Desain Lanskap Pertanian Terpadu Sebagai Wahana Pendidikan Dan Wisata Pertanian
Desain Lanskap Pertanian Terpadu Sebagai Wahana Pendidikan Dan Wisata Pertanian
Iklim
Bahkan, berdasarkan data Program pada suatu tapak. Aktivitas yang aktivitas dan obyek yang disebutkan
Penyuluhan Tingkat Desa Pangulah dipadukan tidak hanya bersumber dari diatas. Area mina padi sebagaimana
Selatan (BP3K, 2012), pekerjaan komoditas-komoditas pertanian, namun yang disebutkan di atas memiliki luas 2
utama warga desa selain sebagai juga dari aktivitas penunjang pertanian. ha. Luas ini didasarkan pada keinginan
pekerja buruh pabrik adalah sebagai Aktivitas tersebut saling mendukung pemilik tapak untuk tetap
petani. Bentuk pertanian yang satu sama lain sehingga menjadi satu mempertahankan sebagian besar area
berada di sekitar tapak ini cukup kesatuan yang mendasari pertanian yang sudah ada sebelumnya,
bervariasi. Selain pertanian padi pengembangan suatu area pertanian. sehingga konsep mina padi ini
sawah, warga juga ada yang mengambil luasan berdasarkan alasan
Konsep desain merupakan
berkebun sayur, memelihara ternak, pemilik lahan tersebut. Area kandang
pengembangan lebih lanjut dari konsep
dan membudidayakan ikan di ternak, terutama kandang kambing
dasar. Konsep desain ini mendasari
kolam. Pengusahaan pertanian di mendapat luasan 131,04 m2, luasan ini
pengembangan dan bentukan atau pola
sekitar tapak ini dapat dimanfaatkan berdasarkan jumlah ternak yang
pertanian yang akan diterapkan. Pada
untuk menunjang pemanfaatan dan dipelihara yakni 78 ekor kambing.
tapak pertanian ini, konsep desain yang
pengembangan tapak pertanian. Jumlah kambing ini dirunut berdasarkan
akan diterapkan adalah Activity Base.
keinginan pemilik tapak untuk dapat
Peraturan perundangan Activity Base ini merupakan sebuah pola
melakukan kurban kambing setidaknya
dasar dimana aktivitas dan obyek yang
Keberadaan suatu lahan dan setiap tahun untuk 30 orang anggota
akan diterapkan pada tapak adalah yang
pengembangannya tidak terlepas keluarga besar pemilik tapak. Jumlah 78
mendasari pengembangan desainnya.
dari peraturan perundangan yang pada hewan ternak kambing ini
Aktivitas dan obyek yang akan
berlaku di area atau lahan tersebut. berdasarkan perhitungan dan
diterapkan pada tapak ini diambil
Demikian pula halnya dengan tapak pertimbangan tingkat kematian dan
berdasarkan keinginan dari pemilik
pertanian ini. Berdasarkan Peraturan kelahiran dari kambing, juga
tapak pertanian beserta keluarga
Daerah Kabupaten Karawang No. 19 berdasarkan metode yang dapat
besarnya. Berdasarkan hasil diskusi
tahun 2004 tentang Rencana Tata digunakan dalam ternak kambing.
antara desainer dan pemilik tapak, dapat
Ruang Wilayah Kabupaten Selanjutnya adalah ternak longyam
disimpulkan beberapa aktivitas dan
Karawang, area pertanian milik (Balong Ayam). Ternak longyam ini
obyek yang diinginkan pada tapak.
