Timur
penelitian adalah sebagai berikut.
permasalahan yang ada.
3. Barat : Desa Wancimekar
1. Observasi awal (mengidentifikasi
5. Konsep
dan merumuskan masalah) 4. Timur : Kabupaten Subang
Setelah data hasil sintesis dibuat,
Tahap ini dimaksudkan untuk
langkah selanjutnya adalah Berdasarkan data dari BMG Stasiun
melihat atau mencari metode yang
penentuan konsep pengembangan SMPK Jatisari Karawang (2011), suhu
tepat pada penelitian lanjutan atau
tapak yang ditetapkan. Konsep udara rata-rata pada kawasan tapak
penelitian utama, yaitu (1)
terbagi atas konsep dasar, konsep penelitian ini adalah 27,97 0C,
mengetahui ukuran dan bentuk
desain, dan pengembangan konsep. dengan tingkat kelembaban udara
tapak, (2) melihat karakter tapak
Konsep dasar adalah pertanian rata-rata 73,55 %. Arah angin pada
termasuk potensi dan permasalahan
terpadu sebagai wahana pendidikan kawasan tapak penelitian ini
tapak, (3) melihat kondisi tapak
dan wisata pertanian. Konsep desain dominan bergerak dari arah tenggara
secara umum, dan (4) melihat
merupakan bentukan terkait dengan kecepatan 6,79 km/jam.
aktivitas tapak. Merumuskan
pertanian terpadu yang akan Selain itu, curah hujan rata-ratanya
masalah merupakan tahap akhir
diterapkan pada desain. sebesar 1208 mm/tahun dengan
dalam mengidentifikasi tapak.
Pengembangan konsep terbagi ke curah hujan maksimum terjadi pada
2. Menyusun kerangka teoritis dari dalam tujuh sub-konsep, yaitu bulan Maret yakni sebesar 241 mm,
literatur konsep ruang, konsep aktivitas dan sedangkan curah hujan minimum
Pada pelaksanaan tahap ini, hasil fasilitas, konsep sirkulasi, konsep terjadi pada bulan Juni, Juli, dan
observasi awal menjadi acuan dalam vegetasi dan komoditas, konsep Agustus yakni 0 mm.
menyusun kerangka teoritis. sistem produksi, konsep pengguna, Desa Pangulah Selatan secara
Kerangka teoritis yang dibuat dan konsep wisata. geologis termasuk dalam dataran
diambil dari literatur berupa buku,
6. Desain rendah yang tersusun atas endapan
artikel, jurnal, dan lain-lain yang
Tahap ini merupakan kelanjutan dari aluvium vulkanik. Jenis tanah pada
terdapat pada perpustakaan dan
tahap sebelumnya. Tahapan ini kawasan desa ini pada umumnya
internet. Kerangka teoritis ini
dilakukan untuk menghasilkan dominan aluvial kelabu, dengan
meliputi penjabaran-penjabaran
desain lanskap pertanian terpadu keasaman tanah 4,5-5,5 PH. Lapisan
mengenai hal atau permasalahan
sebagai wahana pendidikan dan aluvial ini terbentuk dari endapan
yang dirumuskan pada observasi
wisata pertanian. Desain lanskap ini laut dan alluvium vulkanik. Tapak
awal. Hasil dari kerangka teoritis ini
mengacu pada konsep yang telah penelitian ini merupakan area yang
akan menjadi acuan dalam
ditetapkan sebelumnya. Tapak yang didominasi oleh lahan persawahan.
pelaksanaan pengumpulan data
akan didesain adalah lahan Lahan persawahan ini memiliki
secara keseluruhan.
persawahan, kebun, dan kolam ikan. potensi pemandangan yang baik
3. Mengumpulkan data Pendekatan desain yang dilakukan (Good view). Potensi pemandangan
(inventarisasi) adalah gabungan antara permintaan yang baik ini terlihat pada saat
Data yang diperlukan dalam pemilik lahan dan usulan dari penanaman padi sampai pada saat
penelitian ini adalah data sosial dan desainer. Output dari studi ini padi siap dipanen.
budaya, peraturan perundangan, berupa desain grafis lanskap Berdasarkan peraturan daerah
fisik alami, dan data fisik non-alami. pertanian terpadu.. Kabupaten Karawang No. 19 tahun
4. Menganalisis dan Mensintesis HASIL DAN PEMBAHASAN 2004 tentang Rencana Tata Ruang
data Wilayah Kabupaten Karawang, pada
Kondisi umum dan Inventarisasi
Setelah data primer dan data bab Kebijakan Penataan Ruang
sekunder terkumpul, langkah atau Tapak penelitian ini berada di Dusun bagian Kebijaksanaan Pemanfaatan
tahapan selanjutnya adalah Krajan, Desa Pangulah Selatan dan Ruang, Paragraf 3 Pasal 12e
menganalisis data. Tahapan ini Desa Pangulah Utara, Kecamatan disebutkan bahwasanya Keterkaitan
bertujuan mendapatkan informasi Kota Baru, Kabupaten Karawang, Kabupaten Karawang terhadap
secara keseluruhan dari data yang Jawa Barat. Tapak penelitian ini Rencana Tata Ruang Wilayah
ada. Hasil analisis data dapat berupa memiliki luas 2,8 Ha yang mencakup Propinsi Jawa Barat adalah sebagai
gambar spasial dan tabel. Hasil lahan persawahan, kebun, dan pengembangan kawasan budidaya
analisis ini menjadi acuan dalam kolam. Tapak penelitian ini secara yang tetap mempertahankan
mensintesis data. geografis terletak pada koordinat optimalisasi dan stabilitas produksi
pangan terutama padi dan palawija.

