Anda di halaman 1dari 11

http://journal.uir.ac.id/index.

php/JIAP E-ISSN : 2622-934X


P-ISSN : 2502-9757
PUBLIKA :
Jurnal Ilmu Administrasi Publik
Vol. 7, No. 1 / 2021

Status Kewarganegaraan Warga Negara Indonesia (WNI)


Eks Isis Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006
Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia
Ade Idra Suhara1 Tunziah2
Hukum Tatanegara, Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis
suharaidra@gmail.com tunziah0499@gmail.com

Received : April 25, 2021; Accepted : April 30, 2021


DOI 10.25299/jiap.2021.vol7(1).6768

Abstract
The background of the problem in this study is that there is a discourse on the repatriation of ex-ISIS
Indonesian citizens to Indonesia, causing differences of opinion among the Government over the polemic of the
citizenship status of ex-ISIS Indonesian citizens. The purpose of this study was to determine the citizenship status
of Indonesian Citizens (WNI) Ex ISIS Judging from Law Number 12 of 2006 concerning Citizenship of the
Republic of Indonesia. This type of research is qualitative using a normative juridical approach. This research is a
library research and data collection techniques are carried out by conducting research on library materials. The
primary legal material collection technique that the author uses is by using a study of legislation that is still valid
in Indonesia. While the collection of secondary legal materials is carried out by examining several reference sources
related to the title of the study (books, journals, news on youtube). The results of the author's analysis state that
based on the review of Law Number 12 of 2006, the citizenship status of Indonesian Citizens (WNI) ex ISIS does
not automatically lose their citizenship.

Key Word : Status. Citizenship, WNI, ISIS

Abstrak
Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah terdapat wacana pemulangan WNI eks ISIS
ke Indonesia sehingga menimbulkan perbedaan pendapat di kalangan Pemerintah atas polemik status
kewarganegaraan WNI eks ISIS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tatus kewarganegaraan
Warga Negara Indonesia (WNI) Eks ISIS Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan
pendekatan hukum yuridis normatif. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka dan teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penelitian bahan pustaka. Adapun teknik
pengumpulan bahan hukum primer yang penulis gunakan yaitu dengan menggunakan kajian
perundang-undangan yang masih berlaku di Indonesia. Sedangkan pengumpulan bahan hukum
sekunder dilakukan dengan menelaah beberapa sumber referensi yang berkaitan dengan judul
penelitian (buku-buku, jurnal, berita di youtube). Hasil analisis penulis menyatakan bahwa berdasarkan
tinjauan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006, status kewarganegaraan Warga Negara Indonesia
(WNI) eks ISIS tidak secara otomatis kehilangan kewarganegaraannya.

Kata Kunci : Status, Kewarganegaraan, WNI, ISIS.

Ade Idra Suhara dan Tunziah / Publika : JIAP Vol. 7 No. 1 / 2021 92
Pendahuluan Warga Negara Indonesia (selanjutnya
disingkat WNI) dan masalah status
Secara teoritis, menurut doktrin ilmu
kewarganegaraannya yang telah
negara, unsur-unsur negara terdiri atas
bergabung dengan gerakan Islamic State of
wilayah, rakyat dan pemerintah yang
Iraq and Syria (ISIS).
berdaulat.1 Teori ini juga banyak
ISIS merupakan sebuah gerakan
dikemukakan oleh para ahli hukum tata
yang mengatasnamakan Islam dan
negara pada umumnya, seperti Hans
berusaha mengekspansi kekuasaannya ke
Kelsen yang mengatakan bahwa
seluruh dunia. Munculnya ISIS menjadi
terbentuknya suatu negara harus
sangat fenomenal, karena dalam waktu
didukung oleh beberapa unsur utama,
singkat mampu memperoleh pengikut,
yaitu teritorial suatu negara atau batas-
pendukung dan simpatisan yang
batas wilayah negara, rakyat sebagai
menjamur di berbagai wilayah di dunia,
warga negara atau penduduk suatu
termasuk Indonesia. Di samping itu,
negara, kekuasaan negara yang berbentuk
kehadiran ISIS telah membawa dampak
pemerintahan dalam beragam sistem, serta
pada terciptanya instabilitas keamanan di
konstitusi dan kedaulatan rakyat.2 Dengan
tingkat global, kawasan dan negara
demikian, maka dapat dipahami bahwa
nasional. Sebagai implikasinya, kehadiran
warga negara merupakan unsur suatu
ISIS mengancam tata dunia dan eksistensi
negara, karena warga negara termasuk
negara bangsa modern yang ada. ISIS yang
salah satu komponen penduduk dalam
ingin menciptakan konsep negara Islam
suatu negara.
dengan ideologi khilafah di bawah satu
Sebagai negara hukum, tentu segala
pemerintahan kerap kali menebarkan
aspek kehidupan dalam kemasyarakatan,
propaganda dengan pernyataan bahwa
kenegaraan dan pemerintahan di
negara yang tak berasaskan khilafah
Indonesia telah diatur dalam perundang-
adalah thagut dan kafir. Sementara
undangan, termasuk mengenai warga
masyarakat Muslim haram hukumnya
negara. Adapun peraturan terkait warga
berlindung di bawah negara kafir,
negara telah diatur dalam Undang-
termasuk negara Indonesia. Propaganda
Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
tersebut merupakan salah satu dari banyak
Kewarganegaraan Republik Indonesia
hal yang melatarbelakangi WNI
(selanjutnya disingkat UU No. 12 Tahun
bersimpati dengan ISIS dan kemudian ikut
2006 tentang Kewarganegaraan).
menjadi bagian dari ISIS, mereka
Meskipun demikian telah dijabarkan
bergabung dengan tujuan yang sama yaitu
konsep kewarganegaraan dalam suatu
untuk membangun negara Islam di
aturan tertulis, namun fakta di lapangan
seluruh dunia.
menunjukkan bahwa persoalan mengenai
Berdasarkan beberapa sumber,
status kewarganegaraan masih kerap kali
banyaknya WNI yang bergabung dalam
terjadi di Indonesia dan selalu menjadi
gerakan ISIS sudah terdata dari beberapa
perdebatan di lingkungan pemerintahan.
tahun yang lalu. Pada tahun 2017, The
Salah satunya dapat dilihat dari kasus
Soufan Center menyebutkan ada 600 WNI
yang pernah diberitakan beberapa waktu
yang bergabung dengan ISIS di Suriah,
lalu, yaitu mengenai polemik pemulangan
yang terdiri dari 113 perempuan, 100 anak-

