Anda di halaman 1dari 2

A.

Allah berfirman dengan pelentara Anaknya

Tentang Yesus Kristus dituliskan, "Tetapi sekarang la telah mendapat suatu


pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang
lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi. Sebab, sekiranya perjanjian
yang pertama itu tidak bercacat. tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua"
(Ibrani 8:6, 7). Dalamı ayat-ayat ini, "perjanjian pertama" adalah hukum Perjanjian
Lama dan "yang kedua" ditujukan kepada perjanjian yang diberikan Allah kepada kita
melalui anak Nya.1
Dalam Pengakuan Iman Rasuli ada tertulis: "Aku percaya kepada Allah Bapa
dan kepada Yesus Kristus, AnakNya yang tunggal. Sekali lagi: kita tidak mengabdi
kepada dua atau tiga Tuhan, melainkan kepada Allah yang sudah me- nyatakan
dirinya di dalam manusia Yesus, orang Naza- ret itu. Ia digelar "Anak Allah".
Maksudnya: ada hubungan yang sangat istimewa antara Dia dengan Allah Bapa.
Hubungan itu melebihi hubungan antara orang-tua dengan anak-anaknya: sebutan
"Anak Allah" tidak berdasar pada kelahiran Yesus di Betlehem. Hubungan itu
melebihi juga hubungan antara Allah dengan se- orang nabi: Yesus tidak saja seorang
nabi yang menerus- kan firman-firman Allah kepada manusia, tetapi la sendirilah
Firman Allah. Hubungan itu melebihi pula hubungan antara Allah dengan orang-
orang beriman: karena anugerah Allah, kita ini boleh menjadi "anak- anak angkat",
tetapi Kristus adalah Anak Allah yang tidak ada taranya.2
B. Anak Allah lebih tinggi dari pada Malaikat
Marilah kita ingat kembali keyakinan yang dipakai penulis Surat Ibrani untuk
mengawali suratnya. Dasar pemikiran penulis ialah bahwa wahyu Allah yang agung
dinyatakan lewat Yesus Kristus dan bahwa hanya lewat Dia saja manusia dapat datang
pada Allah. Penulis mulai dengan membuktikan bahwa Yesus lebih tinggi dari pada para
nabi; ia terus membuktikan bahwa Yesus lebih tinggi dari pada para malaikat. Dan
sekarang ia mem- buktikan bahwa Yesus lebih tinggi dari pada Musa.3
Jauh lebih tinggi daripada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang
dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah daripada nama mereka." Malaikat-malaikat
memainkan sebuah peran yang penting di dalam Perjanjian Lama, khususnya di dalam
menyampaikan hukum Taurat (lihat Kis. 7:53). Bangsa Israel sangat mengagumi
malaikat-malaikat ini (Kel. 23:20-23). Campur tangan para malaikat ini terjalin sangat
erat dengan sejarah bangsa Israel. Namun Anak Allah jauh lebih layak untuk dihormati
ketimbang malaikat-malaikat karena Dialah yang mengendalikan sejarah.
Anak Allah mengeluarkan hukum Taurat, yang sering disampaikan oleh malaikat-
malaikat kepada para nabi. Namanya lebih tinggi daripada segala nama di surga dan di
bumi (Flp. 2:9-11, Mat. 28:18). Menurut pemikiran orang Yahudi, sebuah nama
mengungkapkan sifat dasar hakiki seseorang dan juga dapat menyatakan wibawa ataupun

1
Rahmat Alyakin Dachi,HUKUM TAURAT DALAM PERSPEKTIF IMAN KRISTEN,(Banten: Pascal
Books,2021), hal.225
2
Bernard Johan Boland,INTISARI IMAN KRISREN, (Malang: BPK Gunung Mulia, 1992), hal.33
3
William Barclay,PEMAHAMAN ALKITAB SETIAP HARI, (Malang: BPK Gunung Mulia, 1987),hal.39
peringkat seseorang. Kristus memiliki nama yang lebih unggul daripada malaikat-
malaikat oleh karena la sudah ditetapkan untuk menjadi lebih unggul dalam setiap hal.4
C. Yesus lebih tinggi dari pada Musa
Seberapa banyakkah kehormatan yang harus kita berikan kepada Yesus? Sungguh
tidak ada batasnya. Kitab Ibrani7 menegaskan bahwa Yesus “dipandang layak mendapat
kemuliaanyang lebih besar daripada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati
daripada rumah yang dibangunnya” (3:3). Pikirkan tentang apa yang dikatakan oleh
penulis. Perbandingan antara Musa dan Yesus seperti sebuah bangunan dengan ahli
bangunan! Dengan kata lain, Musa adalah bagian dari ciptaan, “bangunan,” dan Yesus
digambarkan sebagai “ahli bangunan,” atau Ia yang bertanggung jawab dalam penciptaan.
“Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan,tetapi ahli bangunan dari
segala sesuatu ialah Allah” (ay. 4). Surat Ibrani mengajar kita untuk menghormati Yesus
sebagaimana kita menghormati “ahli bangunan” dari segala ciptaan—Allah5

4
Brian J Bailey, Dibalik Tirai Eksposisi Kitab Ibrani, (Jakarta: Zion Christian Publishers,2022), hal.20-
5
Robert N Bowman,komoszewski, Menempatkan Yesus di Takhtanya, (Malang: Literkatur Saat,2015),hal.32

Anda mungkin juga menyukai