responden termasuk dalam area terdiri dari ternak ayam sejumlah 33
Aktivitas dan obyek tersebut antara lain,
pengembangan Kawasan budidaya ayam petelur dan ternak balong (ikan)
area mina padi luas ± 2 ha, area kandang
yakni budidaya pertanian yang dengan total ikan 200 ekor (170 ikan nila
kambing dengan luas total 375,04 m2,
meliputi tanaman pangan, dan 30 ikan mas). Jumlah ayam
area longyam dengan luas total 109 m2,
perkebunan, perikanan, dan sebanyak 33 didasarkan pada kebutuhan
saung luas 28,8 m2, jogging track luas
peternakan. konsumsi telur sehari-hari dari 5 anggota
744 m2, Aula lesehan luas 108 m2,
Konsep aktif pada rumah pemilik tapak dengan
Musala 9 m2, 2 Kamar tidur luas total 24
asumsi 1 hari membutuhkan 15 telur
Konsep dasar m2, Dapur luas 2,34 m2, kamar mandi
untuk 5 orang per hari. Kebutuhan telur
luas 2,63 m2, 3 gazebo luas total 10,5 m2,
Konsep dasar merupakan konsep utama dalam satu bulannya kemudian dihitung
gudang mini sekaligus display luas 18,3
atau ide utama yang mendasari dan dicari jumlah ternak ayam yang
m2, jembatan pejalan kaki luas 6,6 m2,
pengembangan suatu tapak. Konsep dapat memenuhi jumlah tersebut.
parkir mobil luas total 1092,7 m2 untuk
dasar yang digunakan pada tapak Perhitungan juga mempertimbangkan
30 mobil, pengomposan untuk display
adalah pertanian terpadu sebagai tingkat atau persentase kematian induk
luas 20 m2, hutan/kebun mini (Pepaya,
wahana pendidikan dan wisata ayam. Untuk jumlah ikan sebanyak 200
Pisang, Jeunjing, dan Jabon) dengan
pertanian. Melalui konsep ini, tapak akan ekor ini berdasarkan jumlah ayam yang
luasan disesuaikan dengan sisa lahan
dikembangkan menjadi suatu area dipelihara dan berdasarkan luasan
yang ada, ikan (Nila, Gurame, dan Lele)
pertanian dengan keterpaduan beberapa minimum untuk berternak longyam.
dengan total luas ± 1056 m2, ruko/mini
komoditas pertanian. Konsep Obyek lain seperti jogging track diambil
resto dengan luasan ± 400 m2, dan
keterpaduan pada pertanian ini juga berdasarkan keinginan pemilik tapak
warung sembako dengan luasan ± 100
menjadi wahana pendidikan dan untuk bisa berolahraga jogging. Saung
m2. Total luas area berdasarkan aktivitas
pembelajaran bagi masyarakat dan yang diinginkan pada area persawahan
dan obyek yang diinginkan tersebut
petani, serta dapat memacu dipilih untuk area istirahat dan
adalah 24103,41 m2 atau sekitar 2,41 ha.
pengembangan area wisata pertanian penjelasan mengenai pertanian terpadu
Luasan tapak existing totalnya adalah ±
pada tapak dan area sekitar tapak. kepada pengunjung. Aula lesehan
2,8 ha sehingga dapat dinyatakan bahwa
dipilih sebagai area kumpul keluarga
Konsep desain luas total area yang diinginkan tersebut
sekaligus sebagai tempat berkumpulnya
dapat dipenuhi dari luasan tapak yang
Pertanian terpadu merupakan sistem para petani untuk melakukan diskusi
ada.
pertanian yang menerapkan dan sebagainya. Obyek gudang yang
keterpaduan aktivitas-aktivitas pertanian Berdasarkan hasil diskusi, dapat pula sekaligus sebagai display dipilih untuk
dijelaskan beberapa alasan dipilihnya menampilkan alat pertanian yang
digunakan dan produk pertanian yang Konsep pengembangan menggunakan paving. Konsep sirkulasi
dihasilkan. Area mini resto yang dapat dilihat pada Gambar 7.