1
Hotma P. Sibuea, Ilmu Negara, (Jakarta: Ketatanegaraan di Negara Republik Indonesia,
Penerbit Erlangga, 2014), h. 241. (Bandung: CV Pustaka Setia, 2018), h. 99
2
Deddy Ismatullah dan Beni Ahmad
Saebani, Hukum Tata Negara (Refleksi Kehidupan

Ade Idra Suhara dan Tunziah / Publika : JIAP Vol. 7 No. 1 / 2021 93
anak dan sisanya pria dewasa. Selanjutnya WNI eks ISIS ke Indonesia. Hal ini
pada tahun 2018, BNPT menyebutkan diputuskan dalam rapat kabinet yang
terdapat 1.321 WNI yang berusaha digelar tertutup oleh Presiden Joko
bergabung dengan ISIS di Suriah. Sekitar Widodo dan sejumlah kementerian di
600 WNI eks ISIS masih berada di luar Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat
negeri. Hingga pada tahun 2019 jumlah pada hari Selasa 11 Februari 2020 yang
WNI pendukung ISIS berkisar 600-an lalu, kemudian dengan pertimbangan
orang.3 Kemudian, berdasarkan data dari selanjutnya pemerintah menyatakan
intelijen yang disampaikan oleh bahwa wanita lemah dan anak kecil di
Kementerian Pertahanan, banyak WNI bawah usia 10 tahun akan dipulangkan
pendukung ISIS akhirnya mengungsi dengan proses verifikasi terlebih dahulu.6
dibeberapa tempat karena ISIS tumbang di Sejalan dengan hal tersebut di atas,
tangan Pasukan Demokratik Suriah dari polemik tentang pencabutan
Suku Kurdi. Setelah sekian lama di kewarganegaraan WNI eks ISIS juga
pengungsian, mereka berkeinginan menimbulkan pro dan kontra di kalangan
kembali ke Indonesia. Akan tetapi, pemerintah dan pegiat/akademisi hukum.
Pemerintah Indonesia tidak memiliki Pihak pro mendasari dengan Undang-
wacana untuk memulangkan 689 orang eks Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
ISIS tersebut.4 Kewarganegaraan Pasal 23 huruf d, yang
Sehubungan dengan hal tersebut, menyebutkan kehilangan
masalah ini kemudian menjadi perdebatan kewarganegaraan disebabkan karena
di kalangan pemerintah dan pakar hukum. “masuk dinas tentara asing tanpa izin
Terdapat dua pandangan mengenai terlebih dahulu dari Presiden”. Sedangkan
masalah pemulangan WNI eks ISIS, yaitu pihak kontra mendasari dengan tegas
ada kelompok yang menolak dan ada juga bahwa ISIS bukan merupakan negara
kelompok yang mendukung. Kelompok karena tidak punya unsur-unsur tetap
yang menolak berargumen bahwa dalam pembentukan suatu negara,
kepulangan mereka akan membawa termasuk pengakuan kedaulatan sebagai
dampak buruk pada masyarakat negara dari satu pun negara di dunia. Oleh
Indonesia. Sementara itu, kelompok yang karena itu WNI tidak bisa kehilangan
mendukung didasarkan pada nilai-nilai status kewarganegaraannya. Hal lain yang
hak asasi manusia (HAM) yang harus dipertimbangkan adalah membuang para
dilindungi tanpa melihat status WNI yang WNI eks ISIS tersebut tidak menyelesaikan
mendukung ISIS.5 masalah.7
Namun, pada akhirnya sebagaimana Melihat banyaknya perbedaan
melangsir dari CNNIndonesia, pemerintah pendapat di atas mengenai status
memutuskan tidak memulangkan ratusan kewarganegaraan WNI eks ISIS, maka

