Abstract
Currently the development of international law is deemed inuenced by the euro-cristian doctrine.
Some scholars even thought that contemporary international law is based on secularism. Therefore,
the relation between religion and international law is an interesting issue. Islam as a perfect religion
also regulates relations between states. The concept of Islamic international law usually called
Siyar. International law and Siyar have dierent sources of law. The sources of international law
consist of several factors that are called formiil, material and causal. In fact, Islam can be used as a
source of internsional law, even in formiil and material, through the method of ijtihad.
Abstrak
Perkembangan hukum internasional selama ini dianggap sangat dipengaruhi oleh kekuatan euro-
cristian.Bahkan beberapa pihak menyebutkan bahwa hukum internasional saat ini bersifat sekuler.
Dengan demikian, relasi agama dengan hukum internasional merupakan suatu perkembangan yang
menarik. Islam sebagai agama yang sempurna juga mengatur hubungan antarnegara. Hukum
internasional Islam disebut dengan Siyar. Hukum internasional dan siyar memiliki sumber hukum
yang berbeda. Sumber hukum internasional terdiri dari formiil, materiil dan kausal. Islam dapat
dijadikan sebagai sumber hukum internsional baik formiil dan materiil melalui metode ijtihad.
1.
Ismail Fajri Alatas, 2006, Risalah Konsep Ilmu Dalam Islam: Sebuah Tinjauan Ihsani, Jakarta, Diwan Publishing,
hlm. 50.
2. Petrus C.K.L. Bello, 2013, Ideologi Hukum; Reeksi Filsafat atas Ideologi di Balik Hukum, Bogor, Insan Merdeka,
hlm.4.
318
Eka An Aqimun, Islam Sebagai Sumber Hukum Internasional
hukum internasional ke depan akan banyak hubungan antar negara sedangkan pada
dipengaruhi oleh beragam kepentingan yang periode kedua hukum internasional identik
ada. Pada titik itulah Islam harus berperan dengan hukum yang sekuler yaitu
penting untuk memberikan warna atau memisahkan antara peran agama (Kristen)
bahkan pengaruh yang signikan sehingga dengan negara.4
misi Islam sebagai rahmatan lil alamin dapat Meskipun hukum internasional pasca
terwujud. Westphalia identik dengan hukum yang
Tentu saja persoalan memasukkan sekuler namun pengaruh agama (Kristen)
pengaruh Islam dalam perkembangan hukum masih tetap ada.Dengan demikian hukum
internasional tidaklah mudah. Meskipun internasional modern saat ini tidak bisa
sistem hukum Islam telah diakui sebagai salah sepenuhnya dibilang sekuler. Menurut
satu sistem hukum di dunia oleh Mahkamah Bantekas sebagaimana dikutip Javaid,
Internasional, namun tidak otomatis hukum pertarungan sebenarnya adalah perdebatan
Islam dapat memperoleh tempat dalam antara kaum positivis melawan naturalis
perkembangan hukum internasional.Hal ini tentang keberlakuan hukum internasional.
dikarenakan adanya kompetisi antara Akan tetapi perlu diingat bahwa kedua aliran
kepentingan yang beragam. Oleh karena itu, tersebut pada dasarnya masih meminjam
perlu diupayakan pengilmuan Islam agar konsep-konsep dalam agama (Kristen)
masyarakat internasional dapat menerima sebagai hukum internasional. 5
konsep yang berasal dari Islam sebagai M.Hamidullah membenarkan preposisi
sesuatu yang universal. Untuk memudahkan dari Bantekas.Menurut beliau, hukum
penerimaan masyarakat internasional atas internasional di Eropa pada pertengahan abad
konsepsi hukum Islam maka hal yang harus ke-19 merupakan a mere public law of
dilakukan adalah menjadikan Islam sebagai Christian nations. Padahal, praktik hukum
sumber hukum internasional. internasional (hubungan antarnegara)
Berdasarkan latar belakang tersebut, sebenarnya juga dapat ditemukan dalam
menjadi penting untuk dilakukan kajian Islam yang berlandaskan sumber hukum
dengan didasarkan pada permasalahan Islam.Hal serupa terjadi dalam konteks
sebagai berikut: Bagaimanakah relasi antara agama Yahudi dan Hindu.6 Klaim yang
agama dengan hukum internasional? diajukan Hamidullah sebenarnya lebih mirip
Bagaimanakah konsepsi Islam tentang kepada pengertian hukum internasional yang
hukum internasional? Apakah Islam dapat bentuk perwujudan atau pola perkembangan
dijadikan sebagai sumber hukum yang khusus berlaku di suatu bagian (region)