Konsep pengembangan merupakan
merupakan bagian dari area pelayanan
pengembangan lebih lanjut dari konsep Konsep vegetasi dan komoditas
dipilih sebagai area bisnis bagi keluarga.
sebelumnya dan merupakan aplikasi pertanian
Hutan/kebun mini dipilih untuk
dari konsep dasar dan konsep desain.
memenuhi keinginan pemilik tapak Vegetasi yang akan diaplikasikan
Konsep pengembangan yang dibuat
untuk memiliki area tanam tanaman merupakan vegetasi yang bertujuan
mengacu pada konsep activity base yang
produksi. Secara keseluruhan, aktivitas menunjang aktivitas yang ada atau
telah dibuat. Konsep ini kemudian
dan obyek yang diinginkan pada tapak aktivitas yang diinginkan pemilik tapak.
diaplikasikan dalam beberapa konsep,
berguna untuk memenuhi kebutuhan Komoditas yang akan diterapkan adalah
yakni konsep ruang, konsep sirkulasi,
pemilik tapak secara khusus dan sebagai komoditas terkait pertanian terpadu.
konsep vegetasi dan komoditas, konsep
area pembelajaran pertanian terpadu Vegetasi dan komoditas yang akan
sistem produksi, konsep aktivitas dan
secara umum. diaplikasikan adalah vegetasi penaung,
fasilitas, konsep pengguna, dan konsep
vegetasi estetika, vegetasi/komoditas
Konsep desain tersebut kemudian wisata.
hutan produksi mini, vegetasi
dikembangkan melalui pola desain. Pola
Konsep ruang pengontrol bising, vegetasi pembatas,
desain yang diterapkan pada tapak
vegetasi/komoditas mina padi, vegetasi
menerapkan pola bulir pada buah Tapak pertanian yang akan
penunjang pakan ternak, dan vegetasi
jagung. Pola bulir buah jagung ini dipilih dikembangkan ini dibagi ke dalam
konservasi sungai.
dengan beberapa alasan antara lain, beberapa ruang. Konsep ruang yang
jagung merupakan tanaman pertanian diaplikasikan menerapkan prinsip Konsep sistem produksi
dan tanaman pangan dengan tingkat integrasi sebagaimana prinsip
Konsep sistem produksi merupakan
kebutuhan nomor dua setelah padi keterpaduan pada Integrated farming.
konsep yang menerangkan bagaimana
dengan hasil produk utama yakni buah Pembagian ruang pada tapak ini
suatu produksi dapat berjalan
jagung. Tanaman jagung ini juga dikenal bertujuan untuk menyediakan ruang
berdasarkan sistem yang ada. Konsep
sebagai tanaman yang memiliki banyak yang memudahkan aktivitas pengguna
sistem produksi pada tapak ini
kegunaan seperti buahnya sebagai bahan sekaligus efektifitas dan efisiensi pada
didasarkan pada konsep keterpaduan
pangan manusia pengganti nasi dan integrasi antar komoditas pertanian.
dimana diharapkan dapat menerapkan
pakan ternak ayam. Daun tanaman ini Pembagian ruang tersebut antara lain,
konsep LEISA (Low External Input
juga bisa dijadikan bahan pakan ternak ruang penerimaan, ruang
Sustainable Agriculture) atau konsep
kambing. Alasan utama lainnya adalah perantara/transisi, ruang pelayanan,
pertanian berkelanjutan dengan input
pola bulir jagung ini memenuhi kriteria ruang/area mina padi, ruang/area
luar rendah. Maksudnya adalah,
bentuk area yang dapat diterapkan kandang kambing, ruang/area longyam.
bagaimana suatu sistem memenuhi
untuk pola pertanian dan perikanan, Konsep Sirkulasi kebutuhannya dari dalam sistem itu
terutama pola integrasi mina padi. sendiri, sehingga terjadi efektivitas dan
Berdasarkan buku berjudul “Beberapa Konsep sirkulasi pada tapak ini
efisiensi penggunaan energi di dalam
Metode Budidaya Ikan” (Afrianto dan ditujukan untuk memudahkan
sistem (zero waste). Konsep tersebut
Liviawaty, 1988) didapat bahwa bentuk pengguna tapak dalam meng-akses
diaplikasikan dengan memanfaatkan zat
kolam ikan sekaligus bentuk area mina area/ruang pada tapak. Konsep dari
sisa dari komoditas lain sebagai input
padi yang dapat diterapkan, efektif, dan sirkulasi ini menunjang konsep integrasi
bagi komoditas lainnya serta dengan
efisien adalah bentuk persegi panjang, antar ruang. Terkait pola desain, jalur
menanam tanaman yang bermanfaat
persegi, dan berbentuk lingkaran. Bentuk sirkulasi ini menerapkan pola desain
sebagai pakan ternak.