3
Suyitno Nugroho Wahyudin, “Penyelesaian 6

Masalah 660 WNI eks ISIS”, dalam artikel Jurnal https://www.cnnindonesia.com/nasional/penolakan


Intelijen.net, diakses pada tanggal 31 agustus 2020 -wni-eks-isis-dan-ujung-jalan-program-
pukul 22.06 WIB deradikalisasi, di akses pada tanggal 31/08/2020
4
Elga Andina, “Wacana Pemulangan Anak- pukul 19.30 WIB
anak Kombatan ISIS”, dalam Jurnal Pusat Penelitian 7

Badan Keahlian DPR RI, Vol. XII, No. 4, 2020 https://www.hukumonline.com/berita/baca/polemik


5
Farhan Arif Sumawiharja dan Adis Imam -pencabutan-kewarganegaraan-wni-eks-isis
Ismunandar, “Analisa Kebijakan Penerimaan WNI page=4, diakses pada tanggal 01/09/2020 pukul
Mantan Simpatisan ISIS di Suriah”, dalam Jurnal 08.03 WIB
Keamanan Nasional Volume VI, No. 1, 2020

Ade Idra Suhara dan Tunziah / Publika : JIAP Vol. 7 No. 1 / 2021 94
masalah ini harus dikaji lagi secara bahwa ia menolak orang
mendalam karena berkaitan dengan Indonesia eks ISIS untuk
kemaslahatan umat (warga negara) dan dipulangkan, tetapi keputusan
negara. Untuk itu, masalah ini akan dikaji tersebut belum bersifat final.
dalam tinjauan Undang-Undang Nomor Keputusan selanjutnya akan
12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan dikaji dan akan dibahas terlebih
Republik Indonesia. dahulu oleh Presiden bersama
Menteri dalam rapat cabinet
Metode Penelitian terbatas di Istana Presiden.8
Jenis penelitian yang digunakan Presiden Joko Widodo
dalam penelitian ini adalah penelitian menyatakan dengan tegas bahwa
kualitatif. Melalui penelitian kualitatif ini, Pemerintah tidak memiliki
data-data yang penulis peroleh adalah rencana untuk memulangkan
dengan studi kepustakaan (library orang-orang yang bergabung
research). Adapun pendekatan penelitian dengan ISIS di Suriah. Hal ini
yang digunakan penulis adalah karena pemerintah memiliki
pendekatan yuridis normatif. Dalam tanggung jawab keamanan
penelitian kajian pustaka (library research), terhadap 260 penduduk
sumber datanya adalah data sekunder, Indonesia dan inilah yang harus
yaitu data yang diperoleh dari dokumen- diutamakan. Kemudian ia juga
dokumen resmi, buku-buku yang menyatakan bahwa orang-orang
berhubungan dengan objek penelitian, yang bergabung dengan ISIS
hasil penelitian dalam bentuk laporan, disebut dengan ISIS eks WNI.9
jurnal, skripsi, tesis, disertasi dan Dengan demikian dapat
peraturan perundang-undangan. Adapun disimpulkan bahwa Presiden
proses pengolahan data dilakukan secara Jokowi berpendapat bahwa WNI
deduktif, yakni di mulai dari dasar-dasar eks ISIS telah kehilangan status
pengetahuan yang umum, kemudian kewarganegaraannya sebagai
meneliti hal-hal yang bersifat khusus Warga Negara Indonesia.
sehingga dari proses analisis ini kemudian b. Pendapat Hikmahanto Juwana
di tarik suatu kesimpulan. (Pakar Hukum Internasional UI)
Hikmahanto Juwana selaku
Hasil Pembahasan Pakar Hukum Internasional
Universitas Indonesia
1. Pendapat Pemerintah dan Pakar menyatakan dengan tegas bahwa
Hukum Tentang Status orang Indonesia kombatan ISIS
Kewarganegaraan WNI Eks ISIS secara otomatis kehilangan
a. Pendapat Presiden Joko Widodo kewarganegaraannya sebagai
Sebagaimana melangsir Warga Negara Indonesia (WNI).
dari CNNIndonesia, Presiden Bahkan, ia mengistilahkannya
Republik Indonesia Jokowi bukan lagi WNI eks ISIS, tetapi
berpendapat secara pribadi ISIS eks WNI. Menurutnya, hal ini