internasional? tertentu.7 Dengan demikian, bukan dalam
pengertian hukum internasional yang berlaku
B. Pembahasan secara universal.
1. Relasi Agama dengan Hukum Berdasarkan perspektif teoritis
Internasional hubungan agama dengan hukum
Perkembangan hukum internasional internasional, maka saat ini perkembangan
modern secara sederhana dapat dibagi dalam hukum internasional lebih dekat kepada
dua periodesasi, Pertama adalah periode Pre- double-edge teori. Dengan kata lain, agama
3
Westphalia dan Kedua Post-Westphalia. tetap dapat berperan dan memiliki nilai
Pembagian periodesasi tersebut pada penting sebagai sumber hukum dalam
dasarnya masih berada dalam pengaruh Euro- pembentukan hukum internasional. Islam
Christian.Perbedaanyan adalah periode sebagai salah satu agama dengan jumlah
pertama agama (Kristen) memainkan peran penganutnya yang terbesar di dunia, dengan
penting sebagai alas dalam melakukan demikian dapat berperan sebagai salah satu
3. Mashood A. Baderin, 2009, Religion and International Law; Friends or Foes?, European Human Rights Review,
Issue 5, London, Sweet & Maxwell, hlm.639.
4.Ibid, hlm 640.
5.Javaid Rehman & Susan C. Breau (ed), 2007, Religion Human Rights and International Law; A Critical
Examinational of Islamic State Practices, Leiden, Martinus Nijho, hlm. 118.
6.Op.cit, hlm. 641.
7. Mochtar Kusumaatmadja, 1997, Pengantar Hukum Internasional, Bandung, Bina Cipta, hlm.5.
319
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 45 No. 4, Oktober 2016
sumber hukum dalam pembentukan hukum kegiatan manusia. Sementara kih lebih
internasional. Menurut Baderin8 pada tataran sempit cakupannya dan sebagian besar hanya
praktis (empiris) terdapat empat tingkat membahas hal-hal yang berkenaan dengan
(level) relasi antara agama dengan hukum aturan hukum praktis (al-ahkam al-
internasional saat ini yaitu: amaliyyah). Para sarjana muslim secara
a. Hubungan hukum internasional dengan umum memandang bahwa kih merupakan
hukum nasional dari negara yang pemahaman tentang syariah dan bukan
menjadikan agama sebagai dasar syariah itu sendiri.11 Pengertian hukum Islam
hukum negara tersebut. dalam masyarakat Indonesia terkadang suka
b. Hubungan hukum internasional dengan terjadi kerancuan dan kesalahpahaman.
organisasi regional. Secara garis besar, hukum Islam dapat
c. Hubungan hukum internasional dengan diklasikasikan menjadi tiga bagian.
hak kebebeasan beragama untuk Pertama, hukum Islam yang berhubungan
individu dan kelompok dengan perihal akidah/keimanan; Kedua,
d. Hubungan hukum internasional dengan hukum Islam yang berhubungan dengan
non-governmental organization akhlak; Ketiga, hukum Islam yang
(NGO). berhubungan dengan perbuatan mukallaf.
Keempat level tersebut menimbulkan Bagian ketiga inilah yang popular disebut
hubungan yang dinamis antara hukum dalam hukum Islam di Indonesia.12
internasional dengan agama. Sifat relasinya Sedangkan menurut Marzuki,13 hukum
juga sangat longgar. Dengan kata lain, tidak Islam yang sering ditemukan pada literatur
ada hirarki diantara hukum internasional hukum yang berbahasa Indonesia secara
dengan agama.Pengaruh agama terhadap umum mencakup syariah dan kih, bahkan
hukum internasional dengan demikian terkadang juga mencakup ushul kih (dasar-
terkadang bisa bersifat negatif maupun dasar kih). Namun, harus dipahami pula
positif. 9 bahwa hukum Islam itu tidak sama persis
2. Islam dan Hukum Internasional dengan syariah dan sekaligus tidak sama
a. Teori dan Filoso Hukum Islam persis dengan kih. Tetapi juga tidak berarti
Untuk mempelajari teori hukum Islam, bahwa hukum Islam itu berbeda sama sekali
hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan syariah dan kih. Yang dapat
membedakan antara syariah (syari'ah) dengan dikatakan adalah pengertian hukum Islam itu
kih (qh). Membedakan dua hal tersebut mencakup pengertian syariah dan kih,
akan memudahkan pemahaman tentang teori karena hukum Islam yang dipahami di
hukum Islam. Syariah pada dasarnya Indonesia ini terkadang dalam bentuk syariah
memiliki keterkaitan dengan wahyu, dan terkadang dalam bentuk kih.