pola desain yang diterapkan pada tapak pada pola paving pedestrian. Jalur
ini sendiri mendekati pola persegi sirkulasi yang akan direncanakan pada Konsep aktivitas dan fasilitas
panjang. Pola area persawahan existing tapak meliputi jalur kendaraan dan jalur
Konsep aktivitas dan fasilitas merupakan
pada tapak juga menerapkan pola pejalan kaki/pedestrian. Jalur kendaraan
konsep yang memberikan penjelasan
persegi panjang, persegi, atau gabungan hanya terdapat pada ruang penerimaan
mengenai aktivitas pada tapak beserta
dari keduanya. Kemudian, dengan yakni pada area parkir, sedangkan pada
fasilitas yang dimilikinya. Konsep
mempertimbangkan minimalisasi biaya area/ruang yang lain dikhususkan
aktivitas dan fasilitas yang terdapat pada
yang akan digunakan untuk perubahan untuk pejalan kaki. Sirkulasi pedestrian
tapak ini disesuaikan dengan ruang-
bentuk tapak pada area persawahan, yang direncanakan pada tapak terdiri
ruang yang dibentuk, dimana ruang
maka bentukan existing tapak dari sirkulasi pedestrian utama dan
dibagi menjadi ruang utama dan ruang
persawahan tidak dilakukan perubahan. sirkulasi pedestrian sekunder. Sirkulasi
penunjang. Ruang utama adalah ruang
Hal ini juga berdasarkan hasil diskusi pedestrian utama menggunakan paving
mina padi, ternak kambing, dan ternak
dengan pemilik tapak. grass block, sedangkan pada sirkulasi
longyam. Sedangkan ruang penunjang
pedestrian sekunder memanfaatkan
berupa ruang penerimaan, ruang
kondisi dan kesan alami dengan tanpa
perantara, dan ruang pelayanan.
Konsep pengguna
Konsep wisata
Blok konsep
Fasilitas
dari: Site Planning Standards. Ce- Partohardjono S, Ismail IG, Subandi, temuan tidak diketahui]. Bogor
takan ke-4. Adnyana MO, Darmawan DA. [ta- (ID): IPB Pr. Hlm 1-6.
hun tidak diketahui]. Peranan Sis-
Kasryno F. 1984. Prospek Pembangunan tem Usaha Tani Terpadu dalam Simonds JO, Starke BW. 2006. Landscape
Ekonomi Perdesaan Indonesia. Upaya Mengentaskan Kemiskinan Architecture: A Manual of Envi-
Studi Dinamika Perdesaan-Survei di Berbagai Agroekosistem. Simpo- rontmental Planning and Design.
Agro Ekonomi (SDP-SAE). Jakarta sium Penelitian Tanaman Pangan. New York (US): McGraw-Hill
(ID): Yayasan Obor Indonesia. [volume tidak diketahui](3): 143- Companies, Inc.
179.
Nurisjah S. 2004. Bahan Perkuliahan AGR Todd KW. 1987. Tapak, Ruang, dan
362: Aspek Hidrologis dalam Ana- Ruliyansyah A, Gunawan A. 2008. The Struktur. Ir. Aris K Onggodiputro,
lisis Tapak. Bogor (ID): PS Arsi- effect of temporal aspect aesthetic penerjemah. Bandung (ID): Pen-
tektur Lanskap IPB. quality of ricefield landscape [Wak- erbit Intermatra. Terjemahan dari:
tu pertemuan dan tempat per- Site, Space, and Structure.