8 JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 5 NO 1 2013


FRANJAYA, GUNAWAN, MUGNISJAH

Selanjutnya pada bagian Rencana


Pola Tata Ruang Kawasan Budidaya
pasal 22 point 1 disebutkan
bahwasanya yang dimaksud
kawasan budidaya adalah kawasan
budidaya pertanian dan non-
pertanian. Kawasan budidaya
pertanian ini kemudian diperjelas
dalam ketentuan umum yang
kemudian dibagi menjadi dua bagian
yakni kawasan budidaya dan
pertanian. Kawasan budidaya adalah
kawasan yang ditetapkan dengan
fungsi utama untuk dibudidayakan
atas dasar kondisi dan potensi
sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan.
Pertanian adalah kegiatan usaha
yang meliputi tanaman pangan,
perkebunan, perikanan, dan
peternakan (BAPPEDA, 2004). Peta
Inventarisasi dapat dilihat pada
Gambar 1.

Analisis dan Sintesis

Iklim

Area tapak penelitian memiliki suhu


rata-rata sebesar 27,970C dengan
suhu maksimum pada bulan Juli
yakni sebesar 31,40C dan suhu
minimum pada bulan November
yakni sebesar 25,70C. Kelembaban
rata-rata sebesar 73,55%, dengan
kelembaban maksimum pada bulan
Desember yakni 79,5% dan Gambar 1. Inventarisasi
kelembaban minimum sebesar
70,3%. Topografi dan drainase mengenai sumber, bentuk badan air,
aliran, distribusi, ketersediaannya,
Berdasarkan data grafik curah hujan, Secara umum area tapak penelitian
serta kualitasnya (Nurisjah, 2004).
curah hujan tertinggi berada pada memiliki topografi yang relatif datar,
Air merupakan salah satu elemen
bulan Maret, yakni sebesar 241 mm, terutama pada tapak persawahan.
penting dalam lanskap. Menurut
sedangkan curah hujan terendah Pada tapak kebun di sebelah tapak
Booth (1983), air memiliki beberapa
berada pada bulan Juni, Juli, dan persawahan, topografi cenderung
fungsi atau kegunaan umum,
Agustus yakni sebesar 0 mm atau bergelombang, terutama pada area
diantaranya adalah konsumsi,
tidak turun hujan sama sekali. kolam. Ketinggian tapak rata-rata
irigasi, pengontrol suhu, pengontrol
Berdasarkan data ini, dapat adalah 28 meter di atas permukaan
bising, dan rekreasi. Pada tapak,
diketahui bahwasanya pada bulan laut. Menurut Chiara dan
sumber air berasal dari air tanah, air
Juni sampai Agustus terjadi Koppelman (1997), Tapak yang datar
hujan, dan aliran air dari sungai.
kemarau, sehingga untuk dapat meminimalkan biaya dalam
Sumber air ini berbentuk sungai dan
pemanfaatan lahan melalui pembangunan. Namun, pada tapak
kolam kecil. Saat ini, air sungai
penanaman padi dan tanaman yang datar ini perlu diperhatikan
digunakan untuk mengairi tapak
budidaya dapat dikerjakan pada arah aliran air agar tercipta arah
persawahan, sedangkan air pada
bulan September sampai bulan Mei. aliran drainase yang efektif.
kolam digunakan untuk memelihara
Hal ini guna memastikan Hidrologi ikan.
ketersediaan air bagi tanaman selain
dari irigasi. Hidrologi adalah aspek yang
berkaitan dengan tata air baik

JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 5 NO 1 2013 9


FRANJAYA, GUNAWAN, MUGNISJAH

Pemandangan (view) sangat perlu bagi Kelembagaan pertanian yang


penggunaannya, dan dalam merupakan bagian dari kelembagaan
Menurut Simonds (2006), view perdesaan juga masih dapat kita
banyak hal sistem itu dapat
adalah suatu pemandangan yang temukan pada daerah ini, termasuk
menentukan tata letak tapak
diambil dari suatu titik yang pada tapak penelitian. Salah satu
seluruhnya. Sistem sirkulasi
menguntungkan. Pemandangan kelembagaan pertanian yang
pada umumnya terdiri dari tiga
(view) ini sering menjadi alasan dimaksud adalah kelembagaan
macam yang masing-masing dalam hal penguasaan tanah dan
mendasar dalam pemilihan suatu
memiliki pengaruh berbeda pengelolaannya. Kelembagaan ini
lahan. Pemandangan (view)
terhadap tapak, ruang, dan secara sederhana dicirikan dari
harus dianalisis dan disusun
struktur. Sistem tersebut yaitu, adanya ikatan hubungan kerja antara
dengan sangat teliti untuk
sistem pejalan kaki, sistem pemilik dan penggarap lahan.
kemanfaatannya, bahkan sampai Berdasarkan laporan hasil Studi
beroda dua tanpa motor
kepada bagian-bagian terkecil Dinamika Perdesaan-Survey Agro
(termasuk terutama sepeda), dan
dari seluruh potensi yang ada. Ekonomi (Kasryno, 1984), hubungan
sistem kendaraan bermotor. Pada
Sebagaimana halnya lanskap penguasaan tanah ini memiliki
tapak penelitian, jalur sirkulasi
yang lain, pemandangan (view) berbagai macam bentuk, salah
yang ada hanya berupa sirkulasi satunya adalah penyakapan.
dengan potensi yang dimilikinya
pejalan kaki. Sirkulasi pejalan Penyakapan pada dasarnya adalah
dapat memberikan manfaat baik
kaki ini berawal dari jalan kontrak hubungan kerja dan
dalam hal preservasi,
setapak di sebelah tapak kebun, agrarian. Menurut hasil studi ini,
menetralkan, memodifikasi, dan
kemudian melalui jembatan semua unsur resiko dan pendapatan
memberikan aksentuasi. pada sistem ini dibagi antara pemilik
bambu, dan akhirnya melalui
Kawasan tapak penelitian ini tanah dan buruh tani dengan
pematang sawah menuju ke desa
memiliki potensi visual yang perbandingan tertentu. Sistem bagi
sebelah. Sirkulasi ini secara
hasil ini memberikan dorongan bagi
menarik terutama pada tapak visual menyebabkan tapak buruh tani untuk bekerja dengan
atau lanskap persawahan. Hal ini seolah terpisah menjadi dua atau baik, karena hasil yang diperoleh
berdasarkan tahapan penanaman beberapa bagian. Pada dasarnya, tergantung juga dari intensitas kerja
padi mulai dari pengolahan sirkulasi pejalan kaki ini yang dikorbankan. Bagi pemilik
lahan sampai pada tahapan merupakan sirkulasi menuju tanah yang memakai sistem ini,
pemanenan. Pada tahapan tapak persawahan. Namun, masalah biaya transaksi dan
pertumbuhan vegetatif optimum sirkulasi ini kemudian pengawasan tenaga kerja dapat
dan lahan persawahan siap dihemat.
dimanfaatkan warga sebagai
dipanen memiliki kualitas estetik jalan pintas. Sirkulasi ini bisa Pada tapak penelitian ini sistem
yang tinggi. Pada kondisi menjadi potensi apabila pengelolaan tanah sawah
“macak-macak” memiliki pengembangan tapak melibatkan menerapkan prinsip penyakapan di
kualitas estetik yang rendah atas dimana buruh tani memperoleh
warga sekitar dan bisa menjadi
(Ruliyansyah dan Gunawan, pembayaran berdasarkan prestasi
kendala apabila pengembangan
atau hasil kerja. Semakin banyak
2008). Potensi ini dapat menjadi hanya difokuskan pada tapak
hasil panen padi yang didapat, maka
potensi wisata yang menarik saja. Melihat kondisi di tapak, semakin besar juga hasil pendapatan
karena potensi view tapak dirasa perlu untuk menciptakan buruh tani. Pembayaran dan
persawahan merupakan sebuah keterhubungan dalam pendapatan buruh tani tidak
Temporary good view potential bentuk sirkulasi yang selamanya berupa uang. Fakta pada
dimana pengunjung hanya dapat menghubungkan tapak pengelolaan lahan persawahan ini
melihat potensi ini pada waktu persawahan dengan tapak menunjukkan bahwa hasil kerja
tertentu. buruh tani dibayarkan dengan
kebun.
persen pembagian hasil padi yang
Sirkulasi dan aksesibilitas Kondisi sosial didapat. Sistem penyakapan ini tidak
Sirkulasi merupakan hal yang Tapak penelitian ini berada pada hanya terlihat pada tapak
daerah atau desa dengan sebagian persawahan ini saja, namun pada
penting dalam mengarahkan
besar masyarakatnya bekerja sebagai tapak persawahan yang berada di
seseorang menuju tempat
petani, baik berupa petani pemilik sekitar tapak penelitian ini juga
tertentu. Menurut Todd (1987), menerapkan sistem yang sama.
lahan maupun buruh tani. Pertanian
sistem sirkulasi ke, dari, dan di
merupakan bagian yang tidak dapat Budaya pertanian di daerah ini
dalam sebuah tapak adalah
dipisahkan dari daerah ini. masih dipertahankan hingga saat ini.