pengetahuan yang hanya bisa didapat dari Al- Munurut Sya'i bahwa teori hukum
Quran dan Sunnah. Sedangkan kih Islam didasarkan dari empat sumber yaitu Al
merupakan metode yang dikembangkan oleh Quran; Sunnah; Konsensus Ulama (Ijma);
para fuqaha (ahli hukum) untuk menafsirkan Analogi (qiyas).14 Sumber utama dalam teori
Al Quran dan Sunnah sehingga dapat hukum Islam menurut Imam Sya'i yaitu
15
memperoleh suatu aturan terhadap realitas terletak pada Al Quran dan Sunnah
kekinian yang didasarkan pada penalaran sedangkan dua sumber pembentuk hukum
manusia dan ijtihad.10 lainnya hanyalah bersifat tambahan. Dalam
Oleh karena itu, syariah mememiliki perkembangannya terdapat kritik terhadap
lingkup yang lebih besar mencakup semua otoritas sunnah sebagai sumber hukum Islam.
8. M. A. Baderin, Op, cit., hlm. 652-655
9. Ibid.
10. Mohammad Hashim Kamali, 2008, Membumikan Syariah; Pergulatan Mengaktualkan Islam (terjemahan),
Bandung, Mizan, hlm 21.
11. Ibid.
12. Ahmad Munif Suratmaputra, 2002, Filsafat Hukum Islam Al-Ghazali; Maslahah Mursalah & Relevansinya dengan
Pembaharuan Hukum Islam, Jakarta, Pustaka Firdaus, hlm.9
13. Marzuki, Memahami Hakikat Hukum Islam, hlm.4, tersedia di website http://sta.uny.ac.id/content/drs-marzuki-
mag, diakses pada tanggal 26 November 2013.
14. Mohammad Hashim Kamali, Op.cit.
15. Ibid, hlm. 103.
320
Eka An Aqimun, Islam Sebagai Sumber Hukum Internasional
Namun bagi beliau, apabila kita menolak hukum yang ada dalam Al-Quran untuk
sunnah maka menyisakan ruang hampa dalam digunakan dalam menghadapi masalah-
pengetahuan kita terhadap esensi Islam masalah muamalah umat Islam. Inilah yang
termasuk rukun iman.16 kemudian disebut oleh Kuntowijoyo dengan
Pada dasarnya tujuan penyusunan teori Pengilmuan Islam, yaitu mengembalikan teks
hukum Islam tersebut untuk mewujudkan kepada konteks.21Tujuannya adalah agar teks
tujuan syari'ah itu sendiri (Maqasid al dan konteks ada korespondensi dan
syari'ah). Beberapa ulama memberikan daftar kesinambungan.
yang berbeda tentang tujuan syari'ah. Abu Objektikasi dalam metodologi
17
Hamid Al-Ghazali misalnya menyatakan pengilmuan Islam berangkat dari Al Quran
bahwa secara tegas bahwa syari'ah hendak yang menyatakan bahwa Islam merupakan
mencapai lima tujuan yaitu; keimanan, rahmat bagi semesta alam (Al Anbiya;107).
kehidupan, intelek, keturunan dan Dengan demikian, Islam diturunkan sebagai
kepemilikan yang harus dilindungi sebagai rahmat bagi siapapun tanpa memandang
prioritas yang absolut. agama, warna kulit, budaya dan sebagainya.
Ibnu Taymiyah mencoba agar daftar Ayat lain yang mendasari metodologi
tujuan syari'ah itu bersifat terbuka.Artinya, objektikasi ini adalah Surat Al Maidah ayat 8
bahwa tujuan syari'ah bisa terus bertambah yang menyatakan bahwa umat Islam harus
dari daftar yang dibuat oleh ulama jaman mampu berbuat adil tanpa pandang bulu.
dahulu. Oleh karena itulah beliau juga Alasan objektikasi pengilmuan Islam
memasukkan pemenuhan kontrak, dengan demikian adalah agar Islam dapat
pemeliharaan pertalian keluarga, benar-benar dirasakan sebagai rahmat yang
22
menghormati tetangga (duniawi), cinta adil kepada siapapun.