8 9
Diakses di KompasTV, 2020, 06 Februari. Jokowi
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200213 Ogah Pulangkan WNI eks ISIS ke Indonesia.
174142-20-474376/menyoal-keputusan-jokowi- (Video). Youtube.
soal-status-689-wni-eks-isis tanggal 13/02/2021 https://www.youtube.com/watch?v=z11Ub7tSrk4&t
pukul 17:05 WIB =104s

Ade Idra Suhara dan Tunziah / Publika : JIAP Vol. 7 No. 1 / 2021 95
karena berdasarkan Pasal 23 UU cukup kuat menganggap bahwa
Nomor 12 Tahun 2006 tentang mereka bukan lagi Warga Negara
Kewarganegaraan yang Indonesia (WNI).11
menyatakan bahwa Keharusan pemulangan
kewarganegaraan itu akan hilang WNI eks ISIS menurut Chairul
karena poin-poin yang ada di karena dilandasi dengan
dalamnya, termasuk masuk ke konstitusi Indonesia yang sangat
dinas tentara asing, oleh karena menjunjung tinggi nilai-nilai
itu pemerintah tidak perlu kemanusiaan. Namun, ia
melakukan tindakan berikutnya.10 menegaskan bahwa harus ada
Lebih lanjut lagi, proses dan syarat ketat dalam
Hikmahanto juga menjelaskan pemulangan WNI tersebut ke
bahwa eks WNI anggota ISIS Indonesia. Adapun syaratnya
karena sudah kehilangan adalah WNI yang bergabung
kewarganegaraannya, maka tersebut harus diteliti secara baik
anggota ISIS ini hanya dapat dan harus ada kategorisasi
dianggap berasal dari negara terhadapnya.
Indonesia, namun Menurut Chairul, proses
kewarganegaraannya tidak lagi pemulangan WNI eks ISIS dapat
diketahui secara pasti. Hal inilah dilihat dari Undang-Undang
yang menjadi dasar bahwa Terorisme terbaru, yakni pasal 12
Pemerintah tidak mempunyai A dan pasal 12 B UU Nomor 5
kewajiban untuk melindungi tahun 2018, yang mengatakan
mereka, termasuk bahwa setiap orang atau setiap
mengembalikan mereka ke warga Indonesia pergi ke luar
Indonesia. negeri ikut bergabung,
c. Pendapat Chairul Anam mengkampanyekan,
(Komisioner Komnas HAM) menyelenggaran dan lain
Berbeda dengan dua sebagainya untuk pelatihan
pendapat di atas, Chairul Anam militer sebuah organisasi
selaku Komisioner Komnas HAM terorisme bisa dihukum. Dengan
menyatakan dan mendesak agar memperhatikan Undang-Undang
Pemerintah memulangkan Terorisme tesebut maka dapat
seluruh WNI eks ISIS tersebut. Ia dijadikan acuan untuk mengatur
menerangkan bahwa para WNI hukuman bagi tingkat
tersebut tidak kehilangan keterlibatan seseorang dalam
kewarganegaraan saat menjadi terorisme.
bagian ISIS, karena ISIS bukan d. Pendapat Fahri Bachmid (Pakar
negara, dan jika dikaji lagi secara Hukum Tatanegara Fakultas
hukum belum ada alasan yang

10
Endri Kurniawati, “Pakar Hukum: 11
Diakses di
Kewarganegaraan 600 WNI eks ISIS otomatis https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200209
gugur”, dalam situs 171326-20-473056/komnas-ham-soal-isis-
https://nasional.tempo.co/read/1303666/pakar- sepanjang-wni-pemerintah-harus-urus pada tanggal
hukum-kewarganegaraan-600-wni-eks-isis- 01/03/2021
otomatis-gugur/full&view=ok diakses tanggal
21/02/2021 pukul 09:18 WIB