10 JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 5 NO 1 2013


FRANJAYA, GUNAWAN, MUGNISJAH

Bahkan, berdasarkan data Program pada suatu tapak. Aktivitas yang aktivitas dan obyek yang disebutkan
Penyuluhan Tingkat Desa Pangulah dipadukan tidak hanya bersumber dari diatas. Area mina padi sebagaimana
Selatan (BP3K, 2012), pekerjaan komoditas-komoditas pertanian, namun yang disebutkan di atas memiliki luas 2
utama warga desa selain sebagai juga dari aktivitas penunjang pertanian. ha. Luas ini didasarkan pada keinginan
pekerja buruh pabrik adalah sebagai Aktivitas tersebut saling mendukung pemilik tapak untuk tetap
petani. Bentuk pertanian yang satu sama lain sehingga menjadi satu mempertahankan sebagian besar area
berada di sekitar tapak ini cukup kesatuan yang mendasari pertanian yang sudah ada sebelumnya,
bervariasi. Selain pertanian padi pengembangan suatu area pertanian. sehingga konsep mina padi ini
sawah, warga juga ada yang mengambil luasan berdasarkan alasan
Konsep desain merupakan
berkebun sayur, memelihara ternak, pemilik lahan tersebut. Area kandang
pengembangan lebih lanjut dari konsep
dan membudidayakan ikan di ternak, terutama kandang kambing
dasar. Konsep desain ini mendasari
kolam. Pengusahaan pertanian di mendapat luasan 131,04 m2, luasan ini
pengembangan dan bentukan atau pola
sekitar tapak ini dapat dimanfaatkan berdasarkan jumlah ternak yang
pertanian yang akan diterapkan. Pada
untuk menunjang pemanfaatan dan dipelihara yakni 78 ekor kambing.
tapak pertanian ini, konsep desain yang
pengembangan tapak pertanian. Jumlah kambing ini dirunut berdasarkan
akan diterapkan adalah Activity Base.
keinginan pemilik tapak untuk dapat
Peraturan perundangan Activity Base ini merupakan sebuah pola
melakukan kurban kambing setidaknya
dasar dimana aktivitas dan obyek yang
Keberadaan suatu lahan dan setiap tahun untuk 30 orang anggota
akan diterapkan pada tapak adalah yang
pengembangannya tidak terlepas keluarga besar pemilik tapak. Jumlah 78
mendasari pengembangan desainnya.
dari peraturan perundangan yang pada hewan ternak kambing ini
Aktivitas dan obyek yang akan
berlaku di area atau lahan tersebut. berdasarkan perhitungan dan
diterapkan pada tapak ini diambil
Demikian pula halnya dengan tapak pertimbangan tingkat kematian dan
berdasarkan keinginan dari pemilik
pertanian ini. Berdasarkan Peraturan kelahiran dari kambing, juga
tapak pertanian beserta keluarga
Daerah Kabupaten Karawang No. 19 berdasarkan metode yang dapat
besarnya. Berdasarkan hasil diskusi
tahun 2004 tentang Rencana Tata digunakan dalam ternak kambing.
antara desainer dan pemilik tapak, dapat
Ruang Wilayah Kabupaten Selanjutnya adalah ternak longyam
disimpulkan beberapa aktivitas dan
Karawang, area pertanian milik (Balong Ayam). Ternak longyam ini
obyek yang diinginkan pada tapak.
responden termasuk dalam area terdiri dari ternak ayam sejumlah 33
Aktivitas dan obyek tersebut antara lain,