kepada Tuhan, ketulusan, kepercayaan dan a. Hukum Internasional Islam
23
kemurniaan moral (akhirat).18 Meskipun Menurut Abd al-Wahhab Khallaf,
terdapat pembagian bidang muamalah dalam
banyak perbedaan pendapat tentang tujuan
hukum Islam yang terdiri dari:
pokok dari syari'ah, namun jumhur 1) Hukum Keluarga
(mayoritas) ulama berpendapat bahwa tujuan 2) Hukum Perdata
dari syari'ah itu adalah memelihara akal, 3) Hukum Pidana
harta, jiwa dan keturunan/kehormatan.19 4) Hukum Acara Perdata dan Pidana
Menurut Kuntowijoyo,20 Al Quran 5) Hukum Tata Negara dan Perundang-
mengenal pembagian ilmu menjadi tiga undangan
macam, yaitu ilmu kauniyah (ilmu alam, 6) Hukum Antar Negara/ Antar Bangsa
nomothetic), ilmu qauliya (teologi) dan ilmu 7) Hukum Ekonomi dan Keuangan
nafsiyah yang berkenaan dengan makna, nilai Berdasarkan pembagian bidang
kesadaran. Ilmu terakhir inilah yang muamalah tersebut, maka hukum Islam
disamakan oleh beliau dengan ilmu-ilmu mengatur juga apa yang dikenal dengan
kemanusiaan atau humaniora.Ilmu hukum Internasional. Namun, perlu ditelaah
humaniora inilah yang dekat pembahasannya apakah pemahaman hukum Islam tentang
dengan ilmu hukum. Humaniora tersebut erat hukum internasional serupa dengan
dengan apa yang dikenal dalam hukum Islam pengertian hukum internasional saat ini.
dengan muamalah. Dengan demikian berlaku Beberapa sarjana muslim kemudian
prinsip hukum Islam yakni semua boleh memberikan istilah Siyar yang dapat
kecuali yang dilarang. Pada titik inilah, maka diartikan sebagai hukum internasional Islam.
ijtihad menjadi penting untuk menggali Berdasarkan pelacakan historis, istilah Siyar
16. Ibid.,
17. Ibid., hlm 166.
18. Ibid.,
19. Ahmad Munif Suraputra, 2002, Filsafat Hukum Islam Al Ghazali; Maslahah Mursalah & Relevansinya Dengan
Pembaharuan Hukum Islam, Jakarta, Pustaka Firdaus, hlm. 26.
20. Kuntowijoyo, 2006, Islam sebagai Ilmu; Epistemologi, Metodologi dan Etika, Yogyakarta, Tiara Wacana, hlm. 26.
21. Op.cit., hlm.10
22. Ibid., hlm.61.
23.Abdul Wahhab Khallaf, 2003, Ilmu Ushul Fikih: Kaidah Hukum Islam, Jakarta, Pustaka Amani, hlm.32
321
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 45 No. 4, Oktober 2016
merupakan hasil pemikiran dari Abu Hanifah24 dilakukan hingga dar al-Harb tersebut
(Imam Hana) yang kemudian dilanjutkan menjadi dar al-Islam atau tunduk pada
oleh muridnya yaitu Abu Yusuf dan Shaybani. perintah hukum Islam. Berikut akan
Imam Hana memberi pengertian Siyar ditampilkan prinsip hubungan antar negara
sebagai seperangkat aturan dan prinsip yang adalah peperangan atau perdamaian dalam
mengatur hubungan hubungan eksternal umat Tabel 1.
muslim dengan non-muslim.25 Secara Tabel 1. Prinsip Hubungan antar Negara
etimologi, Siyar merupakan bentuk jamak adalah Peperangan atau Perdamaian
dari kata Sira yang berarti perilaku, praktik, Dalil Al Quran Sunnah
jalan hidup dan tingkah laku.26Sedangkan Sira Aliran
sendiri berarti kondisi atau Prinsip 1. At Taubah: 36 1. Aku diperintahkan memerangi manusia
Hubungan 2. Al Baqarah: hingga mereka menyaksikan bahwa tiada
situasi.Berdasarkan asal kata tersebut maka antar 193 sembahan yang hak melainkan Allah dan
negara 3. At Taubah: 5 Muhammad Utusan Allah, menunaikan salat
Siyar dapat diartikan sebagai perilaku adalah dan menunaikan zakat (HR. Bukhari,
seseorang untuk berperilaku baik yang Peperangan Muslim)
2. Aku diutus menjelang datangnya hari kiamat
kemudian artinya meluas tidak hanya dengan pedang hingga hanya Allah Taala
semata yang disembah dan tidak ada sekutu
meliputi perbuatan namun juga baginya. (HR. Ahmad)
kondisi/situasi.27 3. Berperanglah atas nama Allah di jalan Allah.