Ade Idra Suhara dan Tunziah / Publika : JIAP Vol. 7 No. 1 / 2021 96
Hukum Universitas Muslim doktrin, serta kaidah hukum
Indonesia) internasional sepanjang berkaitan
Fahri menjelaskan bahwa dengan eksistensi dan kedudukan
setiap orang bebas memilih dan ISIS sebagai subjek hukum
menentukan internasional. Fahri menjabarkan,
kewarganegaraannya. Hal ini secara normatif macam subjek
sebagaimana diatur dalam hukum internasional terdiri dari
ketentuan Pasal 28E ayat (1) UUD negara berdaulat, gabungan
1945. Menurut Fahri, Pasal 28E negara negara, tahta suci vatikan,
ayat (1) tersebut menegaskan organisasi internasional, baik
“Setiap orang bebas memeluk agama yang bilateral, regional maupun
dan beribadat menurut agamanya, multilateral, Palang merah
memilih pendidikan dan pengajaran, internasional, Individu yang
memilih pekerjaan, memilih mempunyai kriteria tertentu,
kewarganegaraan, memilih tempat Pemberontak (Belligerent) atau
tinggal di wilayah negara dan pihak yang bersengketa dan
meninggalkannya, serta berhak Penjahat perang (Genocide).
kembali sehingga setiap orang secara Fahri menambahkan bahwa
konstitusional bebas memilih WNI eks ISIS ini secara hukum
kewarganegaraannya”. telah “stateless” (tanpa
Lebih lanjut lagi ia kewarganegaraan). Jika suatu
mengatakan bahwa memang waktu atas dasar hak
terdapat sedikit kompleksitas dari konstitusional dan kemanusiaan
sisi teknis yuridis jika Pemerintah Indonesia
menggunakan instrumen UU RI memutuskan untuk mereka
No. 12 Tahun 2006 tentang dipulangkan ke tanah air,
Kewarganegaraan Republik menurutnya beberapa instrumen
Indonesia yang mendasarkan dan payung hukum yang
pada ketentuan pasal 23 poin d berkaitan dengan Pelaksanaan
yang menyebutkan bahwa WNI UU RI No. 12 Tahun 2006 Tentang
kehilangan kewarganegaraanya Kewarganegaraan Republik
jika yang bersangkutan “masuk Indonesia perlu disiapkan untuk
dalam dinas tentara asing tanpa mengatur tentang proses
izin terlebih dahulu dari identifikasi.
presiden,”. Sementara, point f e. Pendapat Refly Harun (Pakar
menyebutkan bahwa “Secara Hukum Tatanegara)
sukarela mengangkat sumpah Pakar Hukum Tata Negara,
atau menyatakan janji setia Refly Harun berpendapat bahwa
kepada negara asing atau bagian Pemerintah tak boleh terbawa
dari negara asing tersebut”.12 tren teori pencabutan status
Hal di atas tersebut tentu kewarganegaraan ini karena ada
membutuhkan kajian dan banyak faktor dari WNI pengikut
pendalaman dari segi teori, ISIS yang harus didalami terlebih

12
Muhammad Agil Aliansyah, “Diperlukan https://www.merdeka.com/peristiwa/diperlukan-
Aturan Hukum Khusus Terkait Pemulangan WNI aturan-hukum-khusus-terkait-pemulangan-wni-eks-
eks ISIS”, dalam situs isis.html