pengembangan Kawasan budidaya ayam petelur dan ternak balong (ikan)
area mina padi luas ± 2 ha, area kandang
yakni budidaya pertanian yang dengan total ikan 200 ekor (170 ikan nila
kambing dengan luas total 375,04 m2,
meliputi tanaman pangan, dan 30 ikan mas). Jumlah ayam
area longyam dengan luas total 109 m2,
perkebunan, perikanan, dan sebanyak 33 didasarkan pada kebutuhan
saung luas 28,8 m2, jogging track luas
peternakan. konsumsi telur sehari-hari dari 5 anggota
744 m2, Aula lesehan luas 108 m2,
Konsep aktif pada rumah pemilik tapak dengan
Musala 9 m2, 2 Kamar tidur luas total 24
asumsi 1 hari membutuhkan 15 telur
Konsep dasar m2, Dapur luas 2,34 m2, kamar mandi
untuk 5 orang per hari. Kebutuhan telur
luas 2,63 m2, 3 gazebo luas total 10,5 m2,
Konsep dasar merupakan konsep utama dalam satu bulannya kemudian dihitung
gudang mini sekaligus display luas 18,3
atau ide utama yang mendasari dan dicari jumlah ternak ayam yang
m2, jembatan pejalan kaki luas 6,6 m2,
pengembangan suatu tapak. Konsep dapat memenuhi jumlah tersebut.
parkir mobil luas total 1092,7 m2 untuk
dasar yang digunakan pada tapak Perhitungan juga mempertimbangkan
30 mobil, pengomposan untuk display
adalah pertanian terpadu sebagai tingkat atau persentase kematian induk
luas 20 m2, hutan/kebun mini (Pepaya,
wahana pendidikan dan wisata ayam. Untuk jumlah ikan sebanyak 200
Pisang, Jeunjing, dan Jabon) dengan
pertanian. Melalui konsep ini, tapak akan ekor ini berdasarkan jumlah ayam yang
luasan disesuaikan dengan sisa lahan
dikembangkan menjadi suatu area dipelihara dan berdasarkan luasan
yang ada, ikan (Nila, Gurame, dan Lele)
pertanian dengan keterpaduan beberapa minimum untuk berternak longyam.
dengan total luas ± 1056 m2, ruko/mini
komoditas pertanian. Konsep Obyek lain seperti jogging track diambil
resto dengan luasan ± 400 m2, dan
keterpaduan pada pertanian ini juga berdasarkan keinginan pemilik tapak
warung sembako dengan luasan ± 100
menjadi wahana pendidikan dan untuk bisa berolahraga jogging. Saung
m2. Total luas area berdasarkan aktivitas
pembelajaran bagi masyarakat dan yang diinginkan pada area persawahan
dan obyek yang diinginkan tersebut
petani, serta dapat memacu dipilih untuk area istirahat dan
adalah 24103,41 m2 atau sekitar 2,41 ha.
pengembangan area wisata pertanian penjelasan mengenai pertanian terpadu
Luasan tapak existing totalnya adalah ±
pada tapak dan area sekitar tapak. kepada pengunjung. Aula lesehan
2,8 ha sehingga dapat dinyatakan bahwa
dipilih sebagai area kumpul keluarga
Konsep desain luas total area yang diinginkan tersebut
sekaligus sebagai tempat berkumpulnya
dapat dipenuhi dari luasan tapak yang
Pertanian terpadu merupakan sistem para petani untuk melakukan diskusi
ada.
pertanian yang menerapkan dan sebagainya. Obyek gudang yang
keterpaduan aktivitas-aktivitas pertanian Berdasarkan hasil diskusi, dapat pula sekaligus sebagai display dipilih untuk
dijelaskan beberapa alasan dipilihnya menampilkan alat pertanian yang

JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 5 NO 1 2013 11


FRANJAYA, GUNAWAN, MUGNISJAH

digunakan dan produk pertanian yang Konsep pengembangan menggunakan paving. Konsep sirkulasi
dihasilkan. Area mini resto yang dapat dilihat pada Gambar 7.
Konsep pengembangan merupakan
merupakan bagian dari area pelayanan
pengembangan lebih lanjut dari konsep Konsep vegetasi dan komoditas
dipilih sebagai area bisnis bagi keluarga.
sebelumnya dan merupakan aplikasi pertanian
Hutan/kebun mini dipilih untuk
dari konsep dasar dan konsep desain.
memenuhi keinginan pemilik tapak Vegetasi yang akan diaplikasikan
Konsep pengembangan yang dibuat
untuk memiliki area tanam tanaman merupakan vegetasi yang bertujuan
mengacu pada konsep activity base yang
produksi. Secara keseluruhan, aktivitas menunjang aktivitas yang ada atau
telah dibuat. Konsep ini kemudian
dan obyek yang diinginkan pada tapak aktivitas yang diinginkan pemilik tapak.
diaplikasikan dalam beberapa konsep,
berguna untuk memenuhi kebutuhan Komoditas yang akan diterapkan adalah
yakni konsep ruang, konsep sirkulasi,
pemilik tapak secara khusus dan sebagai komoditas terkait pertanian terpadu.
konsep vegetasi dan komoditas, konsep
area pembelajaran pertanian terpadu Vegetasi dan komoditas yang akan
sistem produksi, konsep aktivitas dan
secara umum. diaplikasikan adalah vegetasi penaung,
fasilitas, konsep pengguna, dan konsep
vegetasi estetika, vegetasi/komoditas
Konsep desain tersebut kemudian wisata.
hutan produksi mini, vegetasi
dikembangkan melalui pola desain. Pola
Konsep ruang pengontrol bising, vegetasi pembatas,
desain yang diterapkan pada tapak
vegetasi/komoditas mina padi, vegetasi
menerapkan pola bulir pada buah Tapak pertanian yang akan
penunjang pakan ternak, dan vegetasi
jagung. Pola bulir buah jagung ini dipilih dikembangkan ini dibagi ke dalam
konservasi sungai.
dengan beberapa alasan antara lain, beberapa ruang. Konsep ruang yang
jagung merupakan tanaman pertanian diaplikasikan menerapkan prinsip Konsep sistem produksi
dan tanaman pangan dengan tingkat integrasi sebagaimana prinsip
Konsep sistem produksi merupakan
kebutuhan nomor dua setelah padi keterpaduan pada Integrated farming.
konsep yang menerangkan bagaimana
dengan hasil produk utama yakni buah Pembagian ruang pada tapak ini
suatu produksi dapat berjalan
jagung. Tanaman jagung ini juga dikenal bertujuan untuk menyediakan ruang
berdasarkan sistem yang ada. Konsep
sebagai tanaman yang memiliki banyak yang memudahkan aktivitas pengguna
sistem produksi pada tapak ini
kegunaan seperti buahnya sebagai bahan sekaligus efektifitas dan efisiensi pada
didasarkan pada konsep keterpaduan
pangan manusia pengganti nasi dan integrasi antar komoditas pertanian.
dimana diharapkan dapat menerapkan
pakan ternak ayam. Daun tanaman ini Pembagian ruang tersebut antara lain,
konsep LEISA (Low External Input
juga bisa dijadikan bahan pakan ternak ruang penerimaan, ruang
Sustainable Agriculture) atau konsep
kambing. Alasan utama lainnya adalah perantara/transisi, ruang pelayanan,
pertanian berkelanjutan dengan input
pola bulir jagung ini memenuhi kriteria ruang/area mina padi, ruang/area
luar rendah. Maksudnya adalah,
bentuk area yang dapat diterapkan kandang kambing, ruang/area longyam.
bagaimana suatu sistem memenuhi
untuk pola pertanian dan perikanan, Konsep Sirkulasi kebutuhannya dari dalam sistem itu
terutama pola integrasi mina padi. sendiri, sehingga terjadi efektivitas dan
Berdasarkan buku berjudul “Beberapa Konsep sirkulasi pada tapak ini
efisiensi penggunaan energi di dalam
Metode Budidaya Ikan” (Afrianto dan ditujukan untuk memudahkan
sistem (zero waste). Konsep tersebut
Liviawaty, 1988) didapat bahwa bentuk pengguna tapak dalam meng-akses
diaplikasikan dengan memanfaatkan zat
kolam ikan sekaligus bentuk area mina area/ruang pada tapak. Konsep dari
sisa dari komoditas lain sebagai input
padi yang dapat diterapkan, efektif, dan sirkulasi ini menunjang konsep integrasi
bagi komoditas lainnya serta dengan
efisien adalah bentuk persegi panjang, antar ruang. Terkait pola desain, jalur
menanam tanaman yang bermanfaat
persegi, dan berbentuk lingkaran. Bentuk sirkulasi ini menerapkan pola desain
sebagai pakan ternak.
pola desain yang diterapkan pada tapak pada pola paving pedestrian. Jalur
ini sendiri mendekati pola persegi sirkulasi yang akan direncanakan pada Konsep aktivitas dan fasilitas
panjang. Pola area persawahan existing tapak meliputi jalur kendaraan dan jalur
Konsep aktivitas dan fasilitas merupakan
pada tapak juga menerapkan pola pejalan kaki/pedestrian. Jalur kendaraan
konsep yang memberikan penjelasan
persegi panjang, persegi, atau gabungan hanya terdapat pada ruang penerimaan
mengenai aktivitas pada tapak beserta
dari keduanya. Kemudian, dengan yakni pada area parkir, sedangkan pada
fasilitas yang dimilikinya. Konsep
mempertimbangkan minimalisasi biaya area/ruang yang lain dikhususkan
aktivitas dan fasilitas yang terdapat pada
yang akan digunakan untuk perubahan untuk pejalan kaki. Sirkulasi pedestrian
tapak ini disesuaikan dengan ruang-
bentuk tapak pada area persawahan, yang direncanakan pada tapak terdiri
ruang yang dibentuk, dimana ruang
maka bentukan existing tapak dari sirkulasi pedestrian utama dan
dibagi menjadi ruang utama dan ruang
persawahan tidak dilakukan perubahan. sirkulasi pedestrian sekunder. Sirkulasi
penunjang. Ruang utama adalah ruang
Hal ini juga berdasarkan hasil diskusi pedestrian utama menggunakan paving
mina padi, ternak kambing, dan ternak
dengan pemilik tapak. grass block, sedangkan pada sirkulasi
longyam. Sedangkan ruang penunjang
pedestrian sekunder memanfaatkan
berupa ruang penerimaan, ruang
kondisi dan kesan alami dengan tanpa
perantara, dan ruang pelayanan.