Perangilah setiap yang kafir kepada Allah.
Pada dasarnya, Islam hanya mengenal Berperanglah, jangan melampaui batas dan
jangan pula berkhianat. (HR. Muslim)
adanya negara yang universal (khilafah).28 Hal Prinsip 1. Al Anfal: 61 1. Jangan kalian berangan-angan bertemu
hubungan 2. Al Baqarah: musuh (di medan perang), mintalah kepada
ini diperoleh manusia sebagai khalifah anatar 256 Allah keselamatan. Namun jika kalian
negara 3. Al Baqarah: bertemu musuh maka bersabarlah (HR:
(pemimpin) di bumi yang merupakan adalah 190 Bukhari, Muslim, Abu Daud)
delegasi dari kedaulatan Allah SWT. Perdamaian 2. Biarkanlah negeri habasyah sebagaimana
mereka membiarkan kalian, dan tinggalkan
Pengertian ini diperoleh berdasarkan Surat Al (biarkan) bangsa Turki sebagaimana mereka
meninggalkan kalian (HR: Abu Daud, An
Mulk ayat 1 yang menyatakan bahwa : Nasai).
Maha Suci Allah yang di tangan-Nya
lah terletak segala kekuasaan dan Dia Pada perkembangan selanjutnya, Imam
Maha Kuasa atas segala sesuatu 29 Syai membuat kategori ketiga yaitu daral-
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam ahd atau dar al-sulh (wilayah damai) yaitu
kajian klasik hukum Islam,dunia ini dibagi wilayah netral yang membuat perjanjian
menjadi dua wilayah yaitu dar al- damai dengan dar al-Islam. 31 Wilayah damai
Islam(wilayah Islam) dan dar al-Harb ini mendapatkan perlindungan dari
(wilayah perang).30 Dar al-Islam merupakan pemerintahan Islam selama mereka
wilayah yang sistem pemerintahannya telah mematuhi perjanjian damai tersebut.Praktik
menggunakan hukum Islam (dikuasai Islam) dalam masa kontemporer dapat dilacak pada
sedangkan dar al-harb merupakan wilayah peristiwa pembuatan perjanjian damai antara
yang sistem hukumnya belum menggunakan Kesultanan Ottoman Turki yang waktu itu
hukum Islam (belum dikuasai Islam). Relasi dipimpin oleh Sultan Suleyman I dengan Raja
kedua wilayah tersebut selalu dalam Francis I asal Perancis pada tahun 1535.32
hubungan yang tegang (konik). Adapun jika Salah seorang pakar hukum Islam,
ada perjanjian perdamaian antara kedua Wahbeh al-Zuhili,33 kemudian mencoba
wilayah tersebut maka sebenarnya bersifat membuat daftar prinsip-prinsip pokok dalam
temporer.Artinya hubungan perdamaian itu hukum Islam terkait dengan hubungan
24.Muhammad Munir, Islamic International Law (Siyar): an Introduction, Hamdard Islamicus, Vol. XXX, No.4,
2012, hlm.11-12.
25. Majid Khadurri, 1966, The Islamic Law of Nations: Shaybani's Siyar, Baltomore, Johns Hopkins Press, hlm. 25.
26. Muhammad Munir, Op.cit., hlm.3.
27. Ibid.
28. Majid Khadduri, Islam and the Modern Law of Nations, the American Journal of International Law, Vol.50, No.2,
1956, hlm.358.
29. Muhammad Ashri dan Rapung Samuddin, Op. cit., hlm.118.
30.Tina Roeder, Traditional Islamic Approaches to Public International Law Historic Concepts, Modern
Implications, Heidelberg Journal of International Law, Vol. 72, 2012, hlm. 521-522.
31. Ahmed S. El Kosheri, Op, cit, hlm. 224.
32.Ibid, hlm. 225-226.
33.Wahbeh al-Zuhili, Islam and International Law, International Review of the Red Cross, Vol. 87, No. 858, 2005,
hlm. 272-276.
322
Eka An Aqimun, Islam Sebagai Sumber Hukum Internasional
323
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 45 No. 4, Oktober 2016
324
Eka An Aqimun, Islam Sebagai Sumber Hukum Internasional
325