Ade Idra Suhara dan Tunziah / Publika : JIAP Vol. 7 No. 1 / 2021 97
dahulu. Tentunya, penerapan versi mengenai status
sanksi pencabutan status kewarganegaraan WNI eks ISIS,
kewarganegaraan seseorang yaitu pertama, WNI eks ISIS dapat
(apabila diterapkan) tidak dapat kehilangan status
disama-ratakan penerapannya kewarganegaraannya karena
terhadap seseorang yang didasari pada Pasal 23 huruf d UU
keterlibatannya hanya sebatas No. 12 Tahun 2006. Serta kedua,
meyakini ajaran yang termasuk WNI eks ISIS tidak dicabut
paham teroris. Karena pada kewarganegaraannya karena
prinsipnya, seseorang tidak dapat merujuk pada teori bahwa ISIS
dihukum hanya atas apa yang bukan merupakan sebuah negara
dipikirkannya (Cogitationis dan juga bukan merupakan
poenam Nemo Patitur).13 Dengan tentara.
demikian, status 2. Analisis Status Kewarganegaraan
kewarganegaraan WNI eks ISIS Warga Negara Indonesia (WNI) Eks
menurut Refly Harun tidak serta ISIS Ditinjau dari Undang-Undang
merta bisa dicabut, akan tetapi Kewarganegaraan
harus diteliti dan Jika merujuk pada Undang-
dipertimbangkan dengan Undang Kewarganegaraan,
mengkaji Undang-Undang kehilangan kewarganegaraan
terlebih dahulu. Indonesia telah di atur dalam Pasal 23.
Berdasarkan beberapa Mengenai masalah WNI eks ISIS,
pendapat di atas, dapat banyak yang menjadikan poin huruf d
disimpulkan bahwa masalah di dalam Pasal 23 Undang-Undang
status kewarganegaraan WNI eks Nomor 12 Tahun 2006 sebagai
ISIS menimbulkan pro dan kontra landasan/rujukan hukum yang bisa
di kalangan pemerintah dan digunakan. Adapun isi dari Pasal 23
penegak hukum. Pihak pro yang huruf d adalah sebagai berikut:
menyatakan bahwa status “Masuk dalam dinas tentara asing
kewarganegaraan WNI eks ISIS tanpa izin dahulu dari Presiden”.14
secara otomatis dapat dicabut Secara konseptual, pencabutan
melandasi dengan UU No. 12 kewarganegaraan WNI eks ISIS
Tahun 2006 Pasal 23 dan dengan diorientasikan pada dasar bahwa ISIS
alasan untuk menjaga keamanan merupakan sebuah dinas tentara
negara, sedangkan pihak kontra asing. Hal ini sebagaimana merujuk
yang menyatakan bahwa WNI eks pada huruf d Pasal 23 UU No. 12
ISIS tidak kehilangan Tahun 2006. Namun jika ditelaah, di
kewarganegaraannya karena dalam Undang-Undang
dilandasi dengan menjunjung Kewarganegaraan tidak menjelaskan
tinggi hak asasi manusia di dalam secara terperinci tentang maksud
negara hukum. Dengan demikian, dinas tentara asing yang tercantum
dapat disimpulkan bahwa dalam huruf d Pasal 23 UU No. 12
menurut peneliti terdapat dua Tahun 2006. Oleh karena itu terdapat

13 14
Dikutip dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006
https://nasional.tempo.co/read/597296/soal- Pasal 23
kewarganegaraan-isis-pengamat-cek-uu. Diakses
pada 17/12/2020 pukul 15;25 wib

Ade Idra Suhara dan Tunziah / Publika : JIAP Vol. 7 No. 1 / 2021 98
kejanggalan jika ISIS termasuk dalam negara asing atau ia menyatakan
kategori “tentara”. sumpah setia kepada bagian dari
Seharusnya, konteks ini harus negara asing tersebut. Artinya,
dipahami dan diteliti lebih lanjut lagi secara peraturan perundang-
dengan menggunakan rujukan undangan yang berlaku
hukum lainnya. Di sini, hal mengenai perbuatan tersebut sudah
masalah kewarganegaraan juga menyalahi aturan.
dimuat dalam peraturan pelaksanaan
mengenai Tata Cara Kehilangan, Berdasarkan Peraturan
Pembatalan, Memperoleh Kembali Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 di
Kewarganegaraan Republik Indonesia atas, tentunya dapat dianalisa
dan Menyampaikan Ingin Tetap mengenai definisi “dinas tentara
Menjadi Warga Negara Indonesia negara asing”. Dalam hal ini, peneliti
yaitu tertuang pada Peraturan akan merujuk pada Undang-Undang
Pemerintah Republik Indonesia Pasal Republik Indonesia Nomor 34 Tahun
31 ayat (1) Nomor 2 Tahun 2007.15 2004 Tentang Tentara Nasional
Adapun isi dari Ayat (1) huruf c, d dan Indonesia Pasal 1 mengenai definisi
e akan ditafsirkan sebagai berikut: militer dan tentara16, yaitu sebagai
a. Seorang yang masuk dalam dinas berikut:
tentara asing tanpa izin terlebih a. Militer adalah kekuatan
dahulu dari Presiden Republik angkatan perang dari suatu
Indonesia. Artinya, orang yang negara yang diatur berdasarkan
sengaja masuk dalam dinas peraturan perundang-undangan.
tentara asing khususnya, maka b. Tentara adalah warga negara
otomatis atas perbuatannya yang dipersiapkan dan
tersebut melawan hukum. dipersenjatai untuk tugas-tugas
b. Seorang secara sukarela masuk pertahanan negara guna
dalam dinas negara asing, yang menghadapi ancaman militer
jabatan dalam dinas semacam itu maupun ancaman bersenjata.
di Indonesia sesuai dengan Berdasarkan penjelasan di atas,
ketentuan peraturan maka terdapat dua poin yang peneliti
perundangan hanya dapat dapatkan bahwa Islamic State of Iraq
dijabat oleh Warga Negara and Syria (ISIS) bukan merupakan
Indonesia. Artinya, orang yang sebuah bentuk militer atau bahkan
sengaja masuk dalam dinas asing tentara, karena tentara adalah warga
khususnya, maka otomatis atas negara yang dipersiapkan dan
perbuatannya tersebut melawan dipersenjatai untuk tugas-tugas
hukum sesuai peraturan pertahanan negara guna menghadapi
perundang-undangan yang ancaman militer maupun ancaman
berlaku. bersenjata, sementara anggota yang
c. Seorang secara sukarela bergabung dengan ISIS bukan
mengangkat sumpah atau merupakan angkatan perang (militer)
menyatakan janji setia kepada yang membela negaranya sebagai