12 JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 5 NO 1 2013


FRANJAYA, GUNAWAN, MUGNISJAH

Konsep pengguna

Konsep pengguna merupakan


konsep yang menjelaskan pengguna
yang menjadi sasaran pada lanskap
Agroedutourism ini. Secara umum,
pengguna pada tapak ini selain dari
pemilik tapak adalah petani pengelola
tapak persawahan, anak-anak dan
pelajar terutama yang berada di sekitar
tapak, warga masyarakat yang bertindak
sebagai pengelola area peternakan, dan
pengunjung lainnya. Konsep pengguna
ini bermanfaat dalam menentukan pola
dan aktivitas wisata yang akan
direncanakan, serta menentukan fasilitas
yang akan diterapkan.

Konsep wisata

Konsep wisata merupakan


konsep yang dibuat dan direncanakan
untuk kegiatan wisata agar aktivitas
wisata berjalan lancar. Secara umum,
konsep wisata yang diterapkan pada
tapak adalah wisata pertanian terpadu
dengan integrasi komoditas pertanian,
peternakan, dan perikanan. Wisata yang
diterapkan merupakan wisata harian
dengan terdiri dari 2 paket wisata, yakni
paket I untuk aktivitas pengamatan dan
penerimaan informasi, dan paket II
untuk pengamatan, penerimaan
informasi dan praktek lapang.

Blok konsep

Blok konsep merupakan gambaran Gambar 2. Blok konsep


keseluruhan dari konsep yang akan dominansi soft material sebagai unsur diwajibkan untuk berjalan kaki. Hal ini
diterapkan, terutama konsep ruang, utama. Hard material berupa bangunan dikondisikan agar tidak mengganggu
konsep sirkulasi, dan konsep vegetasi penunjang aktivitas, sign, furniture, dan proses yang ada pada masing-masing
dan komoditas pertanian. Blok konsep sirkulasi, sedangkan soft material berupa komoditas pertanian terutama pada
dapat dilihat pada Gambar 2. tanaman komoditas pertanian dan ruang longyam dimana membutuhkan
Perencanaan dan Desain vegetasi penunjang aktivitas pada tapak. ruang ketenangan bagi ayam untuk
Vegetasi dan tanaman komoditas bertelur. Hal ini juga merupakan satu
Tahap perencanaan merupakan tahap pertanian sebagai obyek utama diatur dari banyak alasan lain dari
setelah didapatkan konsep yang akan sedemikian rupa dengan pola organik diputuskannya penempatan ruang
diterapkan pada tapak. Tahap dan di beberapa bagian menerapkan ternak kambing dan ternak ayam berada
perencanaan ini tertuang dalam Site Plan pola desain yang ditetapkan. Site Plan di ujung tapak sebelah selatan.
yang mengaplikasikan konsep ruang, desain lanskap pertanian terpadu Walaupun tapak ruang antara bagian
sirkulasi, vegetasi dan komoditas, serta sebagai wahana pendidikan dan wisata pelayanan dan bagian ternak kambing
fasilitas. Secara keseluruhan, desain yang pertanian dapat dilihat pada Gambar 3. dan ternak longyam terkesan jauh,
diterapkan pada tapak ini mengacu pada namun alasan dari keterpaduan dan
konsep keterpaduan. Konsep Sirkulasi
kebutuhan dari masing-masing
keterpaduan tersebut diharapkan dapat Jalur Sirkulasi yang terdapat pada tapak komoditas pertanian menjadi alasan
mengarah kepada konsep LEISA dan terdiri dari jalur kendaraan dan jalur utama. Alasan lain yang mendasarinya
zero waste. Dari sisi desain, lanskap pejalan kaki. Jalur kendaraan hanya adalah menghindari bau dan
pertanian terpadu yang akan diterapkan dibenarkan sampai pada area parkir keterpaduan aliran zat hara.
menggunakan paduan antara hard pada ruang penerimaan. Untuk ruang
material dan soft material dengan transisi dan ruang lainnya, pengunjung

JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 5 NO 1 2013 13


FRANJAYA, GUNAWAN, MUGNISJAH

Fasilitas

Beragamnya ruang dan aktivitas


membutuhkan berbagai fasilitas
penunjang yang beragam. Fasilitas
tersebut harus menyesuaikan dengan
kebutuhan pada masing-masing ruang.
Material yang dipilih juga harus sesuai
tema yang ada, bersifat tahan lama,
ramah lingkungan, dan aman bagi
pengguna.

Vegetasi dan komoditas

Rencana vegetasi yang akan


diterapkan, dijabarkan melalui
komponen-komponen jenis tanaman
yang beragam. Vegetasi Penaung yakni
Kerai Payung (Fillicium decipiens),
Mangga (Mangifera indica), Turi
(Sesbania grandiflora). Vegetasi
Estetika yakni Pangkas kuning
(Duranta repens), Pucuk merah
(Syzygium oleina), kacang-kacangan
(Arachis pintoi), Miana (Coleus
blumei), dan teratai putih (Nymphaea
alba). Vegetasi Hutan/Kebun Produksi
mini yakni jeunjing (Paraserianthes
falcataria), Pepaya (Carica papaya),
Pisang (Musa paradisiaca), dan Jabon
(Anthocephalus cadamba). Vegetasi
Pengontrol Bising yakni Bambu
(Bambusa vulgaris) dan Mahoni
(Swietenia macrophylla). Vegetasi
Pembatas yakni Bambu (Bambusa
vulgaris) dan Pangkas kuning
(Duranta repens). Vegetasi Mina Padi
yakni Padi (Oryza sativa). Vegetasi
Gambar 3. Site Plan
Penunjang Pakan Ternak yakni Pisang
(Musa paradisiaca), Kelapa (Cocos [BAPPEDA] Badan Perencanaan dan
diharapkan tidak ada energi yang
nucifera), Lamtoro (Leucaena terbuang keluar sistem (efektivitas Pembangunan Daerah. 2004. Pera-
leucocephala), Gamal (Gliricidia sepium), turan Daerah Kabupaten Karawang
dan efisiensi energi). Konsep desain No. 19 tahun 2004 tentang Rencana
Nangka (Arthocarpus integra) dan pada tapak didasarkan pada Activity Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Rumput Gajah Super (Pennisetum base yang diinginkan oleh pemilik Karawang. Karawang (ID):
purpureum cv Mott). Vegetasi tapak. Konsep desain tersebut BAPPEDA.
konservasi sungai yakni pandan laut kemudian diaplikasikan pada
[BMG] Badan Meteorologi dan Geofisika.
(Pandanus sp). konsep pengembangan. Secara 2011. Data Klimatologi SMPK Jati-
keseluruhan, tapak ini diarahkan sari 2011. Karawang (ID): BMG.
menjadi bagian dari lanskap
SIMPULAN pertanian dengan wahana Booth NK. 1983. Basic Elements of Land-
scape Architectural Design. Illinois
pendidikan dan wisata pertanian.
(US): Waveland Press, INC.
Tapak pertanian akan menerapkan Wahana pendidikan dan wisata
konsep keterpaduan yakni pertanian tersebut diterapkan [BP3K] Balai Penyuluhan Pertanian Peri-
Integrated Farming System, yakni melalui konsep wisata yang terpadu. kanan dan Kehutanan. 2012. Pro-
gram Penyuluhan Tingkat Desa.
konsep keterpaduan dalam proses Karawang (ID): BP3K.
dan sistem produksinya. Konsep DAFTAR PUSTAKA
keterpaduan ini menerapkan konsep Chiara JD, Koppelman LE. 1997. Standar
Afrianto E, Liviawaty E. 1988. Beberapa Perencanaan Tapak. Penerbit Er-
LEISA (Low External Input
Metode Budidaya Ikan. Yogyakarta langga, penerjemah. Jakarta (ID):
Sustainable Agriculture) dan zero (ID): Kanisius. Penerbit Erlangga. Terjemahan
waste sehingga dalam prosesnya

14 JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 5 NO 1 2013


FRANJAYA, GUNAWAN, MUGNISJAH

dari: Site Planning Standards. Ce- Partohardjono S, Ismail IG, Subandi, temuan tidak diketahui]. Bogor
takan ke-4. Adnyana MO, Darmawan DA. [ta- (ID): IPB Pr. Hlm 1-6.
hun tidak diketahui]. Peranan Sis-
Kasryno F. 1984. Prospek Pembangunan tem Usaha Tani Terpadu dalam Simonds JO, Starke BW. 2006. Landscape
Ekonomi Perdesaan Indonesia. Upaya Mengentaskan Kemiskinan Architecture: A Manual of Envi-
Studi Dinamika Perdesaan-Survei di Berbagai Agroekosistem. Simpo- rontmental Planning and Design.
Agro Ekonomi (SDP-SAE). Jakarta sium Penelitian Tanaman Pangan. New York (US): McGraw-Hill
(ID): Yayasan Obor Indonesia. [volume tidak diketahui](3): 143- Companies, Inc.
179.
Nurisjah S. 2004. Bahan Perkuliahan AGR Todd KW. 1987. Tapak, Ruang, dan
362: Aspek Hidrologis dalam Ana- Ruliyansyah A, Gunawan A. 2008. The Struktur. Ir. Aris K Onggodiputro,
lisis Tapak. Bogor (ID): PS Arsi- effect of temporal aspect aesthetic penerjemah. Bandung (ID): Pen-
tektur Lanskap IPB. quality of ricefield landscape [Wak- erbit Intermatra. Terjemahan dari:
tu pertemuan dan tempat per- Site, Space, and Structure.

JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 5 NO 1 2013 15

Anda mungkin juga menyukai