15 16
Lihat di Peraturan Pemerintah Republik Undang-Undang Republik Indonesia
Indonesia Nomor 2 Tahun 2007 Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional
Indonesia.

Ade Idra Suhara dan Tunziah / Publika : JIAP Vol. 7 No. 1 / 2021 99
bentuk pertahanan negara dalam Menurut peneliti, wacana
menghadapi ancaman, baik ancaman pencabutan status kewarganegaraan
militer maupun ancaman bersenjata. WNI eks ISIS sebenarnya berawal dari
Pada Bab sebelumnya juga beberapa persoalan atas bentuk kasus
dijelaskan bahwa ISIS bukan penanggulangan terorisme yang
merupakan sebuah negara. Artinya, dilakukan oleh negara Indonesia, ini
secara substansi mereka tidak juga sama halnya dengan negara-
memiliki tentara negara yang diakui negara lainnya di dunia seperti
oleh negara-negara di seluruh dunia. Australia dan Belanda, yang telah
ISIS hanya dapat dikatakan sebagai terlebih dahulu melakukan
subjek hukum, yaitu suatu gerakan pencabutan status kewarganegaraan
atau organisasi yang eksistensinya terhadap warganya yang terbukti
diakui oleh banyak negara. ISIS bukan menjadi anggota militan ISIS di Timur
merupakan suatu negara karena tidak Tengah.
memenuhi syarat-syarat yang bisa Menteri Kehakiman dan
dikategorikan sebagai sebuah negara. Keselamatan Belanda Stef Blok,
Maka dari itu, seorang yang dengan mengatakan bahwa dengan
sukarela masuk atau ikut dengan pencabutan kewarganegaraan ini
gerakan ISIS serta menyatakan janji mereka tidak mungkin bepergian ke
setia kepada ISIS, tidak dapat Belanda atau negara Schengen
dikatakan sebagai sebab hilangnya lainnya.17 Sedangkan di Australia,
kewarganegaraan karena kembali ke lima orang yang terbukti bergabung
pembahasan awal bahwa ISIS bukan dalam Organisasi Teroris
sebuah negara. Artinya, secara Internasional telah dicabut status
peraturan perundang-undangan yang kewarganegaraannya. Menteri Dalam
berlaku perbuatan tersebut tidak Negeri Australia Dutton, mengatakan
dapat serta merta mencabut bahwa mereka telah mengambil
kewarganegaraannya sebagai Warga keputusan bahwa orang-orang
Negara Indonesia (WNI). tersebut terlibat kegiatan serius yang
Jika pemerintah melihat para berkaitan dengan teroris, oleh sebab
WNI tersebut sebagai pihak yang itu ada beberapa usulan atas sanksi
kehilangan status yang berupa pencabutan status
kewarganegaraannya, maka secara kewarganegaraannya.18
tidak langsung pemerintah mengakui Berdasarkan hal tersebut di atas,
status ISIS sebagai entitas politik yang dapat penulis simpulkan bahwa
berdaulat yaitu negara. Namun secara polemik pencabutan status
umum, belum ada satu negarapun di kewarganegaraan WNI eks ISIS yang
dunia yang mengakui ISIS sebagai dilakukan oleh Pemerintah tidak
negara berdaulat. Kebanyakan dilandasi oleh Pasal 23 Undang-
menganggap ISIS hanya sebagai Undang Nomor 12 Tahun 2006,
sebuah organisasi teroris namun karena alasan sosial bahwa
internasional. Pemerintah ingin melakukan

17 18
Diakses di Diakses di https://news.detik.com/abc-
https://internasional.kompas.com/read/2017/09/13/ australia/d-4157520/australia-cabut-
20544891/pengadilan-den-haag-cabut- kewarganegaraan-lima-teroris tanggal 27/03/2021
kewarganegaraan-4-teroris-belanda?page=all pada pukul 11:26 WIB
tanggal 27/03/2021 pukul 11:19 WIB

Ade Idra Suhara dan Tunziah / Publika : JIAP Vol. 7 No. 1 / 2021 100
penanggulangan terorisme, hal ini Elga Andina, “Wacana Pemulangan Anak-
sebagai sikap antisipasi karena adanya anak Kombatan ISIS”, dalam Jurnal
perasaan traumatis terhadap apa yang Pusat Penelitian Badan Keahlian
pernah dilakukan gerakan ISIS di DPR RI, Vol. XII, No. 4, 2020
Indonesia. Endri Kurniawati, “Pakar Hukum:
Berdasarkan penjelasan di atas, Kewarganegaraan 600 WNI eks ISIS
maka dapat diambil kesimpulan otomatis gugur”, dalam situs
bahwa status kewarganegaraan WNI https://nasional.tempo.co/read/1303
eks ISIS tidak serta merta dan otomatis 666/pakar-hukum-
dapat dicabut. Oleh karena itu, kewarganegaraan-600-wni-eks-isis-
permasalahan mengenai status otomatis-gugur/full&view=ok
kewarganegaraan WNI eks ISIS ini Farhan Arif Sumawiharja dan Adis Imam
dapat dinilai belum pada tahap final, Ismunandar, “Analisa Kebijakan
sehingga diperlukan penelitian Penerimaan WNI Mantan
lanjutan mengenai status Simpatisan ISIS di Suriah”, dalam
kewarganegaraan WNI eks ISIS di Jurnal Keamanan Nasional Volume
kalangan Pemerintah. Menurut VI, No. 1, 2020
peneliti, harus ada regulasi hukum Hotma P. Sibuea, 2014. Ilmu Negara,
baru yang mengatur sendiri tentang Jakarta: Penerbit Erlangga
WNI yang bergabung dengan gerakan https://internasional.kompas.com/read/20
ISIS. 17/09/13/20544891/pengadilan-den-
haag-cabut-kewarganegaraan-4-
Kesimpulan teroris-belanda?page=all
Status WNI eks ISIS jika ditinjau dari https://nasional.tempo.co/read/597296/soa
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 l-kewarganegaraan-isis-pengamat-
tentang Kewarganegaraan Indonesia tidak cek-uu.
secara otomatis dapat kehilangan https://news.detik.com/abc-australia/d-
kewarganegaraannya sebagai Warga 4157520/australia-cabut-
Negara Indonesia, hal ini karena status kewarganegaraan-lima-teroris
hukum ISIS tidak masuk ke dalam kategori https://www.cnnindonesia.com/nasional/2
yang tertuang dalam Pasal 23 huruf d yang 0200209171326-20-473056/komnas-
menyatakan kehilangan kewarganegaraan ham-soal-isis-sepanjang-wni-
karena masuk ke dalam dinas tentara pemerintah-harus-urus
asing, dan ISIS bukanlah sebuah negara https://www.cnnindonesia.com/nasional/2
atau bahkan tentara. Dari penjelasan 0200213174142-20-474376/menyoal-
tersebut, maka status kewarganegaraan keputusan-jokowi-soal-status-689-
WNI eks ISIS tidak serta merta dan wni-eks-isis
otomatis dapat tercabut. https://www.cnnindonesia.com/nasional/
penolakan-wni-eks-isis-dan-ujung-
Daftar Pustaka jalan-program-deradikalisasi,
Deddy Ismatullah dan Beni Ahmad https://www.hukumonline.com/berita/bac
Saebani, 2018. Hukum Tata Negara a/polemik-pencabutan-
(Refleksi Kehidupan Ketatanegaraan di kewarganegaraan-wni-eks-isis
Negara Republik Indonesia, (Bandung: page=4,
CV Pustaka Setia. KompasTV, 2020, 06 Februari. Jokowi
Ogah Pulangkan WNI eks ISIS ke
Indonesia. (Video). Youtube.

Ade Idra Suhara dan Tunziah / Publika : JIAP Vol. 7 No. 1 / 2021 101
https://www.youtube.com/watch?v=z11
Ub7tSrk4&t=104s
Muhammad Agil Aliansyah, “Diperlukan
Aturan Hukum Khusus Terkait
Pemulangan WNI eks ISIS”, dalam
situs
https://www.merdeka.com/peristiw
a/diperlukan-aturan-hukum-
khusus-terkait-pemulangan-wni-
eks-isis.html
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2007
Suyitno Nugroho Wahyudin,
“Penyelesaian Masalah 660 WNI eks
ISIS”, dalam artikel Jurnal
Intelijen.net
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 34 Tahun 2004 Tentang
Tentara Nasional Indonesia.

Ade Idra Suhara dan Tunziah / Publika : JIAP Vol. 7 No. 1 / 2021 102

Anda mungkin juga menyukai